Bahan periklanan 3

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan dunia yang pesat, perkembangan kondisi pasar sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam menawarkan dan memasarkan produk mereka.

Bergulirnya waktu ke waktu konsumen semakin menseleksi segala produk yang diinginkan dengan melalui informasi yang tersedia. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus pintar dalam memilih cara yang tepat untuk menginformasikan produk

perusahaannya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk meraih sukses dalam mencapai pasar sasaran suatu perusahaan, diperlukan strategi yang tepat sasaran. Oleh sebab itu diperlukan seorang pemasar yang mampu membaca situasi dan kondisi pasar secara tepat. Untuk mencapai sasaran dalam suatu usaha pemasaran selalu membutuhkan alat dalam penyampaian informasi kepada konsumennya, salah satunya adalah dengan cara mengeluarkan iklan tentang produk suatu perusahaan yang menarik bagi

konsumen, yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan. Penyampaian iklan akan membantu dalam mengenalkan produk kepada konsumen, iklan mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumen.

Menurut sejarahnya, kegiatan promosi atau iklan suatu produk barang atau jasa dilakukan secara langsung (orasi). Lalu ketika ditemukannya aksara untuk baca dan tulis, manusia melakukan kegiatan ekonominya dengan ditulis pada wadah untuk menulis baik itu dari batu, kain, tulang atau kertas. Wadah yang terakhir ini melahirkan iklan yang muncul dalam bentuk poster dan pamflet. Lalu dengan adanya printer yang mempengaruhi perkembangan media cetak, iklan dimuat di halaman-halaman surat kabar, koran, majalah, tabloid, baliho ataupun papan-papan besar yang biasa terlihat di pinggir jalan kota. Ketika media penyiaran mulai berkembang lagi, maka iklan

dimunculkan dalam bentuk suara dengan media radio. Televisi merupakan media iklan selanjutnya. Adanya televisi, konsumen jadi lebih menarik untuk membeli karena

produk tersebut langsung di demokrasikan dan dengan adanya efek dari cahaya, suara, gerakan juga.


(2)

Latar belakang diatas menjelaskan betapa pentingnya adanya iklan di perkembangan zaman sekarang ini. Serta iklan mulai berkembang, dari bentuk orasi menjadi bentuk ke media televisi yang saat ini bisa kita lihat produk tiap perusahaan berlomba-lomba untuk menarik konsumen. Untuk itu maka kami ingin meneliti lebih jauh tentang iklan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa syarat-syarat dari iklan? 2. Apa fungsi dari iklan?

3. Bagaimana jenis-jenis iklan beserta contoh aplikasinya?

C. Tujuan

1. Mengerti syarat-syarat dari iklan. 2. Mengerti fungsi iklan.


(3)

BAB II

PEMBAHASAN

1. A. Pengertian Iklan

Sebelum menjawab dari beberapa rumusan masalah tersebut, maka dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian iklan. Dalam Edward (2011: baris 3) merinci arti dari iklan menurut beberapa para ahli, yaitu :

1. Menurut Kotler (1999):

Iklan adalah segala macam bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu.

2. Menurut Wells (1992):

Periklanan adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience. 3. Menurut Rhenald Kasali (1992):

Iklan didefinikan sebagi pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan untuk masyarakat melalui suatu media. Beda dengan pengumuman biasa, iklan lebih membujuk orang untuk membeli.

4. Menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia):

Periklanan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat.


(4)

Periklanan adalah komunikasi non-personal melalui beragam media yang dibayar oleh perusahaan, organisasi non-profit dan individu-individu dengan menggunakan pesan iklan yang diharapkan dapat menginformasikan atau membujuk kalangan tertentu yang membaca pesan tersebut.

6. Menurut Russel & Lane (1990):

Suatu pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa medium komunikasi massa.

7. Menurut Gilson & Berkman (1980):

Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran.

B. Syarat-Syarat Iklan

Dalam kumpulan istilahcom (2010: baris 4), syarat-syarat iklan adalah sebagai berikut : 1. Bahasa Iklan

a. menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis b. ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif

c. disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan 2. Isi iklan

a. objektif dan jujur b. singkat dan jelas


(5)

d. menarik perhatian banyak orang.

C. Fungsi Iklan

Shimp dalam Apriadi (2009: baris 31) iklan sangat penting karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis, yaitu:

1. Menginformasikan

Iklan membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan informasi mengenai merk tertentu, dan menginformasikan karakteristik serta keunggulan suatu produk. Pada tahap awal dari kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk

membangun permintan primer (kotler). Iklan merupakan bentuk komunikasi yang efisien karena mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang relativ rendah. 2. Membujuk

Tujuan ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan ingin

membangun permintaan selektif untuk produk tertentu. Beberapa iklan menggunakan comparative advertising yang memberikan perbandingan atribut dari dua atau lebih merk/produk secara eksplisit.

Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk mencoba

menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk permintaan untuk seluruh kategori produk.

Seringkali iklan ditujukan untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk perusahaan tertentu.

3. Mengingatkan

Iklan dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk perusahaan. Ketika timbul kebutuhan yang berkaitan dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat iklan tentang produk tertentu. Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli. Iklan dengan tujuan mengingatkan ini sangat penting untuk produk matang.

4. Memberikan Nilai Tambah

Iklan memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah produk sehingga produk dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih bergengsi, bahkan melebihi apa yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara keseluruhan memberikan kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.


(6)

5. Mendukung Usaha Promosi Lainnya

Dapat digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai alat untuk menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative, meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnya.

D. Jenis-Jenis Iklan Beserta Contoh Aplikasinya

Dalam Dwinda Aulia Melati (2010: baris 49) ditinjau dari tujuannya, iklan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis iklan, yakni :

1. Iklan Komersial (Comercial Advertising).

Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung pemasaran atau mempromosikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan dari perusahaan/industri maupun personal. Contoh iklan ini adalah iklan produk yang biasanya di televisi yaitu iklan Gulagu, iklan Gudang Garam, iklan Oreo dan lainnya. Ada 2 macam iklan

komersial, yaitu: a. Iklan Strategis.

Iklan macam ini digunakan untuk membangun merek (brand). Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk maupun jasa yang diiklankan. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan macam ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.

b. Iklan Taktis.

Iklan taktis adalah iklan yang memiliki tujuan yang mendesak. Iklan macam ini

dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama.


(7)

2. Iklan Korporat atau Iklan Perusahaan (corporate advertising).

Iklan korporat bertujuan untuk membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan Korporat akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan Korporat merupakan bentuk lain dari iklan komersial yang bersifat strategis yaitu ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada masyarakat. Iklan korporat sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian

perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Contoh iklan bank BNI dengan logo baru yaitu 46.

3. Iklan Layanan Masyarakat (Public Service Advertising).

Iklan Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan iklan layanan masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi

kepentingan umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap

perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya. Contoh iklan ini adalah iklan himbauan jangan korupsi, iklan BKKBN, iklan membaca dan lainnya.


(8)

BAB III

PENUTUP

1. A. Kesimpulan

Menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) periklanan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat.

Syarat-syarat iklan dapat ditinjau dari bahasa iklan dan isi iklan itu sendiri. Bahasa iklan mempunyai syarat menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, logis,

ungkapkan yang digunakan untuk memikat dan disusun singkat dan menonjolkan pada bagian yang dipentingkan. Sedangkan isi iklan mempunyai syarat harus objektif, jujur, singkat tapi jelas, tidak menyinggung golongan tertentu, dan tentunya menarik

perhatian orang.


(9)

1. Memberikan informasi mengenai merk tertentu 2. Membujuk

3. Mengingatkan pada merk/produk 4. Memberikan Nilai Tambah

5. Mendukung Usaha Promosi Lainnya

Ditinjau dari tujuannya, iklan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis iklan, yakni : 1. Iklan Komersial (Comercial Advertising).

2. Iklan Korporat atau Iklan Perusahaan (corporate advertising). 3. Iklan Layanan Masyarakat (Public Service Advertising).

1. B. Saran

Sebagi calon sarjana yang baik, alangkah baiknya jika kita membekali diri kita dengan hardskill maupun memperkaya softskill. Supaya kita bisa memperluas pemasaran khususnya pada alat dalam penyampaian informasi kepada konsumennya, yaitu iklan. Serta bisa memberikan ide tentang produk suatu perusahaan yang menarik bagi konsumen, baik cara penyampaiannya dan temanya yang pada akhirnya konsumen juga akan tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan dan mempunyai peranan penting dalam menancapkan merek suatu produk ke pikiran konsumeN.

DAFTAR PUSTAKA

Apriadi. 2009. “Pengertian, Jenis dan Fungsi Iklan”

(Online).http://triantoroblogs.blogspot.com/2009/10/pengertian-fungsi-iklan.html (Diund uh pada tanggal 7 Oktober 2012).


(10)

Edward. 2011. “Definisi Periklanan Menurut Beberapa Ahli ”

(Online).http://oaththinking.blogspot.com/2011/04.html. (Diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012).

