Menurut Gabriel 2001, syarat air minum standar Internasional ditunjukkan dalam Tabel 2.1
Tabel 1. Syarat Air Minum Standart Internasional Diperkenankan Maksimum kelebihan
Total solid Warna
Kekeruhan Rasa
Bau Besi Fe
Mangan Mn Tembaga Cu
Zink Zn Calsium Ca
Magnesium Mg Sulfate SO
4
Chlorida Cl pH
Magnesium dan sodium Sulfat Phenolic substan sebagai
phenol 500 mgl
5 unit 5 unit
Tidak berasa Tidak berbau
0,3 mgl 0,1 mgl
1,0 mgl 5,0 mgl
75 mgl 50 mgl
200 mgl 200 mgl
7-8,5 500 mgl
0,001 mgl 1500 mgl
50 unit 25 unit
- -
1 mgl 0,5 mgl
1,5
mgl 15 mgl
200 mgl 150 mgl
400 mgl 600 mgl
Kurang dari 6,5 atau lebih besar dari 9,2
1000 mgl 0,002 mgl
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4892MenkesPerIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum tertera pada lampiran 1.
2.7. Turbidity Kekeruhan
Sebagian besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti sungai, danau, dan sebagainya. Salah satu langkah penting
pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut Sri Sumestri, 1984.
Turbidity kekeruhan disebabkan oleh banyak faktor, antara lain debu, tanah liat, bahan organik atau anorganik, dan mikroorganisme air. Di sini
Universitas Sumatera Utara
berakibat air akan menjadi kotor dan tidak jernih. Turbidity mengganggu penetrasi sinar matahari, sehingga mengganggu fotosintesis tanaman air. Selain itu bakteri
patogen dapat berlindung di dalam atau di sekitar bahan penyebab turbidity Sutrisno, 2004.
Kekeruhan dihilangkan melalui pembubuhan sejenis bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu yang disebut flokulan. Umumnya flokulan tersebut adalah
tawas Sri Sumestri, 1984.
2.8. Tawas
Tawas merupakan kristal putih yang tidak larut dan berbentuk gelatin yang mempunyai sifat dapat menarik partikel-partikel lain, sehingga berat, ukuran dan
bentuknya menjadi semakin besar dan mudah mengendap Haryanti, 2008. Kekeruhan dapat dihilangkan dengan pembubuhan tawas. Selain
pembubuhan tawas diperlukan pengadukan sampai flok-flok terbentuk. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebut bertumbukan dan
akhirnya bersama-sama mengendap. Untuk mendapatkan dosis yang optimal tawas dan nilai-nilai parameter
lain seperti pH, jenis flokulan yang akan digunakan dalam proses flokulasi dan sebagainya, dilakukan jar test Sri Sumestri, 1984.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Jar Test
Jar test merupakan alat yang tepat untuk menentukan menentukan dosis optimum bahan kimia untuk koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dari berbagai
kualitas air baku. Jar test ini digunakan untuk mendesain suatu instalasi pengolahan air untuk menentukan intensitas pencampuran, periode pencampuran
cepat dan lambat, periode sedimentasi, jenis dan jumlah bahan kimia yang akan digunakan. Apabila percobaan dilakukan secara tepat, informasi yang berguna
akan diperoleh untuk membantu operator instalasi dalam mengoptimisasi proses- proses koagulasi, flokulasi dan penjernihan, memperbaiki instalasi yang ada. Jar
test memberikan data mengenai kondisi optimum untuk parameter-parameter
proses lain, seperti:
- Dosis koagulan
- pH
- warna
- waktu dan intensitas pencampuran cepat dan pengadukan lambat
- waktu pengendapan
Directorate of Water Supply, 1984.
2.10. Pembentukan Flok