Jenis toko Giant
4.1.3. Fungsi Sosial dan Ekonomi PT. Hero Supermarket Tbk
PT. Hero Supermarket, Tbk merupakan perusahaan ritel modern yang bertujuan untuk mendapatkan laba dari barang-barang dijual. Selain bertujuan untuk memperoleh laba, PT Hero Supermarket juga memiliki fungsi sosial dan fungsi ekonomi, yaitu :
a. Fungsi Sosial
1. Memberikan kesempatan kerja PT. Hero Supermarket telah memberikan kesempatan kerja kepada 10.000 karyawan sampai tahun 2008 yang tersebar di 1. Memberikan kesempatan kerja PT. Hero Supermarket telah memberikan kesempatan kerja kepada 10.000 karyawan sampai tahun 2008 yang tersebar di
2. Kesejahteraan karyawan Kesejahteraan karyawan sangat diperhatikan oleh PT. Hero Supermarket , salah satunya adalah gaji memadai di atas Upah Minimum Provinsi (UMP). Disamping itu perusahaan memberikan tunjangan kesehatan, hari tua, kecelakaan, kematian, uang makan dan uang transport.
3. Kepemilikan umum Hero merupakan perusahaan terbuka (Go Publik), sehingga saham Hero dapat dimiliki oleh masyarakat.
4. Kegiatan sosial masyarakat Bentuk kegiatan sosial yang dilakukan antara lain menyumbang yayasan kurang mampu (fakir miskin), membantu pengembangan koperasi dan usaha kecil melalui kegiatan kemitraan serta menyelenggarakan perayaan keagamaan, hari kemerdekaan dan lain-lain.
b. Fungsi Ekonomi
1. Membantu menyediakan bahan makanan yang baik dan sehat.
2. Membantu meningkatkan penghasilan negara melalui kontribusi pajak.
3. Meramaikan bursa efek.
4.1.4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang dimiliki Giant hypermarket dipimpin oleh seorang manajer yang disebut Store General Manager (SGM). SGM membawahi empat orang manajer divisi. Tiap divisi dibantu oleh DH- ADH (Departement Head-Assistant Departmen Head), supervisor dan staf. Tiga divisi utama dibagi berdasarkan pengelompokan produk, yaitu divisi Fresh, Grocery, Generale Marchandise dan satu divisi pendukung yang disebut divisi sales and support (Lampiran 2). Tugas SGM, Manajer, DH-ADH, supervisor dan staf adalah : Struktur Organisasi yang dimiliki Giant hypermarket dipimpin oleh seorang manajer yang disebut Store General Manager (SGM). SGM membawahi empat orang manajer divisi. Tiap divisi dibantu oleh DH- ADH (Departement Head-Assistant Departmen Head), supervisor dan staf. Tiga divisi utama dibagi berdasarkan pengelompokan produk, yaitu divisi Fresh, Grocery, Generale Marchandise dan satu divisi pendukung yang disebut divisi sales and support (Lampiran 2). Tugas SGM, Manajer, DH-ADH, supervisor dan staf adalah :
b. Manajer divisi : bertanggungjawab terhadap divisi yang dipimpinnya serta mengawasi kinerja bawahannya.
c. DH-ADH : Membantu tugas manajemen, mengawasi dan memonitor semua kegiatan supervisor dan staf di divisi masing- masing, mengecek penjualan, menyusun rencana diskon terhadap suatu barang (dilakukan sekali dalam seminggu) serta mengontrol penyediaan barang.
d. Supervisor : Mengawasi kerja staf, melakukan kontrol terhadap departemen bersangkutan, serta menjadi jembatan komunikasi antara staf dan DH.
e. Staf : mengecek area masing-masing, mengecek barang-barang yang kosong, mengambil barang-barang yang kosong dari gudang dan memajang barang-barang. Selain itu staf memiliki tugas tambahan yaitu : mengontrol Sales Promotion Girl (SPG) dan Sales Promotion Man (SPM), mempromosikan barang-barang yang sedang promosi serta melakukan pelimpahan tugas kepada shif selanjutnya.
f. Receiving : Menerima dan mengecek barang yang datang dari supplier .
g. Marketing : Menarik konsumen untuk berbelanja dan meningkatkan penjualan.
h. LP (Lost Prevention) : Mengawasi keamanan toko, serta sistem dan prosedur yang berlaku di toko.
i. IT : Mengolah seluruh data dan komputerisasi toko. j. HRD : Mengatur semua hal yang berhubungan dengan karyawan, seperti absensi, cuti, keterlambatan, keluar masuk karyawan dan melakukan kegiatan administrasi lainnya.
k. Accounting : Mengatur masalah keuangan dan melakukan koordinasi dengan accounting pusat mengenai penjualan, profit dan data stock.
4.1.5 Gambaran Produk
Giant hypermarket menyediakan berbagai produk, mulai dari makanan dan minuman, pakaian, peralatan rumah tangga, kosmetik, barang-barang elektronik, dan lain-lain. Jumlah barang yang terdapat di Giant hypermarket sangat besar yaitu, 35.000-50.000 item. Produk ini dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu Grocery, Fresh dan General Marchandise (GMS).
1. Grocery Produk yang ada di grocery merupakan barang kebutuhan sehari- hari. Produk grocery terbagi dua yaitu Food dan Non food. Produk Food terdiri dari “Grocery 1”(produk yang bisa langsung
d imakan, seperti makanan dan minuman ringan) dan “Grocery 2” (produk yang harus diolah dahulu sebelum dimakan seperti barang-barang sembako). Untuk bagian Non food terdiri dari “Grocery 3“( seperti sabun dan detergen) dan “Grocery 4” ( alat-
alat kosmetik).
2. Fresh Produk Fresh merupakan produk yang memiliki sifat daya tahan dan kesegaran yang singkat. Produk Fresh terdiri dari :
a. Produce : sayuran dan buahan.
b. Seafood : ikan, udang, kepiting dan hasil laut lainnya.
c. Daging dan Ayam
d. Ready to eat : makanan siap saji
e. Baker y : Roti dan kue
f. Dairy and daily : susu segar, makanan olahan, dan lain-lain.
3. Generale Marchandise (GMS) Produk GMS terdiri dari :
a. Textile : home textile, pakaian, sepatu, perlengkapan bayi dan anak.
b. Bazaar : peralatan rumah tangga, mainan dan furniture, dan lain- lain.
c. Barang-barang elektronik.
Produk yang ada di Giant hypermarket berasal dari Hero pusat, tetapi terdapat juga barang yang dipasok langsung oleh supplier. Barang-barang yang berasal dari Hero pusat berlokasi di Cibitung (Hero Sentral Distribusi). Dari sini, barang-barang langsung dikirimkan ke masing-masing gerai. Disamping itu terdapat juga barang yang langsung dipasok supplier ke gerai yang bersangkutan, pemilihan supplier tetap harus mendapat persetujuan dari Hero Pusat.
Barang yang datang dari supplier (pemasok) langsung diterima oleh bagian receiving, bagian ini akan mengecek spesifikasi barang, apakah sesuai dengan pemesanan yang dilakukan, seperti jumlah, ukuran dan tanggal kadaluarsa. Bagian receiving juga memeriksa mutu barang yang masuk apakah sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Apabila ada barang yang rusak atau tidak sesuai maka dikembalikan lagi kepada supplier. Setelah melalui bagian receiving, barang-barang kemudian dimasukkan ke dalam gudang. Dari gudang barang-barang tersebut akan dimasukkan ke dalam toko untuk dipajang dan dijual. Khusus untuk barang-barang Fresh, dilakukan penyortiran terlebih dahulu. Produk-poduk yang kurang bagus akan diproses lebih lanjut, yaitu diolah dan dijual lagi. Produk yang diolah untuk dijual harus tetap diperhatikan mutunya, tetapi produk yang benar-benar rusak total akan dimusnahkan. Barang yang sudah disortir akan dipajang di toko untuk siap dijual. Pemajangan barang dilakukan berdasarkan jenis, ukuran, warna dan spesifikasi barang. Pemajangan yang baik akan dapat menarik perhatian konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Pada saat toko akan ditutup, dilakukan proses penyimpanan. Produk-produk Fresh memerlukan perlakuan khusus dalam penyimpanan karena menyangkut sifat fisiknya yang mudah rusak. Apabila toko dibuka pada hari berikutnya, kegiatan dimulai dari kegiatan penyortiran dan seterusnya.
