MAKALAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (1)

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Mencetak generasi unggul dan ”sukses hidup” di tengah persaingan global dapat
dilakukan dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan kesempatan seluasluasnya kepada anak didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, bakat, minat
dan kesanggupannya. Menyelenggarakan pendidikan yang membebaskan anak dari tindak
kekerasan.Menyelenggarakan

pendidikan

yang

memperlakukan

anak

dengan

ramah.


Menyelenggarakan pendidikan yang memanusiakan anak.Menyelenggarakan pendidikan yang
memenuhi hak-hak anak. Hal tersebut akan terwujud jika pendidikan yang demikian dilakukan
sejak anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi bagi perkembangan kualitas
sumber daya manusia selanjutnya. Karena itu peningkatan penyelenggaraan PAUD sangat
memegang peranan yang penting untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang. Arti penting
mendidik anak sejak usia dini dilandasai dengan kesadaran bahwa masa kanak-kanak adalah
masa keemasan (the Golden Age), karena dalam rentang usia dari 0 sampai 5 tahun,
perkembangan fisik, motorik dan berbahasa atau linguistik seorang anak akan tumbuh dengan
pesat. Selain itu anak pada usia 2 sampai 6 tahun dipenuhi dengan senang bermain. Konsep
bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang
mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam, sehingga di kemudian
hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas.

B.

Tujuan Makalah
Penyusunan makalah ini menitikberatkan pada pembahasan tentang konsep dasar
pendidikan anak usia dini. Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :


1.

Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan

2.

Menjelaskan tentang konsep-konsep penting yang berhubungan dengan pendidikan anak usia
dini.

3.

Menumbuhkembangkan pengetahuan dan wawasan akan ilmu PAUD kepada pembaca
umumnya dan mahasiswa pada khususnya.

4.

Mendeskripsikan dimensi anak usia dini selama dalam mengembangkan intuisi/pendidikan.

C.


Rumusan Masalah
Pada saat ini permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan PAUD
adalah belum semua orang tua dan masyarakat menyadari pentingnya PAUD, belum semua
lembaga layanan pengembangan anak usia dini yang telah ada di masyarakat dimanfaatkan untuk
layanan PAUD. Sehingga perlu adanya pembinaan ekstra kepada seluruh mahasiswa yang
mengemban pendidikan dengan tujuan seperti yang tersebut di atas. Dengan melalui makalah ini
kami dapat merumuskan beberapa masalah pokok antara lain :

1.

Penjabaran dan penjelasan tentang konsep dasar PAUD

2.

Gambaran umum tentang perkembangan PAUD;

3.

Gambaran konsep pengelolaan dan pembinaan penyelenggaraan PAUD;


4.

Masalah apa saja yang dihadapi dalam penyelenggaraan PAUD; dan

5.

Upaya apa saja yang dilakukan dalam menghadapi pemyelenggaraan PAUD.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

1.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam
yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama
pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini mulai
lahir sampai baligh (kalau perempuan ditandai menstruasi sedangkan laki-laki sudah mimpi
sampai mengeluarkan air mani) adalah tanggung jawab sepenuhnya orang tua. Menurut Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 butir 14,
pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:

a.

Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang
optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

b.

Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di
sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6
tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa
negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini

·

Infant (0-1 tahun)


·

Toddler (2-3 tahun)

·

Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)

·

Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Hal-hal yang harus dipahami dalam Karakteristik Anak Usia Dini adalah sebagai berikut:

a.

Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan oleh anak, yang bermanfaat bagi perkembangan
hidupnya.

b.


Mengetahui tugas-tugas perkembangan anak, sehingga dapat memberikan stimulasi kepada
anak, agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.

c.

Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan
kebutuhannya.

d.

Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis.

e. Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan
kemampuannya. fisik dan psikologis ( hall & lindzey, 1993).
Adapun pentingnya pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sebagai
berikut:
a.

PAUD sebagai titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia dan sangat

fundamental.

b.

PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak
selanjutnya, sebab merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak.

c.

Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos

kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya.
d.

Merupakan Masa Golden Age (Usia Keemasan). Dari perkembangan otak manusia, maka tahap
perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80%
perkembangan otak.


e.

Cerminan diri untuk melihat keberhasilan anak dimasa mendatang. Anak yang mendapatkan
layanan baik semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih besar untuk meraih keberhasilan di
masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai
membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk mengembangkan hidup selanjutnya.

·

Deklarasi Dakkar (2000)
Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini secara
komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar.’

·

Deklarasi ”A World Fit For Children” di New York (2002)

2.

