BAB II Laporan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan Tahun 2016

(1)

Laporan Kegiatan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan

BAB II

GAMBARAN LOKASI PEMANTAUAN DAN PARAMETER YANG DIPANTAU

II.1. Lokasi Pemantauan

Kabupaten Grobogan secara geografis terletak di antara 110015’ BT – 111025’ BT dan di antara 70LS – 7030’ LS. Dilihat dari tata ruang Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak di antara Pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur. Kondisi topografi rata-rata adalah datar, terutama bagian tengah yang merupakan lahan landai dan agak curam, sedangkan yang berada di sebelah utara dan selatan berupa pegunungan kapur dan perbukitan yang membujur dari barat ke timur (Pegunungan Kendeng Utara dan kendeng Selatan). Luas wilayah kabupaten Grobogan adalah 1.975, 86 km2 dan secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 273 desa dan 7 kelurahan yang tersebar dalam 19 kecamatan dengan ibukota kabupaten di Purwodadi.

Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten yang terdapat banyak sungai yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat sekitanya. Sungai-sungai tersebut oleh masyarakat saat ini diduga telah mengalami penurunan kualitas air sungai sebagai akibat dari buangan limbah berbagai kegiatan seperti perkebunan, perindustrian, domestik, pertanian, serta kegiatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat. Adapun lokasi pemantauan dalam rangka mengetahui kualitas air sungai di beberapa Kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Lokasi Pemantauan dan Pengambilan Sampel Air Sungai


(2)

Laporan Kegiatan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan

No. Sungai yang Dipantau

Lokasi titik Sampel Jumlah Titik Sampel 1. Sungai Lusi - Desa Selo Kec

Tawangharjo

- Kelurahan Wirosari Kec Wirosari

- Desa Pancan Kec Tawangharjo

3 titik

2. Sungai Tuntang - Desa Jatp Pecaron Kec Gubug

- Desa Klitikan Kec Kedungjati

- Desa Ngombak Kec Kedungjati

- Desa Gelapan Kec Kedungjati

4 titik

3. Sungai Serang - Desa Kandangrejo Kec Klambu

- Desa Pulorejo Kec Purwodadi

- Desa Pulorejo Kec Purwodadi

3 titik


(3)

(4)

II.2. Parameter yang Dipantau a. Temperatur

Temperatur merupakan derajat panas atau dinginnya air yang diukur pada skala definitif seperti derajat celcius (0C) atau derajat Fahrenheit (0F). Temperatur air merupakan regulator utama proses-proses alamiah di dalam lingkungan akuatik. Ia dapat mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan berperan secara langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen kualitas air lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Tempertatur air mengendalikan spawing dan hatching, mengendalikan aktivitas, memacu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan, dapat menyebabkan kematian jika air menjadi panas atau dingin sekali secara mendadak. Air yang lebih dingin lazimnya menghambat perkembangan; air yang lebih panas umumnya mempercepat aktivitas. Temperatur air juga mempengaruhi berbagai macam reaksi fisika dan kimiawi dalam lingkungan akuatik.

Temperatur / Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan penting untuk organisme akuatik.Rentang toleransi serta suhu optimum kultur berbeda untuk setiap jenis / spesies ikan, hingga stadiapertumbuhan yang berbeda. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas makan ikan, dimana peningkatan suhumempengaruhi peningkatan aktivitas metabolisme ikan, penurunan gas (oksigen) terlarut, memberi efekpada proses reproduksi ikan. Perubahan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan kematian organismesungai. Suhu air yang optimal bagi pertumbuhan biota air berkisar: 28-32°C .


(5)

Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid = TSS) adalah semua zat padat (pasir,lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupakomponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati(abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempatberlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentukendapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatuperairan.

Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna.Sebaran zat padat tersuspensi di laut antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal daridarat melalui aliran sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibatpengikisan.

Residu Tersuspensi adalah berat zat padat dalam air yang tertahan pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakandalam satuan mg/L.

