Mekanisme Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Di Dinas Pertamanan Kota Medan
LAPORAN
Praktik Kerja Lapangan Mandiri
MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK
PENERANGAN JALAN DI DINAS PERTAMANAN
KOTA MEDAN
O
L
E
H
NAMA : SRI MELATI NIM : 062600024
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menamatkan Studi Pada
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan di program studi Diploma III jurusan Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan judul “MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN “.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi laporan maupun dari teknik penulisannya. Atas dasar itulah penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Selama dalam penulisan laporan ini penilis banyak menerima dorongan dan atau motivasi serta bimbingan baik moril maupun materii. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kepada kedua orang tua saya yang banyak berjasa, Ibundaku tersayang
Latifah yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang berlimpah, serta kerinduanku yang terdalam untuk ayahandaku tercinta Alm.Abdul Mukti.Terima kasih yang sedalam-dalamnya, adek tidak akan pernah bisa membalas semuanya.
(3)
2. Kepada Drs.Agus Suriadi Msi, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan pengarahan untuk kelancaran penulisan tugas akhir ini.
3. Kepada Bapak Ketua Jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan
Drs.M.Husni Thamrin Nst Msi yang juga telah memberi pengarahan bagi penulis.
4. Kepada Bapak Prof.Dr.M.Arif Nst MA sebagai Dekan Faku;tas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
5. Kepada Bapak pimpinan serta staff Dinas Pertamanan Kota Medan yang telah
memberikan izin melakukan riset di Dinas Pertamanan Kota Medan.
6. Untuk semua abang-abangku tersayang,kakak serta keponakan atas
dukungannya.
7. Special Thanks to My Best Brother n Sister ( Etham & K’Vie), untuk support
yang luar biasa baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Buat Aa Yudi, makasih banyak untuk semua kesabaran dan waktunya selama
ini maav ya kalau Q sering ngerepotin ( ^_^ ).
9. Iir (makasih y deQ komputernya), kalau ir g ada Tugas Akhir ini g bakal
selesai.Buat temen-temen Q Bulan,Ucup & Riza (perjuangan Qta kawan),Ricca (salak2), indra & Bude (shopping yukz he..), Dona (kapan curhatan lagi,,)
(4)
10.N the last for all my plendzz in Administrasi Perpajakan khususnya kelaz A,miz U all ( photo yukz!!!!)
Akhirnya atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan penulis ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan tersebut.Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir yang disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya sivitas akademika Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juli 2009 PENULIS
(5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 1
1.2Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 4
1.3Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)... 6
1.4Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)... 7
1.5Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 8
1.6Sistimatika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) .. 9
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan ... 12
B. Stuktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan... 33
BAB III GAMBARAN TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak... 34
2. Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan... 35
3. Subjek Pajak Penerangan Jalan... 36
4. Objek Pajak Penerangan Jalan ... 36
B. Mekanisme Pemungutan dan Penghitungan Pajak Penerangan Jalan 1. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Penerangan Jalan a. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan ... 37
(6)
b. Tarif Pajak Penerangan Jalan ... 38
2. Cara Menghitung Besarnya Pajak Penerangan Jalan ... 40
3. Prosedur Pemungutan Pajak Penerangan Jalan dan Kewajiban PLN ... 41
4. Prosedur Pemasangan Lampu Penerangan Jalan ... 43
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Data ... 48
B. Analisa Masalah yang Timbul ... 50
C. Upaya Penyelesaian Masalah... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 54
B. SARAN ... 55 DAFTAR PUSTAKA
(7)
DAFTAR BAGAN DAN TABEL BAGAN
1. Bagan Struktur Organisasi Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan
TABEL
1. Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin di Dinas Pertamanan Kota Medan
2. Jumlah pegawai berdasarkan golongan di Dinas Pertamanan Kota Medan
3. Jumlah pegawai berdasarkan jumlah struktur atau staff
4. Jumlah pegawai berdasarkan tingkat disiplin ilmu ( pendidikan)
5. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2005-2008
(8)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Disahkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 merupakan langkah besar yang sudah lama di tunggu-tunggu oleh daerah. Hal ini menjadi suatu landasan percepatan pemerataan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang selama ini di rasakan adanya ketimpangan-ketimpangan dalam pembangunan antara pusat dan daerah.
Dengan diberlakukanya kedua undang-undang tersebut pemerintah pusat harus melimpahkan sebagian besar kewenangan yang di milikinya kepada pemerintah daerah dalam desentralisasi di bidang pemerintahan dan pengelolaan keuangan yang selama ini di pegang pusat. Secara teoritis, desentralisasi akan banyak memberi manfaat bagi kemajuan daerah yang lebih mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk memajukan daerahnya. Desentralisasi akan melahirkan otonomi daerah, yaitu
daerah diberi keleluasaan untuk mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri.
(Mustaqiem,Pajak Daerah,hlm 218-219).
Semangat otonomi daerah membawa reformasi pula dalam Undang-Undang Pajak Daerah, maka pada tahun 2000 diberlakukannya Undang-Undang Nomor.34
(9)
Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Mengingat pajak daerah dan pajak pusat merupakan suatu sistem perpajakan ( yang pada dasarnya) sebagai beban yang dipikul masyarakat, maka perlu dijaga agar beban yang dipikul oleh masyarakat tersebut dapat memberi keadilan yang diharapkan adanya perubahan dapat saling melengkapi peraturan antara pajak pusat dan pajak daerah. Walaupun dalam kenyataanya masih banyak kelemahan, baik yang terdapat dalam peraturan pajak daerah itu sendiri maupun pelaksanaanya.
Untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah maka dibuatlah Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 untuk Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 untuk Retribusi Daerah, sehingga kewenangan daerah provinsi dan daerah kabupaten / kota menjadi jelas.
Jenis-jenis pajak daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 antara lain :
1. Pajak Provinsi yaitu pajak daerah yang dipungut oleh daerah propinsi, terdiri
dari:
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air,
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air,
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; dan
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
(10)
2. Pajak Kabupaten / Kota yaitu pajak yang dipungut oleh daerah Kabupaten / Kota, terdiri dari:
a. Pajak Hotel,
b. Pajak Restoran,
c. Pajak Hiburan,
d. Pajak Reklame,
e. Pajak Penerangan Jalan,
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C; dan
g. Pajak Parkir
Dari sekian banyak pajak daerah, salah satunya pajak yang diandalkan untuk menghasikan penerimaan daerah Kota Medan adalah Pajak Penerangan Jalan. Ketentuan tentang pajak daerah untuk wilayah Kota Medan adalah Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003, khusus mengenai pajak penerangan jalan terdapat pada bab VI pasal 30 s/d 36. Pajak penerangan jalan menurut Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Dimana kita ketahui pajak penerangan jalan dikenakan tarif 10% dari nilai jual tenaga listrik, khusus untuk kegiatan industri, pertambangan migas nilai jual listrik ditetapkan 30%.