Landasan Yuridis Tentang PAUD


a.

Pembukaan UUD 1945 ; ‘Salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa.’

b.

Amandemen UUD 1945 pasal 28 C
Setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.’

c.

UU No. 23/2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 9 ayat (1)
’Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minta dan bakat.’

d.

UU No 20/2003 pasal 28

1)

Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

2)

Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal,
dan/atau informal.

3)

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK),
Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

4)

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain
(KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

5)

Pendidikan anak usia dini pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.

B. Definisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
PAUD dapat di deskripsikan sebagai berikut : Pertama, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Kedua,
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan
spiritual), sosio-emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi. Ketiga, sesuai
dengan keunikan dan pertumbuhan Pendidikanan Usia Dini (PAUD) disesuaikan dengan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan
perkembangan anak usia dini. secara khusus tujuan yang ingin dicapai, adalah :
1.

Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan hasil
identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis yang bersangkutan.

2.

Dapat memahami perkembangan kreatifitas anak usia dini dan usaha-usaha yang terkait dengan
pengembangannya.

3.

Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia dini.

4.

Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini.

5.

Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi pengembangan anak usia
kanak-kanak.
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi
anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan bertujuan agar:

1.

Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai
sesama. Contoh : pendidik mengenalkan kepada anak didik bahwa Allah SWT menciptakan

berbagai makhluk selain manusia, seperti binatang, tumbuhan, dan sebagainya yang semua itu
harus kita sayangi.
2.

Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-garakan yang mengontrol
gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (panca
indera). Contoh: menari, bermain bola, menulis ataupun mewarnai.

3.

Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi
secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. Contoh : ketika sudah melakukan
pembahasan tema, diberikan kepada anak didik untuk bertanya atau menjawab isi tema yang
telah diberikan.

4.

Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan
hubungan sebab akibat. Contoh : mencari pasangan gambar yang berkaitan dengan sebab akibat,
lalu anak akan berusaha memecahkan masalah dan memberika alasan tersebut.

5.

Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan
menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap
postif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.

6.

Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta
menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh : anak yang senang dan menyukai dengan musik,
saat mendengar lagu maka akan segera mengikutinya, ataupun ketika diminta melanjutkan syair
kedua hingga selesai, maka anak mampu melakukannya.

Selain itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah :
1.

Untuk membentuk anak Indonesia yang berkuailtas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki yang optimal di dalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

2.

Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

3.

Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi
yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual,
emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)

4.

Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.

Terdapat sejumlah prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, beberapa akan
dipaparkan pada bagian berikut ini diantaranya:
1.

Anak sebagai Pembelajar Aktif
Pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi pembelajar yang aktif. Pendidikan
yang dirancang secara kreatif akan menghasilkan pembelajar yang aktif. Proses pendidikan
seperti ini merupakan wujud pembelajaran yang bertumpu ada aktivitas belajar anak secara aktif
atau yang dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA= Student Active Learning).

2.

Anak Belajar Melalui Sensori dan Panca Indera
Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya, anak dapat melihat melalui bayangan yang
ditangkap oleh matanya, anak dapat mendengarkan bunyi melalui telinganya, anak dapat
merasakan panas dan dingin lewat perabaannya, anak dapat membedakan bau melalui hidung
dan anak dapat mengetahui aneka rasa melalui lidahnya. Oleh karenanya, pembelajaran pada
anak hendaknya mengarahkan anak pada berbagai kemampuan yang dapat dilakukan oleh
seluruh inderanya.

3.

Anak Membangun Pengetahuan Sendiri
Sejak lahir anak diberi berbagai kemampuan.Dalam konsep ini anak dibiarkan belajar melalui
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya sejak anak lahir dan pengetahuan
yang telah anak dapatkan selama hidup.

4.

Anak Berpikir Melalui Benda Konkret
Dalam konsep ini anak harus diberikan pembelajaran dengan benda-benda yang nyata agar anak
tidak menerawang atau bingung.Maksudnya adalah anak dirangsang untuk berpikir dengan
metode pembelajaran yang menggunakan benda nyata sebagai contoh materi-materi pelajaran.

5.

Anak Belajar Dari Lingkungan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja dan terencana untuk membantu anak
mengembangkan potensi secara optimal sehingga anak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia berdasrkan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional), adapun berdasrkan
para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok manusia yang berusia 9-8 tahun. Anak usia dini
adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat
unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan
kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial
emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
PAUD adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam
tahun secara menyuluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-fisik, dengan memberikan
rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual ), motorik, akal pikir,
emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Merujuk pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 19 ayat1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik.