Pengembangan Kapasitas

E. Pengembangan Kapasitas

Pengertian Capacity Building Menurut Grindle sebagaimana yang dikutip oleh (Soeprapto, 1997 : 6-22); Capacity building is intended to encompass a

variety of strategies that have to do with increasing the efficiency building (Pengembangan kapasitas) merupakan upaya yang dimaksud untuk mengembangkan suatu ragam strategi meningkatkan efficiency, effectiveness dan responsiveness kinerja pemerintah. Yakni efficiency, dalam hal waktu (time) dan sumber daya (resources) yang dibutuhkan guna mencapai suatu outcome; effectiveness berupa kepantasan usaha yang dilakukan demi hasil yang diinginkan; dan responsiveness yakni bagaimana mensinkronkan antara kebutuhan dan kemampuan untuk maksud tersebut. Sedangkan menurut Valentie Udoh James sebagaimana yang dikutip oleh (soeprapto, 1997:15) memberikan pengertian capacity building sebagai :

“attemp to enhance the ability of people of developing nations to develop essential politics and management skills necessary to build their nation’s human, economic, social political and cultural structures so as to their proper place in global affairs” (capacity building adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan rakyat negara sedang berkembang untuk mengembangkan ketrampilan manajemen dan kebijakan yang esensial yang dibutuhkan untuk membangun struktur budaya, sosial politik, ekonomi, dan SDM sehingga mereka eksis dalam percaturan global).

Capacity building didefinisikan oleh Brown sebagaimana yang dikutip oleh (Seprapto, 2010:25) sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi atau suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang dicita-citakan. Morison sebagaimana yang dikutip oleh (Soeprapto, 2010:42) melihat capacity building sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau serangkaian gerakan, perubahan multilevel di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem dalam rangka untuk memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi Capacity building didefinisikan oleh Brown sebagaimana yang dikutip oleh (Seprapto, 2010:25) sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi atau suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang dicita-citakan. Morison sebagaimana yang dikutip oleh (Soeprapto, 2010:42) melihat capacity building sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau serangkaian gerakan, perubahan multilevel di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi dan sistem-sistem dalam rangka untuk memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi

meningkatkan efficiency, effectiveness, dan responsiveness kinerja pemerintah. Yakni efficiency, dalam hal waktu (time) dan sumber daya (resources) yang dibutuhkan guna mencapai outcome; effectiveness berupa kepantasan usaha yang dilakukan demi hasil yang di inginkan; dan responsiveness yakni bagaimana mensinkronkan antara kebutuhan dan kemampuan untuk maksud tersebut.”

Pengembangan kapasitas tentunya merupakan suatu langkah untuk mengatur kondisi atau kualitas baik itu individu maupun instansi agar sesuai dengan kebutuhan lingkungan. Dari beberapa pengertian di atas, Capacity building merupakan upaya penguatan pemerintahan baik dari individu, organisasi maupun reformasi birokrasi agar lebih efficiency, effectiveness, dan responsiveness dalam kinerjanya. Kemudian lebih spesifik didapat staf atau sumber daya aparatur jauh memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan pengembangan persoanal, organisasi dan masyarakat. Hal tersebut sebagaimana dalamJanet L. Finn & Barry Checksoway sebagaimana yang dikutip oleh (Soeprapto,2010:4) pengertian capacity building bagi penyelenggara pemerintahan didefinisikan sebagai, “the extent to which they (staff) demonstrate concrete contribution to personal, organizational and community development” (sampai seberapa jauh staf mampu menunjukkan konstribusi yang nyata terhadap pengembangan personal, organisasi dan masyarakat).

Dimensi capacity building menurut (Grindle,1997:9) meliputi Human resource development (pengembangan sumber daya manusia), Organizational Dimensi capacity building menurut (Grindle,1997:9) meliputi Human resource development (pengembangan sumber daya manusia), Organizational

Tabel 1

Dimensions and Focus of Capacity Buliding

Types of Activities Human

Dimension

Fokus

resources Supply of professional and Training, salaries, development

technical personnel

conditions of work, recruitment

Organizational Management system to improve Incentive systems, strengthening

performance of specific tasks utilization of personnel, and functions; microstructures

leadership, organizational culture, communications, managerial stuctures

Instutional reform

Institutions

and

systems; Rules of the game for

macrostructures

economic and political regimes, policy and legal change,

constitutional reform Sumber : Grindle, 1997: hal. 9

Terlihar dalam tabel tersebut bahwa 3 dimensi pengembangan kapasitas yaitu :

1. Pengembangan sumber Daya Manusia (SDM) yang berfokus pada ketersediaan tenaga teknis dan profesional dengan menunjukkan aktivitas berupa : pelatihan, gaji, kondisi kerja, dan perekrutan.

2. Penguatan organisasi yang berfokus pada sistem manajemen dalam mengembangkan performansi tugas-tugas khusus dan fungsi; struktur mikro dengan menunjukkan aktivitas berupa: sistem insentif, pemanfaatan tenaga, 2. Penguatan organisasi yang berfokus pada sistem manajemen dalam mengembangkan performansi tugas-tugas khusus dan fungsi; struktur mikro dengan menunjukkan aktivitas berupa: sistem insentif, pemanfaatan tenaga,

3. Reformasi kelembagaan yang berfokus pada lembaga dan sistem; struktur makro dengan menunjukkan aktivitas berupa: aturan permainan untuk ekonomi dan rezim politik, kebijaksanaan dan perubahan legal, reformasi konstitusi.

Tabel diatas menyatakan bahwa ketiga dimensi pengembangan kapasitas tersebut utamanya berfokus pada personal, manajemen atau struktur dan menunjukkan aktivitas yang berbeda apabila ketiganya akan dikembangkan, diperkuat dan direformasi. Dalam hal ini penulis memfokuskan pada dimensi Human resource development. Fokus dari Human resouce development ini adalah mengisi tenaga yang profesional dan ahli (teknis). Kegiatan dari Human resource development yaitu ; (1) Training, (2) salaries, (3) condition of work, dan (4) recruitment.