Pajak penerangan jalan memiliki kontribusi yang besar terhadap penerimaan Kota Medan, karena seperti kita saksikan hampir diseluruh Kota Medan sudah memiliki penerangan jalan, selain itu di daerah jantung Kota Medan pada malam
(11)
harinya dihiasi oleh banyak lampu-lampu jalan (hias) yang memperindah kota Medan dan itu juga merupakan objek Pajak Penerangan Jalan.
Melihat kontribusi yang besar pajak penerangan jalan bagi penerimaan kota Medan, dan keingintahuan penulis mengenai prosedur pemungutan pajak penerangan jalan penulis merasa tertarik untuk mengkaji tentang pajak penerangan jalan, maka untuk praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) penulis mengangkat judul “MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN”.
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dengan diadakanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada Dinas Pertamanan Kota Medan, yang menjadi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Admistrasi Perpajakan memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :
a. Untuk mengetahui tata cara pemungutan Pajak Penerangan Jalan
b. Untuk mengetahui tata cara penghitungan Pajak Penerangan Jalan
berdasarkan tarif yang telah ditentukan,
c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan di lapangan
dalam melakukan pemungutan Pajak Penerangan Jalan tersebut,
d. Untuk mengetahui total penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kota
(12)
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar pada suatu
instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan.
2. Meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan dan
memantapkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang perpajakan.
3. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam
permasalahan perpajakan daerah yang timbul selama melaksanakan PKLM.
4. Untuk menciptakan dan mengembangkan rasa tanggung jawab dan
kedisiplinan dalam bekerja.
b. Bagi Dinas Pertamanan Kota Medan
1. Memperoleh ide-ide dan upaya untuk mengoptimalisasikan
penerimaan Pajak Penerangan Jalan,
2. Membina hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan; dan
3. Mempromosikan Image dinas pertamanan kepada masyarakat
khususnya sivitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).
(13)
1. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan,
2. Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan
selama perkuliahan,
3. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya
dinas pertamanan,
4. Meningkatkan ide dan masukan untuk penyempurnaan kurikulum
sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan: dan
5. Promasi Sumber Daya Manusia (SDM) Program Studi Diploma III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.
1.3 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) ini dilakukan pada kantor Dinas Pertamanan Kota Medan. Penulis membahas secara rinci mengenai:
1. Prosedur atau tata cara pemungutan Pajak Penerangan Jalan pada Dinas
Pertamanan Kota Medan,
2. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan
Jalan,
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi penerimaan Pajak Penerangan
(14)
4. Upaya-upaya yang dilakukan oleh kantor Dinas Pertamanan Kota Medan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan
1.4 Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendaoatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan pengajuan judul kepada Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dan penulis menerima persetujuan atas judul dari Ketua Program Studi Administrasi Perpajakan serta penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal dan melakukan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti undang-undang,buku-buku pajak dan literatur lain yang berhubungan dengan pemungutan pajak penerangan jalan.
3. Observasi Lapangan
Pada bagian ini penulis melakukan observasi lapangan di kantor Dinas Pertamanan kota Medan, mengenai prosedur pemungutan pajak penerangan jalan. Dalam observasi ini penulis memberikan suatu
(15)
pengantar untuk melaksanakan data yang akan diminta pada kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data mengenai prosedur pemungutan Pajak Penerangan Jalan melalui :
- Data Sekunder atau Dokumemtasi (bersumber dari buku-buku
ilmiah tentang perpajakan, undang-undang pajak maupun perda yang berkaitan dengan Pajak Penerangan Jalan)
- Data Primer atau wawancara (bersumber dari pihak yang
memahami tentang Pajak Penerangan Jalan khususnya di kantor Dinas Pertamanan Kota Medan)
5. Analisis dan Evaluasi Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap data atau keterangan mengenai mekanisme pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan.
1.5 Metode Pengumpulan Data Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan informasi tentang mekanisme pemungutan pajak penerangan jalan.
(16)
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.
3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)
Yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan dan meminta berbagai dokumen dari Dinas Pertamanan Kota Medan.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan singkat alasan penulis melakukan praktek kerja lapangan mandiri (PKLM). Tujuan dan manfaat praktek kerja lapangan mandiri (PKLM), Ruang Lingkup praktek kerja lapangan mandiri,Metode praktik kerja lapangan mandiri, Metode pengumpulan data dan Sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
(17)
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN
Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan stuktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran data pegawai.
BAB III GAMBARAN TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang data pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang ada di wilayah Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai mekanisme pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan di wilayah kantor Dinas Pertamanan Kota Medan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya oleh kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(18)
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan
Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pertamanan Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Medan No.20 tahun 1978 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan dan pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Tanggal 2 Juli 1979 No.207/SK/1979 dan kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya Medan No.8 Tahun 1987 dan pelaksanaannya dengan Surat Keputusan Walikota Medan No.188.342/SK/1987 Tanggal 29 Agustus 1987 yang berlaku sejak Tanggal 27 Juli 1987. Bentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan diubah kembali dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No.50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, telah dibentuk dalam Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan dengan Peraturan daerah Kota Medan No.4 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas daerah Dilingkungan Pemerintah Kota Medan. Dalam melaksanakan sebagian urusan Rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan berkaitan dengan kedudukan tugas pokok dan prinsip koordinasi integrasi
(19)
dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal untuk memenuhi hal tersebut maka tugas pokok dan fungsi dinas Pertamanan Kota Medan diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Medan No.18 tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.
Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatera Utara, sedangkan pejabat lainnya dillingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas. Dalam hal Kepala Dinas Berhalangan menjalankan tugasnya, maka wajib menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan tugasnya berdasarkan daetar urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada Dinas Pertamanan Kota Medan ini adalah :
1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/ Retribusi Reklame, Pajak/ Retribusi
Pemakaman dan Pajak/ Retribusi Lapangan.
2. Keindahan Kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan umum, taman/
tempat rekreasi.
