2.6 Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian perangkat merupakan tahap selanjutnya setelah Program atau aplikasi perangkat lunak selesai dalam pembuatannya. Pengujian sistem yang dilakukan meliputi
dua tahapan, yaitu pengujian alpa dan Betha. Pengujian tersebut dilakukan untuk mengevaluasi hasil sistem yang dibuat. [1]
2.6.1 Pengujian Alpa
Pengujian alpa merupakan pengujian fungsional yang digunakan untuk menguji sistem yang telah dibuat dengan metode pengujian black box. Pengujian black box
terfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian alpa dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dimasukan
input telah sesuai dengan yang diharapkan output, ada macam pendekatan pengujian alpa yaitu
1. Black Box Testing Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang
cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara
eksternal selalu dijaga kemutakhirannya.
2. White Box Testing
Meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci, karenanya logikal path jalur logika perangkat lunak akan ditest dengan menyediakan test case yang
akan mengerjakan kumpulan kondisi dan atau pengulangan secara spesifik. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk
untuk mendapatkan program yang benar secara 100.
2.6.2 Pengujian Beta
Dilakukan pengumpulan data pada satu atau lebih pelanggan oleh pemakai akhir perangkat lunak dalam lingkungan yang sebenarnya, pengembang biasanya
tidak ada pada pengujian ini. Pelanggan menemukan semua masalah real atau imajiner yang ditemui selama pengujian dan melaporkan pada pengembang pada
interval waktu tertentu.
Pengujian beta dapat dilakukan dengan kuesioner, kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-
sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang
sudah ada. [8] Untuk mencari nilai presentase dari masing-masing jawaban kuesioner
digunakan rumus skala likert [8] sebagai berikut Pada kuesioner diberikan 5 kategori nilai pilihan jawaban beserta nilainya
1. Jawaban TS diberi nilai 1 2. Jawaban KS diberi nilai 2
3. Jawaban BS diberi nilai 3 4. Jawaban S diberi nilai 4
5. Jawaban SS diberi nilai 5 untuk mengetahui jumlah jawaban dari responden dalam bentuk
persentase, digunakan rumus sebagai berikut : P =
� �
x 100 2.1
Ket : P : Prosentase
f : Frekwensi dari setiap jawaban n : jumlah responden
100 : Bilangan tetap Untuk mengetahui interpretasi skor hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel
2.1 dibawah ini: