Mudharabah Sebagai Bentuk Kemitraan Bisnis Kepercayaan Sebagai Dasar Kerjasama Mudharabah

10

2. Mudharabah Sebagai Bentuk Kemitraan Bisnis

Dalam terminologi hukum, mudharabah merupakan kerjasama dalam hubungan bisnis untuk mencari keuntungan. Kerjasama ini dilakukan antara seorang pemilik modal shahibul man dengan pelaku usaha. Disebut perjanjian kerjasama karena antara pemilik modal dan pelaku usaha merupakan pasangan partner yang secara langsung saling membutuhkan satu dengan yang lain. Mudharabah sebagai bentuk kerjasama adalah sangat penting untuk dipahami sebagai dasar atau landasan berfikir. Jika mudharabah tidak dipahami dengan baik sebagai suatu bentuk kerjasama, maka akan dapat menimbulkan persoalan tentang ketidakadilan. Pengkatagorian mudharabah sebagai bentuk kerjasama adalah berangkat dari falsafah ekonomi Islam yang menganggap modal dan kerja profesionalitas usaha bukan sebagai faktor yang terpisah, tetapi sebagai kesatuan dasar yang saling menguntungkan Nejatullah mengatakan: Islam does not regard capital and entrepreneurship as distinct factors with a sparate basis foreward, rather as copartners wih a uniform basis on retum.Islam tidak menganggap modal dan kewirausahaan sebagai faktor yang berbeda dengan dasar yang terpisah, lebih sebagai mitra kerja dengan dasar yang seragam dalam hal 11 laba. 9

3. Kepercayaan Sebagai Dasar Kerjasama Mudharabah

Akad mudharabah didasarkan pada unsur kepercayaan antara pemilik modal dan pelaku usaha. Seorang pemilik modal yang bertujuan mencari keuntungan, tidak mungkin memberikan uangnya sebagai modal untuk usaha yang kekuasaan mengelolanya di tangan pelaku usaha, jika tidak ada unsur saling percaya. Sebab pemilik modal tidak diperbolehkan ikut dalam pengelolaan. Pengelolaan suatu bisnis ada pada kekuasaan pelaku usaha. Seorang pemilik modal yang ikut mengelola atau menguasai pengelolaan suatu bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha, maka ini tidak dapat disebut sebagai mudharabah. Jika pemilik modal ikut serta dalam pengelolaan usaha, maka ini lebih tepat kalau disebut sebagai musyarakah. Dalam mudharabah, seorang pemilik modal dapat memberikan persyaratan-persyaratan tertentu agar modal yang dikeluarkan menjadi efektif dan efisien. Efektif dalam pengertian tujuan dikeluarkannya modal untuk suatu kegiatan bisnis dapat tercapai yaitu menghasilkan keuntungan. Efisien dalam pengertian sesuai dengan prinsip ekonomi bisnis, di mana modal yang 9 Muhammad Nejatullah Siddiqi, Partnership and Profit Sharing in Islamic Law, The Islamic Foundation : Leicester, 1985 hlm.14. 12 dikeluarkan dapat menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin. Pemberian syarat-syarat tertentu oleh pemilik modal dapat berupa keharusan digunakan modal untuk sektor ekonomi bisnis tertentu. Atau persyaratan mengenai jangka waktu usaha atau persyaratan lain yang dapat disepakati bersama. Persyaratan- persyaratan tersebut dapat mempunyai makna secara positif, yaitu: a. Sebagai bagian dari yang diperbolehkan dalam kerjasama mudharabah yang secara tidak langsung sebagai usaha untuk ikut memikirkan bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha. b. Sebagai bagian yang secara tidak langsung sebagai sarana kontrol dalam bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha. c. Secara tidak langsung sebagai dorongan semangat kerja sesuai dengan kesepakatan dalam akad mudharabah. Dalam akad mudharabah, selain dapat diberikan syarat- syarat tertentu yang diperbolehkan dalam mudharabah, profesionalitas pelaku usaha merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam mudharabah. Pemilik modal yang tidak mengetahui sama sekali profesionalitas dad pelaku usaha akan mempunyai resiko yang besar terhadap dana yang dikeluarkan.

4. Untung dan Rugi dalam Mudharabah