3. Pelayanan Masyarakat berupa penyediaan tempat pemakaman umum yang
(20)
B. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan
Susunan Organisasi Bagian Pertamanan Kota Medan terdiri dari :
1. Kepal Dinas
2. Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
d. Sub Bagian Perlengkapan
3. Sub Bagian Perencanaan Pengembangan, yng terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Taman
b. Seksi Perencanaan Makam
c. Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi
d. Seksi Perencanaan Reklame
4. Sub Bagian Taman/Makam, yang terdiri dari :
a. Seksi Pembibitan/ Penghijauan
b. Seksi Taman/ Dekorasi
c. Seksi Makam
5. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi, yang terdiri dari :
a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A
b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B
c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C
(21)
6. Sub Dinas Reklame, yang terdiri dari :
a. Seksi Perizinan
b. Seksi Operasional
c. Seksi Evaluasi
7. Sub Dinas Pengawasan, yang terdiri dari :
a. Seksi Pengawasan Taman
b. Seksi Pengawasan Makam
c. Seksi Pengawasan Listrik/ Air Sirkulasi
d. Seksi Pengawasan Reklame
8. Kelompok Jabatan Fungsional
C. Uraian tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan No.18 tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, maka Dinas Pertamanan Mempunyai fungsi :
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pertamanan dan
keindahan kota.
2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah, swasta
serta masyarakat bidang pertamanan dalam rangka usaha meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.
(22)
3. Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan pengangkutan jenazah, melayani penguburan serta merawat kuburan-kuburan umum milik Pemerintah Daerah.
4. Menyelenggarakan pembangunan, perawatan taman-taman kota, pohon-pohon
pelindung, tempat-tempat rekreasi umum, lampu-lampu penerngan jalan/ jalur hijau, lapangan olahraga berikut bangunannya.
5. Mengelola izin reklame, mengatur letak , bentuk dan penempatan reklame untuk
sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis kebersihan, ketertiban, kerapianb dan keindahan.
6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan tugas/ urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan tugasnya.
1. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas dibidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan urusan umum lainnya.
(23)
Untuk melaksanakan tugasnya Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan
laporan keuangan.
d. Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang.
e. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyuratdan urusan umum lainnya.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas dibidang ketatausahaandibantu oleh Sub-Sub Bagian. Setiap Sub Bagian dipimpin oleh Seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha.
Bagian Taata Usaha ini terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum ini mempunyai tugas mengelola surat-menyurat dan urusan umum lainnya.
b. Sub Bagian Kepegawaian
Sub bagian Kepegawaian mempunyai tugas menelola administrasi dibidang kepegawaian
(24)
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menelola administrasi keuangan dan perbendaharaan serta menyusun rencana laporan keuangan.
d. Sub Bagian Perlengkapan
Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas mengelola administrasi dibidang perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang
.
2. Sub Dinas Perencanaan Pengembangan
Sub Dinas Perencanaan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang perencanaan pengembangan.
Untuk melaksanakan tugasnya Sub Dinas Perencanaan Pengembangan ini mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang perencanaan pengembangan taman,
makam, listrik/air sirkulasi dan reklame.
c. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan pengembangan
taman dan makam ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
d. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu penerangan
jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
e. Melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan reklame/
(25)
f. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olah raga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
g. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman
umum.
h. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan dibidang taman, makam, listrik/air
sirkulasidan reklame.
i. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan penelitian perencanaan
pengembangan.
j. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Sub Dinas Perencanaan Pengembangan ini terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Taman
Seksi Perencanaan Taman mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan pengembangan taman, menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat-tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan dan lapangan olah raga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
(26)
b. Seksi Perencanaan Makam
Seksi Perencanaan Makam mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan pengembangan makam, menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman umum.
c. Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi
Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu penerangan jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
d. Seksi Perencanaan Reklame
Seksi perencanaan Reklame mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan reklame/ spanduk, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.
3. Sub Dinas Taman/Makam
Sub Dinas Taman/Makam mempunyai fungsi terdiri dari :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang taman dan makam
c. Melaksanakan kegiatan pembibitan pohon penghijauan dan taman hias
d. Melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai dan perawatan
pohon-pohon tua dan muda.
e. Melaksanakan perawatan taman, lapangan olah raga dan pulau-pulau jalan.
(27)
g. Melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu.
h. Melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah.
i. Melaksanakan pelayanan pemakaman untuk lokasi perkuburan milik
Pemerintah Kota.
j. Menyelenggarakan perawatan areal makam.
k. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang taman dan makam.
l. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang taman dan
makam.
m. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Sub Dinas Taman/Makam ini terdiri dari :
a. Seksi Pembibitan/Penghijauan
Seksi Pembibitan/Penghijauan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembibitan pohon penghijauan dan taman hias melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai dan perawatan pohon-pohon tua dan muda serta melaksanakan inventarisasi, jenis, umur dan jumlah pohon penghijauan milik Pemerintah Kota Medan.
(28)
b. Seksi Taman/Dekorasi
Seksi Taman/Dekorasi mempunyai tugas melaksanakan perawatan taman, lapangan olah raga dan pulau-pulau jalan serta menjaga kebersihan dari sampah-sampah taman, melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu serta melaksanakan invenarisasi tentang luas, jumlah dan jenis tanaman yang terdapat pada taman-taman milik Pemerintah Kota Medan.
c. Seksi Makam
Seksi Makam mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah, melayani pemakaman untuk lokasi perkuburan miliik Pemerintah Kota, merawat areal makam dan melaksanakan inventarisasi juklah makam, luas areal disetiap lokasi makam milik Pemerintah Kota Medan.
4. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi
Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang listrik/air sirkulasi.
c. Melaksanakan pengadaan/perawatan lampu-lampu penerangan jalan/ taman,
jalur hijau, lapangan olah raga dan bangunan-bangunan milik Pemerintah Daerah agar tetap berfungsi.
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian listrik
e. Melaksanakan pengadaan/perawatan dan pengontrolan air sirkulasi di taman
(29)
f. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang listrik/air sirkulasi
g. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang listrik/air
sirkulasi
h. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi terdiri dari :
a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A
Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor A
b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B
Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B mempunyai tugas mengadakan, merawatdan mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor B
c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C
Seksi Lampu penerangan Jalan Sektor C mempunyai tugas mengadakan,merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor C
d. Seksi Lampu Taman/ Air Sirkulasi
Seksi Lampu Taman/ Air Sirkulasi mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol taman, gedung, air sirkulasi agar tetap berfungsi.