4.2. Penerapan TQM Giant hypermarket
Giant hypermarket membutuhkan sejumlah unsur yang digunakan sebagai alat untuk menerapkan TQM. Keberadaan dan penerapan unsur-unsur ini sangat menentukan keberhasilan TQM. Unsur-unsur TQM di Giant hypermarket adalah :
a. SDM
Karyawan yang ada di Giant hypermarket sampai bulan Maret 2009 berjumlah 222 orang. Jumlah karyawan pada Giant hypermarket dapat dilihat pada Tabel 5, karyawan Giant hypermarket bekerja setiap hari Senin sampai Minggu dan jam kerja karyawan dibagi menjadi dua shif, yaitu shif pagi pukul 06.00-14.00 WIB dan shif siang pukul 14.00-
22.00 WIB. Proses penerimaan karyawan dilakukan oleh Hero Pusat, tetapi
apabila memerlukan tenaga kerja tambahan, Giant akan merekrut langsung karyawan melalui persetujuan dari Hero pusat. Karyawan yang telah diterima akan menjalani pelatihan di LCDC (Learning and Career Development Center) selama dua minggu. Pelatihan dilakukan untuk memberikan pengetahuan bagi karyawan mengenai pekerjaan yang akan mereka lakukan. Selain pelatihan di LCDC, karyawan juga diberikan pelatihan langsung di lapangan atau on the job trainning, apabila kinerja yang dihasilkan bagus, maka karyawan tersebut akan diangkat menjadi karyawan tetap.
Giant hypermarket setiap bulannya akan memilih karyawan teladan yang dipilih berdasarkan absensi dan kinerja karyawan. Manajer tiap-tiap divisi akan merekomendasikan karyawannya dan SGM akan memilih satu karyawan teladan melalui beberapa penilaian. Dengan melaksanakan pemilihan karyawan teladan, perusahaan berharap karyawan termotivasi untuk bekerja dengan baik.
Tabel 5. Jumlah karyawan Giant hypermarket Botani Square Bogor
Tenaga kerja (orang) SGM (Store General Manager)
Jabatan
1 DM (Division Manager)
4 DH (Division Head)
2 ADH (Assistant Division Head)
222 Sumber : Giant hypermarket Botani Square Bogor, 2009
Total
b. Standar
Semua barang yang ada di Giant hypermarket memiliki standar yang telah ditentukan oleh Hero Pusat, baik kualitas maupun kuantitas. Giant hypermarket memiliki prinsip bersedia menukar produknya apabila konsumen mendapatkan produk yang tidak sesuai dengan standar pasar. Standar mutu lebih difokuskan pada divisi Fresh karena sifat produk yang tidak tahan lama dan mudah rusak. Giant hypermarket memiliki grade terhadap suatu produk, dimana produk dipisahkan menurut pengkhususan yang telah ditetapkan. Produk pada grade pertama merupakan produk yang bermutu tinggi sehingga harga jualnya juga akan tinggi. Disamping produk, karyawan juga memiliki standar dalam melakukan pekerjaan berupa Standard Operational Procedure (SOP). Dengan adanya SOP karyawan dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan benar.