Residu Terlarut adalah berat zat padat dalam air yang lolos pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalamsatuan mg/L.

Residu Total terurai adalah bagian berat dari residu total yang terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Tersuspensi Terurai adalahbagian berat dari residu tersuspensi yang terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu


(6)

dandinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Terikat adalah bagian berat residu total atau residu tersuspensi yang tidak terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L. Residu Mengendap adalah zat padat yang dapat mengendap selama waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L atau mL/L.

c. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa dalam air. Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam/ basa. Di dalam air yang bersih jumlah

konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga air yang bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan ini disebut sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5.

Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang sangat rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme aquatik. Kisaran nilai pH bagi kehidupan organisme perairan adalah 6 – 9,5.


(7)

Kisaran nilai pH yang baik adalah berkisar antara 7 – 8. Terjadinya perubahan nilai pH disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : peningkatan gas

CO2 sebagai hasil pernafasan dari organisme aquatik, pembakaran bahan organik di dalam air oleh jasad renik, rendahnya konsntrasi oksigen terlarut, kandungan garam (salinitas) yang tinggi, jumlah padat tebar yang tinggi, keadaan suhu air yang tidak stabil, serta tingginya tingkat kekeruhan melebihi ambang batas.

d. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahanorganik yang sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan.

Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik. Makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik.

Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan hampir semuazat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air. BOD penting untukmengetahui banyaknya zat anorganik yang terkandung dalam air limbah. Makin banyak zat organik,makin tinggi BOD-nya. Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya, matahari, pertumbuhan biologik,gerakan air dan kadar oksigen.

Dalam air limbah, bahan pencemar organik akan diuraikan secara alami oleh bakteri yang ada. Bakteri dalam air dibagi menjadi beberapa


(8)

golongan. Golongan aerob ialah mereka yang memerlukanoksigen bebas untuk kehidupannya dan golongan anaerob ialah yang tidak memerlukan oksigen bebastetapi dapat mempergunakan oksigen yang didapat dari pemecahan senyawa lain. Ada golongan ketigayang dinamakan golongan fakultatif yang dapat berlaku sebagai aerob maupun anaerob tergantungkeadaan lingkungannya. Kebanyakan bakteri dalam air kotor adalah saprofit, hidup dari zat organik mati.

Air badan air mempunyai daya pemurnian alami (self purification), bila kemasukan bahan pencemar akan diuraikan secara biologik oleh mikroorganisme yang ada di dalam air dengan bantuan oksigen terlarutmenjadi hasil uraian yang stabil. Dari zat organik diuraikan menjadi senyawa nitrat, sulfat, karbonat, fosfatdan sebagainya oleh bakteri aerob. Akan tetapi bila bahan pencemar organiknya terlalu tinggi, oksigenterlarut yang ada akan makin berkurang sampai menjadi nol. Akibatnya yang bekerja adalah bakterianaerob dengan hasil akhir nitrit, amonia, asam sulfida dan sebagainya yang menimbulkan bau.Kalau DO yang cukup banyak, bakteri aeron akan melakukan oksidasi dan terbentuklah senyawanitrit yang selanjutnya menjadi nitrat. Kalau kehabisan DO selama proses inim maka nitrat akan direduksimenjadi nitrit oleh bakteri anaerob. Ini akan terjadi bila sebagian besar zat organik tersebut telahdioksidasi menjadi nitrat. Kalau persediaan oksigen tidak cukup, zat organik akan diuraikan oleh bakterianaerob membentuk amoniak. Jadi bila ada pencemar organik dalam air limbah, DO yang ada akandipergunakan oleh bakteri untuk menguraikannya, sehingga cepat habis. Sebaliknya bila ada air limbahyang mengandung bahan pencemar organik diberi oksigen secukupnya (dilakukan


(9)

aerasi), akan terjadiperuraian aerobik sampai mencapai keadaan stabil. Banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mencapaikeadaan stabil ini yang disebut BOD.

Dalam studi kualitas air parameter BOD sangat penting sekali karena parameter ini merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang tercemar biasanya mempunyai BOD yang tinggi, sebaliknyaair yang tidak tercemar mempunyai BOD yang rendah. BOD merupakan petunjuk penting untukmengetahui banyaknya zat organik yang terkandung dalam air limbah. Makin banyak kandungan zatorganik makin tinggi BODnya. Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya matahari, pertumbuhan biologik,gerakan air dan kadar oksigen.

e. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yangterdapat dalam air. Mengenai baku mutu air minum golongan B (air yang dipakai sebagai bahan baku airminum melalui suatu pengolahan) maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihibatas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.

Penetapan COD gunanya untuk mengukur banyaknya oksigen setara dengan bahan organik dalam sampel air, yang mudah dioksidasi oleh senyawa kimia oksidator kuat. Penetapan ini sangatpenting untuk dapat diuraikan secara kimiawi. Maka dapat dikatakan COD adalah banyaknya oksidatorkuat yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung sebagai mg/l O2. Beberapa zat organik yang tidak terurai secara biologik antara lain asam asetat, asam sitrat, selulosa dan lignin (zatkayu).


(10)

Penggunaan teknik yang benar-benar sama antara sampel dan blanko pada setiap penetapan sangat penting karena hanya sebagian dari bahan organik yang terhitung, tergantung dari oksidator kimiayang dipakai, susunan dari senyawa organiknya dan prosedur yang dipakai. Cara refluks dengan dikromatdipilih untuk penetapan COD karena kemampuannya untuk mengoksidasi, pemakaiannya luas terhadapberbagai jenis sampel dan mudah dilakukan.

Dalam studi kualitas air parameter COD sangat penting sekali karena parameter ini juga merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang tercemar, misalnya oleh limbah domestikataupun limbah industri pada umumnya mempunyai nilai COD yang tinggi, sebaliknya air yang tidaktercemar mempunyai COD yang rendah.

f. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DOyang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang tersediadalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitasyang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan olehbanyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan di sampingparameter lain seperti kob dan kod.


(11)

Oksigen terlarut adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup dalam air tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkanuntuk kehidupannya. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupannya.

Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya, dan dari atsmosfer (udara) yang masuk ke dalam airdengan kecepatan terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung darisuhu dan tekanan atmosfer. Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan. Misalnya danaudi pegunungan yang tinggi mungkin mengandung oksigen terlarut 20-40 % kurang daripada danau padapermukaan laut.

g. Total Fosfat sebagai P

Fosfat merupakan unsur esensial disuatu perairan yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan tingkat tinggi dan alga sehingga dapat mempengaruhi produktivitas perairan, sedangkan nitrat merupakan nutrien utama di perairan dalam membentuk pertumbuhan tanaman dan alga.

Fosfat merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien bagi berbagai organisme aquatik. Fosfat merupakan unsur hara yang sangat penting dalam pertukaran energi dari organisme yang sangat dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrient), sehingga fosfat berfungsi sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatan pertumbuhan alga dan tumbuhan air lainnya secara cepat. Peningkatan fosfat akan menyebabkan timbulnya proses eutrofikasi di suatu ekosistem perairan yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut, diikuti dengan timbulnya kondisi


(12)

aerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrit dan belerang.

h. NO3 Sebagai N (NO3)

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L. Kadar nitrat-nitrogen yang melebihi 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara cepat.

i. Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat kerja paruparu, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pulamerusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunanKadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk - batuk, dan lemah.

j. Khrom (Cr +6)

Kromium termasuk dalam jenis logam berat yang sangat toksik. Sehingga keberadaan senyawa kromium dilingkungan harus mendapat perhatian yang serius. Kromium merupakan ion logam yang bersifat racun baik bagi manusia maupun bagi kehidupan mahluk hidup lainnya (ikan). Senyawa Cr+6 dapat menyebabkan terjadinya mutagen yang pada akhirnya berpengaruh langsung pada asam deoksiribo nukleat (DNA) sehingga sel mahluk hidup akan berubah.


(13)

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yangrendah.

Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, di samping itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada airbuangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganikalami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikansampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikanmenjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitratadalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat dipermukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organikhewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitratdi dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.

l. Deterjen

Detergen adalah salah satu produk komersial yang digunakan untuk menghilangkankotoran pada pencucian pakaian. Dalam detergenmengandung bahan yang mempunyai sifat aktifpermukaan (surfaktan). Surfaktan ini digunakanuntuk proses pembahasan dan pengikat kotoran,sehingga sifat dari


(14)

detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya. Detergen yang dijual bebas di pasaran biasanyamengandung 20 – 40 % surfaktan, sedangkan sisanyaadalah bahan kimia yang biasanya disebut denganadditivies atau detergen builders yang berfungsiuntuk meningkatkan daya bersih detergen

Adapun efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya detergen dalam air antara lain terbentuknyafilm akan menyebabkan menurunnya tingkat transferke dalam air, pada konsentrasi yang melebihiambang batas yang ditentukan, dapat menyebabkangangguan kesehatan yang cukup serius, kombinasiantara polyphospat dengan surfaktan dalam detergendapat mempertinngi kandungan phospat dalam air.Hal ini akan menyebabkan terjadinya entroikasi yangdapat menimbulkan warna pada air.

m.Fenol

Senyawa-senyawa fenol merupakan senyawa organik yang mempunyai sifat racun. Bila mencemari perairan dapat membuat rasa dan bau tidak sedap, dan pada nilai konsentrasi tertentu dapatmenyebabkan kematian organisme di perairan tersebut.

Fenol bersifat Toksik (racun) jika masuk lewat pernapasan, termasuk kontak dengan kulit dan jika fenol tertelan manusia. Fenol akan sangat cepat masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan, dan gesekandengan kulit dan melalui rongga mulut. Gejala keracunan fenol diantaranya adalah muntah-muntah,kejang kejang, terkejut, aktivitas jantung yang tidaknormal, ketidaksadaran, kesulitan dalam bernapas,berhentinya pernapasan sampai pada kematian manusia. Kemungkinan juga memiliki efek pada sistemsaraf pusat, jantung, hati, ginjal, air seni.


(15)

n. Bakteri Coliform

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.


(1)

Penggunaan teknik yang benar-benar sama antara sampel dan blanko pada setiap penetapan sangat penting karena hanya sebagian dari bahan organik yang terhitung, tergantung dari oksidator kimiayang dipakai, susunan dari senyawa organiknya dan prosedur yang dipakai. Cara refluks dengan dikromatdipilih untuk penetapan COD karena kemampuannya untuk mengoksidasi, pemakaiannya luas terhadapberbagai jenis sampel dan mudah dilakukan.

Dalam studi kualitas air parameter COD sangat penting sekali karena parameter ini juga merupakan salah satu indikator pencemaran air. Air yang tercemar, misalnya oleh limbah domestikataupun limbah industri pada umumnya mempunyai nilai COD yang tinggi, sebaliknya air yang tidaktercemar mempunyai COD yang rendah.

f. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DOyang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukkan jumlah oksigen (O2) yang tersediadalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitasyang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan olehbanyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan di sampingparameter lain seperti kob dan kod.


(2)

Oksigen terlarut adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup dalam air tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkanuntuk kehidupannya. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupannya.

Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya, dan dari atsmosfer (udara) yang masuk ke dalam airdengan kecepatan terbatas. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung darisuhu dan tekanan atmosfer. Semakin tinggi suhu air, semakin rendah tingkat kejenuhan. Misalnya danaudi pegunungan yang tinggi mungkin mengandung oksigen terlarut 20-40 % kurang daripada danau padapermukaan laut.

g. Total Fosfat sebagai P

Fosfat merupakan unsur esensial disuatu perairan yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan tingkat tinggi dan alga sehingga dapat mempengaruhi produktivitas perairan, sedangkan nitrat merupakan nutrien utama di perairan dalam membentuk pertumbuhan tanaman dan alga.