Kumpulanistilahcom. 2010. “Syarat – Syarat Iklan” (Online). http://id.shvoong.com. (Diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012).

http://alipnugroho.wordpress.com/2013/07/01/makalah-iklan/ Melati, Dwinda Aulia. 2010. “Teori Iklan”

(Online). http://www.blogtopsites.com.html(Diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012).

Periklanan sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bisnis modern saat ini. Dalam pekembangannya, periklanan menimbulkan bebagai masalah bebeda, teutama dalam konteks sosio kultural, yaitu iklan-iklan yang setiap hari secara massal dan intensif dicurahkan diatas masyarakat melalui berbagai media komunikasi yang pada umumnya tidak mendidik, tetapi sebaliknya justru menyebarluaskan selera rendah. Periklanan juga kebanyakan memamerkan suasana hedonistis dan materialistis, dan memunculkan ideologi konsumerisme.

Permasalahan dari iklan juga muncul soal keetisannya yaitu memanipulasi publik padahal menghormati otonomi manusia merupakan suatu prinsip etis yang mendasar. Iklan seringkali


(11)

ikian mendoktrin masyarakat untuk mempercayai apa yang mereka iklankan sebagai kebenaran mutlak. Padahal isi dari iklan tesebut belum reruji kebenarannya secara empiris. Pada kenyataannya masyarakat cenderung mempercayai ikilan dan mengangap informasi dari iklan tersebut sebagai kepasatian. Hal ini yang disebut dengan iklan yang menyesatkan.

Tak lepas dari masalah di atas persaingan akan produk dana jasa dasawarsa ini telah memunculkan perang iklan untuk produk-produk sejenis. Banyak dari iklan produk serupa cenderung untuk menjatuhkan lawan produk melalui iklannya daripada mengiklankan keunggulan produknya. Perang iklan ytang semakin agresif dan berbala-balasan,ini menyebabkan keetisan dan aturan main yang baik dilupakan seolah itu adalah hal kuno dan tak kompeten untyuk di lakukan dewasa ini.

Definisi Iklan

Iklan dilukiskan sebagai sarana dan media komunikasi antara produsen dan konsumen, antara penjual dan pembeli. Dalam proses periklanan, komunikasi periklanan, sebuah klan menyampaikan pesan sedemikian rupa sehingga kita memperoleh kesan bahwa iklan tersebut bermaksud memberi informasi. Seolah-olah tujuan dari iklan tersebut adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa secara informatif dan jelas, namun pada kenyataannya saaat ini banyak iklan –iklan komersial yang ditayangkan dan ditampilkan secara belebihan dan sangat tidak sesuai dengan kenyataan.


(12)

Fungsi Iklan

Iklan dibagi menjadi 2 macam , yaitu iklan yang persuasif dan iklan yang informatif. Iklan yang persuasif biasanya ditemukan pada produk-produk yang bukan kebutuhan imum. Iklan tersebut berusaha untuk menarik hati dan membujuk konsumen untuk membeli produknya. Sedangkan iklan yang informatif adalah iklan yang menyediakan informasi dan memperkenalkan suatu hal.

Namun di dalam dunia periklanan tidak ada yang namanya murni iklan persuasif ataupun iklan yang informatif. Iklan selau mengandung unsur dari keduanya. Ketika mengiklankan sesuatu,iklan tersebut pasti di buat seinformatif dan semenarik mungkin.

Contoh Iklan informatif

Iklan layanan masyarakat tentang pencegahan flu burung adalah iklan yang menyediakan informasi namun iklan tersebut menyewa seorang artis agar menarik.

Contoh iklan persuasif

Iklan jus buah selain membujuk dan menarik hati konsumen juga menyediakan informasi tentang keberadaan dan keunggulan produk tersebut.


(13)

Realitas dalam Periklanan

Pada umumnya iklan cenderung membohongi menyesatkan dan bahkan menipu calon konsumen. Karena seringkali iklan yang beredar di masyarakat tidak sesuai dengan realitas kenyataan di lapangan, dan cenderung dilebih-lebihkan. Contohnya :

1. iklan sepeda motor bebek yang mampu melaju amat cepat hingga memporak-porandakan sekitarnya.

2. iklan operator seluler yang menyatakan menjadi termurah, padahal dibalik itu masa aktif untuk operator itu sangat singkat sekali, sehingga pelanggan diharuskan untuk membeli pulsa baru, walaupun sebenarnya sisa pulsanya masih banyak.

