Kinerja Ekonomi Makro Jawa Timur Tahun 2015-Semester I Tahun 2016 .01 PDRB

Pemerintah Provinsi Jawa Timur Kebijakan Umum APBD 2017

BAB II KERANGKA MAKRO DAERAH

2.1. Perkembangan Indikator Dan Kinerja Ekonomi Makro Daerah

2.1.1 Kinerja Ekonomi Makro Jawa Timur Tahun 2015-Semester I Tahun 2016 2.1.1.01 PDRB Kinerja Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2015 ditandai dengan nilai tambah bruto mencapai Rp 1.689,88 Triliun ADHB setelah di tahun 2014 kinerja yang sama tercatat Rp 1.540,7 Triliun. Dengan demikian pada tahun 2015 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44. Kinerja pertumbuhan yang sama pada tahun 2014 tumbuh sebesar 5,86. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2015 dimaksud lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,79. Pada Semester I 2016 perekonomian ekonomi Jawa Timur tumbuh sebesar 5,55 dan perekonomian nasional tumbuh lebih lambat sebesar 5,04. Gambar 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dan NasionalTahun 2010 – Semester I 2016 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur Selanjutnya pada tahun 2016 semester I PDRB ADHB Jawa Timur sebesar 903,01 triliun, sedangkan berdasarkan ADHK tahun 2010, total nilai PDRB Jawa Timur tahun 2015 sebesar Rp 1.331,41 triliun dan pada tahun 2016 semester I sebesar 687,02 triliun rupiah. 6.31 6.44 6.64 6.08 5.86 5.44 5.55 6.38 6.17 6.03 5.58 5.02 4.79 5.04 - 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sem I 2016 Jawa Timur Nasional Pemerintah Provinsi Jawa Timur Kebijakan Umum APBD 2017 Tabel 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dan Nasional No Indikator Tahun 2015 2016 SM I 1 PDRB ADHB Triliun Rupiah 1.689,88 903,01 2 PDRB ADHK 2010 TriliunRupiah 1.331,41 687,02 3 PertumbuhanEkonomi 5.44 5.55 4 Pertumbuhan Ekonomi Nasional 4,79 5,04 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur  PDRB Menurut Lapangan Usaha Selama semester I-2016 ekonomi Jawa Timur mengalami pertumbuhan 5,55 persen bila dibandingkan semester I-2015 c-to-c. Dari sisi produksi, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif, kecuali Pengadaan Listrik dan Gas yang mengalami kontraksi sebesar 0,10 persen. Rendahnya pertumbuhan pengadaan listrik dan gas terutama karena kontraksi di subkategori pengadaan gas akibat menurunnya produksi gas. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Kategori Pertambangan dan Penggalian 10,17 persen; diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,54 persen; Jasa Keuangan dan Asuransi 9,23 persen; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7,70 persen; dan Jasa Pendidikan 7,52 persen. Secara lebih lengkap pertumbuhan masing- masing lapangan usaha sampai dengan Semester I 2016 tersaji pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Tahun 2014 – Semester I 2016 Lapangan Usaha 2014 2015 SM I 2016 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,63 3,46 2,14 2. Pertambangan dan Penggalian 3,65 7,92 10,17 3. Industri Pengolahan 7,66 5,30 4,43 4. Pengadaan Listrik , Gas dan Produksi Es 2,45 -3,00 -0,10 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang 0,25 5,28 5,65 6. Konstruksi 5,44 3,60 5,43 7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4,61 6,00 5,92 8. Transportasi dan Pergudangan 6,40 6,56 6,89 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,88 7,91 9,54 10. Informasi dan Komunikasi 6,34 6,49 7,30 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 6,95 7,19 9,23 12. Real Estate 6,97 4,97 5,72 13. Jasa Perusahaan 8,52 5,44 4,72 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,58 5,38 7,70 15. Jasa Pendidikan 6,48 6,26 7,52 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,17 6,46 5,38 17. Jasa Lainnya 5,46 4,88 4,11 PDRB 6,08 5,86 5,55 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Pemerintah Provinsi Jawa Timur Kebijakan Umum APBD 2017 Kontribusi tujuh belas lapangan usaha pembentuk struktur PDRB Jawa Timur disajikan dalam Tabel 2.3. Sejak tahun 2014 struktur ekonomi Jawa Timur yang tercermin dari PDRB menurut lapangan usaha tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Tiga lapangan usaha dominan yang berkontribusi terhadap PDRB Jawa Timur adalah industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kontribusi ketiga lapangan usaha tersebut pada Semester I 2016 masing-masing sebesar 29,18 , 17,86 dan 14,22 . Total kontribusi ketiganya sebesar 61,26 . Tabel 2.3 Struktur PDRB Jawa Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 – Semester I 2016 Lapangan Usaha 2014 2015 SM I 2016 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 13,61 13,75 14,22 2. Pertambangan dan Penggalian 5,17 3,79 3,54 3. Industri Pengolahan 28,95 29,27 29,18 4. Pengadaan Listrik , Gas dan Produksi Es 0,36 0,35 0,32 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang 0,09 0,09 0,09 6. Konstruksi 9,47 9,50 9,22 7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 17,29 17,64 17,86 8. Transportasi dan Pergudangan 3,25 3,36 3,38 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,19 5,41 5,55 10. Informasi dan Komunikasi 4,54 4,56 4,61 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 2,68 2,75 2,78 12. Real Estate 1,57 1,63 1,61 13. Jasa Perusahaan 0,79 0,80 0,80 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,32 2,31 2,23 15. Jasa Pendidikan 2,73 2,72 2,60 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,63 0,63 0,61 17. Jasa Lainnya 1,38 1,43 1,39 PDRB 100.00 100.00 100.00 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur  PDRB Menurut Pengeluaran Pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran selama tahun 2015 hanya terjadi pada 4 komponen pengeluaran saja, yaitu: komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan komponen net ekspor antar daerah yang tumbuh masing-masing sebesar 3,36 , 2,20 , 5,73 dan 13,36 , sementara komponen lainnya mengalami pertumbuhan negatif. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Net Ekspor Antar Daerah sebesar 13,36 . Perekonomian Jawa Timur selama semester I-2016 tumbuh sebesar 5,55 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Ekspor Luar Negeri Pemerintah Provinsi Jawa Timur Kebijakan Umum APBD 2017 yaitu sebesar 19,44 persen, sebagai penyumbang pertumbuhan terbesar sekitar 2,96 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 7,17 persen dengan menyumbang pertumbuhan sebesar 1,93 persen, kemudian pengeluaran konsumsi LNPRT tumbuh 6,49 persen walaupun hanya menyumbang pertumbuhan sebesar 0,06 persen. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan sebesar 3,90 persen dan 3,67 persen dengan sumber pertumbuhan sebesar 2,40 persen dan 0,16 persen. Sementara komponen lainnya selama semester I-2016 mengalami kontraksi. Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Tahun 2014 – Semester I 2016 Komponen 2014 2015 SM I 2016 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 6,33 3,36 3,90 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 13,31 -2,20 6,49 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,01 2,20 3,67 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 4,37 5,73 7,17 5. Perubahan Inventori 2.843,75 -17,60 61,13 6. Ekspor Luar Negeri -2,14 -3,18 19,44 7. Impor Luar Negeri 8,19 -9,49 -2,97 8. Net Ekspor Antar Daerah -9,01 13,36 -11,31 PDRB 5,86 5,44 5,55 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Tumbuhnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, lembaga non profit yang melayani rumah tangga LNPRT dan pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, ketika ekonomi global yang menjadi pendorong kinerja ekspor luar negeri mengalami perlambatan. Kontribusi ketiganya mencapai mencapai 66,60 . Kondisi ini terindikasi di dalam PDRB menurut pengeluaran yang disajikan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Semester I 2015 dan Semester I 2016 Persen Komponen SM I 2015 SM I 2016 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 60,79 60,25 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,17 1,18 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5.25 5,17 4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 26,78 27,48 5. Perubahan Inventori 3,58 1,05 6. Ekspor Luar Negeri 15,54 16,57 7. Impor Luar Negeri 19,65 17,33 8. Net Ekspor Antar Daerah 6,53 5,63 PDRB 100,00 100,00 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Pemerintah Provinsi Jawa Timur Kebijakan Umum APBD 2017

