3
B. Mengenal Konsep Pecahan.
Kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti bila didahului dengan soal cerita yang menggunakan obyek-obyek nyata misalnya buah : apel, sawo, tomat,
atau kue: cake, apem, dan lain-lain. Peraga selanjutnya dapat berupa daerah-daerah bangun datar beraturan misalnya persegi, persegipanjang, atau lingkaran yang akan
sangat membantu dalam memperagakan konsep pecahan. Pecahan
2 1 dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk lingkaran atau
persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki, sehingga akan didapatkan
gambar daerah yang diarsir seperti di bawah ini.
yang diarsir adalah
2 1
yang diarsir adalah
2 1
yang diarsir adalah
2 1
Pecahan
2 1
dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. ″1″ disebut pembilang
yaitu merupakan bagian pengambilan atau 1 bagian yang diperhatikan dari keselu- ruhan bagian yang sama.
″2″ disebut penyebut yaitu merupakan 2 bagian yang sama dari keseluruhan.
Peragaan tersebut di atas dapat dilanjutkan untuk pecahan
an 8
1 ,
an 4
1
dan sebagainya, seperti gambar di bawah ini.
yang diarsir adalah
4 1
yang diarsir adalah
4 2
yang diarsir adalah
8 3
dibaca seperempat atau dibaca dua perempat dibaca tiga perdelapan satu per empat
yang diarsir adalah
4 1
yang diarsir adalah
4 2
yang diarsir adalah
8 3
4 Pecahan
8 3
dibaca tiga per delapan. ″3″ disebut pembilang yaitu merupakan 3 bagian
yang diambil atau 3 bagian yang diperhatikan dari keseluruhan bagian yang sama. ″8″
disebut penyebut yaitu merupakan 8 bagian yang sama dari keseluruhan. Selain melipat dan mengarsir pada kertas, peragaan dapat pula menggunakan
pita atau tongkat yang dipotong dengan pendekatan pengukuran panjang, yang dapat pula untuk mengenalkan letak pecahan pada garis bilangan.
Pita dipotong menjadi 2 bagian sama panjang untuk memperagakan pecahan
. 2
1
2 1
1 =
2 2
Pengenalan letak pecahan pada garis bilangan tersebut sangat bermanfaat untuk mencari pecahan yang senilai.
C. Pecahan Senilai