Akta-Akta Notariil yang dibuat dalam rangka pembiayaan mudharabah.

87 keterbukaan dan kejujuran dapat terbaca oleh pihak bank.

9. Akta-Akta Notariil yang dibuat dalam rangka pembiayaan mudharabah.

Akta Notariil yang dibuat dalam rangka Pembiayaan Mudharabah di BPR Syariah Amanah Insani Bekasi adalah : 1. Akta Akad Pembiayaan Mudharabah lampiran sembilan. 2. Akta Perjanjian Kredit, 3. Akta Pengakuan hutang, 4. Akta Kuasa Menjual, 5. Akta Jaminan Fidusia, jaminan berupa barang bergerak, 6. Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dan, 7. Akta Pemberian Hak Tanggungan, jaminan berupa tanah, B. Kendala – kendala yang dihadapi BPR Syariah Amanah Insani Bekasi Dalam Merealisasikan Akad Mudharabah Dalam Rangka Penyaluran Dana Dengan Prinsip Bagi Hasil dan Cara Mengatasinya. 1. Kendala – kendala dalam Mudharabah yang dihadapi BPR Syariah Amanah Insani di Bekasi. Berdasarkan teori perbankan Syariah kontemporer, prinsip mudharabah ini dijadikan sebagai alternatif penerapan sistem bagi hasil. Walaupun demikian, dalam prakteknya, ternyata signifikasi bagi hasil dalam memainkan operasional investasi dana bank peranannya sangat lemah. 88 Dalam aktifitas ekonomi, bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan dan investasi. Demikian juga bank Syariah juga bertindak sebagai lembaga perantara keuangan dari pihak yang surplus dana kepada pihak yang minus dana untuk investasi. Inti mekanisme perbankan Syariah adalah menciptakan hubungan kontrak secara baik antara pemilik modal dengan pengguna modal. Hubungan kontrak keuangan dalam bank Syariah dapat terjadi dalam bentuk mudharabah agency maupun musyarakah parthership. Akad mudharabah ini, dioperasionalkan BPR Syariah Amanah Insani Bekasi dan Bank Syariah lainnya sebenarnya suatu kontrak peluang investasi yang mengandung resiko tinggi. Resiko yang terdapat dalam akad mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan di BPR Syariah Amanah Insani Bekasi di antaranya : a. Side streaming, dimana nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebutkan dalam kontrak, b. Lalai dan kesalahan yang disengaja, c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabah tidak jujur. Berisiko tinggi dikarenakan dalam kontrak mudharabah ini, biasanya ketika proses produksi dimulai, maka nasabah mudharibagen menunjukkan etika baiknya atas tindakan yang 89 telah disepakati bersama, namun setelah berjalan, muncul tindakan yang tidak terkendalikan, yaitu Moral Hazard tindakan yang tidak dapat diamati hal ini terjadi jika peminjammudharib melakukan reaksi menyimpang atas kontrak yang telah disepakati dan adverse selection etika pengusahamudharib yang secara melekat tidak dapat diketahui oleh pemilik modalbank hal ini terjadi pada kontrak hutangpembiayaan ketika kualitas peminjammudharib hanya mampu menyediakan atau mengembalikan tingkat pengembalian diluar batas ketentuan yang ditentukan biasanya lebih kecil dari yang diminta oleh pemilik modal. Moral hazard dan adverse selection merupakan bentuk dari asymmetric information yaitu kondisi yang menunjukkan sebagian investor mempunyai informasi dan yang lainnya tidak memilikinya. 104. Ketika terdapat asymmetric information dari agen nasabah mudharib terhadap principal shohibul maal bank maka timbullah suatu masalah. Munculnya asymmetric information ini dapat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan investasi yang diperoleh. Tingkat Moral hazard dan adverse selection berhubungan langsung dengan dengan tingkat asymmetric information informasi asimetrik dan ketidaklengkapan pasar. Sehubungan dengan itu, maka pihak BPR Syariah Amanah Insani Bekasi sebagai principal 104 Jogiyanto,Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta : BPFE,2000, hlm. 369 90 bank shohibul maal memiliki alat screening untuk mengurangi asimetrik informasi yang akan terjadi dalam pembiayaan mudharabah. Apabila adanya force majeur atau kejadian luar biasa seperti bencana alam, maka resiko kerugian ditanggung bersama – sama antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati bersama.

2. Cara Meminimalkan