PEMBAHASAN
PENGERTIAN ANAK HIPERAKTIF Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas GPPH atau attention deficit and hyperactivity disorder ADHD. Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut
minimal brain dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini sebelum berusia 7 tahun dengan ciri utama
tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya
“Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang
anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD adalah sebuah kondisi yang amat
kompleks; gejalanya berbeda-beda. Dengan adanya perilaku hiperaktif maka perlu juga ada penanggulangan untuk anak hiperaktif, banyak cara yang dapat dilakukan untuk itu,
beberapa cara tersebut, antara lain:
a. Intervensi Biofisik
Hiperaktif dapat disebabkan karena dari tidak normalnya turunan genetik, faktor organik sistem saraf pusat yang rusak, tak berfungsinya otak secara
maksimal atau faktor lingkungan toksin, infeksi, penyakit, dll. Pandangan biofisik ini menghasilkan rancangan penyembuhanpenanggulangan tingkah laku
hiperaktif menggunakan obat dan diet. 1
Terapi Menggunakan Obat Menurut Barkley 1981, Safer Krager 1984,1988 yang dikutip oleh
Rosenberg et al., 1992 menyatakan bahwa diatas 600.000 anak-anak populasi anak sekolah 1-2 menggunakan obat untuk menangani perilaku
hiperaktif. Jenis obat yang sering digunakan antara lain pemolina, dekstroamfetamina, dan metilfenidat. Walaupun banyak argumentasi
Gadow, 1986 yang dikutip Rosenberg, et al, 1992 tentang pemakaian obat tersebut diatas, tetapi ketiga obat itu telah mendapatkan respon positif. Fish
1975 yang dikutip Rosenberg, et al., 1992 melaporkan bahwa obat tersebut bekerja membantu sel-sel saraf dalam otak mengirimkan pesan-pesan ke sel
lain. Pemakaian obat ini dapat menenangkan perilaku anak hiperaktif, memungkinkan anak untuk berkonsentrasi lebih lama, dan dapat lebih mampu
mengontrol dan mengendalikan diri. Jadi, penanggulangan anak hiperaktif dengan menggunakan obat stimulan ini sangat efektif pada situasi yang
membutuhkan perhatian pada tugas dan pengendalian tingkah laku. Namun demikian, obat ini tidak dapat mempertinggi prestasi akademik anak
hiperaktif, mungkin karena obat ini sering terlambat diberikan sebagai terapi. Efek samping dari obat-obatan ini antara lain:
- Menganggu selera makan anak dan turunnya berat badan
- Anak selalu terlihat bersedih dan mudah merajuk
- Menyebabkan anak susah tidur dan cepat marah
Karena itu Rosenberg, et al, 1992 menganjurkan penanggulangan dengan cara lain bagi anak daripada menggunakan obat-obatan.
2 Terapi Melakukan Diet
Diet yang dimaksudkan adalah menambah unsur-unsur yang tidak ada didalam makanan, misalnya beberapa vitamin, terutama piridoksin vitamin
B6, dan beberapa mineral misalnya seng Taylor, 1985. Para orang tua
dianjurkan agar lebih hati-hati untuk menerapkan pemakaian diet ini, karena: Pertama, belum ada hasil penelitian yang sungguh-sungguh dapat dipercaya
mengenai hasil dan efek diet yang jitu untuk menanggulangi tingkah laku anak hiperaktif. Kedua, banyak hal yang perlu diperhitungkan untuk memulai diet.
Misalnya efek psikologis dari tekanan harapan-harapan yang diterapakan akan muncul dari diet tersebut, mempengaruhi para orang tua dan anak. Sehingga
banyak orang tua yang merasakan pengaruh diet yang berlebihan dan tidak sesuai dengan pengaruh semestinya. Taylor 1985 memberikan beberapa
strategi yang dapat menjadi pedoman, yaitu: Pertama, melakukan pengamatan terhadap makanan yang menyebabkan anak terganggu lalu menghindarinya.
Kedua, menghindari makanan tertentu dari anak, hanya berdasarkan makanan tersebut menyebabkan alergi pada anak-anak lain. Ketiga, menghindarkan
anak dari sejumlah besar makanan, untuk mengubah tingkah laku anak hiperaktif.
Metode diet juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: anak-anak tidak suka disuruh diet, karena banyak jenis makanan yang enak dan manis tak
boleh mereka makan. Dan orang tua lama-lama akan merasa bosan dan kecewa apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.
b. Intervensi Behavioral