c. Sarana
Sarana merupakan seluruh peralatan yang digunakan untuk mendukung terlaksananya pengendalian mutu. Pengangkutan produk dari pemasok ke Giant hypermarket menggunakan mobil box, khusus untuk produk Fresh pengangkutan produk menggunakan mobil refrigerated, yaitu mobil box yang dilengkapi dengan pendingin. Pada bagian gudang, Sarana merupakan seluruh peralatan yang digunakan untuk mendukung terlaksananya pengendalian mutu. Pengangkutan produk dari pemasok ke Giant hypermarket menggunakan mobil box, khusus untuk produk Fresh pengangkutan produk menggunakan mobil refrigerated, yaitu mobil box yang dilengkapi dengan pendingin. Pada bagian gudang,
TQM merupakan suatu sistem yang fokus terhadap pelanggan, sehingga sarana dan prasarana untuk konsumen juga diperhatikan. Untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen untuk berbelanja, Giant hypermarket menyediakan tempat parkir yang luas bagi pengendara mobil dan motor. Sarana penunjang lainnya adalah toilet, pendingin ruangan (AC), kebersihan dan keamanan yang terjaga, pemilihan lampu penerangan dan musik untuk melengkapi kenyaman dalam berbelanja. Konsumen juga diberikan sarana dalam menyampaikan saran, masukan ataupun keluhan melalui customer center.
d. Organisasi
Struktur organisasi di Giant hypermarket sudah terdefinisi dengan jelas, karena pembagian divisi dibagi berdasarkan produk-produk yang dijual sehingga setiap karyawan akan fokus dalam mengendalikan mutu produk di divisi masing-masing. Karyawan diberikan kebebasan dalam mengeluarkan ide, pendapat ataupun keluhannya. Penyampaian ide saran atau keluhan dari karyawan akan disampaikan kepada supervisor, dilanjutkan ke DH, manajer divisi dan SGM. Begitu juga sebaliknya, pendelegasian tugas dan wewenang disampaikan oleh SGM kepada manajer masing-masing divisi diteruskan hingga ke staf. Setiap satu minggu sekali, akan dilakukan briefing karyawan mengenai informasi toko dan aktivitasnya.
e. Audit Internal
Audit dilaksanakan untuk menilai apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan komitmen, sasaran dan tujuan perusahaan. Audit internal pada Giant hypermarket dilakukan dua kali dalam setahun oleh Hero Pusat dan sekali dalam setahun oleh pihak Dairy Farm- Jardine Matheson Group. Auditor akan memeriksa kinerja karyawan dan kinerja perusahaan terkait penjualan dan pendapatan serta memeriksa produk- produk yang ada di toko apakah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
f. Diklat
Pengembangan dan pelatihan yang dilakukan Giant hypermarket terhadap kayawan yaitu memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan serta kecakapan dalam melakukan pekerjaan. Setiap karyawan baru akan mendapatkan Diklat di LCDC selama dua minggu. Pendidikan yang diberikan berupa Pendidikan Dasar Usaha Ritel (PDUR). Disamping itu Giant hypermarket juga melakukan on the job training kepada karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian HRD, diklat yang dilakukan oleh Giant hypermarket hanya dilakukan oleh kepala bagian atau manajer divisi, selanjutnya mengaplikasikan dan membagikan ilmu yang diperoleh dari diklat tersebut kepada karyawan yang lain.
4.3. Uji Coba Kuesioner
Uji validitas dan reliabilitas digunakan agar kuesioner yang digunakan akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan terhadap 30 jawaban responden awal yang telah mengisi kuesioner.
4.3.1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menghitung nilai kolerasi pada setiap instrumen pertanyaan terhadap skor totalnya, dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menghitung nilai kolerasi pada setiap instrumen pertanyaan terhadap skor totalnya, dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson
Nilai korelasi yang diperoleh dari masing-masing instrumen kemudian dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r, dengan n=30 dan taraf nyata 5% diperoleh nilai r tabel 0,361.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan software Mirosoft Exel 2007 diperoleh kesimpulan bahwa semua instrumen pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut valid (sahih) pada taraf nyata 5%, karena nilai korelasi besar dari 0,361. Hal tersebut berarti instrumen yang digunakan akurat dalam mengukur apa yang hendak diukur.
