Sistem Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum Pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

SISTEM PENGENAAN PAJAK PENERANGAN JALAN UMUM PADA KANTOR DINAS PERTAMANAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

O L E H

Nama : Fahmi Affandy Siregar NIM : 082600064

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini.

Laporan PKLM ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Sistem Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum Pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah”.

Dalam menyusun Laporan PKLM ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, MSi, selaku ketua jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, MSP, selaku dosen pembimbing.

4. Bapak Drs. Kapider Siringoringo, selaku Supervisor Lapangan Penulis pada Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah.


(3)

5. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah.

6. Teristimewa penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta yaitu H. Dedi Syafei Siregar dan Hj. Fauziah Siagian serta adik saya Nurmaini Siregar yang selalu memberikan semangat, bimbingan, dan pengorbanan sehingga Laporan PKLM ini dapat diselesaikan.

7. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada uak Hj. Ratna Diah beserta keluarga atas semua kebaikan selama ini yang diberikan kepada penulis. 8. Terimakasih penulis sampaikan kepada Sahara, Rustina, Baluat, Raisa,

Evan, Rino, Susilawati, Riska, Lily, geng 3G (yang tidak tahu kemana anggotanya sekarang) dan seluruh stambuk 2008 Administrasi Perpajakan khususnya kelas B serta kawan-kawan sekolah penulis yaitu Eka, Ningsih, Rinaldi, Andra dan kawan-kawan sekolah lainnya.

Penulis menyadarai bahwa penulisan Laporan PKLM ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan dalam penulisan Laporan PKLM ini kedepannya. Penulis menyampaikan terimakasih kepada para pembaca atas perhatiannya. Semoga Laporan PKLM ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca umumnya.

Medan, Juni 2011 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

DAFTAR ISI……….iii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL……….v

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)……….1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)….2 C. Uraian Teoritis……….4

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)………9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)……….9

F. Metode Pengumpulan Data………11

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKLM)………..12

BAB II GAMBARAN UMUM DAN OBJEK LOKASI PKLM…………...14

A. Sejarah Singkat………..14

B. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah………...16

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah…………19

D. Gambaran Kepegawaian, Karyawan dan Anggota Personil Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah………...40

BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA………....46

A. Pengertian Pajak………...46

B. Pengertian Pajak Daerah………....46 C. Ketentuan Umum dan Prosedur Pemasangan Lampu


(5)

Penerangan Jalan Umum………....46

D. Objek dan Subjek Pajak………...52

E. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Penerangan Jalan Umum………...53

F. Cara Menghitung Pajak Penerangan Jalan Umum…………...55

G. Prosedur Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Umum………...57

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI...59

A. Perkembangan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan………...59

B. Analisa Permasalahan yang Timbul………...61

C. Upaya Penyelesaian Permasalahan………....62

D. Penggunaan Dana………...63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...64

A. Kesimpulan………....64

B. Saran………...65 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Bagan Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam

Kebaran Kabupaten Tapanuli Tengah………...18

Tabel 1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin………42

Tabel 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan………...43

Tabel 3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan………...44

Tabel 4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Struktur Pegawai………...44

Tabel 5 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2006 s/d 2010………....59


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Negara membutuhkan dana yang jumlahnya tidak sedikit untuk memakmurkan rakyatnya melalui pembangunan di segala bidang. Salah satu sumber dana tersebut berasal dari penerimaan pajak. Seperti kita ketahui bahwa pajak merupakan sumber terbesar kas negara. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan penerimaan pajak untuk membiayai pembangunan. Sesuai dengan karakteristik pajak sebagai sumber utama penerimaan negara dan kewajiban warga negara sebagai pembayar pajak dan dengan seiring meningkatnya jumlah pembayar pajak yang diikuti dengan pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan, maka berdampak pada peningkatan penerimaan daerah.

Pajak merupakan salah satu bentuk kewajiban dan peran serta masyarakat sebagai wajib pajak dalam pembangunan. Pajak yang dikelola bersama Direktorat Jenderal Pajak dan Pemerintah Daerah, yang dalam pemungutannya memperhatikan keadaan wajib pajak. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan begitu diharapkan pemerintah


(8)

dapat menjalankan pemerintahan yang mandiri. Diantara berbagai jenis pajakdaerah terdapat jenis pajak penerangan jalan umum dan sebagai dasar pengenaannya di Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting bagi penerimaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD), Pajak Penerangan Jalan Umum diharapkan dapat memberikan kontribusinya bagi pembangunan daerah.

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intra universitas yang dilakukan mahasiswa untuk menerangkan teori-teori yang di terima selama diperkuliahan guna menghadapi dunia kerja yang nyata.

Dengan dasar dan penjelasan diatas maka penulis memilih judul “Sistem Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum Pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Tujuan PKLM

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah:

a. Untuk mengetahui Sistem Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum pada kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.


(9)

b. Untuk mengetahui besar tarif Pajak Penerangan Jalan Umum yang ditetapkan pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

c. Untuk mengetahui perkembangan Pajak Penerangan Jalan Umum di Kabupaten Tapanuli Tengah.

1. Manfaat PKLM

Adapun yang menjadi manfaat bagi penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri:

a. Bagi Mahasiswa :

1. Guna mengaplikasikan teori-teori yang di dapat selama kuliah kedalam kehidupan nyata khususnya tentang pajak dan retribusi daerah.

2. Guna menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kedisplinan yang akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

3. Meningkatkan aktifitas mahasiswa dalam melakukan pekerjaan secara efektif melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

b. Bagi Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah :

1. Guna membina hubungan baik antara Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan masukan guna meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.


(10)

3. Melalui mahasiswa, instansi dapat mempromosikan instansi kepada masyarakat agar mendapatkan pencitraan yang baik.

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan :

1. Guna meningkatkan kerjasama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dan Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.

3. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan khususnya Universitas Sumatera Utara.

4. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari pengertian pajak diatas, maka terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur). Pajak


(11)

mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan. Pajak mempunyai fungsi regularend artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. (Resmi, 2008:3).

Pajak dapat ditinjau dari berbagai aspek diantaranya aspek ekonomi, aspek hukum, aspek keuangan, dan aspek sosiologi. Dari aspek ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Dari aspek hukum merupakan dasar yang digunakan pemerintah untuk mengatur masalah keuangan negara yaitu Pasal 23A Amandemen UUD 1945 (Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang). Aspek keuangan pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Aspek sosiologi ini bahwa pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas pungutan dan hasil yang dapat disampaikan kepada masyarakat. (Waluyo, 2007:3-6).

