Proses yang Disosiatif

2. Proses yang Disosiatif

Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang sama halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang sama halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada

Apakah suatu masyarakat lebih menekankan oposisi, atau lebih menghargai kerja sama? Hal itu tergantung pada unsur-unsur kebudayaan terutama yang menyangkut sistem nilai, struktur masyarakat, dan sistem sosialnya. Faktor yang paling menentukan sebenarnya adalah sistem nilai masyarakat tersebut.

Masyarakat Amerika Serikat, misalnya, bersifat kompetitif; berhasilnya seseorang ditentukan oleh faktor materi dan individualisme sangat dihargai. Sebaliknya masyarakat Indonesia pada umumnya bersifat kooperatif karena sistem nilai dalam masyarakat kita lebih menghargai bentuk kerja sama dibandingkan dengan kompetisi atau bentuk proses sosial yang bersifat disosiatif.

Pada masyarakat tertutup, gerak sosial vertikal hampir tidak ada sebagaimana misalnya pada masyarakat yang mengenal sistem kasta. Persaingan antara kasta tidak begitu banyak terjadi, walau persaingan antar anggota suatu kasta tertentu ada yang disebabkan oleh tingkatan hierarkis kasta-kasta tersebut ditentukan menurut kelahiran warga dan sistem kepercayaan yang telah tertanam dalam masyarakat.

Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan sese- orang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Terbatasnya makanan, tempat tinggal, serta faktor-faktor lain telah melahirkan beberapa bentuk kerja sama dan oposisi. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle or existence), yaitu suatu keadaan di mana manusia yang satu tergantung pada kehidupan manusia yang lainnya, yang menimbulkan kerja sama untuk tetap dapat hidup. Perjuangan ini mengarah pada paling sedikit tiga hal, yaitu perjuangan manusia melawan sesama, perjuangan manusia melawan makhluk-makhluk jenis lain serta per- juangannya melawan alam.

Perjuangan manusia melawan sesama dapat dilihat pada usaha manusia untuk melindungi dirinya dari kekuatan-kekuatan dalam masyarakat; sedangkan yang kedua dapat dilihat pada usaha-usaha manusia untuk melindungi dirinya terhadap binatang buas. Perjuangan menghadapi alam, dapat dilihat dari upaya manusia bekerja keras supaya dapat bertahan karena tidak di semua tempat keadaan alam meng- untungkan kehidupan manusia. Proses interaksi sosial yang disosiatif meliputi: persaingan, kontravensi dan pertentangan atau konflik.

a. Persaingan (Competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing

Persaingan mempunyai dua tipe umum, yakni yang bersifat pribadi dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, dinamakan rivalry, antara orang dengan orang, atau individu dengan individu secara langsung bersaing untuk memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi, memperoleh prestasi tertinggi, mendapatkan penghargaan dan sebagainya. Persaingan yang tidak bersifat pribadi adalah persaingan antar kelompok, misalnya antara dua perusahaan besar yang bersaing dalam memasarkan produknya di suatu wilayah tertentu.

Persaingan yang terjadi diantara umat manusia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa beberapa bentuk persaingan, antara lain:

1. Persaingan ekonomi

Persaingan di bidang ekonomi timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen. Dalam teori ekonomi klasik, persaingan bertujuan untuk mengatur produksi dan distribusi. Persaingan merupakan salah satu cara untuk memilih produsen- produsen yang baik. Bagi masyarakat selaku konsumen, hal demikian dianggap menguntungkan karena produsen yang terbaik akan meme- nangkan persaingannya dengan cara memproduksi barang dan jasa yang lebih baik dan dengan harga yang rendah. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian karena kemungkinan besar untuk mempertahankan kehidupan bersama, perusahan besar harus melakukan kerjasama. Selain itu, perusahaan besar yang mula- mula bersaing sering kali harus bekerja sama untuk dapat memono- poli pasaran jenis barang barang tertentu.

2. Persaingan kebudayaan Persaingan dalam bidang kebudayaan menyangkut persaingan di bidang keagamaan, bahasa, kesenian, lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan sebagainya. Persaingan kebudayaan dapat dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan negara-negara maju dengan memberi kesempatan kepada siswa-siswa Indonesia untuk melaku- kan kajian terhadap kebudayaannya, memberi beasiswa dan kesempatan belajar kebudayaan setempat dan sebagainya.

3. Persaingan kedudukan dan peranan Adalah persaingan untuk mendapatkan kedudukan atau peranan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi. Apabila seseorang dihinggapi perasaan bahwa kedudukan dan peranannya sangat 3. Persaingan kedudukan dan peranan Adalah persaingan untuk mendapatkan kedudukan atau peranan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi. Apabila seseorang dihinggapi perasaan bahwa kedudukan dan peranannya sangat

4. Persaingan ras Perbedaan ras, baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atas perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniah lebih mudah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya. Misalnya persa- ingan antara kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat, persaingan antara suku madura dan suku jawa dalam memperebutkan imej sebagai pedagang sate, dan banyak lagi contoh-contoh kasus tentang hal ini.

Persaingan dalam kehidupan manusia mempunyai beberapa fungsi, antara lain: (1) menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif; (2) sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing; (3) dalam hal ini persaingan berfungsi untuk menyuguhkan alternatif-alternatif se- hingga keinginan tadi terpuaskan sebanyak mungkin; (4) sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial, persaingan berfungsi untuk mendudukkan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya; dan (5) sebagai alat menyaring para warga golongan yang fungsional untuk kepentingan kelompok atau organisasi.

Persaingan antar manusia dalam kehidupannya, membawa akibat yang mungkin saja bersifat asosiatif atau disosiatif. Suatu persaingan bisa membawa akibat pada: (1) pengembangan atau perubahan kepribadian seseorang; (2) kemajuan masyarakat; (3) solidaritas kelompok; dan (4) disorganisasi.

b. Kontravensi (Contravention)

Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan atau konflik. Kontravensi ditandai oleh adanya gejala ketidakpastian mengenai diri seorang atau suatu rencana dan persaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, keragu- raguan terhadap kepribadian seseorang.

Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap tersembunyi ini bisa berubah menjadi kebencian, akan tetapi tidak menjadi sebuah pertentangan atau konflik. Contoh sikap kita terhadap orang yang tidak disukai, sikap terhadap guru yang tidak disenangi, atau sikap kita terhadap program pemerintah yang tidak sesuai dengan keinginan.

Bentuk-bentuk kontravensi yang terjadi dalam kehidupan manusia antara lain adalah sebagai berikut.

1. Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, perlawanan, meng- halang-halangi, protes, mengganggu, mengacaukan rencana orang lain dan sebagainya.

2. Pernyataan keras tentang sesuatu di muka umum, memaki-maki baik secara langsung atau menggunakan media surat, tulisan, memfitnah dan sebaginya.

3. Menghasut, menyebar desas-desus, mengecewakan pihak lain dan sebagainya.

4. Menceritakan rahasia pihak lain, berkhianat dan sebagainya.

5. Mengejutkan lawan, mengganggu, membingungkan lawan Tipe-tipe kontravensi yang terjadi dalam kehidupan manusia

antara lain: (1) kontravensi antar generasi dalam masyarakat; (2) kontravensi yang menyangkut seksual; (3) kontravensi parlementer; (4) kontravensi antar masyarakat; (5) antagonisme keagamaan; (6) kontravensi intelektual; dan (7) oposisi moral.

c. Pertentangan (conflict) Perbedaan-perbedaan pada manusia, baik itu fisik, pendapat, ide, maupun sikap dan perilaku bilamana berlebihan dalam menyikapi bisa menjadikan konflik antara yang bersangkutan.

Pertentangan atau konflik adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menantang fihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Perasaan memegang peranan penting terjadinya konflik, perasaan benci dan marah mendorong seseorang untuk melukai, menyerang bahkan menghancurkan pihak lain.

Konflik antar manusia baik secara individual maupun kelompok pada umumnya disebabkan oleh: (1) perbedaan pendirian dan perasaan diantara individu atau kelompok; (2) perbedaan kebudayaan diantara kelompok; (3) perbedaan kepentingan antar individu dalam kelompok; dan (4) perubahan sosial, ang terjadi bisa mengakibatkan terjadinya konflik, karena adanya perbedaan yang keras dinatara manusia tentang nilai-nilai.

Pertentangan atau konflik mempunyai beberapa bentuk, diantaranya adalah: (1) pertentangan pribadi; (2) pertentangan rasial; (3) pertentangan antara kelas-kelas sosial; (antara majikan-buruh); (4) pertentangan politik; dan (5) pertentangan internasional.

Sedangkan akibat dari adanya pertentangan dalam hidup manusia adalah: (1) meningkatkan solidaritas sosial in-group; (2) goyah dan retaknya persatuan; (3) perubahan kepribadian para individu; (4) hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia; dan (5) akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.

Tugas 1.4

Kehidupan pada masa sekarang ini, kalau kita ingin eksis dan

sukses, kita tidak bisa melepaskan diri pada: (a) kerjasama (b)