4.3.2. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini, reliabilitas dihitung dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan Software SPSS 15.0 for windows diperoleh nilai alpha sebesar 0,969. Nilai alpha tersebut mengidentifikasikan bahwa instrumen tersebut reliabel karena lebih besar 0,6 atau instumen tersebut dikatakan konsisten sebagai suatu alat ukur penelitian. Uji reliabilitas kuesioner dan masing-masing peubah dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.4. Karakteristik Responden
4.4.1. Jenis Kelamin
Resoponden dalam penelitian ini berjumlah 150 orang, meliputi semua bagian di Giant hypermarket. Dari 150 orang responden sebanyak 65,33% laki-laki dan 34,67% perempuan. Melalui wawancara dengan bagian Human Resource Development (HRD), jumlah karyawan laki-laki memiliki jumlah yang lebih besar dengan karyawan perempuan. Hal ini dikarenakan banyak pekerjaan yang menggunakan tenaga fisik, seperti pemindahan barang dan melakukan display barang di toko. Karyawan perempuan lebih banyak bekerja pada bagian kasir dan pramuniaga.
4.4.2. Usia
Usia responden yang paling banyak adalah di bawah 25 tahun, yaitu 44% dan yang paling sedikit diatas 45 tahun sebesar 5,33%. Giant hypermarket sengaja merekrut karyawan muda karena pada usia yang muda, karyawan bekerja lebih semangat dan mudah dalam memberikan pendidikan dan pelatihan. Karakteristik karyawan berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Karakteristik respoden berdasarkan usia
4.4.3. Pendidikan
Berdasarkan Gambar 5, tingkat pendidikan terakhir SLTA memiliki persentase paling besar (74,67%), dikarenakan staf pada Giant hypermarket memiliki komposisi terbanyak dan sebagian besar memiliki pendidikan terakahir SLTA. Sedangkan untuk lulusan D3 dan S1 menempati posisi atasan dalam organisasi.
Gambar 5. Karakeristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
4.4.4. Lama bekerja
Giant hypermarket Botani Square baru dibuka selama tiga tahun sehingga persentase lama bekerja kurang dari tiga tahun menempati posisi paling banyak (40,7%). Untuk karyawan yang lama bekerja lebih dari tiga tahun, merupakan karyawan pindahan dari Giant daerah lainnya.
Gambar 6. Karakteristik respoden berdasarkan lama bekerja
4.5 Analisis SEM
Pengaruh penerapan TQM terhadap produktivitas kerja karyawan dapat diketahui dengan menggunakan metode SEM yang terdiri dari peubah laten bebas (TQM) dan peubah laten tidak bebas (produktivitas karyawan). TQM diukur dengan indikator SDM, Standar, Sarana, Organisas, Audit Internal dan Diklat. Produktivitas karyawan diukur dengan indikator kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja dan hubungan kerja. Keterangan mengenai peubah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
Setiap peubah indikator terdiri dari beberapa pertanyaan, sehingga terlebih dahulu ditentukan nilai pemusatan peubah indikator berupa total pertanyaan untuk masing-masing peubah indikator. Dari semua pertanyaan kuesioner kemudian data diolah menggunakan software LISREL 8.30, sehingga menghasilkan estimasi model seperti pada Gambar 7. Rincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 6. Peubah-peubah dalam penelitian
Nomor pertanyaan Penerapan TQM
Peubah penelitian
Kompenen yang diukur
SDM
Standar (STD)
Sarana (SAR)
Organisasi (ORG)
Audit Internal (AUD)
Diklat (DIK)
Kemauan kerja (MAU)
Kemampuan kerja (MAM)
Lingkungan kerja (LIN)
Hubungan kerja (HUB)
Chi-Square=74.07 , df=34 , P-value=0.00008 , RMSEA=0.089
Gambar 7. Nilai estimasi struktural
Dari hasil estimasi diperoleh nilai muatan faktor (loading factor) dan Koefisien Determinasi (R 2 ). Muatan faktor merupakan koefisien yang
menunjukkan seberapa besar tingkat kontribusi (pengaruh) peubah indikator dalam membentuk peubah laten. Nilai muatan faktor yang paling besar menunjukkan bahwa peubah indikator tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk peubah laten. Dengan kata lain, semakin besar nilai muatan faktor, maka semakin besar kontribusi (pengaruh) suatu peubah
indikator dalam membentuk peubah laten. Nilai R 2 setiap peubah merupakan koefisien determinasi atau penjelas, artinya menunjukkan seberapa besar
peubah indikator dapat menjelaskan atau mempengaruhi peubah laten. Sama halnya dengan muatan faktor, nilai R 2 yang paling besar menunjukkan bahwa
peubah indikator tersebut memiliki bagian terbesar dalam membentuk (mempengaruhi) peubah laten. Keterangan nilai muatan faktor dan R 2 dapat
dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan Gambar 7, notasi matematika model struktural dari penelitian adalah :
PK = 0,95TQM + 0,098
Notasi matematika model pengukuran peubah teramati terhadap peubah laten adalah : SDM = 0,79TQM + 0,38
MAU = 0,77PK + 0,41 STD = 0,76TQM + 0,42
MAM = 0,79PK + 0,38 SAR = 0,71TQM + 0,50
LIN = 0,73PK + 0,47 ORG = 0,80TQM + 0,36
HUB = 0,76PK + 0,42 AUD = 0,73TQM + 0,46 DIK = 0,78TQM + 0,38 Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penerapan TQM di
Giant hypermarket mempengaruhi produktivitas karyawan sebesar 0,95, dengan kesalahan pengukuran 0,098 (9,8%). Hasil ini dinyatakan nyata karena t hitung (3,88) lebih besar dengan t tabel (1,96) dengan taraf nyata 5%. Penerapan TQM memiliki hubungan yang positif dengan produktivitas kerja. SDM, standar, sarana, organisasi, audit internal dan diklat memiliki hubungan yang positif terhadap penerapan TQM dan kemauan kerja, kemampuan kerja, Giant hypermarket mempengaruhi produktivitas karyawan sebesar 0,95, dengan kesalahan pengukuran 0,098 (9,8%). Hasil ini dinyatakan nyata karena t hitung (3,88) lebih besar dengan t tabel (1,96) dengan taraf nyata 5%. Penerapan TQM memiliki hubungan yang positif dengan produktivitas kerja. SDM, standar, sarana, organisasi, audit internal dan diklat memiliki hubungan yang positif terhadap penerapan TQM dan kemauan kerja, kemampuan kerja,
Tabel 7. Nilai estimasi muatan faktor dan R 2 Peubah
Komponen yang diukur
Muatan R 2
penelitian
faktor
Penerapan SDM
0,62 TQM
Standar (STD)
0,58 Sarana (SAR)
0,50 Organisasi (ORG)
0,64 Audit Internal (AUD)
0,54 Diklat (DIK)
0,62 Produktivitas Kemauan kerja (MAU)
Kemampuan kerja (MAM)
0,62 Lingkungan kerja (LIN)
0,53 Hubungan kerja (HUB)
Setelah melakukan estimasi, tahap selanjutnya melakukan uji kecocokan. Uji kecocokan dilakukan untuk memeriksa tingkat kesesuaian data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran dan nyatanya koefisien dari model struktural (Tabel 8).
Tabel 8. Uji kecocokan model
Ukuran GOF
Tingkat-tingkat
Hasil estimasi Tingkat
kecocokan Chi-Square /df
kecocokan
baik RMSEA (Root
Cukup baik Mean Square Error 0,08 (good fit)
0,05< RMSEA ≤
(marginal fit) of Approximation )
0,08< RMSEA ≤ 0,10 (marginal fit)
RMSEA > 0.10 (poor fit)
GFI (Goodness-of- GFI ≥ 0,90
Baik (good fit) Fit Index )
Baik (good fit) (Adjusted Goodness-of-Fit
Index ) NFI (Normed Fit
Baik (good fit) Index ) NNFI (Non Normed NNFI≥ 0,90
NFI ≥ 0,90
Baik (good fit) Fit Index ) CFI
Baik (good fit)
Uji validitas terhadap data diperoleh nilai t muatan faktor setiap indikator ≥1,96 dan factor loading ≥ 0,70 sehingga dapat disimpulkan
bahwa model memiliki validitas baik terhadap konstruk atau peubah latennya.
Untuk uji reliabilitas, TQM dan produktivitas kerja memiliki nilai Construct reliability ≥ 0,70 dan Variance extracted ≥ 0,5 (Tabel 9), sehingga dapat disimpulkan model memiliki reliabilitas yang baik. Tabel 9. Nilai Construct reliability dan variance extracted
Peubah
Construct
Variance extracted
reliability
0,582 Produktivitas Kerja
TQM
Berdasarkan uji kecocokkan model, secara keseluruhan model memiliki kesesuaian yang baik, sehingga tidak memerlukan respesifikasi.