Pendapatan daerah dapat berasal dari pendapatan asli daerah sendiri, pendapatan asli daerah yang berasal dari pembagian pendapatan asli daerah, dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pinjaman daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Selanjutnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, keuntungan


(12)

perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah. (Darwin, 2010:67).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pada tahun 2009, diundangkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mencabut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Jenis-jenis pajak propinsi menurut undang-undang ini ditetapkan 5 (lima) jenis pajak yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. Sedangkan jenis-jenis pajak kabupaten/kota ditetapkan sebanyak 11 (sebelas) jenis pajak yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Walaupun demikian, daerah kabupaten/kota dapat tidak memungut salah satu atau beberapa jenis pajak yang telah ditetapkan apabila potensi pajak di daerah kabupaten atau kota tersebut dipandang kurang memadai. (Darwin, 2010:104-105)


(13)

Pajak penerangan jalan adalah pajak yang objek pajaknya adalah penggunaan tenaga listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Listrik yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik. Objek yang dikecualikan dari pengenaan pajak ini adalah:

a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah.

b. Penggunaan listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan asing dengan asas timbal balik.

c. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait.

d. Penggunaan tenaga listrik lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah. Subjek Pajak dari Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang dapat menggunakan tenaga listrik, sedangkan Wajib Pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, maka wajib pajaknya adalah penyedia tenaga listrik.

Yang menjadi Dasar Pengenaan dari Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga Listrik yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian kwh/variable yang ditagihkan dalam rekening listrik.


(14)

b. Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenaga Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan.

Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling tinggi sebesar 10 %. Untuk penggunaan tenaga listrik dari sumber lain yang dilakukan oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajaknya ditetapkan paling tinggi sebesar 3 %. Untuk penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5 %. Besar pajak terutang adalah dengan mengalikan Dasar Pengenaan dengan Tarif yang berlaku. (Darwin, 2010:125-126)

Untuk Kabupaten Tapanuli Tengah aturan tentang Pajak Penerangan Jalan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan. Menurut peraturan ini Pajak Penerangan Jalan adalah pungutan Daerah atas penggunaan tenaga listrik. Pajak Penerangan Jalan dipungut pajak atas setiap penggunaan tenaga listrik. Objek Pajak Penerangan Jalan adalah setiap penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN maupun bukan PLN. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna tenaga listrik. Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Tenaga Listrik. Tarif dikenakan 10 % yang berasal dari PLN. Tarif yang dikenakan yang berasal dari bukan PLN, bukan industri sebesar


(15)

10 %. Tarif yang berasal dari bukan PLN untuk industri dikenakan sebesar 8 %. Pajak yang terutang dipungut di Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan (PKLM) ini adalah:

a. Prosedur Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Umum dan besar tarif yang telah ditetapkan pada kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

b. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan Umum pada kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

c. Pengecualian Objek Pajak Penerangan Jalan Umum serta Dasar Pengenaan Pajak pada kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam PKLM ini mulai dari pengajuan judul, penentuan judul oleh pihak jurusan, peninjauan objek dan lokasi, pembuatan proposal serta berkonsultasi dengan dosen pembimbing.


(16)

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan judul PKLM, artikel ilmiah serta sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek tempat pelaksanaan kegiatan PKLM untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan PKLM ini yang dilakukan melalui dua cara yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang bersumber dari pihak yang memahami sistem pengenaan pajak penerangan jalan umum di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya di kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari buku-buku tentang Perpajakan, Undang-Undang Perpajakan maupun Peraturan lain yang berkaitan dengan sistem pengenaan pajak penerangan jalan umum.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan menganalisa dan mengevaluasi terhadap data-data yang telah diperoleh.


(17)

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview Guide)

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab langsung kepada para pegawai mengenai permasalahan yang dihadapi penulis dalam penulisan laporan PKLM ini.

2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis secara langsung mengamati dan meneliti hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas yaitu sistem pengenaan pajak penerangan jalan umum pada kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil penelitian, dokumen atau data-data pendukung yang dibutuhkan dalam penulisan laporan PKLM ini.


(18)

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menyajikan latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, sejarah, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi dan gambaran umum mengenai pegawai pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Dalam bab ini berisikan ketentuan dalam pengenanaan pajak penerangan jalan umum dalam peraturan perundang-undangan, objek dan subjek pajak, tata cara pengenaan, cara perhitungan pajak, pelaporan, dan lain-lain.


(19)

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh dilapangan, yaitu sistem pengenaan pajak penerangan jalan umum pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini disimpulkan uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK

KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. SEJARAH SINGKAT

Terbentuknya Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah tanggal 28 Desember 2007.

Bentuk Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah berpedoman pada Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah tanggal 18 Juni 2008. Didalam peraturan ini memuat tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab dari tiap-tiap satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah.

Didalam peraturan ini disebutkan bahwa Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran adalah Unsur Pelaksana Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam


(21)

Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian Kewenangan Daerah dibidang kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran meliputi perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi :

a. penetapan, penyelenggaraan dan pengawasan rencana kebersihan, pertamanan dan pemadaman kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah; b. penetapan penyelenggaraan dan pengawasan tata pekuburan umum dan

pekuburan lainnya;

c. pemberi izin pemanfaatan taman dan pemadam kebakaran;

d. penyelenggaraan promosi kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran;

e. penyelenggaraan operasional pengembangan pemadam kebakaran;

f. penyelenggaraan penataan kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran;

g. penyelenggaraan pelatihan penanggulangan pemadam kebakaran; h. penyelenggaraan pengawasan peralatan alat pemadam kebakaran.


(22)

B. STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Berdasarkan Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah maka susunan organisasi bagian Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris, terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;

2. Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan. c. Bidang Pertamanan dan Pekuburan, terdiri dari:

1. Seksi Pertamanan dan Pekuburan;

2. Seksi (Lampu Penerangan Jalan Umum) LPJU dan Lampu Hias. d. Bidang Pemadam Kebakaran, terdiri dari :

1. Seksi Satuan dan Operasional; 2. Seksi Peralatan dan Perbekalan.

e. Bidang Kebersihan, terdiri dari : 1. Seksi Perencanaan;


(23)

2. Seksi Kebersihan dan Operasional; 3. Seksi Peralatan dan Perbekalan.

f. Unit Pelaksana Teknis


(24)

(25)

C. URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Adapun tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai berikut :

1. KEPALA DINAS

Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran mempunyai Tugas Pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran yang menjadi wewenang Daerah.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi :

a. memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran;

b. merumuskan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai dasar pelaksanaan tugas Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

c. menetapkan Program Kerja Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran sesuai dengan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah;


(26)

d. menentukan kebijakan teknis pelaksanaan survei dan perencanaan, pembangunan dan peningkatan serta pemeliharaan kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran;

e. menentukan kebijakan teknis pelaksanaan penataan kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran;

f. menentukan kebijakan teknis pengelolaan kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran;

g. mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas Sekretaris, Bidang-bidang, Sub Bagian dan Seksi-seksi Dinas;

h. mengoreksi dan menandatangani surat-surat serta memaraf surat-surat untuk ditandatangani Bupati;

i. merumuskan kebijakan dan solusi pemecahan terhadap masalah-masalah pelaksanaan tugas Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran;

j. memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati tentang kebijakan di bidang kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran;


(27)

2. SEKRETARIS

Sekretaris mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis administrasif kepada seluruh satuan Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Sekretaris menyelenggarakan fungsi:

a. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Sekretariat; b. merumuskan langkah-langkah kerja/kegiatan Sekretariat sesuai

dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;

c. mengkoordinasikan penyusunan program dan rencana kerja Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran;

d. mengkoordinasikan pengelolaan urusan umum dan perlengkapan; e. mengkoordinasikan pengelolaan urusan kepegawaian dan keuangan;

f. melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan oleh bendaharawan;

g. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sekretariat dengan Bidang-bidang lainnya;


(28)

h. melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas Staf Sekretariat;

i. meneruskan proses administrasi surat menyurat kepada Kepala Dinas; j. mengelola pelaksanaan ketatausahaan dan tatalaksana serta Rumah

Tangga Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran; k. menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta

mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Dinas;

l. mengkoordinasikan penyusunan Anggaran Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran;

m. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

Uraian Tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan adalah : 1. membantu Sekretaris dalam memberikan pelayanan teknis

administratif kepada satuan Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran bidang administrasi umum dan perlengkapan;

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan


(29)

lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Sub Bagian Umum dan Perlengkapan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

5. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan Perlengkapan dengan Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan; 6. mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Sub Bagian Umum dan

Perlengkapan sesuai dengan pedoman kerja;

7. melaksanakan urusan perlengkapan dan inventaris barang serta kebutuhan rumah tangga Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran;

8. meneruskan proses administrasi surat menyurat kepada Sekretaris; 9. menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas

serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Sekretaris;


(30)

11. melakukan urusan examinasi terhadap produk hukum, surat menyurat yang dikeluarkan Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran;

12. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris.

b. Subbagian Kepegawaian dan Keuangan

Uraian Tugas Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan adalah : 1. membantu Sekretaris dalam memberikan pelayanan teknis

administratif kepada satuan Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran bidang kepegawaian dan keuangan;

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;


(31)

6. melaksanakan urusan penggajian PNS dilingkungan Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran;

7. melaksanakan urusan kepegawaian dan keuangan kepada satuan organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran;

8. melakukan evaluasi terhadap program kerja sebagai bahan penyusunan laporan;

9. memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan kagiatan pelaksanaan tugas;

10. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai dengan hasil yang dicapai sebagai pertanggungjawaban tugas; 11. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sub Bagian Kepegawaian

dan Keuangan;

12. mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan;

13. meneruskan proses administrasi surat menyurat kepada Sekretaris; 14. menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta

mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Sekretaris;


(32)

3. BIDANG PERTAMANAN DAN PEKUBURAN

Kepala Bidang Pertamanan dan Pekuburan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas bidang pertamanan dan pekuburan meliputi pertamanan, pekuburan, lampu penerangan jalan umum dan lampu hias.

Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas Kepala Bidang Pertamanan dan Pekuburan menyelenggarakan fungsi :

a. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Bidang Pertamanan dan Pekuburan;

b. merumuskan langkah-langkah kerja/kegiatan Bidang Pertamanan dan Pekuburan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

c. menghimpun dan menganalisa data administrasi Bidang Pertamanan dan Perkuburan dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya; d. melaksanakan pengawasan terhadap pembangunan/rehabilitasi dan

pemeliharaan, perawatan pertamanan dan kebersihan;

e. menganalisa hasil-hasil pelaksanaan tugas staf untuk bahan peningkatan kinerja;


(33)

f. mengkoordinasi pelaksanaan tugas Bidang Pertamanan dan Pekebunan dengan Sekretaris dan bidang lain;

g. melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas Kepala Seksi yang menjadi bawahannya;

h. menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Dinas;

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas. Bidang Pertamanan dan Pekuburan, terdiri dari :

a. Seksi Pertamanan dan Pekuburan

Uraian Tugas Kepala Seksi Pertamanan dan Perkebunan adalah :

1. membantu Kepala Bidang Pertamanan dan Pekuburan dalam melaksanakan tugas bidang pertamanan dan perkebunan;

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas bidang pertamanan dan perkebunan;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Pertamanan dan Pekuburan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;


(34)

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

5. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pertamanan dan Pekuburan dengan seksi-seksi lainnya;

6. melaksanakan perawatan, pengawasan, peningkatan, rencana anggaran biaya dan pembangunan pertamanan dan perkebunan; 7. menyelenggarakan dan mengolah serta memelihara taman-taman,

lapangan olahraga, lapangan terbuka, taman pinggir jalan, kebun mini dan taman-taman pekuburan;

8. menyelenggarakan penataan dan dekorasi kota;

9. menyelenggarakan kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon-pohon pelindung serta penataan taman-taman di jalan-jalan protokol;

10.mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pertamanan dan Pekuburan dengan seksi-seksi lainnya;

11.mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Pertamanan dan Pekuburan sesuai dengan pedoman kerja;

12.menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Seksi Bidang Pertamanan dan Pekuburan;


(35)

13.meneruskan proses administrasi surat kepada Kepala Bidang;

14.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pertamanan dan Pekuburan.

b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dan Lampu Hias

Uraian Tugas Seksi Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dan Lampu Hias adalah :

1. membantu Kepala Bidang Pertamanan dan Pekuburan dalam melaksanakan tugas bidang LPJU dan Lampu Hias;

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi LPJU dan Lampu Hias sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

5. melakukan perawatan, pemeliharaan LPJU dan Lampu Hias;

6. membuat perincian dan syarat-syarat pelaksanaan atas pemeliharaan LPJU dan Lampu Hias;

7. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas LPJU dan Lampu Hias dengan seksi-seksi lainnya;


(36)

8. mengarahkan pelaksanaan tugas LPJU dan Lampu Hias sesuai dengan pedoman kerja;

9. menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang;

10.meneruskan proses administrasi surat kepada Kepala Bidang;

11.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pertamanan dan Pekuburan.

4. BIDANG PEMADAM KEBAKARAN

Kepala Bidang Pemadaman Kebakaran mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas bidang pemadam kebakaran meliputi satuan, operasional, peralatan dan perbekalan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Kepala Bidang Pemadam Kebakaran menyelenggarakan fungsi :

a. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas bidang pemadam kebakaran;

b. merumuskan langkah-langkah kerja/kegiatan Bidang Pemadam Kebakaran sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;


(37)

c. menghimpun dan menganalisa data administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

d. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Pemadam Kebakaran dengan Sekretariat dan Bidang lainnya;

e. menyusun petunjuk pelaksanaan bimbingan teknis Bidang Pemadam Kebakaran;

f. melaksanakan pengawasan terhadap operasional pemadam kebakaran;

g. menganalisa hasil-hasil pelaksanaan tugas Staf untuk bahan peningkatan kerja;

h. melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas Seksi-seksi bawahannya;

i. menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Dinas;

j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Bidang Pemadam Kebakaran, terdiri dari : a. Seksi Satuan dan Operasional


(38)

1. membantu Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dalam melaksanakan tugas bidang satuan dan operasional;

2. menghimpun dan mempelajari Peratuan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas bidang satuan dan operasional;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Satuan dan Operasionaal sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

5. menyelenggarakan pengelolaan operasional mobil Pemadam Kebakaran;

6. mengelola penanggulangan terjadinya kebakaran;

7. melakukan penyuluhan dan pembinaan dibidang bahaya kebakaran dan pemadam kebakaran;

8. melakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka pembinaan dibidang pemadam kebakaran kepada perorangan dan badan usaha;

9. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Satuan dan Opersional dengan seksi-seksi lainnya;


(39)

10.mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Satuan dan Operasional sesuai dengan pedoman kerja;

11.menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang Pemadam Kebakaran;

12.meneruskan proses administrasi surat kepada Kepala Bidang;

13.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pemadam Kebakaran.

b. Seksi Peralatan dan Perbekalan

Uraian tugas Kepala Seksi Bidang Peralatan dan Perbekalan adalah : 1. membantu Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dalam

melaksanakan tugas bidang peralatan dan perbekalan;

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas bidang peralatan dan perbekalan;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Peralatan dan Perbekalan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;


(40)

5. melakukan pengujian terhadap kelayakan alat-alat pemadam kebakaran;

6. memelihara sarana dan prasarana operasional pemadam kebakaran untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas;

7. menyediakan dan merawat alat pemadam api ringan dibangun milik Pemrintah Kabupaten;

8. mengarahkan pelaksanaan tugas Staf sesuai dengan pedoman kerja;

9. menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang;

10.meneruskan proses administrasi surat kepada Kepala Bidang;

11.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pemadam Kebakaran.

5. BIDANG KEBERSIHAN

Kepala Bidang Bidang Kebersihan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas bidang perencanaan, kebersihan, operasional, peralatan dan perbekalan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas Kepala Bidang Kebersihan menyelenggarakan fungsi :


(41)

a. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Bidang Kebersihan;

b. merumuskan langkah-langkah kerja/kegiatan Bidang Kebersihan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

c. menghimpun dan menganalisa data administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

d. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Bidang Kebersihan dengan Sekretariat dan Bidang lainnya;

e. mempersiapkan dan merumuskan rencana program dan pengendalian di Bidang Kebersihan;

f. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebersihan di Kabupaten;

g. melakukan evaluasi terhadap program kerja sebagai bahan penyusunan laporan;

h. menganalisa hasil-hasil pelaksanaan tugas Staf untuk bahan peningkatan kinerja;

i. melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas Seksi-seksi bawahannya;


(42)

j. menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Dinas;

k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Bidang Kebersihan terdiri dari : a. Seksi Perencanaan

Uraian tugas Kepala Seksi Perencanaan adalah :

1. membantu Kepala Bidang Kebersihan dalam melaksanakan tugas bidang perencanaan kebersihan;

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Perencanaan;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Perencanaan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

5. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Perencanaan dengan Seksi-seksi lainnya;


(43)

7. mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Perencanaan sesuai dengan pedoman kerja;

8. menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang Kebersihan;

9. meneruskan proses administrasi surat kepada Kepala Bidang;

10.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kebersihan.

b. Seksi Kebersihan dan Operasional

Uraian tugas Kepala Seksi Kebersihan dan Operasioanl adalah :

1. membantu Kepala Bidang Kebersihan dalam melaksanakan tugas bidang kebersihan dan operasional;

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Kebersihan dan Operasional;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Kebersihan dan Operasional sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;


(44)

5. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Kebersihan dan Operasional dengan Seksi-seksi lainnya;

6. melaksanakan pengawasan dan peningkatan kebersihan;

7. memberikan bantuan dan pelayanan umum kepada masyarakat mengenai pengelolaan kebersihan sarana umum;

8. mengelola operasional pelaksanaan kebersihan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah;

9. mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Kebersihan dan Operasional sesuai dengan pedoman kerja;

10.menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang;

11.meneruskan proses administrasi surat kepada Kepala Bidang;

12.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kebersihan.

c. Seksi Peralatan dan Perbekalan

Uraian tugas Kepala Seksi Peralatan dan Perbekalan adalah :

1. membantu Kepala Bidang Kebersihan dalam melaksanakan tugas bidang peralatan dan perbekalan;


(45)

2. menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pedoman pelaksanaan tugas bidang peralatan dan perbekalan;

3. menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Peralatan dan Perbekalan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan;

4. mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya;

5. melakukan pengujian terhadap kelayakan alat-alat kebersihan; 6. memelihara sarana dan prasarana operasional kebersihan untuk

menjamin kelancaran pelaksanaan tugas;

7. mengarahkan pelaksanaan tugas staf sesuai dengan pedoman kerja;

8. menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang;

9. meneruskan proses administrasi surat kepada Kepala Bidang;

10.melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kebersihan.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi wajib menerapkan prinsip Koordinasi,


(46)

Integrasi dan Sinkronisasi baik didalam lingkungan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran maupun diluar Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran sesuai tugas masing-masing. Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala tepat pada waktunya.

D. GAMBARAN KEPEGAWAIAN, KARYAWAN, DAN ANGGOTA PERSONIL PADA KANTOR DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Gambaran Pegawai pada Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah secara umum yang terdiri dari 54 orang staf pegawai, antara lain yaitu :

1. KEPALA DINAS

2. SEKRETARIS

Terdiri dari satu orang Sekretaris.

a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

Terdiri dari satu orang Kepala Sub Bagian dan empat orang Staf.

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan


(47)

3. BIDANG PERTAMANAN DAN PEKUBURAN

Terdiri dari satu orang Kepala Bidang. a. Seksi Pertamanan dan Pekuburan

Terdiri dari satu orang Kepala Seksi dan tiga orang Staf. b. Seksi LPJU dan Lampu Hias

Terdiri dari satu orang Kepala Seksi dan empat orang Staf.

4. BIDANG PEMADAM KEBAKARAN

Terdiri dari satu orang Kepala Bidang. a. Seksi Satuan dan Operasional

Terdiri dari satu orang Kepala Seksi dan lima belas orang Staf.

b. Seksi Peralatan dan Perbekalan

Terdiri dari satu orang Kepala Seksi dan satu orang Staf. 5. BIDANG KEBERSIHAN

Terdiri dari satu orang Kepala Bidang dan delapan orang Staf. a. Seksi Perencanaan

Terdiri dari satu orang Kepala Seksi. b. Seksi Kebersihan dan Operasional


(48)

Terdiri dari satu orang Kepala Seksi. c. Seksi Peralatan dan Perbekalan

Terdiri dari satu orang Kepala Seksi.

Adapun kondisi Pegawai/Personil yang terdapat di Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dikelompokkan atas berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, penggolongan dan jabatan. Berikut ini adalah penjabaran komposisinya :

a. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 44 orang 81 %

Perempuan 10 orang 19 %

Jumlah 54 orang 100 %

Sumber Data : Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah

Dari data tabel di atas diperoleh gambaran bahwa pegawai Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah didominasi oleh pria yaitu sebanyak 44 orang dengan persentase sebesar 81 %, sementara perempuan berjumlah 10 orang dengan persentase 19 % dari jumlah keseluruhan pegawai yang ada.