3. iklan obat, yang mengatakan tanpa efek samping, padahal setiap obat memiliki efek samping baik besar maupun kecil.

Pada intinya iklan itu memiliki unsur kebohongan, tapi kita harus bisa membedakan antara kebohongan dan penipuan, menipu berarti berbohong secara sengaja, padahal kita kebenarannya. Sedangkan berbohong itu bisa dilakukan secara tidak sengaja, tanpa maksud untuk merugikan orang lain, atau dengan kata lain tidak menceritakan realitas sesungguhnya pada iklan tersebut. Kontrol Periklanan di Indonesia

Kontrol pemerintah

Di indonesia khusus untuk iklan obat dan makanan, diawasi secara langsung oleh BPPOM. Hal ini secara tidak langsung adalah merupakan salah satu bentuk kontrol pemerintah terhadap produk – produk konsumsi berupa obat, makanan dan minuman untuk memastikan bahwa produk tersebut benar-benar aman dikonsumsi.


(14)

Kontrol oleh pengiklan ini di indonesia tata krama dan tata cara periklanan dikeluarkan oleh AMLI (Asosiasi Media Luar Ruang Indonesia), ASPINDO, (Asosiasi Pemrakarasa dan Penyantun Iklan Indonesia), PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar). Badan-badan diatas menyeleksi iklan untuk menjaga kode etik, yang untuk selanjutnya diawasi kembali oleh KPI (Komisi Periklanan Indonesia)

Kontrol Oleh masyarakat

Beberapa lembaga juga turut menggalakkan etika periklanan. Yaitu YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), dan lembaga pembinaan dan perlindungan konsumen. Lembaga-lembaga tersebut sebagai pengontrol atas kualitas dan kebenaran periklanan.

Penilaian etis terhadap iklan

Setelah membahas mengenai definisi dan fungsi iklan, kini kita tiba pada aspek utama yang dibahas dan disoroti saat ini, yaitu aspek etika dari iklan. Mengenai aspek etika dari iklan ini tidak saja dapat dilihat dari aturan-aturan yang mendasar saja, (seperti : tidak boleh berbohong, otonomi manusia harus dihormati) namun kita juga harus mempertimbangkannya dari aspek lain, yang dapat ditinjau dari maksud si pengiklan, isi (content) iklan, dan keadaan publik yang dituju.

Maksud si pengiklan

Penilaian etis atau tidaknya suatu iklan tentu saja berkorelasi kuat dengan maksud si pengiklan, apabila maksud si pengiklan sudah tidak baik, maka sudah dapat dipastikan bahwa iklannya pun juga akan sulit dianggap etis oleh masyarakat, contohnya iklan operator seluler yang sering kita lihat saling menjatuhkan satu sama lain – yang apabila dibiarkan hal ini akan menjadi perang iklan antar operator seluler yang tentu saja dampaknya tidak baik bagi masyarakat.


(15)

Isi iklan

Selain maksud si pengiklan, suatu iklan akan menjadi tidak etis apabula isi iklan tersebut kurang baik, misalnya saja iklan tentang minuman keras, terutama apabila disiarkan di negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran seperti Indonesia ini. Maka sudah pasti iklan tersebut akan menuai protes dan di-ban oleh pemerintah / instansi yang mengawasi tentang periklanan.

Ada juga kontroversi iklan mengenai produk yang merugikan kesehatan masyarakat, apalagi kalau bukan rokok. Pemerintah dapat mengambil tindakan tegas untuk melarang iklan rokok yang ada dengan tujuan agar masyarakat tidak terpengaruh oleh rokok, terutama generasi muda dan remaja. Namun di sisi lain rokok boleh diperjualbelikan dengan legal, tentunya akan menuai banyak protes ketika iklan tentang rokok dilarang. Dalam hal seperti ini, konsumen sendirilah uang harus mem-filter iklan-iklan tersebut, dapat mempertimbangkan penggunaannya bagi kesehatannya, terutama resiko yang didapat daripada manfaat yang diperoleh.

Keadaan publik yang dituju

Dalam membuat iklan, pastilah sang produsen menargetkan iklannya tepat sasaran, yaitu tepat mengena pasar konsumen tertentu yang dituju, misalnya iklan mobil menargetkan iklannya dapat menarik bagi masyarakat golongan menengah ke atas (karena secara realitas merekalah yang mampu membeli). Hal ini apabila penyampaiannya kurang tepat, maka dapat menimbulkan perkara etika bagi golongan masyarakat dibawahnya. Apakah etis jika ada iklan tentang mobil yang mewah di tengah-tengah keadaan masyarakat yang sedang kacau dan mayoritas berada di bawah garis kemiskinan? Dengan adanya iklan semacam ini, maka garis pemisah antara penduduk kaya dan miskin akan semakin tebal


(16)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kita bisa menarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Iklan sebagai komunikasi pemasaran

2. Mengapa iklan sangat berperan penting dalam pemasaran suatu produk 3. Bagaimana cara membuat iklan untuk suatu produk secara benar.

