KAJIAN JENIS TANAM AN RIM BA DI KPH KENDAL

14. NYAM PLUNG (Ca llophyllum inophyllum Linn)

a. Taksonomi

kerajaan : Plant ae Difisi

: M agnoliophyt a Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: M alpighiales Famili

: Clusiaceae

Genus : Callophyllum Species

: Callophyllum inophyllum

Nyamplung dibeberapa daerah di Indonesia dikenal dengan nama Bint angur (Sumat era) dan nyamplung, soulat ri (Jaw a), bent angur (Kalimantan), Bint ula (Sulaw esi),pataule, bit aur (M aluku), Bent ago, samplong (NTT).

b. Persebaran

Pohon nyamplung tumbuh di Asia Tenggara, India, Afrika, Australia Ut ara, Queensland Ut ara, dan lain-lain (Dahlan dan Gusmailina dalam Rost iw ati dkk, 2007). Di Indonesia Pohon nyamplung t erbesar di Sumat era Barat, Riau, Jambi, Sumat era Selat an, Lampung, Jaw a, Kalimantan Barat, Kalimant an barat , Kalimantan Tengah, Sulaw esi, M aluku, NTT, dan Papua (M art aw ijaya et al dalam Rost iw ati dkk, 2007)

c. Habitat

Tanaman ini dapat t umbuh pada t anah beraw a dekat pantai sampai t anah kering dan Regosol di bukut -bukit dengan ketinggian tempat 100-150 m diat as permukaan laut ; t opografi datar sampai bergelombang, dengan t ipe curah hujan A dan B (M art aw ijaya et al dalam Rost iw ati dkk, 2007) rata-rat a curah hujan 2.959 mm. Jenis tanah podsolik merah kuning dengan bahan induk bat uan sedimen tersier, asam kresik dan bat uan basah.

d. Kegunaan

Sebagian besar komponen dari pohon nyamplung dapat menghasilkan minyak, t et api paling banyak kandungannya pada bagian buah dan getah pohon. M inyak nyamplung yang berw arna hijau gelap at au kuning. M inyak nyamplung mentah mengandung komponen yang aktif mempercepat kesembuhan luka atau pert umbuhan kulit (cicatrizat ion).

Nyamplung memiliki manfaat ganda yaitu :

1 Kayu ; kayu nyamplung t ermasuk komersial yang dapat digunakan untuk perkapalan, balok, t iang, papan lant ai dan papan pada bangunan perumahan dan konstruksi ringan (M art aw ijaya et al dalam Rost iw ati dkk, 2007)

2 Getah : Penyadapan get ah nyamplung dilakukan untuk mendapat kan minyak yang dikenal dengan nama minyak Tamanu ( Tahit i), minyak undi ( India), minyak Domba ( Afrika)

3 Biji : Biji nyampung segar mengandung 40 – 55 %-b, sedangkan pada biji kering kandungan minyaknya 70-73 %-b. Bahan akt if yang terkandung pada biji adalah Inophylum A-E. Callophylloide dan Asid callophynic. (Dahlan dan Gusmailina dalam Rost iw ati dkk, 2007 )

e. Budidaya

Pohon nyamplung dapat diperbanyak secara generat if (biji) dan vegetatif ( st ek ). Namun unt uk perbanyakan tanaman, umunya diperoleh dari biji karena buah nyamplung mudah diperoleh dan berbuah sepanjang tahun. Sumber benih nyamplung dapat di peroleh di Taman Nasional Alas Purw o,Banyuw angi. W alaupun perkecambahan benih nyampung t ergolong lama ( ±

3 bulan) t api % kecambahnya relat if t inggi yait u mencapai ± 90 % . Bibit 3 bulan) t api % kecambahnya relat if t inggi yait u mencapai ± 90 % . Bibit

15. JENGKOL ( Archidendron pauciflorum)

a. Taksonomi

Kerajaan : Plant ae Divisi

: M agnoliophyt a Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: Fabales Famili

: Fabaceae Genus : Archidendron Species

: Archidendron pauciforum

Nama dearah : Jengkol, Jering, Jingkol ( Jaw a), Jenghkol ( sunda), Jering ( Gayo), Jarieng ( M inahasa), Jaring ( Lampung), Lubi ( Sulaw esi Ut ara)

Jengkol t ermasuk tanaman polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bent uknya gepeng berbelit , berw arna lebayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan w arna coklat mengkilat. Jengkol dapat menimbulkan bau t idak sedap set elah di olah dan di proses pencernaan

b. Persebaran Jengkol adalah t umbuhan khas diw ilayah Asia Tenggara, t ermasuk yang digemari di M alaysia, Thailand, dan Indonesia tert uma diw ilayah Jaw a Barat , yang seharinya dikonsumsi kurang lebih 100 ton.

c. Habitat

Tumbuhan ini merupakan pohon dibagian barat nusantara dengan tinggi sampai 26 m, dibudidayakan secara umum oleh penduduk di Jaw a dan dibeberapa daerah t umbuh menjadi liar. Tumbuh paling baik di daerah dengan musim kemarau yang sedang sampai keras, tidak t ahan terhadap musim kemarau yang t erlalu panjang

d. Kegunaan

Jengkol memiliki khasiat mencergah diabet es dan baik unt uk kesehat an jant ung. Tanaman Jengkol sendiri diperkirakan mempunyai kadar penyerapan air yang t inggi dari dalam t anah. Kayunya digunakan untuk bangunan rumah, t etapi cepat diserang oleh bubuk dan hanya t ahan selama t idak lebih dari 3 t ahun. Kayunya juga dapat dimanfaatkan untuk pet i mat i dan kayu bakar. Daunya dapat digunakan unt uk mengobat i kudis dan luka. Dinding polong dapat dimanfaatkan untuk mencuci rambut .

e. Budidaya

Jengkol dapat diperbanyak secara generat if dengan biji. Di Jaw a telah di budidayakan oleh penduduk dan dibeberapa daerah tumbuh liar.

16. DURIAN ( Durio zibethinus)

a.Taksonomi

Kerajaan : Plant ae Divisi

: M agnoliophyt a Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: M alvales Famili

: M alvaceae Genus

: Durio Species

: Durio zibet hinus

Durian di Jaw a dikenal sebagai duren ( bahasa Jaw a dan Betaw i ) dan Kadu ( sunda). Di sumatra dikenal sebagai Durian dan duren ( gayo) di Sulaw esi orang menado menyebutnya Duriang, sement ara orang Toraja duliang, di pulau seram bagian timur disebut rulen ( ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Durian ).

b. Persebaran

Durian tersebar di Penisular M alaysia, Sumatra, dan Kalimant an ( Lemens DKK,1995 dalam Rohandi& Drajat , 2002). Durian t umbuh pada t anah dat aran kering at au berbat u-bat u yang beriklim t ropis basah pada ket inggian sampai 1000 m dpl

( M artaw ijaya, 1989 dalam Rohandi & Sudrajat,2002)

c. Habitat

Durian adalah buah tropis, tumbuh disekitar kat ulist iw a hingga ket inggian 800 m dpl, sert a menjauh hingga garis lint ang 18 º di Thailand dan Queensland. Curah hujan yang disukai sekurang-kurangnya 1500 mm , yang tersebar merat a sepanjang tahun. Tanaman ini memerlukan tanah yang dalam, ringan dan drainase baik. PH yang opt imal adalah 6- 6,5. Tanah masam seperti Lat osol memerlukan pengapuran agar tanaman t umbuh baik. Durian muda juga memerlukan lindungan alam, agar pohon at au cabang-cabangnya yang sarat buah t idak patah dit erpa angin yang kuat . M aka air t anah tidak boleh kurang dari 150 cm karena air t anah yang t erlalu rendah berakibat buah kurang manis ( htt p:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Durian ).

c. Kegunaan

Durian t erutama dibudidayakan untuk buahnya yang umunya dimakan dalam keadaan segar. Buah manis dan sangat bergizi karena banyak mengandung Karbohidrat , lemak, Prot ein, dan M ineral. Beberap mbagian t anaman digunakan sebagai bahan obat t radisional. Akarnya sebagai obat demam, Daunya dicampur dengan jeringau digunakan unt uk menyembuhkan cant hengan ( infeksi pada kuku). Kulit buiahnya unt uk mengobati sakit kurap dan susah buang air besar. Kulit buahnya pun biasa di bakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk Durian t erutama dibudidayakan untuk buahnya yang umunya dimakan dalam keadaan segar. Buah manis dan sangat bergizi karena banyak mengandung Karbohidrat , lemak, Prot ein, dan M ineral. Beberap mbagian t anaman digunakan sebagai bahan obat t radisional. Akarnya sebagai obat demam, Daunya dicampur dengan jeringau digunakan unt uk menyembuhkan cant hengan ( infeksi pada kuku). Kulit buiahnya unt uk mengobati sakit kurap dan susah buang air besar. Kulit buahnya pun biasa di bakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk

D. Budidaya

Durian dapat dikembangkan melalui pembiakan veget at if dan generat if. Durian dapat disemaikan langsung dengan menanam biji langsung pada poly bag . M edia yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang at au kompos ( 1:1) Bibit durian dijaga agar tidak dilet akkan dit empat yang terlalu teduh dan terlalu terik dan sebaiknya diberi naungan dengan int ensit as 50 %. Bibit yang baik dan siap tanam adalah bibit yang t elah berumur 1,5 t h memiliki t inggi 75 cm. Pembiakan secara veget at if durian dapat dilakukan dengan teknik cangkok, okulasi dan sambung( enten ) ( Sarjono. 1999 dalam Rohandi & Sudrajat, 2002 )

17. DUW ET (Syzygium cumini ( L ) Skeels)

a. Taksonomi

Kerajaan : Plant ae Divisi

: M agnoliophyt a Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: M yrt ales Familia : M yrt aceae Genus

: Syzygium Species

: Syzygium cum ini(L) Skeels

Jamblang dibeberapa daerah di Indonesia dikenal dengan nama yang berbeda-beda sedpert io jambe kleng ( aceh), jambu kling ( gayo), jambu kalang ( minang kabau) , Jamblang ( Bet aw i), juw et , duw et, duw et mant ing ( jaw a), dhalas, dhw ak (madura), juw et, jujut an (bali), klayu (sasak), duw e ( bima), jambulan( flores), rapo-rapo jaw a ( makasar),( htt p:/ / alamendah.w ordpres.com ).

b. Persebaran

Duw et merupakan t anaman asli indo-M alaysiana, t ermasuk Indonesia, terdapat dikaw asan asia dan aust ralia t ropik. Duw et kini termasuk salah sat u tanaman yang mulai t rlupakan bahkan lamgkadan jarang dibudidayakan ( ht tp:/ / alamendah.wordpres.com )

c. Habitat

Tanaman duw et dapat t umbuh didaerah dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl ( ht tp:/ / alamendah.w ordpres.com ) bisa dit anam dipekarangan at au t umbuh liar t erut am dihutan jati.

Duw et sering disebut Jamblang termasuk buah-buahan yang langka . Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimew a dan agak mudah pecah. Kayunya sering digunakan untuk kayu bakar. Kulit kayunya menghasilkan zat penyamak ( Tanin) dan dimanfaatkan untuk mew arnai (ubar) jala. Daunya unt uk pakan t ernak.

Buah duw et unt uk obat diare, obat sakit gula, dan obat nyeri ginjal. Daging buah jamblang rasanya asam manis berkasiat melumas organ paru, menghent ikan batuk, peluruh kencing, peluruh kentut , memperbaiki gangguan pencernakan, merangsang keluar air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah.( ht t p:/ / ipt ek.net .id )

e. Budidaya

Duw et dapat dibudidayakan dengan biji. Bijinya berukuran relat if besar dan berdaging sert a tidak dapt disimpan lama. Bijinya akan kehilangan fiabilitas set elah dua minggu dan prosen kecambahnya dapat mencapai 90 %. ( Anonim, 2006).

18. KETAPANG ( Terminalia catappa)

a. Taksonomi

Kerajaan : Plant ae Divisi

: M agnoliophyt a Kelas

: M agniliopsida Ordo

: M yrt ales Famili

: Combret aceae Genus

: Term inalia Species

: Term inalia cat appa

b. Persebaran

Ket apang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara dan umum ditemukan di w ilayah ini, kecuali di Sumatera dan Kalimant an yang agak jarang didapati di alam. Pohon ini biasa ditanam di Aust ralia bagian ut ara dan Polinesia, demikian pula di India, Pakist an, M adagaskar, Afrika Timur dan Afrika Barat , Amerika Tengah, sert a Am erika Selatan.

c. Habitat

Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dat aran rendah hingga ketinggian sekit ar 400 m dpl. Curah hujan ant ara 1.000 – 3.500 mm/ tahun, dan bulan kering hingga 6 bulan ( ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Ketapang ). Ketapang menggugurkan daun hingga dua kali setahun, sehingga tumbuhan ini bisa tahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga berbilan-bulan, sebelum t umbuh di t empat yang cocok.

d. Kegunaan

Kulit kayu dan daun-daunnya dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit, sebagai bahan pew arna hit am, dan juga unt uk membuat t inta. Kulit kayunya menghasilkan zat pew arna kuning kecoklatan sampai w arna zaitun, dan mengandung 11 – 23% t anin, sementara daun- daunnya mengandung12 macam t anin yang dapat dihidrolisis. Penggemar ikan hias menaruh daun-daun ketapang kering di akuarium, khususnya ikan cupang (Bet t a spp), untuk memperbaiki kesehatan dan memperpanjang umur ikan.

Kayu t erasnya merah bata pucat hingga kecoklat-coklat an, ringan sampai sedang, BJ- nya berkisar ant ara 0,465 – 0,675, cukup keras dan ulet, namun t idak begitu aw et. Kayu ini dalam perdagangan dikenal sebagai red-brow n term inalia, dan digunakan sebagai penutup lant ai atau venir. Di Indonesia, kayu ini digunakan dalam pembuat an perahu dan juga untuk bahan rumah.

Biji Ket apang dapat dimakan mentah atau dimasak, konon lebih enak dari biji kenari, dan digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam kue-kue. Int i bijinya yang kering jemur menghasilkan minyak berw arna kuning hingga set engah dari bobot semula. M inyak ini mengandung asam-asam lemak sepert i asam palmiat (55,5%). Asam oleat (23,3%), asam linoleat , asam st earat dan asam mirist at . Biji kering ini juga mengandung protein (25%), gula (16%), serta berbagai macam asam amino.

e. Budidaya

Spesies ini mudah diperbanyak dengan biji. Perbanyakan veget at if dengan stek akar juga bisa dilakukan. W akt u pematangan buah bervariasi antar w ilayah dan dapat sporadis atau t erjadi lebih dari sekali per t ahun. Buah siap unt uk koleksi ket ika ukurannya maksimal dan telah mulai menunjukkan beberapa perubahan w arna yaitu menjadi red purple at au kuning atau kecoklatan.

Banyaknya buah sekitar 15 – 60 buah/ kg. Daging luar harus dikupas dari biji sesegera mungkin setelah dipanen (dalam 1 – 2 hari). Biji t anpa daging luas sebanyak 70 – 150 buah/ kg. Perilaku penyimpanan biji tidak diket ahui, tetapi biji kehilangan viabilitas cukup cepat dalm penyimpanan. Benih dianjurkan daitanam dalam w akt u 4 – 6 minggu penyimpanan. Benih yang berkecambah dilindungi di baw ah naungan. Bibit harus dipindahkan ke dalam w adah secepat mungkin set elah munculnya perkecambahan. Bibit yang semakin besar dipindah ketingkat pencahayaan yang lebih t inggi misalnya intensit as cahaya 30 – 50% selama 1 – 2 minggu set elah t anam, kemudian 25% selama 1 bulan, kemudian mat ahari penuh selama 2 bulan sebelum penanaman.

Bibit harus dit anam pada aw al musim hujan. Urutan koleksi benih untuk produksi bibit; Juli – Agust us, perkecambahan; bulan Sept ember – November, t ahap penaburan benih; Desember – Januari, tanam di lapangan. Saat dit anam, t inggi tanaman harus sekit ar 25 cm – 30 cm.( ht tp:/ / ww w .tradit ionalt ree.org/ ext ension.ht ml ).

19. CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia L.)

a. Taksonomi Kerajaan

: Plant ae Divisi

: M agnoliophyt a Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: Casuarilanes Famili

: Casuarinaceae Genus

: Casuarina Spesies: Casuarina equiset ifolia L.

Nama perdagangan : Cemara laut , agoho, horset ail oak Sinonim

: Cassuarina lit t oralis Salisb.

Cemara laut dapat mencapai tinggi 50 m dengan diameter 100 cm, namu8n umumnya t inggi pohon dew asa sekitar 25 – 35 m. Termasuk t anaman cepat tumbuh dan merupakan jenis pionir t erutama pada t empat t erbuka sepanjang pant ai. Pohon bersifat selalu hijau sepanjang t ahun (Syamsuw ida, 2002).

b. persebaran Penyebaran alami t erdapat di Australia, Kepulauan Pasifik, Indonesia, M alaysia, India, Srilangka, Philipina, Polynesia, M elanesia, M icronesia, bahkan t ersebar sampai pant ai Florida. Penyebaran di Indonesia : Sumat era, Kalimant an, Sulaw esi, Jaw a, M adura, Ternate, Halmahera (Heyne, 1987).

c. Habit at Tumbuh pada lahan dan iklim yang bervariasi mulai dari pasir pantai hingga ke lereng gunung yang t inggi, iklim t ropis panas dan semi arid dan ket inggian mulai 0 – 1.500 m dpl. Tumbuh paling baik di daerah pant ai dengan pH berkisar ant ara 5,0 – 8,0. tahan t erhadap kekeringan selama 6 – 8 bulan. Suhu maksimum rat a-rata 30 – 35 ˚

C dan minimum 7 - 18 ˚ C. Rata-rat a curah hujan tahunan 1.400 mm.

d. Kegunaan Pohon ini selain berfungsi sebagai perlindungan dari ancaman gelombang pasang, juga menyesuaikan kaw asannya yang terdiri dari pasir, sehingga bisa bert ahan sekaligus mempercant ik daerah sekitarnya. Kayunya mempunyai potensi xebagai bahan kayu bakar t erbaik di dunia. Selain it u, cemara laut juga bisa dimanfaatkan unt uk konservasi tanah dan rehabilit asi lahan serta jalur hijau. Kayunya dapat digunakan sebagai t iang rumah atau perabot an sederhana.

e. Budidaya Benih cemara laut unt uk perkecambahan t idak perlu diperlakukan dahulu, perkecambahan dilakukan dalam bak kecambah dengan media campuran tanah dan pasir halus

(2 : 1). Benih berkecambah pada hari ke 7 – 21. Kecambah siap disapih dengan t inggi 5 -10 cm, penyapihan menggunakan polybag dan bibit siap dit anam di lapangan apabila t inggi bibit mencapai 30 -50 cm (berumur 4-18 bulan). Cemara laut dapat diperbanyak dengan cangkok dan st ek bat ang. Pada aw al penanaman di lapangan bibit perlu penyiraman yang int ensif. Di daerah kering, pengairan diperlukan sampai tanaman umur 3 tahun. Tanaman cemara laut kurang mampu berkompetisi dengan gulma, sehingga perlu pembersihan gulma pada bulan-bulan pert ama penanaman (Syamsuw ida, 2002).

20. KELAPA (Cocos nucifera L.)

a. Taksonomi

Kerajaan : Plantae Ordo

: Arecales Famili

: Arecaceae Upafamili

: Arecoideae Bangsa : Cocoeae Genus

: Cocos Spesies: Cocos nucifera L.

Tinggi t anaman ini mencapai sekitar 15 – 25 meter. Daunnya berw arna hijau pucat . Kacangnya memiliki diameter sekitar 4 – 6 cm; Biji yang terdapat di dalamnya memiliki lapisan pelindung yang sangat keras dan mengandung minyak yang cukup banyak, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin.

b. Persebaran

Pohon kelapa berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah t ersebar di seluruh daerah t ropika. Tanaman ini sekarang sudah t ersebar luas di daerah-daerah t ropis (Heyne, 1987).

c. Habitat

Kelapa secara alami t umbuh di pantai dan dapat tumbuh hingga ket inggian 1.000 m dpl, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

d. Kegunaan

Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya, sehingga dianggap sebagai t umbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.

Kegunaan t anaman kelapa adalah :

1. Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mut u menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah.

2. Daunnya dipakai sebagai atap rumah set elah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat at au berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik.

3. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut , bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman t ali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung at au bat ok,yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, penggant i gayung, w adah minuman dan bahan baku berbagai bent uk kerajinan tangan. Endosperma buah kelapa yang berupa cairan sert a endapannya yang melekat di dinding dalam batok (‘’daging buah kelapa’’) adalah sumber penyegar populer. Daging buah muda berw arna put ih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda at au es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memiliki khasiat penetral racun dan efek penyegar/ penenang.

e. Budidaya

Pengecambahan buah-buah kelapa yang menjadi benih dilakukan di atas bedengan- bedengan pembibit an. Untuk benih dipilih buah-buah kelapa yang telah t ua yang bisa diguncang-guncang airnya berbunyi. Tunas akan tumbuh 2 – 4 bulan. Buah harus disimpan pada t empat yang keadaan lembab, karena t unas muda dan akar hanya dapat berkembang dalam sabut yang basah. Bibit harus ditanam dalam keadaan muda, yait u kira-kira 6 bulan setelah bert unas, bibit berdaun 3 – 4 helai.

Penanaman dilakukan pada aw al musim hujan, dengan lubang-lubang tanam digali 1 – 3 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang t anam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Pada umumnya kelapa dit anam dengan jarak t anam 9 x 9 m at au 10 x 10 m dengan rat a-rat a produksi 1 t on per hekt ar.

Pemeliharaan diut amakan pada saat tanaman umur 3 – 4 t ahun dibandingkan dengan pert anaman yang dew asa. Tanaman harus bebas dari gulma yang membelit dan memanjat. Pada tanaman yang tua perlu dilakukan pemeliharaan, yaitu : penyiangan, memelihara t anaman penutup tanah. Disamping it u perlu dilakukan penggarapan t anah dan pemupukan. Tanaman kelapa biasanya sudah berbuah pada umur 6 – 7 t ahun, dan umur 15 – 20 t ahun dapat berproduksi secara penuh (Reyne, 1948).

21. ASEM (Tamarindus indica L.)

a. Taksonomi Kerajaan

: Plantae Divisi

: M agnoliophyta Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: Fabales Famili

: Fabaceae Genus

: Tamarindus Spesies: Tam arindus indica L.

Nama lain asam jaw a adalah asam (M elayu), asem (Jaw a), sampalok (Tagalog), makham (Thailand), tamarind (Inggris). Buah yang telah tua dan sangat masak biasa disebut asem kaw ak. ( ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Asam_jaw a ).

b. Penyebaran

Asam jaw a termasuk t umbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika Timur di mana jenis liarnya dit emukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, t anaman ini t elah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Lat in. Di banyak tempat yang bersesuaian, t ermasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar sepert i di hutan-hut an luruh daun dan savana. ( htt p:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Asam_jaw a ).

Asalnya t idak pasti, mungkin jenis savana kering Asia tropis. Jenis ini dahulu diint roduksi ke Asia yang menjadi tempat t umbuh sekarang dan belum lama diint roduksi ke t ropis di belahan barat (Joker, 2002).

c. Habitat

Tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat t umbuh di kisaran t ipe tanah yang luas. Dapt hidup di t empat bersuhu sampai 47 ˚

C, tapi sangat sensit if t erhadap es. Umumnya t umbuh di daerah bercurah hujan 500 – 1.500 mm/ tahun, bahkan t et ap hidup pada curah hujan 350 mm jika diberi irigasi saat penanaman. Di daerah tropika basah bercurah hujan lebih dari 4.000 mm, pembungaan dan pembuahan menurun dengan jelas. Jenis ini menghasilkan benih lebih banyak jika hidup di t empat dengan periode kering yang panjang, berapapun curah hujan t ahunannya (Joker, 2002).

Pohon asam dapat t umbuh baik hingga ket inggian sekit ar 1.000 m dpl, pada t anah berpasir atau t anah liat, khususnya di w ilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang. ( ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Asam_jaw a ).

d. Kegunaan

Asam biasanya dit anam sebagai penghasil buah, t et api juga penghasil kayu yang bernilai. Daging buah yang t inggi vitamin B dapat dimakan ment ah atau dibuat selai, sirup atau permen. Bunga, daun dan biji juga dapat dimakan dan digunakan dalam berbagai masakan. Kayunya digunakan sebagai bahan mebel, kayu bakar dan arang. Daunnya mempunyai nilai yang tinggi sebagai makanan ternak. Akarnya yang dalm membuat jenis ini sangat t ahan t erhadap badai dan cocok sebagai penghalang angin. Pohon asam mempunyai t ajuk lebat dan Asam biasanya dit anam sebagai penghasil buah, t et api juga penghasil kayu yang bernilai. Daging buah yang t inggi vitamin B dapat dimakan ment ah atau dibuat selai, sirup atau permen. Bunga, daun dan biji juga dapat dimakan dan digunakan dalam berbagai masakan. Kayunya digunakan sebagai bahan mebel, kayu bakar dan arang. Daunnya mempunyai nilai yang tinggi sebagai makanan ternak. Akarnya yang dalm membuat jenis ini sangat t ahan t erhadap badai dan cocok sebagai penghalang angin. Pohon asam mempunyai t ajuk lebat dan

Daging buah asam jaw a sangat populer, dan digunakan dalam aneka masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam dan campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asam kaw ak (buah asam yang t ua) biasa diperdagangkan antar pulau dan ant ar negara. Selain sebagai bumbu, untuk menghilangkan bau amis ikan, asam kawak bisa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula dan jamu.

Kayu teras asam jaw a berw arna coklat kemerahan, berat , keras dan bert ekst ur halus, sehingga kerap digunakan unt uk membuat meubel, kerajinan, ukir-ukiran dan pat ung. Pohon Asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh, t erut ama di sepanjang jalan raya Daendels, dari anyer hingga Panarukan ( htt p:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Asam_jaw a ).

e. Budidaya

Asam dapat diperbanyak dengan benih, penempelan, penyambungan dan pencangkokan. Bibit yang berumur 1 t ahun sudah dapat dit anam di lapangan, t et api mungkin sifat nya berbeda dengan induknya. Pohon induk yang baik biasanya diperbanyak secara veget at if dengan penempelan perisai (shield budding) dan penempelan t ambalan (patch budding ) sert a sambung celah (cleft graft ing). Penempelan dilakukan pada bulan sejuk dan kering, yait u November sampai Januari. Pohon hasil perbanyakan secara penempelan atau penyambungan dit anam di kebun pada aw al musim hujan dengan jarak 8 – 10 m.

Pengaturan ukuran pohon dengan jarak t anam yang rapat (kira-kira 500 batang per ha) dan pemangkasan unt uk memperbaharui cabang penghasil buah. Pohon asam memperoleh perlakuan yang sama seperti pohon buah-buahan lainnya, yaitu : pengairan, pemupukan, dan perlindungan tanaman ( htt p:/ / ayobert ani.w ordpress.com/ 2009/ 09/ 27/ cara-menanam-asam- jaw a ).

22. PETE (Parkia spesiosa)

a. Taksonomi

Kingdom : Plantae Divisi

: M agnoliophyta Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: Fabales Famili

: Fabaceae Genus

: Parkia Spesies: Parkia spesiosa

b. Persebaran

Petai merupakan tanaman asli Semenanjung M alaya, t umbuh liar di hutan dataran rendah, banyak dibudidaya di M alaysia dan t elah dibudidayakan di Jaw a sejak jaman dulu. Di M alaysia selak t ahun 1989, Depart emen Pert anian mendorong dan memberikan bant uan kepada w arga desa untuk menanam petai di kebun buah. Dist ribusi geografis petai di Indonesia, M alaysia, Filipina, dan Thailand (Anonim, 2010)

c. Habitat

Petai tumbuh baik di hut an hujan dataran rendah dan kadang-kadang juga di hutan sekunder t inggi, tanah lempung, berpasir dan podsolik, juga di lokasi yang t erendam air, di hutan raw a air t aw ar dan t epi sungai. Hidup di ket inggian 0 – 1.000 m dpl dan suhu tahunan

