Metode Penyusutan Aktiva Tetap

pengeluaran atau penerimaan kas d. Perolehan aset melalui sumbangan berupa aset tetap Db Aset tetap Kr. Modal Donasi Dari uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa metode perolehan aktiva tetap yang ada pada PT. Pelabuhan Indonesia Persero I BICT sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Karena di dalam teori yang berlaku aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara : - Pembelian kontan - Pembelian secara kredit jangka panjang dan jangka pendek - Pembelian dengan surat berharga - Diterima dari sumbangan - Dibangun sendiri - Dan Tukar Tambah

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Yang dimaksud dengan penyusutan menurut akuntansi adalah: “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya. Atau dapat juga di sebut sebagai “biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunanna aktiva tetap itu dalam proses produksi.” Pengertian Penyusutan ini tidak sama seperti pengertian dalam ekonomi perusahaan yang menekankan bahwa penyusutan itu merupakan cadangan Universitas Sumatera Utara untuk pembelian aktiva tetap yang baru setelah aktiva tetap yang lama tidak bias digunakan lagi. Penyusutan bukan merupakan masalah penilaian tetapi merupakan alat untuk alokasi biaya. Aktiva tetap tidak disusutkan berdasarkan penurunan nilai wajarnya, tetapi berdasarkan pembebanan sistematis terhadap beban. Prinsip Akuntansi Indonesia PAI di dalam buku Akuntansi Aktiva Tetap Sofyan Syafri Harahap 1995:54 menggariskan metode penyusutan sebagai berikut : “Penyusutan aktiva tetap harus dilakukan secara layak berdasarkan taksiran umur masa manfaatnya”. Ada beberapa faktor yang menentukan beban penyusutan, antara lain :

1. Harga perolehan aktiva tetap, yaitu uang yang dikeluarkan atau

hutang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva tetap dan menempatkannya agar dapat dipergunakan 2. Nilai Residu adalah suatu jumlah yang diharapkan dapat diwujudkan atau diterima pada saat aktiva tetap dihentikan pemakaiannya dengan cara menjual atau dengan cara lain. 3. Umur Ekonomis yaitu berapa lama aktiva tetap dapat digunakan dalam kegiatan produksi. 4. Pola Pemakaian adalah pola penggunaan aktiva didalam kegiatan normal operasi perusahaan harus diperhatikan untuk menetapkan penyusutannya agar sesuai dengan sifat dan pola realisasi Universitas Sumatera Utara penghasilan yang dapat diharapkan dari penggunaan aktiva yang bersangkutan. Beban penyusutan biasanya dicatat setiap akhir tahun pembukuan atau pada saat terjadi transaksi tertentu menyangkut aktiva tetap seperti penjualan, penarikan dan sebagainya. Dimana ayat jurnalnya adalah : Db. Beban Penyusutan Kr. Akumulasi beban penyusutan Ada beberapa metode penyusutan untuk menentukan besarnya beban penyusutan setiap periode, untuk dapat memilih salah satu metode, hendaknya mempertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aktiva tersebut. Berikut ini akan disajikan beberapa metode penyusutan yang biasa dipergunakan : 1. Berdasarkan Waktu

a. Metode Garis Lurus Straight Line Method

Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu, sehingga beban penyusutannya dihitung rata. Rumus Metode Garis Lurus sebagai berikut: Ekonomis Umur sidu Nilai Perolehan a H Penyusu Re arg tan − = Contoh : Biaya perolehan mesin yang dikeluarkan oleh PT Pelabuhan Indonesia Persero I BICT untuk tahun 2007 sebesar Rp. Universitas Sumatera Utara 255.000.000,- dengan masa manfaat 5 tahun dan akan mempunyai nilai sisa Rp. 5.000.000,- maka besarnya depresiasi pertahun adalah: Ekonomis Umur sidu Nilai Perolehan a H Penyusu Re arg tan − = 5 000 . 000 . 5 000 . 000 . 255 tan − = Penyusu = Rp. 50.000.000,-