2.1.1.02 Inflasi

Inflasi nasional bulan Juli 2016 sebesar 0,69 , Jawa Timur sebesar 0,76 , sedangkan laju inflasi tahun kalender Juli 2016 terhadap Desember 2015, nasional sebesar 1,76 , Jawa Timur sebesar 1,85 . Laju inflasi tahun kalender Juli 2016 terhadap Desember 2015 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 1,85 persen, angka ini lebih tinggi dibanding tahun kalender Juli 2015 yang mengalami inflasi sebesar 1,74 persen. Inflasi year-on-year Juli 2016 terhadap Juli 2015 Jawa Timur sebesar 3,19 persen, angka ini lebih rendah dibanding inflasi year-on-year bulan Juli 2015 sebesar 6,81 persen. Perkembangan Inflasi year-on-year Jawa Timur selama kurun waktu 2010 – Semester I 2016 disajikan pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Perkembangan Inflasi year-on-year Jawa Timur selama kurun waktu 2010 – Semester I 2016 persen Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Perkembangan inflasi tahun kalender Jawa Timur dari tahun 2014 sampai dengan Juli 2016 dapat dilihat pada Gambar 2.3. Selama kurun waktu tersebut, semua periode mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun kalender Juli 2014 sebesar 2,66 persen. 6.96

3.79 4.3