(49)

b. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

S-2 1 orang 3 %

S-1 10 orang 19 %

D-3 2 orang 5 %

SMA 39 orang 73 %

Jumlah 54 orang 100 %

Sumber Data : Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah

Dari data tabel di atas diperoleh gambaran bahwa adanya tingkat pendidikan yang beragam dari pegawai. Tingkat pendidikan pegawai tertinggi yaitu S-2 sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 3 %, tingkat pendidikan S-1 sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 19 %, tingkat pendidikan D-3 sebanyak 2 orang dengan persentase 5 %. Tingkat pendidikan pegawai Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah didominasi oleh tingkat pendidikan SMA sebanyak 39 orang dengan persentase 73 % dari jumlah keseluruhan pegawai.


(50)

c. Komposisi Pegawai Berdasarkan Penggolongan

Tabel 3 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Penggolongan

Golongan Jumlah Persentase

Golongan IV 4 orang 7,4 %

Golongan III 19 orang 35,2 %

Golongan II 29 orang 53,7 %

Golongan I 2 orang 3,7 %

Jumlah 54 orang 100 %

Sumber Data : Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah

Dari data tabel di atas diperoleh gambaran bahwa penggolongan pegawai pada Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah dengan golongan pegawai tertinggi yaitu Golongan IV sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 7,4 %, Golongan III sebanyak 19 orang dengan persentase 35,2 %, Golongan II sebanyak 29 orang dengan persentase sebesar 53,7 % dan golongan pegawai terendah yaitu Golongan I sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 3,7 % dari keseluruhan pegawai.

d. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan

Tabel 4 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah Persentase

Struktural 14 orang 26 %

Administrasi 40 orang 74 %

Jumlah 54 orang 100 %

Sumber Data : Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah


(51)

Dari data di atas diperoleh gambaran bahwa jumlah Struktural pegawai terdiri dari 14 orang dengan persentase 26 %, dan bagian Administrasi terdiri dari 40 orang dengan persentase 74 % dari jumlah keseluruhan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah.


(52)

BAB III

GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA

A. PENGERTIAN PAJAK

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

B. PENGERTIAN PAJAK DAERAH

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

C. KETENTUAN UMUM DAN PROSEDUR PEMASANGAN LAMPU

PENERANGAN JALAN UMUM


(53)

Adapun dasar hukum/ketentuan-ketentuan umum yang melandasi pengenaan pajak penerangan jalan adalah sebagai berikut :

1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

2) Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Tapanuli Tengah;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah; 3. Bupati adalah Bupati Tapanuli Tengah;

4. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah;

5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah;

6. Kantor Pertambangan dan Energi adalah Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten Tapanuli Tengah;

7. PLN adalah Perusahaan Listrik Negara Kabupaten Tapanuli Tengah;


(54)

9. Bendaharawan Khusus Penerima yang selanjutnya disingkat BKP adalah Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah;

10.Pajak Penerangan Jalan yang selanjutnya disebut Pajak adalah pungutan Daerah atas penggunaan tenaga listrik;

11.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran Pajak yang terutang menurut Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah;

12.Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Bupati;

13.Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah Pajak yang Terutang;

14.Surat Ketetapan Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah Pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar;


(55)

15.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah surat Keputusan yang menentukan Tambahan atas jumlah Pajak yang telah ditetapkan;

16.Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar untuk selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat Keputusan yang menetukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit Pajak lebih besar dari Pajak yang Terutang atau tidak seharusnya Terutang;

17.Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat Keputusan yang menentukan jumlah Pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah Kredit Pajak atau Pajak tidak terutang dan tidak ada kredit Pajak;

18.Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan Tagihan Pajak atau sanksi Administrasi

berupa bunga atau denda.

2. Prosedur Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum

Bagi Orang Pribadi atau Badan yang ingin mengajukan permohonan pemasangan lampu penerangan jalan pada suatu wilayah, maka harus mengajukan permohonan izin pemasangan terlebih dahulu kepada Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah. Permohonan tersebut diajukan dengan melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Gambar Situasi Lapangan, Jenis Lampu yang Dipasang, dan Surat Keterangan yang Diketahui Oleh Kelurahan Setempat.


(56)

Permohonan yang diajukan tersebut dibalas oleh Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah dengan mengeluarkan surat rekomendasi pemasangan lampu penerangan jalan yang berisi persyaratan pemasangan, antara lain :

a. Pemasangan harus sesuai dengan standar PLN dan Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai pengawas pekerjaan;

b. Teknis pemasangan harus sesuai dengan standar PLN dan harus dipedomani dengan Petunjuk Umum Instalasi Listrik (PUIL);

c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh instalator yang sah dan terdaftar pada PT. PLN (Persero) Cabang Sibolga;

d. Setelah selesai pemasangan, harus dilaporkan kembali ke Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah, menyerahkan bukti kwitansi pembayaran Biaya Penyambungan dan Uang Jaminan Langganan (BP-UJL) serta bukti telah dipasang kWh meter Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dari PLN untuk diinvestarisasikan;

e. Seluruh biaya material untuk pemasangan lampu, perawatan dan biaya penyambungan serta Uang Jaminan Langganan kepada PLN, berikut pemasangan kWh meternya adalah menjadi tanggung jawab pihak Pelanggan;


(57)

f. Dengan adanya persetujuan dari PLN, maka biaya pemakaian arus listrik penerangan jalan setiap bulan adalah tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah;

g. Izin rekomendasi LPJU tersebut diatas apabila ada kekeliruan didalamnya dapat ditinjau kembali dikemudian hari.

Pemasangan lampu penerangan jalan diusulkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, maka Kantor Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah mengadakan survei lapangan terlebih dahulu, dan dari hasil survei tersebut dilaporkan kepada Bupati Tapanuli Tengah. Setelah disetujui, maka diadakan persiapan pembuatan anggaran dan gambaran perencanaan yang kemudian dilaksanakan oleh pihak pelaksana.

Setelah dikeluarkan surat rekomendasi izin pemasangan lampu penerangan jalan untuk orang pribadi atau badan serta dikeluarkannya persetujuan Bupati Tapanuli Tengah atas permohonan pemasangan lampu penerangan jalan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, maka selanjutnya dilaporkan kepada PLN dalam waktu paling lama satu minggu untuk pemasangan arus listrik. Dalam hal ini PLN memeriksa apakah pemasangan telah sesuai dengan persyaratan teknik atau tidak. Jika telah memenuhi persyaratan teknik, maka PLN memberikan izin arus paling lama tiga hari setelah pelaporan dan membebankan Biaya Pemasangan dan Uang Jaminan Langganan (BP-UJL).


(58)

D. OBJEK DAN SUBJEK PAJAK

1. Objek Pajak

Pajak penerangan jalan adalah pajak yang objek pajaknya adalah penggunaan tenaga listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Listrik yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik. Objek yang dikecualikan dari pengenaan pajak ini adalah:

e. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah.

f. Penggunaan listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan asing dengan asas timbal balik.

g. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait.

h. Penggunaan tenaga listrik lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah.

2. Subjek Pajak

Subjek Pajak dari Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang dapat menggunakan tenaga listrik.


(59)

3. Wajib Pajak

Wajib Pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, maka wajib pajaknya adalah penyedia tenaga listrik.