Fosfat merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien bagi berbagai organisme aquatik. Fosfat merupakan unsur hara yang sangat penting dalam pertukaran energi dari organisme yang sangat dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrient), sehingga fosfat berfungsi sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfat dalam suatu ekosistem perairan akan meningkatan pertumbuhan alga dan tumbuhan air lainnya secara cepat. Peningkatan fosfat akan menyebabkan timbulnya proses eutrofikasi di suatu ekosistem perairan yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut, diikuti dengan timbulnya kondisi


(3)

aerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrit dan belerang.

h. NO3 Sebagai N (NO3)

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L. Kadar nitrat-nitrogen yang melebihi 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara cepat.

i. Kadmium (Cd)

Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat kerja paruparu, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pulamerusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunanKadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk - batuk, dan lemah.

j. Khrom (Cr +6)

Kromium termasuk dalam jenis logam berat yang sangat toksik. Sehingga keberadaan senyawa kromium dilingkungan harus mendapat perhatian yang serius. Kromium merupakan ion logam yang bersifat racun baik bagi manusia maupun bagi kehidupan mahluk hidup lainnya (ikan). Senyawa Cr+6 dapat menyebabkan terjadinya mutagen yang pada akhirnya

berpengaruh langsung pada asam deoksiribo nukleat (DNA) sehingga sel mahluk hidup akan berubah.


(4)

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yangrendah.

Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, di samping itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada airbuangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganikalami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikansampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikanmenjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitratadalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat dipermukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organikhewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitratdi dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.

l. Deterjen

Detergen adalah salah satu produk komersial yang digunakan untuk menghilangkankotoran pada pencucian pakaian. Dalam detergenmengandung bahan yang mempunyai sifat aktifpermukaan (surfaktan). Surfaktan ini digunakanuntuk proses pembahasan dan pengikat kotoran,sehingga sifat dari


(5)

detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya. Detergen yang dijual bebas di pasaran biasanyamengandung 20 – 40 % surfaktan, sedangkan sisanyaadalah bahan kimia yang biasanya disebut denganadditivies atau detergen builders yang berfungsiuntuk meningkatkan daya bersih detergen

Adapun efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya detergen dalam air antara lain terbentuknyafilm akan menyebabkan menurunnya tingkat transferke dalam air, pada konsentrasi yang melebihiambang batas yang ditentukan, dapat menyebabkangangguan kesehatan yang cukup serius, kombinasiantara polyphospat dengan surfaktan dalam detergendapat mempertinngi kandungan phospat dalam air.Hal ini akan menyebabkan terjadinya entroikasi yangdapat menimbulkan warna pada air.

m.Fenol

Senyawa-senyawa fenol merupakan senyawa organik yang mempunyai sifat racun. Bila mencemari perairan dapat membuat rasa dan bau tidak sedap, dan pada nilai konsentrasi tertentu dapatmenyebabkan kematian organisme di perairan tersebut.

Fenol bersifat Toksik (racun) jika masuk lewat pernapasan, termasuk kontak dengan kulit dan jika fenol tertelan manusia. Fenol akan sangat cepat masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan, dan gesekandengan kulit dan melalui rongga mulut. Gejala keracunan fenol diantaranya adalah muntah-muntah,kejang kejang, terkejut, aktivitas jantung yang tidaknormal, ketidaksadaran, kesulitan dalam bernapas,berhentinya pernapasan sampai pada kematian manusia. Kemungkinan juga memiliki efek pada sistemsaraf pusat, jantung, hati, ginjal, air seni.


(6)

n. Bakteri Coliform

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform

fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan

coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya

pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.