(30)
5. Sub Dinas Reklame
Sub Dinas Reklame mempunyai fungsi :
a. Menyusun Rencana kegiatan Kerja
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang reklame.
c. Melaksanakan pengaturan letak, bentuk dan penempatan reklame untuk sarana
dan dekorasi kota ditinjau dari teknik keindahan
d. Mengkoordinasikan pembongkaran reklame yang bertentangan dengan izin
yang berlaku.
e. Mendata dan mengevaluasi izin yang berjalan dan telah mati
f. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang reklame
g. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang reklame
h. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas
i. Melaksanakan tigas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Sub Dinas Reklame ini terdiri dari :
a. Seksi Perizinan
Seksi Perizinan ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta memproses pengeluaran izin reklame dan mengevaluasi izin yang telah diberikan.
(31)
b. Seksi Operasional
Seksi Operasional ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data, melaksanakan penelitian lapangan dan mengkoordinasi kegiatan opersional reklame.
c. Seksi Evaluasi
Seksi Evaluasi ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data, mengevaluasi pelaksanaan pemberian izin reklame dan melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan.
6. Sub Dinas Pengawasan
Sub Dinas Pengawasan mempunyai fungsi :
a. Mwnyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang pengawasan taman, makam,
listrik/air sirkulasi, dan reklame.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman, makam,
listrik/air sirkulasi dan reklame.
d. Melaksanakan pengawasan terhadap bangunan-bangunan yang mengandung
nilai sejarah.
e. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang pengawasan.
f. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang pengawasan.
g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
(32)
Sub Dinas Pengawasan ini terdiri dari :
a. Seksi Pengawasan Taman
Seksi Pengawasan Taman ini mempunyai tugas mengumpulakan bahan data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman.
b. Seksi Pengawasan Makam
Seksi Pengawasan Makam ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan makam.
c. Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi
Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan listrik/air sirkulasi.
d. Seksi Pengawasan Reklame
Seksi Pengawasan Reklame ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data sertamelaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan reklame.
7. Kelompok Jabatan Eungsional
Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan tugas khusus sesuai dengan bidang keahliannya dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
(33)
Kelompok Jabatan fungsional ini terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah. Jenjang dan jenis jabatan fungsional ini diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D. Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkup Dinas Pertamanan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal.Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap pimpinan satuan organisasi mengikuiti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan langsung dan menyampaikan laporan tepat pada waktunya.Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada atasan langsung sesuai dengan bidang tugasnya, untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
(34)
E. Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan
Adapun gambaran data pegawai di Dinas Pertamanan Kota Medan menurut jabatannya terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Kabag tata usaha
b. Kasubbag kepegawaian
c. Kasubbag perlengkapan
d. Kasubbag umum
e. Kasubbag keuangan
f. Staf pegawai 4 orang
3. Bendaharawan terdiri dari :
a. Bendaharawan pengeluaran
b. Bendaharawan penerimaan
c. Pemegang barang
d. Staf pegawai 5 orang
4. Sub Dinas Perencanaan/Pengembangan terdiri dari :
a. Kasubdis Perencanaan/Pengembangan
b. Kasi Perencanaan Taman
c. Kasi Perencanaan Makam
d. Kasi PerencanaanListrik/Air Sirkulasi
(35)
f. Staf pegawai 11 orang
5. Sub Dinas Taman/Makam terdiri dari :
a. Kasubdis Taman/Makam
b. Kasi Pembibitan/Penghijauan
c. Kasi Taman Dekorasi
d. Kasi Pemakaman
e. Staf pegawai 193 orang
6. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi terdiri dari :
a. Kasubdis Listrik/Air Sirkulasi
b. Kasi Lampu Taman/Gedung
c. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor A
d. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor B
e. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor C
f. Staf pegawai 56 orang
7. Sub Dinas Reklame terdiri dari :
a. Kasubdis Reklame
b. Kasi Operasional Reklame
c. Kasi Evaluasi Data Reklame
d. Kasi Perizinan Reklame
e. Staf pegawai 28 orang
8. Sub Dinas Pengawasan terdiri dari :
(36)
b. Kasi Pengawasan Taman
c. Kasi Pengawasan Makam
d. Kasi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi
e. Kasi Pengawasan Reklame
f. Staf pegawai 6 orang
Gambaran data pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan berdasarkan jenis kelamin, golongan, jumlah struktural dan staf serta tingkat pendidikan dapat kita lihat pada table dibawah ini :
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah Persen (%)
Laki-laki 286 orang 85,6 %
Perempuan 48 orang 14,3 %
Jumlah 334 orang 100
Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah pegawai laki-laki mendominasi yaitu sebanyak 286 orang atau 85,6 %. Sedangkan pegawai berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 48 orang atau 14,3 % dari total jumlah keseluruhan pegawai yaitu sebanyak 334 orang.
(37)
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah Persen (%)
IV (empat) 5 orang 1,49 %
III (tiga) 72 orang 21,55 %
II (dua) 206 orang 61,67 %
I (satu) 51 orang 15,26 %
Jumlah 334 orang 100
Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari tabel ditas dapat kita lihat bahwa pegawai dengan golongan II (dua) mendominasi yaitu sebanyak 206 orang atau 61,67 %. Disusul pegawai dengan golongan III (tiga) sebanyak 72 orang atau 21,55 %.sedangkan pegawai dengan golongan I (satu) berjumlah 51 orang atau 15,26 % dan kemudian golongan IV (empat) berjumlah 5 orang atau 1,49 % dari total jumlah keseluruhan pegawai.
Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah Struktural atau Staf Jumlah Struktural/
Staf
Jumlah Persen (%)
Struktural 32 orang 9,58 %
Staf 302 orang 90,41 %
Jumlah 334 orang 100
(38)
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah pegawai yang menempati posisi struktural sebanyak 32 orang atau 9,58 % dan yang menempati pada posisi staf sebanyak 302 orang atau 90,41 %.
Tabel 1.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Disiplin Ilmu (Pendidikan)
Tingkat Pendidikan Jumlah Persen (%)
S2 (Strata II) 9 orang 2,69 %
S1 (Starta I) 40 orang 11,97 %
D3 (Diploma III) 4 orang 1,19 %
SMA 226 orang 67,66 %
SMP 31 orang 9,28 %
SD 24 orang 7,18 %
Jumlah 334 orang 100
Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai lulusan SMA mendominasi dari keseluruhan jumlah pegawai yaitu 226 orang atau 67,66 %.Kemudian pegawai dengan pendidikan dengan S1 (Strata I) sebanyak 40 orang atau 11,97 %,sedangkan pegawai lulusan SMP sebanyak 31 orang atau 9,28 %, pegawai yang lulusan SD sebanyak 24 orang. Dan pegawai dengan lulusan S2 (Strata II) sebanyak 9 orang atau 2,69 %.Sedangkan pegawai dengan lulusan D3 (Diploma III) adalah jumlah pegawai yang paling sedikit yaitu 4 orang atau 1,19 %.