1.3 Tujuan penulisan

1. untuk mengetahui apakah itu periklanan

2. untuk mengetahui apakah mamfaat iklan dalam pemasaran 3. untuk mengetahui cara membuat iklan secara benar


(17)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Iklan sebagai komunikasi pemasaran

Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya perkembangan jaman, kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas tertentu. Definisi pemasaran menurut Kotler (2002, 10) pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan barang dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Secara umum, tujuan sistem pemasaran adalah memaksimumkan konsumsi, memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi, memaksimumkan pilihan, memaksimumkan mutu hidup, serta meningkatkan kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga dan lingkungan.

Komunikasi pemasaran merupakan suatu dialog yang berkesinambungan antara pembeli dan penjual dalam suatu segmen pasar (Delozier, 1976:168). Hal ini menekankan informasi kedua arah dan persuasi yang menunjang proses pemasaran agar berfungsi secara lebih efektif dan efisien (Nickles, 1984:7). Kotler (1989, 40-46) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu produk. Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan produk yang di pasarkan.Strategi yang sering dipergunakan dalam membidik pasar sasaran adalah adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli/pemakai.

Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali, 1995:9). Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto, 2001:3-4). Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasive sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18).


(18)

Berdasarkan konsep AIDA, promosi periklanan memerlukan pengetahuan yang memadai tentang pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar. Konsep tersebut mengharapkan konsumen dapat melakukan pembelian berkesinambungan. Segala daya upaya iklan dengan gaya bahasa persuasif berusaha membuat konsumen untuk mengkonsumsi, yang tidak memperdulikan status sosialnya periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar, yaitu sebagai berikut : 1. Periklanan Produk

Porsi utama pengeluaran periklanan umumnya dibelanjakan untuk produk, berupa presentasi dan promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada maupun produk-produk hasil revisi. 2. Periklanan Eceran

Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat lokal dan berfokus pada toko, tempat dimana beragam produk dapat dibeli atau dimana satu jasa dapat ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi dan jam-jam operasi.

3. Periklanan Korporasi

Kebanyakan periklanan korporasi dirancang untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produknya. Fokus periklanan ini adalah membangun indentitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.

4. Periklanan Bisnis ke Bisnis

Periklanan ini ditujukan kepada para pelaku industri, pedagang perantara (pedagang partai/pengecer), serta para profesional.

5. Periklanan Politik

Periklanan ini dirancang untuk tujuan politik, seringkali digunakan para politisi untuk membujuk orang agar memilih mereka atau pemerintah dalam rangka memperbaiki reputasi negara dan lain-lain.

6. Periklanan Direktori

Bentuk terbaik periklanan direktori yang dikenal adalah Yellow Pages, meskipun sekarang terdapat berbagai jenis direktori yang menjalankan fungsi serupa seperti yang banyak dilihat pada media internet. Pada umumnya orang melihat periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa.


(19)

Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah di antara pengiklan dan konsumen. Periklanan ini menggunakan berbagai media seperti pos, televisi, koran, majalah dan konsumen dapat menanggapinya melalui pos, telepon, faks dan lain-lain.

8. Periklanan Pelayanan Masyarakat

Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.

9. Periklanan Advokasi

Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat, misalnya mengenai kontroversi alam dan lain-lain.

Adapun contoh yaitu Industri pasta gigi di Indonesia dikuasai oleh beberapa merek besar yaitu pepsodent, close up, formula, maxam, ciptadent, smile up, ritadent dan merek lainnya. Unilever menempatkan dua produknya, pepsodent dan close up dalam industri ini. Pepsodent masuk ke dalam segmen keluarga dan close up diperuntukkan bagi kalangan anak muda. Selama 5 tahun berturut-turut, Pepsodent mampu mempertahankan posisinya sebagai Top Brand pada Top Brand Award. index pasta gigi Pepsodent memang yang paling besar diantara merek pasta gigi lainnya namun index tersebut tidak stabil terutama bila melihat index Pepsodent tahun 2008 yang menurun 4,54% dari tahun 2007. Hal ini terkait dengan munculnya kabar pada waktu itu yang menyatakan bahwa pasta gigi Pepsodent mengandung formalin. Namun berkat tanggapan yang cepat serta upaya dari PT. Unilever, Tbk untuk memberikan penjelasan yang jujur dan terbuka tanpa menutup-nutupi bahwa Pepsodent dan produknya yang lain mengandung formaldehyde tetapi masih jauh dibawah ambang batas yang diperbolehkan membuat masalah ini tidak berkembang menjadi bola salju.

PT. Unilever, Tbk. melakukan beberapa bentuk komunikasi pemasaran yang unik dan menarik dalam upayanya menjalin komunikasi dan menawarkan produk kepada pelanggan dan calon pelanggannya, antara lain periklanan, promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat dan sponsorship hingga penjualan langsung. PT. Unilever. Tbk dengan merek Pespsodent selaku produsen pasta gigi membuat iklan layanan masyarakat versi sikat gigi merupakan iklan layanan masyarakat yang mempunyai inti pesan cara menyikat gigi dengan benar dan pesan mengenai pentingnya sikat gigi kepada konsumen dan masyarakat secara umum. Dari data yang ada menunjukkan iklan layanan masyarakat pepsodent versi gosok gigi mempunyai nilai 4,7 dari total nilai secara keseluruhan 5. Dengan demikian dapat dikatakan iklan layanan masyarakat pepsodent versi gosok gigi mempunyai nilai diatas rata-rata dilihat dari segi kaulitas iklan, manfaat penayangan iklan, bentuk sosialisasinya dan kesesuaian pesan yang disampaikan dengan iklan.


(20)

PT.unilever bisa mempertahankan tingkat penjualannya Karena mereka bisa memperkenalkan produknya kepada konsumen dengan iklan yang baik yang sesuai dengan criteria AIDA yang ada,ini mengidentifikasikan bahwa iklan adalah salah satu factor pemting dalam pemasaran sebuah produk.

2.3 Cara pembuatan iklan yang baik

Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Agar iklan berhasil meransang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDA yaitu:

Attention : mengandung daya tarik

Interest : mengandung perhatian dan minat

Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki Action : mengarah tindakan untuk membeli

Kotler & Amstrong (2001) mengemukakan bahwasanya daya tarik iklan(attention) harus mempunyai tiga sifat: Pertama iklan harus bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat manfaat yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen. Kedua, pesan iklan harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan. Ketiga distinctive, bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan merek pesaing. Assael (2002, 60) menjelaskan Interest yaitu munculnya minat beli konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar. Desire yaitu tahap setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau keinginan untuk memiliki objek produk tersebut. Dalam tahap ini khalayak telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk iklan. Sampai pada tahap ini, anda telah berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh. Namun demikian timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keraguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya?. Pengalaman pada masa lalu serta kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini. Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang dengan berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian, membagi bagikan contoh secara gratis, menyampaikan pandangan pandangan positif dari tokoh masyarakat terkemuka (testimonial) serta hasil pengujian oleh pihak ketiga misalnya dari departemen kesehatan, laboratorium swasta terkenal atau dari perguruan tinggi. Keputusan (decision) sangat baik bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaiman yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen


(21)

terhadap produk yang diiklankan. Pada tahap ini sikap sesungguhya khalayak terhadap produk iklan mulai terlihat. Di tahap ini juga konsumen mengambil keputusan untuk menyukai atau membenci hal tersebut.

Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997, 110) merumuskan denganAssociation Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu :

1. Penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan konsep produknya.

2. Iklan ditujukan kepada khalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar.

3. Iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya.

4. Iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan.

Untuk melakukan kegiatan periklanan, perusahaan mempunyai beberapa media umum yang telah banyak dipakai orang dalam mempromosikan produknya. Jenis media iklan tersebut meliputi (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, 2007) :

1. Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan lain-lain. 2. Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan lain-lain. 3. Iklan media online: internet atau website.

4. Poster, papan reklame dan media ruang lainnya. 5. Brosur, booklet, katalog dan lain-lain.

6. Surat penawaran melalui direct mail.

7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan. 8. Bentuk-bentuk iklan khusus, seperti tas belanja, balon udara dan lain-lain.

Menurut Kotler (2002:601-603), tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:

1. Informative Advertising

Digunakan pada saat perusahaan memperkenalkan suatu produk baru, dimana tujuannya adalah membangun permintaan pokok atas kategori produk tersebut.Informative advertising juga


(22)

menginformasikan pada pasar yang dituju mengenai penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya dilakukan pada tahap awal siklus kehidupan produk.