b. Metode Pembebanan Menurun Decreasing Charge Depreciation

Metode ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: • Metode Jumlah Angka Tahun Sum of the Year Digit Method Metode pembebanan menurun biasanya beban penyusutan setiap tahun akan semakin kecil atau dengan perkataan lain, beban penyusutan yang tinggi pada pertama dan semakin lama semakin kecil. Metode ini sering disebut dengan jumlah angka tahun yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tahun Angka Jumlah Tersisa yang Manfaat Periode x Perolehan Biaya Penyusu Beban = tan Sedangkan untuk mencari jumlah angka tahun memakai rumus sebagai berikut: N x N Tahun Jumlah       + = 2 1 Dimana : Universitas Sumatera Utara N = Masa manfaat aktiva yang dinyatakan dalam tahun • Metode Saldo Menurun Ganda Double Declining Balance Method Menurut metode ini besarnya penyusutan setiap tahun dihitung dari nilai buku aktiva tetap setiap awal tahun atau periode. Dengan metode ini sebenarnya tidak perlu ditentukan nilai sisanya karena penyusutan setiap tahun tidak akan menghabiskan seluruh harga perolehannya. Besarnya penyusutan menurut metode ini adalah dua kali tarif metode garis lurus. Metode ini dapat dihitung dengan rumus : Penyusutan = 2 x Tarif garis Lurus x Nilai Buku Awal Tahun Contoh: PT Pelabuhan Indonesia Persero I BICT membeli mesin dengan harga sebesar Rp. 450.000.000,-, dengan masa manfaat 5 tahun Tarif penyusutan 100 5 = 20 . Maka penyusutannya dapat dihitung : Penyusutan = 2 x Tarif garis Lurus x Nilai Buku Awal Tahun I = 40 x Rp. 450.000.000 – 0 = Rp. 180.000.000,- II = 40 x Rp. 450.000.000 – Rp. 180.000.000 = Rp. 108.000.000,- III= 40 x Rp. 450.000.000 – Rp. 288.000.000 = Rp. 64.800.000,- IV = 40 x Rp. 450.000.000 – Rp. 352.800.000 = Rp. Universitas Sumatera Utara 38.880.000,- V = 40 x Rp. 450.000.000 – Rp. 391.680.000 = Rp. 23.328.000,- 2. Berdasarkan Penggunaan

a. Metode Jam Jasa Service Hours Method

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva tetap terutama mesin-mesin akan lebih rusak bila dgunakan sepenuhnya full time dibanding dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya part time. Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa yang dipakai. Oleh karena itu disebut juga metode jam jasa. n NS HP jam per r − = Dimana : r = Tarif Penyusutan per jam HP = Harga Perolehan NS = Nilai sisa, dan n = Taksiran jam jasa Dari hasil tersebut kemudian dikalikan dengan jumlah jasa yang digunakan dalam suatu periode, sehingga dapat diketahui jumlah penyusutan dalam periode tersebut. Contoh: Universitas Sumatera Utara PT. Pelabuhan Indonesia Persero I BICT pada awal tahun 2012 memperoleh komputer dengan harga perolehan Rp. 10.000.000,-, dengan nilai sisa Rp. 500.000,-, dengan taksiran 20.000 jam selama masa manfaat 5 tahun. 000 . 20 000 . 500 . 000 . 000 . 10 . Rp Rp jam per r − = r = Rp. 475,- per jam kerja. Misalkan pada tahun 2012 komputer tersebut digunakan selam 2000 jam kerja. Maka depresiasi komputer untuk tahun 2007 adalah: 2000 jam kerja x Rp. 475 = Rp. 950.000,-

b. Metode Jumlah Unit Produksi Production Output Method

Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini, umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap priode akuntansi kemudian ditentukan dengan mangalikan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode akuntansi dimaksud. N NS HP unit Penyusu − = tan Dimana : HP = Harga Perolehan NS = Nilai Sisa Universitas Sumatera Utara N = Taksiran unit produk selama penggunaan aktiva tetap. Dari hasil tersebut kemudian dikalikan dengan jumlah yang diproduksi untuk suatu jumlah produk tertentu, sehingga dapat diketahui jumlah penyusutan pada periode tersebut. Dari jumlah depresiasi yang dihitung dengan cara ini sifatnya variabel karena jumlahnya selalu berbeda untuk setiap periode. Pada PT. Pelabuhan Indonesia Persero I BICT metode penyusutan aktiva tetap di atur di dalam pasal 14 Kebijakan Akuntansi Keuangan PT. Pelabuhan Indonesia Persero I,II,III,IV yang berbunyi sebagai berikut: 1 Penyusutan aktiva tetap didasarkan pada taksiran umur ekonomisnya dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus dengan umur ekonomis sebagaimana tercantum dalam lempiran I. 2 Penyusutan aset tetap sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 dihitung secara bulanan, dan pembebanannya dimulai pada bulan berikutnya setelah aset tetap tersebut digunakan. 3 Aset tetap yang telah habis disusutkan dan masih dioperasikan, nilai bukunya disisakan Rp.1,00 satu rupiah. Dari analisis yang dilakukan oleh penulis, disini jelas bahwa semua jenis aktiva tetap yang ada pada PT. Pelabuhan Indonesia Persero I BICT menggunakan metode penyusutan garis lurus straight line method. Menurut penulis, apabila seluruh aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode Universitas Sumatera Utara garis lurus ini tentunya kurang memadai, sebab penggunaan metode ini baru tepat apabila kegunaan atau masa manfaat aktiva tetap tersebut sama. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan sangat beraneka ragam dan penggunaannya tidak sama sehingga metode penyusutannya juga harus dibedakan. Sebaiknya PT Pelabuhan Indonesia Persero I BICT menggunakan metode penyusutan yang berbeda pula pada setiap jenis aktiva tetap dengan pola penggunaannya. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode penyusutan yang bervariasi akan lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan satu jenis metode penyusutan untuk semua aktiva. . Namun demikian, semua kembali kepada kebijakan dari perusahaan tersebut. Mungkin ada pertimbangan pertimbangan mendasar yang menjadi acuan sehingga perusahaan hanya menggunakan satu jenis metode penyusutan untuk semua aktiva tetap yang ada di perusahaan.

E. Penarikan dan Pemberhentian Aktiva Tetap