(39)
BAB III
GAMBARAN TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN
A. Uraian Teoritis1. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi rakyat kepada negara berdasarkan undang‐undang tanpa kontraprestasi langsung yang hasilnya untuk membiayai negara.
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang‐undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai,menyelenggarakan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
(40)
a. Undang‐Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Keputusan Walikota Nomor 18 Tahun 2002 tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.
c. Keputusan Mentri Dalam Negri Nomor 10 Tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan .
d. Peraturan daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.
Ketentuan‐ketentuan di atas memuat hal‐hal penting yang member penjelasan tentang Pajak Penerangan Jalan dan PLN adalah :
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa di daerah tesebut tersedia penerangan jalan.
Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Penggunaa tenaga listrik PLN dan selanjutnya disebut pelanggan PLN adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN.
(41)
Wajib Pajak Penerangan adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik.
Penggunaan tenaga listrik bukan PLN adalah tenaga listrik yang dihasilkan dari/ oleh pembangkit tenaga listrik bukan PLN yang memiliki dan atau dikelola orang pribadi atau badan.
3. Subjek Pajak Penerangan Jalan
Subjek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN atau tenaga listrik bukan PLN.
4. Objek Pajak Penerangan Jalan
Objek pajak penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik di wilaya daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Dikecualikan dari Objek Penerangan Jalan adalah :
a. Penggunaan tenaga listrik oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat‐tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, perwakilan asing dan lembaga‐lembaga
(42)
internasional dengan azas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak negara.
c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknik terkait.
d. Penggunaan tenaga listrik yang khusus digunakan oleh badan ossial untuk kegiatan yang bersifat sosial.
B. Mekanisme Pemungutan dan Perhitungan Pajak Penerangan Jalan
Adapun dasar hukum /ketentuan‐ketentuan umum yang melandasi pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai berikut :
1. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Penerangan Jalan
a. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan
Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum adalah nilai jual tenaga listrik.Nilai jual tenaga listrik ditetapkan :
Jika tenaga listrik berasal dari PLN dengan pembayaran,nilai jual tenaga listrik (NJTL) adalah besarnya tagihan biaya penggunaan listrik.
(43)
Jika tenaga listrik berasal dari bukan PLN dengan tidak dipungut bayaran, nilai jual tenaga listrik (NJTL) dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, penggunaan listrik atau taksiran penggunaan listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan.
Khusus untuk kegiatan industri, pertambangan, minyak bumi dan gas alam, nilai jual tenaga listrik (NJTL) ditetapkan sebesar 30%.
Harga satuan listrik tersebut diatas ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan berpedoman pada harga satuan listrik yang berlaku untuk PLN. b. Tarif Pajak Penerangan Jalan
Tarif Pajak Penerangan Jalan sesuai dangan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 ditetapkan sebagai berikut :
1. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri sebesar 10% (sepuluh persen).
2. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, bukan untuk industri sebesar 8%.
3. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industri sebagai berikut :
(44)
Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan persen).
Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14 KVA s/d 24,999 KVA sebesar 4% (empat persen).
Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 KVA keatas sebesar 1,5% (satu koma lima persen). 4. Penggunaan tenaga listrik yang berasal bukan dari PLN, untuk
industri ditetapkan sebagai berikut :
Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 450 VA s/d 13,9 KVA sebesar 8% (delapan persen).
Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 14KVA s/d 24,999 KVA sebesar 4% (empat persen).
Untuk industri yang memakai tenaga listrik dengan batas daya 25.000 keatas sebesar 1,5% (satu koma lima persen).
(45)
2. Cara Menghitung Besarnya Pajak Penerangan Jalan
Cara menghitung besarnya Pajak Penerangan Jalan yaitu :
DASAR PENGENAAN PAJAK PENERANGAN X TARIF PAJAK PENERANGAN JALAN
NILAI JUAL TENAGA LISTRIK X TARIF PAJAK PENERANGAN JALAN
Contoh :
Pemakaian listrik di satu rumah :
a. Pemakaian peralatan listrik dengan batas daya sambung = 900 VA (= 0,9 KVA) termasuk golongan tarif RI 450 s/d 900 VA =20.000 KVA. b. Termasuk dalam biaya pemakaian blok 1 =< 60 jam nyala = Rp 275/
kWh. Perhitungan :
Biaya Beban = 0.90 x Rp 20.000 = Rp18.000 Biaya Pemakaian =
Blok I / 20 kWh x Rp 275 = Rp 5.500 Blok II / 40 kWh x Rp 445 = Rp 17.800
(46)
Blok III /12 kWh x RP 495 = Rp 5.940
Jadi Biaya Pemakaian = Rp 5.500 + Rp 17.800 + Rp 5.945 = Rp 29.240
c. Sub Jumlah = Biaya Beban + Biaya Pemakaian
= Rp 18.000 + RP 29.240 = Rp 47.240
d. Pajak Penerangan Jalan Umum (10%) = 10% x Rp 47.240 = Rp 4.724
e. Jumlah Tagihan Rekening Listrik = Rp 47.240 + Rp 4.724 = Rp 51.964
Keterangan :
Biaya Beban/ kWh dan biaya pemakaian listrik/ kWh merupakan nilai jual tenaga listrik yang ditetapkan sesuai dengan standar tarif listrik yang dikenakan oleh PLN. Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp 4.724 dilaporkan dan dibayar ke Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan oleh PLN dengan melampirkan laporan hasil realisasi dan daftar rekapitulasi rekening listrik.
3. Prosedur Pemungutan Pajak Penerangan Jalan dan Kewajiban PLN
Untuk efisiensi pelaksanaan pemungutan, maka penagihan pungutan Pajak penerangan Jalan dilaksanakan dengan menggunakan rekening listrik langganan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dalam rekening listrik tersebut tercantum besarnya masing-masing rekening listrik langganan, rencana jumlah rekening yang akan
(47)
ditagih oleh PLN, dan hasil penagihan. Selain itu pelanggan juga dikenakan Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) berdasarkan Peraturan Daerah (perda) paling tinggi sebesar 10% dari jumlah tagihan listrik tiap-tiap bulan.Pelanggan wajib membayar Pajak Penerangan Jalan yang terutang setiap bulan bersamaan dengan pelaksanaan pembayaran rekening listrik PLN.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) bertanggung jawab atas pelaksanaan pungutan tersebut dan wajib menyetor hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan ke kas daerah kabupaten/ kota atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati/
Walikota.Pelaksanaan penagihan rekening bulanan dilakukan PLN selambat-lambatnya pada Tanggal 20 bulan berikutnya dari rekening listrik.