C, rata-rat a curah hujan t ahunan 1.000 – 2.000 mm. Tanaman petai menyukai jenis t anah liat dan kadang dit emukan pada t anah yang t ergenang air. Pet ai kadang-kadang dit anam sebagai pohon peneduh, misalnya di perkebunan kopi dan di pembibit an (Anonim, 2010).

d. Kegunaan

Kayu petai biasanya ringan dan kadang keras menengah-berat dengan kepadat an 350 – 810 kg/ m sebesar 15 mc%. Kayu petai digunakan secara lokal unt uk kontruksi ringan, pert ukangan, furnitur dan pembuatan lemari, cet akan, interior, kelongsong, penyangga bet on, kotak dan pet i, korek api, sandal bakiak dan sumpit (Anonim, 2010). Buah pet ai dapat bermanfaat sebagai obat hat i dan ginjal, penjaga saluran pencernaan dan menurunkan resiko kemat ian akibat stroke ( ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Pet ai ).

e. Budidaya

Pembiakan pet ai secara generat if dapat dilakukan dengan mengecambahkan bijinya. Bijinya yang lunak t ersebut mempunyai viabilit as 90% dalam w akt u pengecambahan 3 – 15 hari. Selain it u secara veget at if, petai dapat dikembangbiakkan dengan stek bat ang atau stek pucuk. Untuk pert umbuhan yang optimal diperlukan ruang dan cahaya yang cukup. Penyerbukan bunga pet ai dilakukan oleh kelelawar dan burung. Puncak musim berbunga dan berbuah bert epatan dengan periode antara Agust us dan Oktober (Anonim, 2010).

23. NANGKA (Arthocarpus heterophyllus Lamk)

a. Taksonomi

Kerajaan : Plantae Divisi

: M agnoliophyta Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: Rosales Famili

: M oraceae Genus

: Arthocarpus Spesies: Arthocarpus heterophyllus Lamk

Nama daerah antara lain nongko/ nangka (Jaw a,Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/ malasa (Lampung), nanal at au krour (Irian Jaya), nangka (Sunda). Beberapa Nama daerah antara lain nongko/ nangka (Jaw a,Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa/ malasa (Lampung), nanal at au krour (Irian Jaya), nangka (Sunda). Beberapa

Varian nangka amat banyak jenisnya, baik dengan melihat peraw akan pohon dan bagian-bagian tanamannya, rasa dan sifat -sifat buahnya, maupun sifat-sifat yang t ak mudah dilihat sepert i kemampuan t umbuhnya terhadap variasi-variasi lingkungan.

Dari segi sifat -sifat buahnya, umum mengenal dua kelompok besar yakni :  Nangka bubur (Indonesia dan M alaysia), yang disebut pula sebagai khanun lamoud (Thailand), vela (Srilangka) atau koozha chakka (India Selatan); dengan daging buah tipis, berserat, lunak dan membubur, rasanya asam manis, dan berbau harum tajam.

 Nangka salak (Ind.), nangka belulang (M al.), khanun nang (Thai.), varaka (Srilangka), at au koozha pusham (India Selatan); dengan daging buah t ebal, keras, mengeripik, rasa manis agak pahit dan t ak begit u harum (Anonim, 2002).

b. Persebaran

Nangka diyakini berasal dari India, yakni w ilayah Ghat s bagian barat , di mana jenis-jenis liarnya masih didapat i t umbuh t ersebar di hut an hujan. Kini nangka t elah menyebar luas di berbagai daerah tropis, t erutama di Asia Tenggara ( ht t p:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Nangka ).

Nangka merupakan t anaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah t ropis termasuk Indonesia (Anonim, 2002).

c. Habitat

Nangka t umbuh dengan baik di iklim t ropis sampai dengan lintang 25 º utara maupaun selatan, w alaupun diketahui pula masih dapat berbuah hingga lint ang 30 º . Tanaman ini menyukai w ilayah dengan curah hujan lebih dari 1.500 mm/ tahun dengan musim keringnya t idak t erlalu keras. Nangka kurang t oleran t erhadap udara dingin, kekeringan dan penggenangan.

Pramono dan Kurniaty (2002) menyat akan bahwa daerah penyebaran nangka umumnya berada di daerah beriklim E (kering) dengan bulan kering 6 – 7 bulan/ t ahun. Di habitat alam inya nangka tumbuh di ket inggian 400 – 1.200 m dpl. Unt uk pert umbuhan yang baik t emperatur minimum unt uk pert anaman nangka adalah 16 - 21 º

C, kelembaban udara 50 – 80%. Kondisi yang cocok unt uk nangka adalahlahan dengan curah hujan lebih dari 1.500 mm/ t ahun, t anah alluvial, t anah liat berpasir at au liat berlempung, pH 6,0 – 7,5; cukup air dan mempunyai drainase yang baik.

C dan maksimum 31 - 32 º

d. Kegunaan

Nangka terut ama dipanen buahnya. Daging buah yang matang seringkali dimakan dalam keadaan segar. Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Daun-daun nangka merupakan pakan t ernak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan t ali dan pada masa lalu juga dijadikan bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran unt uk memerangkap burung, untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain. Kayunya berwarna kuning di bagian t eras, berkualit as baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini cukup kuat, aw et dan tahan t erhadap serangan rayap atau Nangka terut ama dipanen buahnya. Daging buah yang matang seringkali dimakan dalam keadaan segar. Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Daun-daun nangka merupakan pakan t ernak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit batangnya yang berserat, dapat digunakan sebagai bahan t ali dan pada masa lalu juga dijadikan bahan pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran unt uk memerangkap burung, untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain. Kayunya berwarna kuning di bagian t eras, berkualit as baik dan mudah dikerjakan. Kayu ini cukup kuat, aw et dan tahan t erhadap serangan rayap atau

alat musik ( ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Nangka ).

e. Budidaya

Pohon nangkayang berasal dari biji, mulai berbunga pada umur 2 – 8 tahun. Sedangkan yang berasal dari klon mulai berbunga di umur 2 – 4 tahun. Di t empat yang cocok , nangka dapat berbuah sepanjang t ahun. Akan t et api di Thailand dan India panen raya terjadi ant ara Januari – Agustus, sement ara M alaysia antara April- Agustus atau Sept ember – Desember ( ht tp:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Nangka ).

Pada umumnya perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya, karena perbanyakan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit prosent ase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan lateksnya yang dapat menghambat proses persatuan. Seleksi dilakukan sejak pembibit an apabila ingin mendapat kan nangka yang bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi banyak dengan buah yang berkualit as dan tahan t erhadap hama dan penyakit ). Penanganan benih mencakup pencucian secara hat i-hati unt uk membuang kulit biji yang berlendir dan membuang bagian perikarp yang berupa t anduk, perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan. Benih disemai sew akt u masih segar, jika diperlukan penyimpanan jangka pendek, benih t idak boleh dibiarkan mengering. Benih yang memiliki 40% dari kandungan air aslinya dan disimpan dalam w adah plast ik yang kedap, dengan suhu udara

C masih mampu berkecambah selama 3 bulan. Dlam kondisi yang memadai perkecambahan dapat diaw ali setelah 10 hari dan mencapai present ase perkecambahan 80 – 100% dalam jangka w aktu 35 – 40 hari set elah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar at au dengan hilumnya menghadap ke baw ah unt uk perkecambahan (Anonim, 2002).

24. JAM BU M ETE (Anacardium occidentale L)

a. Taksonomi

Kerajaan : Plantae Divisi

: M agnoliophyta Kelas

: M agnoliopsida Ordo

: Sapindales Famili

: Anacardiaceae Genus

: Anacardium Spesies: Anacardium occident ale L

Dikenal juga dengan berbagai nama sepert i jam bu m è d è (Sd.), jam bu m é t é atau jam bu m é nt é (Jw .), jam bu m ony è t (M d.), jam bu dw ipa, jam bu jipang, nyam bu m ony è t (Bl.), nyam buk ny ě b è t

(Sas.), jam bu è rang , jambu mony é (M ink.), jam bu dipa (Banj.), buw ah monyet (Timor), buw ah yaki (M anado), buw a yakis, w o yakis (SulUt.), buw a yaki (Ternat e, Tidore), buw a jakis (Galela), jam bu dar é , jam bu masong (M ak.), jam pu s è r ě ng, jam pu tamp ě si (Bug.), dan lain-lain.

b. Persebaran

M erupakan jenis asli daerah Brazil dan menyebar ke Amerika Tengah dan Selat an. Bangsa Portugis membaw a t anaman ini ke India dan Afrika Timur yang akhirnya masuk ke Srilangka, M alaysia dan Indonesia (Zanzibar, 2002).

c. Habitat

Pada dasarnya jambu mete dapat tumbuh pada berbagai t empat. Jambu mete dapat t umbuh lebih baik pada jenis t anah alluvial, lat erit , lat osol, lit osol, podsolik dan t anah magel, juga t umbuh cukup baik pada t anah regosol, t anah yang mengandung pasir dan sangat porous. Tingkat keasaman tanah yang paling baik adalah kisaran pH netral, yaitu sekitar 6 -7 dengan ketinggian t empat yang opt imum adalah 600 m dpl. Tanaman ini membut uhkan sinar mat ahari yang cukup dengan jumlah bulan kering minimal selama 4 bulan dan jumlah curah hujan terbaik sekitar 200 – 500 mm/ tahun (Djariah dan M ahedalsw ara, 1994 dalam Zanzibar, 2002).

d. Kegunaan

Tanaman ini dikembangkan terut ama untuk dipungut buah sejat inya. Yang dikenal umum sebagai ’’buah’’, yakni bagian lunak yang membengkak berw arna kuning at au merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang set elah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian ’’monyet ’’nya ynag keras, coklat kehit aman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan, yakni kacang met e yang lezat. Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai makanan kecil, sedangkan secara modern dijumpai sebagai pengisi dan penghias panganan semacam coklat da kue-kuean.

Dari kacang mete juga dapat diekst rak minyak yang berkualit as t inggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaat kan untuk pangan unggas. Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah at au dimasak. Daun yang t ua dimanfaat kan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit . Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaat kan dalam ramuan obat tradisional, t erutama unt uk menyembuhkan sakit kulit, unt uk pembersih mulut dan unt uk obat pencahar. Kayunya berw arna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan, meski dapat dimanfaat kan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermut u rendah. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari bat ang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap dan juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis.

e. Budidaya

Pembiakan dapt dilakukan dengan cara generat if dan vegetatif. W alaupun benih jambu met e mempunyai kulit yang keras, tet api mudah berkecambah tanpa perlakuan pendahuluan. Benih dapat langsung dit anam di lapangan, t et api memerlukan benih yang banyak karena setiap lubang tanam memerlukan 2 – 3 benih. M etode perbanyakan veget at if yang dapat dilakukan adalah cangkok, okulasi (penempelan) dan penyambungan (graft ing). M edia penyemaian umumnya menggunakan t anahdan benih langsung ditanam pada set iap Pembiakan dapt dilakukan dengan cara generat if dan vegetatif. W alaupun benih jambu met e mempunyai kulit yang keras, tet api mudah berkecambah tanpa perlakuan pendahuluan. Benih dapat langsung dit anam di lapangan, t et api memerlukan benih yang banyak karena setiap lubang tanam memerlukan 2 – 3 benih. M etode perbanyakan veget at if yang dapat dilakukan adalah cangkok, okulasi (penempelan) dan penyambungan (graft ing). M edia penyemaian umumnya menggunakan t anahdan benih langsung ditanam pada set iap

25. M INDI ( M elia azeda rah L. )

a. Taksonomi

Kingdom : Plant ae – Plants Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plant s Superdivision : Spermat ophyt a – Seed plant s Division

: M agnoliophyt a – Flow ering plants Class

: M agnoliopsida – Dicotyledons Subclass

: Rosidae Order

: Sapindales Family

: M eliaceae – M ahogany family Genus

: M elia L. – melia Species

: M elia azedarach L. – Chinaberryt ree

b. Habitat

Pohon mindi memiliki sebaran alami di India dan Burma kemudian banyak dit anam di daerah t ropis dan sub tropis t ermasuk di Indonesia (W ardani, 2001). Di Indonesia jenis ini t ersebar di pulau Jaw a, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat (Nurhasybi dan Danu, 1997). Pohon mindi tumbuh pada daerah dat aran rendah hingga dataran tinggi, pada 0-1200 meter diat as permukaan laut. Dapat tumbuh pada suhu -5OC sampai dengan 39OC, dengan curah hujan rat a-rata pertahun 600-2000 mm (Ahmed dan Idris, 1997 dalam W ardani, 2001). Sedangkan menurut Heyne (1987), M indi seringkali tumbuh pada t anah tersier, pada tanah liat, berbatu at au pasir vulakanis, di bukit -bukit rendah sampai ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut.

c.Kegunaan Tanaman mindi merupakan tanaman serbaguna karena seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Kayu M indi dapat digunakan untuk venir indah, mebel, bahan baku lant ai kayu dan barang kerajinan lainnya (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). M enurut Heyne (1987) kayu mindi dapat digunakan unt uk kotak kayu, bat ang korek api, papan dan papan bangunan sert a vinir hias. Bahan akt if yang terkandung dalam t anaman mindi adalah azadirachtin, selanin dan meliant riol (Sulastiningsih dan Hadjib, 2001). Daun dan biji mindi dilaporkan dapat digunakan sebagai pest isida nabat i dengan cara menghaluskan lalu mencampurnya dengan air at au pelarut lain. Biji mindi dengan konsent rasi sekit ar 5% yang dilarut kan dalam air dan dit ambah sedikit deterjen dapat digunakan sebagai insekt isida. Sekitar 50 gram daunnya yang direndam dalam 1 lit er air dengan sedikit det erjen dan diendapkan semalam dapat digunakan sebagai insekt isida, selain it u ekstrak daun mindi digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan hama t ermasuk belalang

Hadjib, 2001). Kulit mindi berguna sebagai penghasil obat unt uk mengeluarkan cacing usus sedangkan kulit,

(Sulastiningsih

dan dan

26.KEPUH ( Sterculia foet ida L.)

: M agnoliophyt a;

Kelas

: M agnoliopsida;

Ordo

: M alvales;

Famili

: M alvaceae;

Genus

: St erculia;

Spesies

: S. foet ida;

Nama binomiall

: St erculia foet ida L.;

Sinonim

: Clom panus foet ida Kunt ze;

Nama Indonesia

: Kepuh, Kepoh, Pranajiw a, Kelumpang.

a.Habitat

Habitat kepuh adalah dataran rendah hingga ket inggian sekit ar 500 meter dpl terut ama di daerah kering. Persebaran pohon ini sangat luas, mulai dari Afrika bagian t imur, Asia Selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusant ara ( Indonesia ) hingga Australia.

b.Diskripsi. Pohon kepuh (Sterculia foetida) mempunyai batang yang tinggi hingga mencapai 40 meter

dengan diameter batang bagian bawah hingga mencapai 3 meter. Cabang-cabang tumbuh mendatar dan berkumpul pada ketinggian yang kurang lebih sama, bertingkat-tingkat.

Pohon kepuh (Sterculia foetida) yang dijadikan tempat sakral di Bali Daun tumbuhan kepuh berupa daun majemuk menjari berbentuk jorong dengan ujung dan

pangkal yang runcing. Panjang daunnya berkisar antara 10-17 cm. Bunga terdapat di ujung batang/ranting, pada awalnya bunga berwarna kuning keabuan kemudian menjadi merah.

Buah kepuh besar agak lonjong berukuran 7-9 cm dengan lebar sekitar 5 cm. kulit buah tebal dan keras dengan warna merah kehitaman. Bentuk buahnya yang besar dan aneh oleh sebagaian orang disebut sebagai buah genderuwo, sejenis hantu yang suka menakut-nakuti.

Habitat kepuh adalah dataran rendah hingga ketinggian sekitar 500 meter dpl terutama di daerah kering. Persebaran pohon ini sangat luas, mulai dari Afrika bagian timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara ( Indonesia ) hingga Australia.

c.Mitos vs Manfaat. Di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali, pohon kepuh (Sterculia foetida) sering kali dijumpai

tumbuh di daerah-daerah angker dan keramat seperti punden, kuburan, dan tempat-tempat yang jarang didatangi manusia. Lantaran tempat hidupnya dan ukuran batang serta bentuk buahnya, pohon kepuh acapkali dianggap sebagai pohon genderuwo, sebangsa hantu yang suka menakut- nakuti.

Namun dibalik mitos yang angker sebagai tanaman genderuwo, pohon kepuh ternyata memiliki berbagai manfaat. Hampir semua bagian tanaman dari kulit batang, daun atau buah dan bijinya sering dimanfaatkan sebagai campuran jamu. Kulit pohon dan daun dapat digunakan sebagai obat untuk beberapa penyakit antara lain rheumatic, diuretic, dan diaphoretic. Kulit buah Kepuh juga dapat digunakan sebagai bahan ramuan untuk membuat kue dan bijinya dapat dimakan.