Model Implementasi George C. Edward III

B. Tinjauan Tentang Lalu Lintas

1. Pengertian Lalu Lintas

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pengertian lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lalu lintas adalah perhubungan antara sebuah tempat dengan tempat yang lain. Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa lalu lintas adalah sebuah pergerakan kendaraan menuju suatu tempat.

2. Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas menurut Pasal 1 angka 24 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia danatau kerugian harta benda. Berikut ini adalah macam-macam kecelakaan lalu lintas menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu : a. Kecelakaan lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan danatau barang. b. Kecelakaan lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan danatau barang. c. Kecelakaan lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat. ✁

3. Faktor –Faktor Kecelakaan Lalu lintas

Menurut Adler dalam Adisasmita, 2011 : 67 faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah : a. Keadaan jalan raya umumnya kurang memuaskan, yaitu sempit dan kualitasnya di bawah standar. b. Jumlah kendaraan bermotor bertambah terus setiap tahunnya dengan laju pertumbuhan yang sangat pesat, tidak sebanding dengan jalan raya yang tersedia. c. Banyaknya kendaraan yang berkecepatan lambat seperti dokar dan becak seringkali menimbulkan terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. d. Kedisiplinan, kesopanan, dan kesadaran berlalu lintas para pemakai jalan raya masih kurang, sehingga kerap kali mengakibatkan kesemrawutan lalu lintas. e. Sebagian pengaturan lalu lintas masih dirasakan belum mampu menjamin kelancaran arus lalu lintas. Sedangkan menurut Putranto 2013 : 164 faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas adalah : 1. Faktor Manusia Faktor manusia adalah faktor yang paling dominan jika terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas. Banyak kondisi dimana pengemudi menjadi penyebab kecelakaan seperti melanggar rambu lalu lintas baik disengaja maupun tidak, memaksakan diri berkendara padahal kondisi tubuh tidak memungkinkan misalnya mengantuk dan sakit. ✂✂ 2. Faktor Kendaraan Faktor kendaraan juga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Misalnya adalah pecah ban, rem blong, dan komponen mobil yang seharusnya diganti tetapi tidak diganti sehingga komponen tersebut tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. 3. Faktor Jalan Kecelakaan lalu lintas pun bisa dipengaruhi oleh faktor jalan. Seperti permukaan jalan yang tidak rata, lampu jalanan yang kurang memadai, pagar pengaman jalan, dan jalan yang berlubang. 4. Faktor Cuaca Kondisi cuaca juga dapat menjadi penyebab kecelakaan, misalnya ketika hujan maka jarak pengereman akan lebih jauh karena jalan licin terkena guyuran hujan. Kabut juga dapat menggangu kita dalam ber-kendara karena jarak pandang menjadi terbatas. Selain pada faktor-faktor di atas kesadaran manusia dalam memahami dan mematuhi peraturan lalu lintas adalah hal terbesar yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran dan berakibat kecelakaan lalu lintas. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan. Pelanggaran dapat terjadi karena memang sengaja melanggar atau ketidaktahuan terhadap arti aturan yang ada. ✄ ☎

4. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Lalu Lintas

Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi adalah : 1. Pelanggaran Kendaraan Roda Dua R2 Macam-macam pelanggaran kendaraan roda dua adalah : a. Berkendara melebihi batas kecepatan b. Berkendara tidak menggunakan helm c. Berkendara tidak dilengkapi dengan kelengkapan kendaraan d. Berkendara tidak dilengkapi dengan surat-surat e. Berkendara dengan boncengan lebih dari 1 orang f. Berkendara dengan tidak memperhatikan marka jalan g. Berkendara tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas h. Berkendara dengan melawan arus 2. Pelanggaran Kendaraan Roda Empat R4 Macam-macam pelanggaran kendaraan roda empat adalah : a. Berkendara melebihi batas kecepatan b. Berkendara tidak mengenakan sabuk pengaman safety belt c. Berkendara tidak dilengkapi dengan kelengkapan kendaraan d. Berkendara tidak dilengkapi dengan surat-surat e. Berkendara dengan melebihi kapasitas muatan yang telah ditentukan f. Berkendara tidak memperhatikan marka jalan g. Berkendara tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas h. Berkendara dengan melawan arus ✆ ✝

C. Tinjauan Tentang Program Safety Riding

Penerapan Program Safety Riding ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Bab XI tentang Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 203 Ayat 2 huruf a yang berbunyi: ”Untuk menjamin Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ditetapkan rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi: a. Penyusunan program nasional kegiatan Keselamatan dan Angkutan Jalan.” yang dimaksud dengan “program nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan” antara lain: a. Polisi Mitra Kampus Police Goes to Campus b. Cara Berkendara dengan Selamat Safety Riding c. Forum Lalu Lintas Traffic Board d. Kampanye Keselamatan Lalu Lintas e. Taman Lalu Lintas f. Sekolah Mengemudi g. Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas Global Road Safety Partnership. Adapun penjelasan dari pasal 203 Ayat 2 huruf a yaitu bahwa program nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di antaranya yaitu tentang Cara Berkendara dengan Selamat Safety Riding. Berdasarkan hal tersebut, jadi jelas bahwa penerapan safety rding merupakan program nasional yang harus didukung penuh dan dilaksanakan demi terciptanya keselamatan dan keamanan di jalan.