BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Pada umumnya sistem distribusi daya listrik menyediakan tegangan yang relatif konstan dengan bentuk gelombang yang sinusoidal bebas dari harmonisa.
Pada sistem tenaga, harmonisa didefenisikan sebagai komponen dengan bentuk gelombang sinusoidal yang memiliki frekuensi kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi fundamental [3]. Akan tetapi bentuk gelombang sinusoidal ini tidak dapat bertahan pada sisi beban disebabkan semakin lusasnya penggunaan beban-beban
nonlinear. Harmonisa timbul justru disebabkan adanya beban-beban nonlinear berupa peralatan-peralatan listrik berbasis elektronik. Beban nonlinear ini menarik arus jala-
jala sistem secara tidak linear sehingga menyebabkan bentuk gelombang arus jala-jala sistem terdistorsi menjadi nonsinusoidal yang banyak mengandung harmonisa.
Permasalahan harmonisa pada sistem distribusi tenaga listrik sudah dirasakan sejak tahun 1970-an, sejak diperkenalkannya penggunaan konverter-konverter statis
untuk sistem kendali kecepatan motor-motor listrik [5]. Sejak awal tahun 1980-an terjadi lonjakan yang tinggi penggunaan peralatan elektronik yang merupakan beban
nonlinear bagi sistem, hal ini membuat arus jala-jala menjadi sangat terdistorsi dan kandungan harmonisanya semakin tinggi. Kenaikan tingkat kandungan harmonisa
pada sistem distribusi tenaga listrik ini telah mendatangkan berbagai persoalan
9
Universitas Sumatera Utara
harmonisa yang serius, terutama pada sistem distribusi untuk industri-industri dan gedung-gedung bertingkat.
Pada bab ini akan dijelaskan kontribusi arus urutan nol yang dihasilkan oleh beban nonlinear sebagai sumber arus pada konduktor netral pada sistem distribusi
tenaga listrik, metode yang sudah pernah dan yang diusulkan untuk minimisasi arus urutan nol pada sistem distribusi tiga fasa empat kawat serta analisis dari masing-
masing peralatan yang digunakan pada metode tersebut.
2.2. Harmonisa dan Komponen Urutan Fasa
Komponen simetris sudah umum digunakan untuk membantu menguraikan perilaku sistem tiga fasa. Sistem tiga fasa diubah ke dalam tiga sistem fasa-tunggal
sehingga lebih mudah untuk dianalisis. Metode komponen simetris dapat digunakan untuk menganalisis respons sistem terhadap arus harmonisa asalkan diperhatikan agar
tidak melanggar asumsi-asumsi dasar dari metode ini. Menurut teorema Fortescue [15], tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga fasa
dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang komponen itu adalah:
1. Komponen urutan positif terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120º, dan mempunyai
urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Komponen urutan negatif terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120º dan mempunyai
urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya. 3. Komponen urutan nol terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan
dengan penggeseran fasa nol antara fasor yang satu dengan fasor yang lain.
Pada sistem tiga fasa yang seimbang, urutan fasa harmonisa dapat ditentukan dengan mengalikan nomor orde harmonisa h dengan arah perputaran fasa urutan
positif [3]. Sebagai contoh, untuk harmonisa ke 2 yaitu h = 2, kita mendapatkan 2 x 0, -120°, +120° atau 0°, 120°, -120°, yang merupakan urutan negatif. Untuk
harmonisa yang ketiga, yaitu h = 3, kita mendapatkan 3 x 0°, -120°, +120° atau 0°, 0°, 0°, yang merupakan urutan nol. Urutan fasa untuk semua orde harmonisa
yang lain dapat ditentukan dengan cara yang sama. Secara lengkap urutan fasa komponen arus harmonisa pada sistem distribusi
daya listrik tiga fasa dapat diberikan seperti pada Tabel 2.1 dengan frekuensi fundamental adalah 50 Hz.
Karena bentuk gelombang yang terdistorsi pada sistem tenaga hanya terdiri dari komponen harmonisa ganjil [3], maka urutan fasa dari harmonisa ganjil dapat
disimpulkan sebagai berikut: a. Urutan positif: h = 6k + 1 dengan k = 0, 1, 2 …...
b. Urutan negatif: h = 6k + 5 c. Urutan nol: h = 6k + 3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Urutan Fasa Komponen Arus Harmonisa No
Orde harmonisa ke-h Frekuensi Hz
Urutan fasa 1
1 fundamental 50
Positif 2
2 dua 100
Negatif 3
3 tiga 150
Nol 4
4 empat 200
Positif 5
5 lima 250
Negatif 6
6 enam 300
Nol 7
7 tujuh 350
Positif 8
8 delapan 400
Negatif 9
9 sembilan 450
Nol 10
10 sepuluh 500
Positif 11
11 sebelas 550
Negatif 12
12 duabelas 600
Nol 13
13 tigabelas 650
Positif 14
dan seterusnya
2.3. Harmonisa Triplen