Tujuan Pendidikan Inklusi Pendidikan Inklusi

35 Pada sekolah inklusi, penerimaan peserta didiksiswa baru hendaknya memberi kesempatan dan peluang kepada anak luar biasa untuk dapat diterima dan mengikuti pendidikan di sekolah tersebut. Untuk tahap awal, agar memudahkan pengelolaan kelas, seyogianya setiap kelas inklusi dibatasi tidak lebih dari 2 dua jenis kelainan anak luar biasa, dan jumlah keduanya tidak lebih dari 5 lima anak. Kemampuan awal dan karakteristik siswa berkebutuhan khusus menjadi acuan utama dalam mengembangkan kurikulum dan bahan ajar serta penyelenggaraan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru harus mengetahui latar belakang dan kebutuhan masing-masing peserta didik agar dapat memberikan pelayanan dan bantuannya dengan tepat. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda baik karena faktor yang bersifat permanen seperti hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan fisik, ataupun yang tidak permanen seperti masalah sosial, bencana alam, dan lain-lain. Oleh karena itu penting bagi guru memiliki kemampuan mengidentifikasi dan asesmen peserta didik atau calon peserta didik untuk mengetahui ada tidaknya anak berkebutuhan khusus yang perlu mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya dan mengetahui keunggulan dan hambatan masing-masing peserta didik untuk merancang program pembelajarannya. Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah anak mengalami kelainanpenyimpangan phisik, intelektual, sosial, emosional, danatau sensoris neurologis atau tidak. Hasil dari 36 identifikasi akan dilanjutkan dengan asesmen, yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya. Menurut Jhonsen 2003:319 asesmen bertujuan untuk mengumpulkan, menafsirkan, dan merenungkan berbagai informasi untuk menyesuaikan tindakan ke arah tujuan masa depan. Pada pendidikan kebutuhan khusus asesmen bertujuan untuk menarik perhatian pada hambatan-hambatan belajar yang spesifik, berbagai kemungkinan lingkungan belajar mengajar beserta peng- adaptasiannya, proses dan hasilnya, serta hubungan kontekstualnya. Gambar 2.1 Bagan Proses Identifikasi dan Asesmen Sumber: Jhonsen 2003: 320 Menurut Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi Direktorat PSLB

2004: 38 dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi ABK

Identifikasi Data ABK Asesmen Akademik - Membaca - Menulis - Berhitung Akademik - Bakat dan minat - Emosi - Sosial - Perilaku Kebutuhan layanan akademik Kebutuhan layanan non-akademik Penyusunan program layanan Penyusunan program pembelajaran