2. Persuasive Advertising

Digunakan pada tahap persaingan dimana tujuannya membangun permintaan yang selektif akan merek produk. Iklan yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk mendorong pembelian. Iklan ini akan menjadi dominan jika produk tersebut mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk. Di sini perusahaan dapat membangun preferensi merek, berusaha agar konsumen beralih ke merek perusahaan, mempersuasi konsumen agar membeli sekarang juga serta mengubah persepsi konsumen terhadap atribut produk.

3. Reminder Advertising

Iklan yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek poduk di hati masyarakat, fungsinya untuk mengingatkan konsumen untuk menggunakan produk tersebut. 4. Comparison Advertising

Pada jenis iklan ini, perusahaan berusaha untuk menciptakan superioritas merek dengan cara membandingkanya dengan merek lain dalam sebuah kelas produk. Dalam hal ini perusahan harus dapat membuktikan pernyataannya agar tidak dapat diserang balik oleh merek pesaingnya. 5. Reinforcement Advertising

Iklan ini berusaha meyakinkan konsumen bahwa mereka mengambil pilihan yang tepat. Tujuannya adalah mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Iklan ini biasanya bersifat memberikan edukasi atau pendidikan kepada konsumen maupun pelanggan.

Maksud produsen terhadap tampilan produk yang dipublikasikan melalui periklanan, antara lain:

a. Memperkenalkan identitas produk yang diinformasikan dan menjelaskan perbedaan produk dengan yang lain.

b. Mengkomunikasikan konsep produk, yaitu manfaat dan kelebihannya dari segi fungsional, psikologis atau nilai pasar sasaran.

c. Mengarahkan pemakaian produk baik yang lama atau yang baru kepada pasar sasaran. d. Memberitahukan tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang distribusi yang lebih luas.


(23)

f. Membangun citra produk dan menjaga kemampuan posisi produk dalam pandangan pasar sasaran.

g. Menghadapi dan mangatasi masalah saingan antar produk.

Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali (1995, 159) biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk, 3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen. Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi dan reaksi konsumen, yaitu:

1. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang disampaikan kepada konsumen.

2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.

3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk yang diinformasikan.

4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.


(24)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Iklan merupakan salah satu media komunikasi pemasaran yang kerap digunakan dalam aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada konsumen.Situasi pasar yang kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnis yang mampubertahan lama tanpa didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal iklanyang efektif dan efisien. Iklan sebagai salah satu sarana pemasaran produk barang atau jasa harus mampu tampil menarik dan persuasif. Dan PT. Unilever telah menggunakan sarana iklan ini dengan baik untuk memasarkan produknya sehinga produk mereka dapat diterimah oleh konsumen dengan baik.

3.2 Saran

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya mengutamakan peningkatan penjualan produk tetapi perusahaan mesti untuk membangun kesadaran dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan kesehatan lingkungan dan kesehatan diri konsumen serta masyarakat secara umum.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

 Armstrong, Gery dan Philip Kotler, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi  http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-51403153-8727-pepsodent-chapter4.pdf


(1)

PT.unilever bisa mempertahankan tingkat penjualannya Karena mereka bisa memperkenalkan produknya kepada konsumen dengan iklan yang baik yang sesuai dengan criteria AIDA yang ada,ini mengidentifikasikan bahwa iklan adalah salah satu factor pemting dalam pemasaran sebuah produk.

2.3 Cara pembuatan iklan yang baik

Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Agar iklan berhasil meransang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDA yaitu:

Attention : mengandung daya tarik

Interest : mengandung perhatian dan minat

Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki Action : mengarah tindakan untuk membeli

Kotler & Amstrong (2001) mengemukakan bahwasanya daya tarik iklan(attention) harus mempunyai tiga sifat: Pertama iklan harus bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat manfaat yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen. Kedua, pesan iklan harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan. Ketiga distinctive, bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan merek pesaing. Assael (2002, 60) menjelaskan Interest yaitu munculnya minat beli konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar. Desire yaitu tahap setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau keinginan untuk memiliki objek produk tersebut. Dalam tahap ini khalayak telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk iklan. Sampai pada tahap ini, anda telah berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh. Namun demikian timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keraguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya?. Pengalaman pada masa lalu serta kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini. Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang dengan berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian, membagi bagikan contoh secara gratis, menyampaikan pandangan pandangan positif dari tokoh masyarakat terkemuka (testimonial) serta hasil pengujian oleh pihak ketiga misalnya dari departemen kesehatan, laboratorium swasta terkenal atau dari perguruan tinggi. Keputusan (decision) sangat baik bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaiman yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen


(2)

terhadap produk yang diiklankan. Pada tahap ini sikap sesungguhya khalayak terhadap produk iklan mulai terlihat. Di tahap ini juga konsumen mengambil keputusan untuk menyukai atau membenci hal tersebut.

Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997, 110) merumuskan denganAssociation Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu :

1. Penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan konsep produknya.

2. Iklan ditujukan kepada khalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar.

3. Iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya.

4. Iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan.

Untuk melakukan kegiatan periklanan, perusahaan mempunyai beberapa media umum yang telah banyak dipakai orang dalam mempromosikan produknya. Jenis media iklan tersebut meliputi (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, 2007) :

1. Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan lain-lain. 2. Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan lain-lain. 3. Iklan media online: internet atau website.

4. Poster, papan reklame dan media ruang lainnya. 5. Brosur, booklet, katalog dan lain-lain.

6. Surat penawaran melalui direct mail.

7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan. 8. Bentuk-bentuk iklan khusus, seperti tas belanja, balon udara dan lain-lain.

Menurut Kotler (2002:601-603), tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:

1. Informative Advertising

Digunakan pada saat perusahaan memperkenalkan suatu produk baru, dimana tujuannya adalah membangun permintaan pokok atas kategori produk tersebut.Informative advertising juga


(3)

menginformasikan pada pasar yang dituju mengenai penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya dilakukan pada tahap awal siklus kehidupan produk.

2. Persuasive Advertising

Digunakan pada tahap persaingan dimana tujuannya membangun permintaan yang selektif akan merek produk. Iklan yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk mendorong pembelian. Iklan ini akan menjadi dominan jika produk tersebut mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk. Di sini perusahaan dapat membangun preferensi merek, berusaha agar konsumen beralih ke merek perusahaan, mempersuasi konsumen agar membeli sekarang juga serta mengubah persepsi konsumen terhadap atribut produk.

3. Reminder Advertising

Iklan yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek poduk di hati masyarakat, fungsinya untuk mengingatkan konsumen untuk menggunakan produk tersebut. 4. Comparison Advertising

Pada jenis iklan ini, perusahaan berusaha untuk menciptakan superioritas merek dengan cara membandingkanya dengan merek lain dalam sebuah kelas produk. Dalam hal ini perusahan harus dapat membuktikan pernyataannya agar tidak dapat diserang balik oleh merek pesaingnya. 5. Reinforcement Advertising

Iklan ini berusaha meyakinkan konsumen bahwa mereka mengambil pilihan yang tepat. Tujuannya adalah mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Iklan ini biasanya bersifat memberikan edukasi atau pendidikan kepada konsumen maupun pelanggan.

Maksud produsen terhadap tampilan produk yang dipublikasikan melalui periklanan, antara lain:

a. Memperkenalkan identitas produk yang diinformasikan dan menjelaskan perbedaan produk dengan yang lain.

b. Mengkomunikasikan konsep produk, yaitu manfaat dan kelebihannya dari segi fungsional, psikologis atau nilai pasar sasaran.

c. Mengarahkan pemakaian produk baik yang lama atau yang baru kepada pasar sasaran. d. Memberitahukan tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang distribusi yang lebih luas.


(4)

f. Membangun citra produk dan menjaga kemampuan posisi produk dalam pandangan pasar sasaran.

g. Menghadapi dan mangatasi masalah saingan antar produk.

Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali (1995, 159) biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk, 3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen. Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi dan reaksi konsumen, yaitu:

1. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang disampaikan kepada konsumen.

2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.

3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk yang diinformasikan.

4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.


(5)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Iklan merupakan salah satu media komunikasi pemasaran yang kerap digunakan dalam aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada konsumen.Situasi pasar yang kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnis yang mampubertahan lama tanpa didukung oleh bauran komunikasi pemasaran semisal iklanyang efektif dan efisien. Iklan sebagai salah satu sarana pemasaran produk barang atau jasa harus mampu tampil menarik dan persuasif. Dan PT. Unilever telah menggunakan sarana iklan ini dengan baik untuk memasarkan produknya sehinga produk mereka dapat diterimah oleh konsumen dengan baik.

3.2 Saran

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya mengutamakan peningkatan penjualan produk tetapi perusahaan mesti untuk membangun kesadaran dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan kesehatan lingkungan dan kesehatan diri konsumen serta masyarakat secara umum.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

 Armstrong, Gery dan Philip Kotler, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi  http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-51403153-8727-pepsodent-chapter4.pdf