4.5.1. Peubah Laten Bebas Penerapan TQM
Peubah laten bebas penerapan TQM diukur dari beberapa indikator dimana besarnya pengaruh indikator dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. SDM TQM merupakan sistem yang melakukan kegiatan perbaikan terus menerus, salah satunya terhadap karyawan. Penerapan TQM efektif apabila setiap karyawan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai mutu serta dapat memahami harapan dan kebutuhan pelanggan. Peubah SDM memberikan kontribusi 0,79 terhadap penerapan TQM. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bagus SDM, maka akan semakin efektif penerapan TQM.
b. Standar Standar terhadap produk/jasa disesuaikan dengan keinginan konsumen sehingga konsumen merasa puas. Dalam bekerja standar digunakan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan. Peubah Standar memberikan kontribusi 0,76 dalam pembentukan TQM. Peubah standar memiliki hubungan positif terhadap penerapan TQM. Adanya standar yang terdefinisi dengan baik dan jelas memberikan pengaruh terhadap keefektifan penerapan TQM.
c. Sarana Peubah sarana memiliki kontribusi paling kecil diantara peubah- peubah yang memengaruhi penerapan TQM, yaitu 0,71. Sarana memiliki hubungan positif terhadap penerapan TQM, tetapi peningkatan ini hanya memberikan pengaruh sedikit didalam menerapkan TQM efektif.
d. Organisasi Peubah organisasi memberikan kontribusi paling besar terhadap penerapan TQM (0,80). Pengorganisasian diukur dari struktur organisasi yang terdefinisi dengan baik, sehingga tugas tanggung jawab setiap karyawan menjadi jelas. Perusahaan melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan dan keputusan yang diambil didasarkan pada fakta dan informasi. Disamping itu perusahaan juga harus membina hubungan baik dengan pelanggan, karena TQM memilki prinsip fokus terhadap pelanggan. Pengorganisasian yang baik sangat mempengaruhi penerapan TQM di Giant hypermarket.
e. Audit Internal Pelaksanaan Audit internal yang dilakukan di Giant hypermarket
mempunyai kontribusi 0,73 dalam membentuk penerapan TQM, sehingga adanya pelaksanaan audit internal yang teratur dan tepat dapat meningkatkan keefektifan penerapan TQM.
f. Diklat Peubah Diklat mempengaruhi penerapan TQM sebesar 0,78 dalam membentuk keefektifan penerapan TQM. Pelaksanaan diklat dapat meningkatkan penerapan TQM, apabila sering dilakukan perusahaan dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan, sehingga karyawan dapat memahami manfaat dari diklat yang dilaksanakan. Diklat yang dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan dapat meningkatkan produktivitas.
4.5.2. Peubah Laten Terikat Produktivitas Kerja Karyawan
a. Kemauan kerja Kemauan kerja seorang karyawan dapat dilihat dari kesungguhan dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan pekerjaan dan mengikuti semua peraturan yang berlaku di Giant hypermarket Botani Square Bogor. Peubah kemauan kerja mempunyai kontribusi 0,77 dalam membentuk produktivitas kerja karyawan. Kemauan a. Kemauan kerja Kemauan kerja seorang karyawan dapat dilihat dari kesungguhan dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan pekerjaan dan mengikuti semua peraturan yang berlaku di Giant hypermarket Botani Square Bogor. Peubah kemauan kerja mempunyai kontribusi 0,77 dalam membentuk produktivitas kerja karyawan. Kemauan
b. Kemampuan kerja Peubah kemampuan kerja memiliki kontribusi paling besar dalam membentuk produktivitas kerja (0,79). Produktivitas kerja karyawan meningkat, apabila karyawan memiliki kemampuan dalam mengerjakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan tepat waktu, misalnya kasir sanggup melayani konsumen yang membayar barang yang dibeli dengan cepat atau staf yang mampu dengan cepat tanggap menangani produk yang kosong di toko, mengambil di gudang dan memajang kembali ke toko. Dalam bekerja setiap karyawan berusaha memberikan hasil terbaik bagi perusahaan dan meminta saran dari rekan kerja atau atasan mengenai pekerjaan yang sulit.
c. Lingkungan Kerja Giant hypermarket Botani Square Bogor selalu memperhatikan lingkungan kerja baik dari aspek keamanan dengan adanya bagian Lost Prevention yang bertugas mengendalikan keamanan, maupun dari aspek keselamatan karyawan dalam bekerja di toko dan gudang. Peubah Lingkungan kerja memiliki kontribusi paling kecil dalam membentuk produktivitas kerja (0,73). Hal ini menjelaskan bahwa Lingkungan kerja di Giant hypermarket hanya memberikan pengaruh sedikit dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.
d. Hubungan Kerja Membina sebuah hubungan kerja yang baik dengan sesama rekan kerja dan atasan merupakan hal yang penting dilakukan karyawan agar karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Hubungan kerja yang ada di Giant hypermarket dibangun dengan adanya komunikasi yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan. Dengan adanya komunikasi yang efektif maka semua pihak yang ada di perusahaan dapat bekerjasama dalam menjalankan d. Hubungan Kerja Membina sebuah hubungan kerja yang baik dengan sesama rekan kerja dan atasan merupakan hal yang penting dilakukan karyawan agar karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Hubungan kerja yang ada di Giant hypermarket dibangun dengan adanya komunikasi yang baik antara sesama karyawan maupun dengan atasan. Dengan adanya komunikasi yang efektif maka semua pihak yang ada di perusahaan dapat bekerjasama dalam menjalankan
4.6. Impikasi Manajerial
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memiliki implikasi yang positif bagi pihak manajemen Giant hypermarket Botani Square. Implikasi ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen untuk menerapkan TQM lebih baik lagi dan meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Penerapan TQM di Giant hypermarket memberikan pengaruh yang besar terhadap produktivitas kerja karyawannya. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan TQM paling besar dipengaruhi oleh peubah organisasi, artinya pengorganisasian yang baik akan menjadikan pelaksanaan TQM menjadi lebih efektif.
Pengorganisasian perusahaan dapat dilakukan dengan lebih memperjelas tugas dan tanggungjawab karyawan, sehingga karyawan akan fokus dalam bekerja dan memberikan hasil maksimal terhadap pekerjaannya. Disamping itu, perusahaan agar lebih meningkatkan lagi keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, karena keputusan menjadi lebih baik dengan adanya masukan dari setiap pihak yang dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Produktivitas karyawan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan karyawan dalam bekerja dengan memberikan pelatihan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan.
Dari segi produksi, pengadaan barang dari pemasok dilakukan dengan sistem Just In Time (JIT) agar barang yang dijual tetap dalam keadaan baru. Disamping itu penanganan barang dari gudang ke toko menggunakan prinsip First In First Out (FIFO) sehingga mutu produk yang dijual tetap terjaga. Dari segi pemasaran, bagian marketing lebih aktif lagi dalam mengidentifikasi harapan dan kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya kepada divisi perusahaan yang terkait. Penerapan TQM di Giant hypermarket dapat dijadikan sebagai salah satu sarana promosi dengan adanya standar mutu yang baik dari produk yang dijual dan layanan, sehingga akan timbul kepercayaan konsumen Dari segi produksi, pengadaan barang dari pemasok dilakukan dengan sistem Just In Time (JIT) agar barang yang dijual tetap dalam keadaan baru. Disamping itu penanganan barang dari gudang ke toko menggunakan prinsip First In First Out (FIFO) sehingga mutu produk yang dijual tetap terjaga. Dari segi pemasaran, bagian marketing lebih aktif lagi dalam mengidentifikasi harapan dan kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya kepada divisi perusahaan yang terkait. Penerapan TQM di Giant hypermarket dapat dijadikan sebagai salah satu sarana promosi dengan adanya standar mutu yang baik dari produk yang dijual dan layanan, sehingga akan timbul kepercayaan konsumen