E. DASAR PENGENAAN PAJAK DAN TARIF PAJAK PENERANGAN JALAN UMUM

1. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan

Yang menjadi Dasar Pengenaan dari Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga Listrik yang ditetapkan sebagai berikut:

c. Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian kwh/variabel yang ditagihkan dalam rekening listrik.

d. Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenaga Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan.


(60)

2. Tarif Pajak Penerangan Jalan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan, maka tarif pajak ditetapkan sebagai berikut :

1) Penggunaan Tenaga Listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri sebesar 10 % (sepuluh persen)

2) Penggunaan Tenaga Listrik yang berasal dari PLN, untuk industri ditetapkan dari jumlah pembayaran rekening listrik, sebagai berikut: a. Jumlah pembayaran sampai dengan Rp 1.000.000,- (satu juta

rupiah), ditetapkan sebsar 10 % (sepuluh persen);

b. Jumlah pembayaran diatas Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) sebesar 8 % (delapan persen);

c. Jumlah pembayaran diatas Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sebesar 6 % (enam persen);

d. Jumlah pembayaran diatas Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan keatas sebesar 4 % (empat persen).

3) Penggunaan Tenaga Listrik yang berasal dari bukan PLN, bukan untuk industri sebesar 10 % (sepuluh persen).


(61)

4) Penggunaan Tenaga Listrik yang berasal dari bukan PLN, untuk industri ditetapkan sebesar 8 % (delapan persen).

F. CARA MENGHITUNG PAJAK PENERANGAN JALAN UMUM

Dengan demikian pemakaian listrik per tanggal 1 Juli 2010 sudah menggunakan perhitungan tarif tenaga listrik yang baru menggantikan Tidak semua pelanggan yang mengalami kenaikan tarif listrik. Pelanggan 450 VA dan 900 VA dari seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan Tarif Tenaga Listrik. Bagi pelanggan lainnya, perubahan besarnya tagihan akan dirasakan pada tagihan rekening Agustus 2010 yang menagih pemakaian yang dicatat pada Juli 2010. Bagi pelanggan prabayar, pembelian strum listrik per 1 Juli 2010 sudah mengalami penyesuaian dengan Tarif Tenaga Listrik 2010.

Perubahan mendasar Tarif Tenaga Listrik 2010 terletak pada cara perhitungan Biaya Beban untuk pelanggan 1300 VA ke atas, di mana pada Tarif Tenaga Listrik sebelumnya Biaya Beban dihitung dengan cara: Daya Tersambung x Tarif daya (RP/VA). Sedangkan pada Tarif Tenaga Listrik 2010, dihitung dengan cara: Jam Nyala x tarif Biaya Pemakaian (Rp/kWh) yang dinamai sebagai Rekening Minimum. Perubahan cara menghitung Biaya Beban ini merespon keinginan pelanggan untuk menyederhanakan cara menghitung tagihan listrik. Dengan cara lama, maka untuk menghitung rekening listrik, pelanggan harus menghitung dulu berapa unsur biaya tetap yaitu Biaya Beban dan berapa unsur biaya variabel yaitu


(62)

Biaya Pemakaian. Sedangkan dengan Tarif Tenaga Listrik 2010, besarnya tagihan hanya dengan menghitung berapa pemakaian kWh dikalikan dengan tarif.

Agar komponen biaya tetap yang menjamin pengembalian biaya yang dikeluarkan PLN walau pelanggan tidak memakai listrik, maka harus tetap ada perolehan bagi PLN yang disebut Rekening Minimum. Bila pemakaian pelanggan melebihi rekening minimum, maka praktis rekening minimum tersebut tidak diperhitungkan lagi.

Didalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) Perusahaan Listrik Negara dalam Lampiran II terdapat Tarif Dasar Listrik (TDL) Untuk Keperluan Rumah Tangga (Peraturan Terlampir). Apabila dicermati pada TDL 2010 untuk pelanggan diatas 1300 VA semua terjadi perubahan tarif harga per KWH dan apabila dayanya masih dibawah 6600 VA (Contoh, pelanggan Rumah Tangga) berubah menjadi single tarif seperti tarif pelanggan multiguna, tidak ada tarif progesif seperti halnya pada TDL 2003 (TDL lama). Dan sebagai perimbangannya PLN menghapus biaya beban. Biaya Beban akan dikenakan kepada pelanggan apabila jumlah tagihan rekening pelanggan kurang dari rekening minimum yang telah ditentukan oleh PLN yaitu 40 jam nyala.

Berikut contoh perhitungan pengenaan Pajak Penerangan Jalan dengan batas daya watt 1300 VA (1,3 kVA), Golongan Tarif R-1/TR . Jika pemakaian tidak melebihi dari 40 jam nyala maka akan dikenakan Rekening Minimum yaitu :


(63)

RM1 = 40 (Jam Nyala) x Daya Tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian RM1 = 40 x 1,3 x 790

RM1 = Rp 41.080,-

Apabila pemakaian listrik melebihi dari 40 jam nyala (misalnya 100 jam nyala), maka perhitungannya sebagai berikut :

- Untuk tarif rekening listrik sebelum dikenakan Pajak Penerangan Jalan : = 100 jam nyala x 1,3 kVA x 790

= Rp 102.700,-

- Untuk pengenaan Pajak Penerangan Jalan (10 %) :

= 10 % x Rp 102.700,- = Rp 10.270,-

- Rekening Listrik yang harus dilunasi pelanggan :

= Rp 102.700,- + Rp 10.270,- = Rp 112.970,-

G. PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN UMUM

Untuk melakukan efisiensi pemungutan Pajak Penerangan Jalan, maka penagihannya menggunakan Rekening Listrik Langganan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Didalam Rekening Listrik tersebut tercantum jumlah setiap


(64)

Rekening Listrik Langganan, rencana jumlah rekening yang akan ditagih oleh PLN, hasil penagihan dan rekening yang belum ditagih. Pelanggan juga akan dikenakan Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah yang pengenaannya paling tinggi sebesar 10 % dari jumlah tagihan setiap bulannya.

PLN bertanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan pajak tersebut. Pelaksanaan penagihan rekening bulanan dilakukan oleh PLN selambat-lambatnya pada bulan berikutnya atas suatu rekening listrik. PLN harus membuat laporan bulanan pelaksanaan pemungutan pajak dan hasil penyetoran uang dari bulan sebelumnya dengan melampirkan laporan rencana jumlah rekening yang akan ditagih, hasil penagihan dan rekening yang belum ditagih. Kemudian dibukukan oleh PLN beserta cabang-cabangnya atau Laporan Hasil Realisasi kepada Pemerintah Daerah melalui Bank yang telah ditentukan, selambat-lambatnya satu setengah bulan terhitung didalam rekening bulan sebelumnya.

Apabila ada penambahan pelanggan, PLN harus membuat laporan bulanan pertambahan langganan, penghentian langganan dan perubahan besarnya daya listrik langganan atau Daftar Rekapitulasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Daftar Rekapitulasi tersebut berfungsi sebagai Surat Pemberitahuan Pajak Daerah. Hasil dari pemungutan pajak yang dilakukan oleh PLN berupa penerimaan Pajak Penerangan Jalan wajib disetorkan ke Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.


(65)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN

Salah satu usaha pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah melalui penataan kota. Dengan penataan kota tersebut maka Lampu Penerangan Jalan Umum cukup banyak yang terpasang. Pajak Penerangan Jalan Umum tersebut dikenakan kepada masyarakat demi pemerataan pembangunan. Berikut adalah tabel Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tapanuli Tengah dari tahun 2006 s/d 2010.

Tabel 5 : Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2006 s/d 2010

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) 2006 1.575.000.000 1.199.962.485 76,19 2007 1.968.750.000 2.600.864.221 132,11 2008 1.968.750.000 2.392.171.635 121,51 2009 2.868.750.000 2.890.090.174 100,74 2010 3.345.750.000 3.125.564.026 93,42

Sumber Data : Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2006 hanya dapat memenuhi realisasi Rp 1.999.962.485


(66)

dari Rp 1.575.000.000 yang ditargetkan atau hanya sebesar 76,19 % dari rencana target.

Untuk tahun 2007, realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan mengalami peningkatan menjadi Rp 2.600.864.221 dari target Rp 1.968.750.000 atau sebesar 132,11 % dari rencana target.

Untuk tahun 2008, realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan mengalami peningkatan realisasi dari target Rp 1.968.750.000 menjadi Rp 2.392.171.635 atau sebesar 121,51 % dari rencana target.

Untuk tahun 2009, Pajak Penerangan Jalan mengalami peningkatan target penerimaan yaitu sebesar Rp 2.868.750.000 yang diikuti dengan peningkatan realisasi penerimaannya menjadi Rp 2.890.090.174 atau sebesar 100,74 % dari rencana target.

Untuk tahun 2010, Pajak Penerangan Jalan mengalami peningkatan target dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 3.345.750.000 namun tidak diikuti dengan peningkatan realisasi penerimaannya yang turun menjadi Rp 3.125.564.026 atau hanya sebesar 93,42 % dari rencana target.

Dari Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa persentase penerimaan pajak tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun 2009, meskipun realisasi penerimaan pajak tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun 2009.


(67)

Dari data serta berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah serta Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah telah diterapkan cukup baik pada Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah. Tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang pada dinas tersebut telah dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga cukup efektif dalam proses pemungutan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Prosedur pemasangan lampu jalan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan PLN cukup efektif dalam meningkatkan jumlah pemasangan lampu jalan di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Prosedur tersebut adalah dengan terlebih dahulu mengusulkannya kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya diadakan survei lapangan yang kemudian dilaporkan kepada Bupati. Kemudian dilaporkan kepada PLN. Apabila memenuhi syarat, maka PLN memberikan izin pemasangan lampu penerangan jalan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan menunjukkan bahwa penerapan tarif Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tapanuli Tengah telah sesuai dengan aturan tersebut (Pasal 5 dan Pasal 6). Hal ini juga berdampak pada peningkatan jumlah realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Sistem pemungutan Pajak Penerangan Jalan dengan menggunakan Rekening Langganan dari PLN yang sudah tercantum didalamnya jumlah Pajak Penerangan Jalan yang dikenakan cukup efisien dalam pemungutan Pajak Penerangan Jalan. PLN bertanggung jawab atas pemungutan pajak ini. Hasil pemungutan pajak oleh PLN berupa Pajak Penerangan Jalan wajib disetorkan ke kas daerah.

B. PERMASALAHAN YANG TIMBUL

Didalam pengenaan Pajak Penerangan Jalan permasalahan pasti dijumpai dan hal inilah yang harus mendapat perhatian pihak-pihak terkait. Berikut ini adalah berbagai permasalahan yang tedapat dalam pengenaan Pajak Penerangan Jalan di


(68)

Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis :

1. Masyarakat mengalami penunggakan dalam pembayaran rekening listrik. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam membayar rekening listrik tepat waktu atau melakukan penunggakan menyebabkan Pajak Penerangan Jalan tidak dapat dibayarkan.

2. Kurangnya anggaran untuk pemeliharaan. Hal ini menyebabkan banyaknya peralatan-peralatan yang tidak terawat dengan optimal.

3. Kurangnya fasilitas untuk penambahan arus. Dalam hal ini kurangnya fasilitas seperti travo dan kabel jaringan sehingga menyebabkan sering terjadinya naik turun arus (overload).

4. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga fasilitas Pemerintah Daerah. Hal ini ditandai dengan banyaknya Lampu Penerangan Jalan Umum yang dirusak oleh masyarakat sekitar baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti lampu jalan di jalan Sibolga-Tarutung Kecamatan Sitahuis dan Jalan Asrama Haji Kecamatan Pinang Sori.

5. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM). Tidak mencukupinya jumlah staf mengakibatkan banyaknya Lampu Penerangan Jalan Umum yang belum terawat dan dimanfaatkan dengan baik. Hal ini juga mengakibatkan kurangnya SDM yang berkualitas untuk menangani permasalahan-permasalahan dalam Pajak Penerangan Jalan.

C. UPAYA PENYELESAIAN PERMASALAHAN

Untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam pengenaan Pajak Penerangan Jalan, maka berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. PLN memberikan surat peringatan bagi masyarakat yang melakukan penunggakan pembayaran rekening listrik dengan batas waktu peringatan


(69)

6 hari. Apabila masyarakat tidak memenuhinya maka akan dilakukan pemutusan sambungan listrik.

2. Melakukan penambahan anggaran pemeliharaan agar pemeliharaan Lampu Penerangan Jalan Umum dapat dilakukan dengan maksimal.

3. Melakukan penambahan fasilitas seperti travo dan kabel litrik dari Pemerintah Daerah agar tidak terjadi naik turun arus (overload).

4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat sekitar agar selalu menjaga fasilitas Lampu Penerangan Jalan Umum dan tidak melakukan perusakan-perusakan fasilitas Pemerintah Daerah tersebut. 5. Melakukan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas

melalui perekrutan pegawai yang dilakukan dengan mengedepankan kualitas sumber daya manusianya.

D. PENGGUNAAN DANA

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis, Pajak Penerangan Jalan Umum yang dikenakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah kepada masyarakat akan digunakan untuk hal-hal berikut ini :

1. Untuk pembiayaan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah seperti bidang kesejahteraan sosial, pendidikan, kebudayaan, keagamaan, lingkungan hidup, tata ruang, ketertiban umum, telekomunikasi, pariwisata maupun bidang-bidang lainnya

2. Untuk pembiayaan aparatur pemerintah.

3. Untuk pembinaan kemasyarakatan seperti perdagangan, koperasi daerah maupun pengembangan usaha daerah.


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan sangat jelas mengatur tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) di Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian kewenangan daerah di bidang kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran meliputi perumusan kebijakan teknis, perencanaan, evaluasi dan pengendalian yang juga melakukan koordinasi dan perawatan Lampu Penerangan Jalan Umum. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah juga bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan fungsinya yaitu dengan PT. PLN (Persero) Cabang Sibolga dan Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah. 3. PLN merupakan pihak yang memungut Pajak Penerangan Jalan Umum

dan sebagai pihak yang menyetor Pajak Penerangan Jalan Umum ke Kas Daerah yang dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai penerima Pajak Penerangan Jalan Umum.


(71)

4. Dari hasil penelitian diperoleh data-data mengenai target dan realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah. Dari data-data tersebut terlihat adanya peningkatan target penerimaan setiap tahunnya. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya jumlah realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum setiap tahunnya.

5. Dalam pemungutan dan penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah masih banyak mengalami kendala-kendala seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam melunasi tagihan rekening listrik dan kesadaran menjaga fasilitas Pemerintah Daerah, kurangnya anggaran untuk pemeliharaan, kurangnya fasiltas pendukung, serta kurangnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki instansi terkait sehingga kurang baik dan maksimalnya pemeliharaan Lampu Penerangan Jalan Umum dan pemungutan Pajak Penerangan Jalan Umum.

6. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan upaya-upaya diantaranya dengan penambahan anggaran pemeliharaan, penambahan fasilitas pendukung, sosialisasi kepada masyarakat serta penambahan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam setiap perekrutannya.

B. SARAN

Dalam usaha peningkatan penerimaan Pajak ke Kas Daerah melalui Pajak Penerangan Jalan Umum, maka diharapkan peran serta aparat terkait serta


(72)

kepedulian masyarakat untuk berperan aktif dalam melakukan pembayaran pajak tepat waktu. Untuk melakukan pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu melakukan hal-hal berikut :

1. Melakukan peningkatan pengawasan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah dalam penggunaan listrik oleh masyarakat agar tidak terjadi perusakan-perusakan listrik maupun pemakaian listrik secara liar.

2. Melakukan peningkatan pelayanan kepada pelanggan PLN secara bersahabat dan ramah agar tidak adanya penunggakan tagihan listrik masyarakat. Hal ini juga akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah dan PLN serta pihak-pihak terkait.

3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung dalam pemungutan dan penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada wajib pajak agar kepercayaan wajib pajak semakin tumbuh terhadap aparat-aparat terkait.

4. Menambah anggaran operasional untuk peningkatan jumlah penambahan Lampu Penerangan Jalan Umum yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah.

5. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah, PLN maupun pihak-pihak terkait lainnya agar semakin meningkatkan penyuluhan. Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung


(73)

mauapun tidak langsung. Penyuluhan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang dapat menembus batas wilayah seperti dengan memanfaatkan sosialisasi di jejaring sosial yang sudah banyak dimanfaatkan oleh semua golongan masyarakat saat ini. Penyuluhan juga dapat dilakukan dengan mengadakan seminar-seminar tentang pajak daerah dengan target utamanya adalah generasi muda agar dapat menggerakkan orang-orang disekitarnya untuk sadar dan peduli akan pentingnya penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum bagi pembangunan negara disegala bidang.

6. Memberikan bimbingan dan pendidikan yang memadai kepada para pegawai dinas-dinas terkait agar para pegawai ini nantinya semakin memahami tugasnya di dinas-dinas tersebut. Sehingga akan menciptakan aparatur negara yang profesional, handal, berkualitas dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.


(74)

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

______________________________, Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2010 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan.

Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah.

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Resmi, Siti, 2008, Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta. Waluyo, 2007, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.


(75)

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan sangat jelas mengatur tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) di Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian kewenangan daerah di bidang kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran meliputi perumusan kebijakan teknis, perencanaan, evaluasi dan pengendalian yang juga melakukan koordinasi dan perawatan Lampu Penerangan Jalan Umum. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah juga bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan fungsinya yaitu dengan PT. PLN (Persero) Cabang Sibolga dan Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah.

3. PLN merupakan pihak yang memungut Pajak Penerangan Jalan Umum dan sebagai pihak yang menyetor Pajak Penerangan Jalan Umum ke Kas Daerah yang dalam hal ini Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai penerima Pajak Penerangan Jalan Umum.


(2)

4. Dari hasil penelitian diperoleh data-data mengenai target dan realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah. Dari data-data tersebut terlihat adanya peningkatan target penerimaan setiap tahunnya. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya jumlah realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum setiap tahunnya.

5. Dalam pemungutan dan penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum Kabupaten Tapanuli Tengah masih banyak mengalami kendala-kendala seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam melunasi tagihan rekening listrik dan kesadaran menjaga fasilitas Pemerintah Daerah, kurangnya anggaran untuk pemeliharaan, kurangnya fasiltas pendukung, serta kurangnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki instansi terkait sehingga kurang baik dan maksimalnya pemeliharaan Lampu Penerangan Jalan Umum dan pemungutan Pajak Penerangan Jalan Umum.

6. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan upaya-upaya diantaranya dengan penambahan anggaran pemeliharaan, penambahan fasilitas pendukung, sosialisasi kepada masyarakat serta penambahan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam setiap perekrutannya.

B. SARAN

Dalam usaha peningkatan penerimaan Pajak ke Kas Daerah melalui Pajak Penerangan Jalan Umum, maka diharapkan peran serta aparat terkait serta


(3)

kepedulian masyarakat untuk berperan aktif dalam melakukan pembayaran pajak tepat waktu. Untuk melakukan pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu melakukan hal-hal berikut :

1. Melakukan peningkatan pengawasan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah dalam penggunaan listrik oleh masyarakat agar tidak terjadi perusakan-perusakan listrik maupun pemakaian listrik secara liar.

2. Melakukan peningkatan pelayanan kepada pelanggan PLN secara bersahabat dan ramah agar tidak adanya penunggakan tagihan listrik masyarakat. Hal ini juga akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah dan PLN serta pihak-pihak terkait.

3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung dalam pemungutan dan penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada wajib pajak agar kepercayaan wajib pajak semakin tumbuh terhadap aparat-aparat terkait.

4. Menambah anggaran operasional untuk peningkatan jumlah penambahan Lampu Penerangan Jalan Umum yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah.

5. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah, PLN maupun pihak-pihak terkait lainnya agar semakin meningkatkan penyuluhan. Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung


(4)

mauapun tidak langsung. Penyuluhan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang dapat menembus batas wilayah seperti dengan memanfaatkan sosialisasi di jejaring sosial yang sudah banyak dimanfaatkan oleh semua golongan masyarakat saat ini. Penyuluhan juga dapat dilakukan dengan mengadakan seminar-seminar tentang pajak daerah dengan target utamanya adalah generasi muda agar dapat menggerakkan orang-orang disekitarnya untuk sadar dan peduli akan pentingnya penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum bagi pembangunan negara disegala bidang.

6. Memberikan bimbingan dan pendidikan yang memadai kepada para pegawai dinas-dinas terkait agar para pegawai ini nantinya semakin memahami tugasnya di dinas-dinas tersebut. Sehingga akan menciptakan aparatur negara yang profesional, handal, berkualitas dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

______________________________, Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 07 Tahun 2010 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan.

Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tapanuli Tengah.

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Resmi, Siti, 2008, Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta. Waluyo, 2007, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.


(6)