Analisis Pengaturan Pasar Sekunder Dalam Mekanisme Pasar Modal di Indonesia

ANALISIS PENGATURAN PASAR SEKUNDER DALAM
MEKANISME PASAR MODAL DI INDONESIA

TESIS

Oleh :

DANIEL PARDEDE
037005009 / HK

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2005
Daniel Pardede : Analisis Pengaturan Pasar Sekunder Dalam Mekanisme Pasar Modal di Indonesia, 2005
USU Repository © 2007

ABSTRAK
Daniel Pardede (*)
Bismar Nasution (**)
Ningrum Natasya Sirait (**)

T.Keizerina Devi A (**)
Orientasi perusahaan-perusahaan untuk bermain di Pasar Modal didasari suatu pemikiran
bahwa akibat ketatnya persaingan antar perusahaan yang ada pada saat sekarang ini sangat
memerlukan biaya untuk meningkatkan modal kerja, ekspansi dan sebagainya, maka kadangkala
perusahaan memerlukan dan membutuhkan strategi-strategi untuk dapat menang dalam persaingan
tersebut, pengelolaan yang profesional ditunjang dengan modal yang memadai disertai dengan
strategi yang tepat merupakan suatu syarat yang mutlak yang harus dilakukan oleh perusahaan
dimaksud, untuk perusahaan lebih memilih Go Public menjadi salah satu jalan yang cukup baik
untuk bisa menang dalam persaingan tersebut, disamping modal yang dibutuhkan akan
tersedia dan pengelolaan perusahaan lebih profesional sebab akan melibatkan pesanan saham
lainnya, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan jalannya perusahaan akan
dapat dikontrol lebih ketat.
Sedangkan orientasi masyarakat terhadap Pasar Modal adalah disebabkan ketidak
percayaan masyarakat terhadap dunia perbankan yang selama ini tidak dapat menjamin
perlindungan bagi nasabah, karena memang selama ini ketiadaan sistem perlindungan bagi
nasabah penyimpan bila suatu bank dilikuidasi, hal ini sejalan dengan peristiwa
dilikuidasinya 16 bank pada tanggal 1 November 1997. Terakhir yang paling menghebohkan
di penghujung tahun 2003 dengan mencuatnya kasus Bank BNI yaitu pembobolan dana
BNI dengan modus operandi surat kredit berdokumen berupa Letter of Credit (L/C) dan
merupakan ekspor fiktif senilai Rp.1.7 trilyun yang melibatkan orang dalam.

Kemudian terungkap lagi kasus Bank BRI yaitu adanya pembobolan dana Bank
senilai Rp.294 milyar dan awal tahun 2005 ini dengan kasus Bank Mandiri senilai Rp.200
milyar sehingga telah menjadikan masyarakat enggan menabung melalui perbankan, apalagi
menabung di bank merupakan bentuk investasi jangka pendek karena adanya keterbatasan waktu
dengan keuntungan yang terbatas pula, oleh karenanya anggapan masyarakat saat sekarang ini
dari pada menabung ke bank lebih baik berinvestasi melalui Pasar Modal, jadi dengan demikian
orientnsi terhadap Pasar Modal merupakan konsentrasi yang paling tepat pada saat sekarang ini,
baik oleh perusahaan maupun masyarakat itu sendiri.
Internasionalisasi Pasar Modal menghasilkan meningkatnya jumlah kejahatan Pasar Modal
yang melampaui batas-batas negara (Cross Border). Internasional Pasar Modal sejalan dengan
kecenderungan arus globalisasi ekonomi yang membawa Pasar Modal suatu negara terkait dengan
Pasar Modal negara lain, sehingga Pasar Modal berbagai negara berlomba-lomba menjadi Pasar
Modal yang efisien, oleh karena itu diperlukan peraturan Pasar Modal yang comparable dalam global
market.
Bapepam mengeluarkan aturan baru tentang prinsip mengenal nasabah dalam penciptaan
industri Pasar Modal yang sehat terlindungi dan praktik pencucian uang (money laundring).
Peraturan No. V.D.10 tentang prinsip mengenal nasabah dalam Peraturan BAPEPAM No.
Kep.02/PM/2003 itu juga merupakan salah satu upaya dalam memenuhi arah perkembangan
industri Pasar Modal.


* Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Studi Ilmu Hukum
** Komisi Pembimbing/ Dosen Sekolah Pasca Sarjana Studi Ilmu Hukum

Daniel Pardede : Analisis Pengaturan Pasar Sekunder Dalam Mekanisme Pasar Modal di Indonesia, 2005
USU Repository © 2007

Diharapkan peraturan baru itu dapat membantu Indonesia keluar dan daftar Non Cooperative
Countries and Territories (NCCT)", dan Perusahaan Efek, Pengelola Reksa Dana, dan Bank
Kustodian untuk menerapkan prinsip mengenal nasabah (Know Your Client Principle) tersebut.
Perusahaan Efek itu diharuskan melaporkan semua transaksi yang mencurigakan (suspicous
transaction) yang dilakukan oleh nasabahnya kepada pusat pelaporan dan analisis transaksi
keuangan (PPATK) dan Bapepam.
Saat ini menurut Kepala PPATK Yunus Husein, PPATK sudah menerima laporan transaksi
keuangan yang mencurigakan sebanyak 1.484 dari 88 penyedia jasa keuangan yang terdiri dari 75
bank umum, tiga perusahaan efek, empat pedagang valuta asing, satu perusahaan dana pensiun, dua
perusahaan pembiayaan dan tiga perusahaan asuransi. Selain itu PPATK telah menerima laporan
transaksi keuangan tunai sebanyak 1.058.290 yang diterima dari 109 penyedia jasa keuangan. Dan
jumlah tersebut saat ini sudah sebanyak 30 kasus sudah disampaikan ke KPK (Corruption Court)
untuk ditindaklanjuti. Di samping itu terdapat 220 laporan keuangan yang mencurigakan
dilaporkan ke Kapolri. Pada Desember 2004 terdapat sebanyak 15 kasus sudah divonis.

Kata kunci:

Pengaturan
Pasar Sekunder
Mekanisme Pasar Modal

Daniel Pardede : Analisis Pengaturan Pasar Sekunder Dalam Mekanisme Pasar Modal di Indonesia, 2005
USU Repository © 2007

ABSTRAK
Daniel Pardede (*)
Bismar Nasution (**)
Ningrum Natasya Sirait (**)
T.Keizerina Devi A (**)
Companies orientation to play at the capital market constituted by an idea that tight
effect of the intercompany competition which is exist in this present moment need the
expense to increase the working capital, expansion and other things, hence companies need
strategies to be able to outrival, professional management which is supported with capital
and the right strategy represent an absolute which must be done by such company, for more,
company option to be an Go Public company become one of the best way to win the competition,

beside capital requiring and professional management cause will entangle cultivator of other
shares, so that everything related to the company performance will be able to be controlled
tightly.
While the society orientation to the capital market is caused by the unbelief of
the banking system, which cannot give the protection to their client, and there is no
protection system to depositor client when a bank liquidated, as matter as the liquidation of 16
banks on 1 November 1997. And then by last 2003 emerge the BNI Gate that matter the leaking
fund of BNI by Letter of Credit and the Rp. 1.7 billion of factious exporting which entangle
insider.
Then the reveals of the BRI Gate that is leaked the bank fund of Rp.294 billion and
by the recent 2005 which is Bank Mandiri Gate of Rp. 200 billion so that cause the reluctant
of the society to save to their money to bank, besides saving money in bank is the short
term investment caused by limitation of time with limited advantage also, for the reason this
present moment the society fell better to invest by the capital market, become thereby orient
of capital market represent the best concentration of this time, either by company and also
society... itself.
The internalization of capital market gains the increasing of capital market crime amount
past through of Cross Border. The internalization of capital market is due to tend of economic
globalization flow which bring one country's capital market connected with the others, so
that country’s capital market have to compete to I be an efficient capital market. Thus by the

competition, it is needed the rules of capital market which are comparable in global market.
Bapepam released the new order about client recognize principle in creation of
good capital market industry which is covert from money laundering. The Order of No. V.D.10
about client recognizes principle in regulation of BAPEPAM of No. Kep-02/PM/2003,
it is also represent one of the efforts of fulfilling growth direction of capital market industry.
The new regulation expected to be assisted the Indonesia government out of the list of
Non Cooperative Countries Territories (NCCT),and oblige the stock company, fund organizer,
and bank customize to apply the client recognize principle (Know Your Client Principle).
The stock company should be obliged to report all suspicious transactions, which has done
by their client' to the reporting center and monetary transaction analysis (PPATK) and
Bapepam.
*
**

Student at Post Graduated Program Faculty of Law USU
Lecturer at Post Graduated Program Faculty of Law USU

Daniel Pardede : Analisis Pengaturan Pasar Sekunder Dalam Mekanisme Pasar Modal di Indonesia, 2005
USU Repository © 2007


At the present, according to the Head of PPATK, Mr. Yunus Husein, said that PPATK
have accepted the suspicious financial transaction report amount of 1484 cases from 88
financial service providers which consist of 75 universal banks, 3 fund organizers, 4 money
exchange organizers, 1 pension fund organizer banks, 2 leasing companies, and 3 insurance
organizations. On the other case, PPATK have accepted the cash financial transaction report
of amount 1,058,290 from 109 financial service providers. From all of the suspicious
financial transaction report there are 30 cases have informed to Corruption Court to be
followed up. Beside that, there are 220 suspicious financial reports informed to Kapolri. In
December 2004 from the case informed, there are 15 cases have bring a verdict of guilty.

Key note:

Regulations
Secondary Market
Mechanism on Capital Market

Daniel Pardede : Analisis Pengaturan Pasar Sekunder Dalam Mekanisme Pasar Modal di Indonesia, 2005
USU Repository © 2007