Selain itu PLN juga harus membuat laporan bulanan pelaksanaan pungutan dan hasil penyetoran uang dari bulan sebelumnya dengan melampirkan laporan rencana jumlah rekening yang akan ditagih, hasil penagihan, dan rekening yang belum ditagih.
Yang dibukukan oleh PLN beserta cabang-cabangnya atau laporan hasil realisasi kepada Pemerintah Daerah melalui Bank yang telah ditentukan, selambat-lambatnya satu setengah bulan terhitung dalam rekening bulan sebelumnya.
Demikian pula apabila terjadi penambahan langganan, PLN harus membuat laporan bulanan pertambahan langganan dan perubahan besarnya daya listrik langganan atau daftar rekapitulasi kepada Pemerintah Daerah Kota Medan.
(48)
Biaya pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ditetapkan paling tinggi sebesar 5% dari realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ).Adapun rincian pemungutan Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai berikut :
a. 2,7 % sebagai pendapatan diluar operasi PLN.
b. 0,3 % untuk biaya pembinaan oleh tim Pembina Pemungutan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) Pusat di Departemen Dalam Negri (Depdagri).
c. 1 % untuk aparat Pemerintah Daerah (Pemda) yang tekait dengan pelaksanaan pemungutan.
d. 1 % untuk petugas PLN setempat yang terkait dengan pelaksanaan pemungutan.
4. Prosedur Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum
Pemasangan lampu penerangan jalan umum dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan, khususnya pada sub Dinas Listrik/ Air Sirkulasi yang terdiri dari 4 sektor wilayah pemasangan, yaitu :
a. Lampu Penerangan Jalan sektor A, betugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan pada suatu daerah yang terdiri dari 7 wilayah kecamatan, yaitu :
Medan Selayang Medan Baru Medan Polonia
(49)
Medan Tuntungan Medan Petisah Medan Sunggal
b. Lampu Penerangan Jalan Sektor B, bertugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan pada suatu daerah yang terdiri dari 7 wilayah kecamatan, yaitu :
Medan Kota Medan Maimun Medan Amplas Medan Area Medan Tembug Medan Denai Medan Perjuangan
c. Lampu Penerangan Jalan Sektor C, bertugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan padasuatu daerah yang memiliki 7 wilayah kecamatan, yaitu :
(50)
Medan Barat Medan Timur Medan Marelan Medan Deli Medan Labuhan Medan Belawan
d. Sektor Lampu Taman Gedung bertugas memasang, merawat dan memperbaiki lampu penerangan jalan pada taman‐taman kota dan gedung‐gedung Pemerintah Daerah.
Orang pribadi atau Badan ingin mengajukan permohonan pemasangan lampu penerangan jalan pada suatu wilayah, terlebih dahulu mengajukanpermohonan/ rekomendasi izin pemasangan yang ditujukan kepada kantor Pertamanan Kota Medan.
Permohonan tersebut diajukan ke Kantor Dinas Pertamanan dengan melampirkan : Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Gambar Situasi Lapangan Jenis Lampu yang Dipasang
(51)
Permohonan yang diajukan tersebut dibalas oleh kantor Dinas Pertamanan Kota Medan dengan mengeluarkan surat rekomendasi pemasangan lampu penerangan jalan yang berisi persyaratan pemasangan, antara lain :
Pemasangan harus sesuai standar PLN dan Dinas Pertamanan Kota Medan sebagai pengawas pekerjaan
Teknis pemasangan harus sesuai dengan standar PLN dan harus dipedomani dengan Petunjuk Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Pekerjaan harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh instalator yang sah dan telah mendaftar di PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara Cabang Medan Setelah selesai pemasangan, harus dilaporkan kembali ke Dinas Pertamanan Kota
Medan, penyerahan bukti kwitansi pembayaran Biaya Penyambungan (BP) dan Uang Jaminan Langganan (UJL) serta bukti telah dipasang kWh meter Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dari PLN untuk diinventariskan
Seluruh biaya material untuk pemasangan lampu/ perawatan dan biaya penyambungan serta uang jaminan langganan dari PLN,berikut pemasangan kWh meternya adalah menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (PemKo) Medan
Izin rekomendasi Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) ini dapat ditinjau kembali apabila ada kekeliruan dikemudian hari.
Pemasangan lampu penerangan jalan diusulkan oleh Pemerintah Kota Medan (PemKo) Medan, maka kantor Dinas Pertamanan mengadakan survei lapangan
(52)
terlebih dahulu dan dari hasil survei tersebut dilaporkan kepada Walikota Medan, setelah disetujui diadakan persiapan anggaran perencanaan kemudian dilaksanakan oleh pihak pelaksana.
Setelah dikeluarkan surat rekomendasi izin pemasangan lampu penerangan jalan untuk orang pribadi atau badan dan dikeluarkannya persetujuan Walikota Medan atas permohonan pemasangan lampu penerangan jalan oleh Pemerintah Kota (PemKo) Medan, selanjutnya dilaporkan ke PLN paling lama 1 minggu untuk pemasangan arus listrik, dalam hal ini PLN memeriksa apakah telah sesuai dengan persyaratan teknik atau tidak, jika telah memenuhi persyaratan teknik maka PLN memberikan izin arus paling lama 3 hari setelah pelaporan dan membebankan Biaya Pemasangan serta Uang Jaminan Langganan (BPUJL) kepada pelanggan.
(53)
BAB
IV
ANALISA
DAN
EVALUASI
A. Data
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)
2004 80.657.914.000 78.540.869.184
2005 93.507.256.640 93.651.795.451
2006 100.410.999.640 100.022.338.494
2007 105.431.500.000 95.798.609.772
2008 112.863.905.000 113.584.374.714
Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi penerimaan Pajak Penerangan jalan tahun 2005 dan 2008 melebihi target masing‐masing sebesar Rp 144.538.811 dan Rp 720.469.700 dari rencana target sedangkan untuk tahun 2006 dan 2007, realisasi Pajak Penerangan Jalan mengalami penurunan sebesar Rp 388.661.200 dan Rp 9.632.890.230 dari rencana target.
Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2006 Pemerintahan Kabupaten Asahan menetapkan anggaran pendapatan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar Rp 9.747.000.000 dengan realisasi sebesar Rp 11.213.085.102 atau 115,04%, penurunan ini disebabkan Pemerintah Kabupaten
(54)
Asahan terlambat melunasi rekening listrik akibat kelalaian masing‐masing satuan kerja yang bertugas membayar tagihan listrik karna pihak PLN menyetor penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) setelah Pemerintah Kabupaten Asahan melunasi rekening listriknya.Ini dapat mengakibatkan kerugian bagi Pemerintah Kabupaten Asahan tidak dapat memanfaatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan secara maksimal untuk membiayai pemerintahan.
Hal tersebut dapat menjadi perbandingan sekaligus pelajaran bagi Pemerintah Kota Medan agar dapat menyetorkan atau melunasi rekening listrik pada PLN tepat waktu untuk menghindari kerugian kas daerah Kota Medan serta memaksimalkan pembiayaan kegiatan pemerintahan Daerah Kota Medan.
Adapun kegunaan dana penerimaan Pajak Penerangan Jalan tersebut adalah : a. Untuk membiayai perdagangan, pengembangan usaha daerah, keuangan
daerah dan koperasi daerah.
b. Untuk pembiayaan lingkungan hidup dan tata ruang.
c. Untuk pembiayaan pendidikan, kebudayaan nasional dan keagamaan.
d. Untuk pembiayaan aparatur pemerintah dan perluasan.
e. Untuk pembiayaan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Untuk pembiayaan dan ketertiban umum.
(55)
h. Untuk perbaikan pariwisata dan telekomunikasi daerah.
i. Untuk pembiayaan kesehatan dan kesejahteraan sosial.
j. Pembiayaan lain‐lain.
Menurut wawancara penulis dengan salah satu staf Dinas Pertamanan, adanya kecenderungan peningkatan penerimaan Pajak Penerangan Jalan disebabkan oleh setiap bulan pemerintah Kota Medan menanbah infrastuktur listrik yaitu dengan adanya pemasangan baru jaringan listrik di kawasan Kota Medan. Dengan demikian maka semakin banyak objek Pajak Penerangan Jalan yang berdampak positif terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan.
B. Analisa Masalah Yang Timbul
Setiap pelaksanaan suatu kegiatan pastilah ditemukan adanya hambatan‐ hambatan, demikian pula dengan pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan. Sebagaimana diketahui bahwa Pajak Penerangan Jalan menggunakan With Holding System, yaitu sistem perpajakan dengan perantara pihak ketiga dalam pelaksanaannya dan dalam hal Pajak penerangan Jalan ini yang memungut adalah pihak PLN. PLN memungut langsung kepada konsumen orang pribadi melalui pemotongan 10% dari jumlah setiap tagihan listrik, sedangkan untuk konsumen dari sektor industri PLN memotong 30% dari jumlah setiap tagihan listrik.
(56)
PLN dalam melakukan pemungutan tersebut tentulah ada mendapatkan kendala maupun hambatan. Hambatan‐hambatan tersebut antara lain :
1. Jumlah konsumen Pajak Penerangan Jalan belum jelas, dalam hal ini masih banyak konsumen yang belum jelas dimana daerah / wilayah sektor pemasangannya, contoh konsumen di Helvetia berada dalam sektor C terdaftar pada pemasangan sektor A.
2. Adanya penunggakan pembayaran rekening listrik. Untuk permasalahan ini konsumen PLN tidak membayar / menunggak pembayaran listrik sehingga secara otomatis tidak membayar Pajak Penerangan Jalan.
3. Banyaknya pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) liar/ tidak terdaftar. Untuk permasalahan ini banyak konsumen PLN yang memasang Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di wilayah sendiri dengan tidak meminta izin / melaporkan pemasangannya ke kantor Dinas Pertamanan atau PLN.
4. Dana operasional dirasa kurang sehingga banyaknya permohonan pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) tidak dapat terlaksana dengan optimal.
5. Minimnya tingkat kesadaran staf dalam pelaksanaan pemasangan dan perawatan sehingga banyak Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) belum terawat dengan baik.
(57)
C. Upaya Penyelesaian Masalah
Dalam penyelesaian masalah-masalah Pajak Penerangan Jalan, ada beberapa cara yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan yang bekerjasama dengan PLN antara lain :
1. Mengatur dan membagi wilayah kerja pemasangan dan perawatan bagi Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dalam 4 sektor wilayah pemasangan guna penertiban konsumen Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) yang tumpang tindih.
2. Pemasangan kWh pembatas listrik yang dipakai dapat diketahui secara pasti dan mengurangi pencurian listrik oleh konsumen.
3. PLN memberikan Tata Usaha Langganan (TUL) yang sifatnya berupa surat peringatan bagi penunggakan pembayaran listrik dengan batas waktu 6 hari setelah dikeluarkannya Tata Usaha Langganan (TUL) dan jika tidak ditanggapi sambungan listrik akan diputus.
4. Menggalakkan operasi penertiban listrik‐listrik liar.
5. Memberikan penyuluhan kepada staf atau pemantauan langsung kepala Dinas Pertamanan sehingga staf dapat mempergunakan waktu luang untuk merawat dan memperbaiki Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) agar terlihat lebih baik.
(58)
BAB
V
KESIMPULAN
DAN
SARAN
A. KESIMPULAN
1. Dinas Pertamanan Kota Medan merupakan salah satu unit kerja yang melaksanakan koordinasi dan pengenaan pembangunan juga perawatan penerangan jalan umum.
2. Pajak Penerangan Jalan adalah salah satu pajak daerah yang menggunakan
with holding system dalam pemungutannya.
3. Pajak Penerangan Jalan dikelola oleh Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan yaitu pada bagian Sub Dinas Listrik/ Air Sirkulasi.
4. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pertamanan Kota Medan bekerjasama drngan pihak‐pihak yang terkait diantaranya Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan.
5. Peraturan yang mengatur tentang Mekanisme Pemungutan dan Penghitungan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan adalah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2003.
(59)
6. Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan sehingga dapat memberikan sumbangsih pada peningkatan Penda
7. patan Asli Daerah (PAD) Medan.
B. SARAN
1. Kantor Dinas Pertamanan selaku instansi pemerintah Kota Medan yang menangani Pajak penerangan jalan harus melakukan upaya untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor Pajak Penerangan Jalan dengan cara pengelolaan Pajak Penerangan Jalan secara profesional.
2. Dinas Pertamanan Kota Medan harus melakukan transparansi kepada publik terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan alokasi dana yang diperoleh dari sektor Pajak Penerangan Jalan juga harus dijelaskan secara transparan kepada public guna meminimalisir tindakan korupsi pada Dinad Pertamanan Kota Medan.
3. Meningkatkan pengawasan dalam penggunaan listrik oleh konsumen.
4. Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen / pelanggan agar tidak terjadi penunggakan pembayaran kewajiban listriknya.
(60)
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, Marihot, 2000, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Grafindo Persada
Departemen Dalam Negeri,2000, Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, cetakan ke dua, Harvanindo, Jakarta Dr, Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah, FH UII PRESS, Yogyakarta
Pemerintah Kota Medan, 2003, Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12
(1)
h. Untuk perbaikan pariwisata dan telekomunikasi daerah.
i. Untuk pembiayaan kesehatan dan kesejahteraan sosial.
j. Pembiayaan lain‐lain.
Menurut wawancara penulis dengan salah satu staf Dinas Pertamanan,
adanya kecenderungan peningkatan penerimaan Pajak Penerangan Jalan
disebabkan oleh setiap bulan pemerintah Kota Medan menanbah infrastuktur
listrik yaitu dengan adanya pemasangan baru jaringan listrik di kawasan Kota
Medan. Dengan demikian maka semakin banyak objek Pajak Penerangan
Jalan yang berdampak positif terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan
Kota Medan.
B.
Analisa Masalah Yang Timbul
Setiap pelaksanaan suatu kegiatan pastilah ditemukan adanya hambatan‐ hambatan, demikian pula dengan pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan. Sebagaimana diketahui bahwa Pajak Penerangan Jalan menggunakan With Holding System, yaitu sistem perpajakan dengan perantara pihak ketiga dalam pelaksanaannya dan dalam hal Pajak penerangan Jalan ini yang memungut adalah pihak PLN. PLN memungut langsung kepada konsumen orang pribadi melalui pemotongan 10% dari jumlah setiap tagihan listrik, sedangkan untuk konsumen dari sektor industri PLN memotong 30% dari jumlah setiap tagihan listrik.
(2)
PLN dalam melakukan pemungutan tersebut tentulah ada mendapatkan kendala maupun hambatan. Hambatan‐hambatan tersebut antara lain :
1. Jumlah konsumen Pajak Penerangan Jalan belum jelas, dalam hal ini masih banyak konsumen yang belum jelas dimana daerah / wilayah sektor pemasangannya, contoh konsumen di Helvetia berada dalam sektor C terdaftar pada pemasangan sektor A.
2. Adanya penunggakan pembayaran rekening listrik. Untuk permasalahan ini konsumen PLN tidak membayar / menunggak pembayaran listrik sehingga secara otomatis tidak membayar Pajak Penerangan Jalan.
3. Banyaknya pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) liar/ tidak terdaftar. Untuk permasalahan ini banyak konsumen PLN yang memasang Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di wilayah sendiri dengan tidak meminta izin / melaporkan pemasangannya ke kantor Dinas Pertamanan atau PLN.
4. Dana operasional dirasa kurang sehingga banyaknya permohonan pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) tidak dapat terlaksana dengan optimal.
5. Minimnya tingkat kesadaran staf dalam pelaksanaan pemasangan dan perawatan sehingga banyak Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) belum terawat dengan baik.
(3)
C.
Upaya Penyelesaian Masalah
Dalam penyelesaian masalah-masalah Pajak Penerangan Jalan, ada
beberapa cara yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan yang
bekerjasama dengan PLN antara lain :
1. Mengatur dan membagi wilayah kerja pemasangan dan perawatan bagi Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dalam 4 sektor wilayah pemasangan guna penertiban konsumen Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) yang tumpang tindih.
2. Pemasangan kWh pembatas listrik yang dipakai dapat diketahui secara pasti dan mengurangi pencurian listrik oleh konsumen.
3. PLN memberikan Tata Usaha Langganan (TUL) yang sifatnya berupa surat peringatan bagi penunggakan pembayaran listrik dengan batas waktu 6 hari setelah dikeluarkannya Tata Usaha Langganan (TUL) dan jika tidak ditanggapi sambungan listrik akan diputus.
4. Menggalakkan operasi penertiban listrik‐listrik liar.
5. Memberikan penyuluhan kepada staf atau pemantauan langsung kepala Dinas Pertamanan sehingga staf dapat mempergunakan waktu luang untuk merawat dan memperbaiki Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) agar terlihat lebih baik.
(4)
BAB
V
KESIMPULAN
DAN
SARAN
A.
KESIMPULAN
1. Dinas Pertamanan Kota Medan merupakan salah satu unit kerja yang melaksanakan koordinasi dan pengenaan pembangunan juga perawatan penerangan jalan umum.
2. Pajak Penerangan Jalan adalah salah satu pajak daerah yang menggunakan
with holding system dalam pemungutannya.
3. Pajak Penerangan Jalan dikelola oleh Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan yaitu pada bagian Sub Dinas Listrik/ Air Sirkulasi.
4. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pertamanan Kota Medan bekerjasama drngan pihak‐pihak yang terkait diantaranya Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan.
5. Peraturan yang mengatur tentang Mekanisme Pemungutan dan Penghitungan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan adalah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2003.
(5)
6. Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kota Medan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan sehingga dapat memberikan sumbangsih pada peningkatan Penda
7. patan Asli Daerah (PAD) Medan.
B.
SARAN
1. Kantor Dinas Pertamanan selaku instansi pemerintah Kota Medan yang menangani Pajak penerangan jalan harus melakukan upaya untuk memaksimalkan pendapatan dari sektor Pajak Penerangan Jalan dengan cara pengelolaan Pajak Penerangan Jalan secara profesional.
2. Dinas Pertamanan Kota Medan harus melakukan transparansi kepada publik terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan dan alokasi dana yang diperoleh dari sektor Pajak Penerangan Jalan juga harus dijelaskan secara transparan kepada public guna meminimalisir tindakan korupsi pada Dinad Pertamanan Kota Medan.
3. Meningkatkan pengawasan dalam penggunaan listrik oleh konsumen.
4. Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen / pelanggan agar tidak terjadi penunggakan pembayaran kewajiban listriknya.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, Marihot, 2000, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Grafindo Persada
Departemen Dalam Negeri,2000, Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, cetakan ke dua, Harvanindo, Jakarta
Dr, Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah, FH UII PRESS, Yogyakarta
Pemerintah Kota Medan, 2003, Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12