Birokrasi Penempatan Kebijakan penempatan

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 3 September 2008  107 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Kendala lain dalam penempatan tenaga adalah dari sisi putra daerah setempat, apabila kebutuhan tenaga di daerah sangat terpencil tidak di penuhi oleh orang asli di daerah tersebut, maka kemungkinan untuk pindah sangat besar. Hal ini diperburuk lagi dengan pola pengembangan karir bagi tenaga di Puskesmas sangat terpencil tidak jelas. ”Kalau menurut saya itu, memang harus sepert inya har us anak daer ah memang artinya memang dia memang menetap disini artinya tidak ada lagi kemungkinan tidak ada alasan untuk meninggalkan tugas kecuali ada hal hal tert ent ulah. Kalau menurut saya tentang itu saja karena kalau untuk yang lain lainnya sudah, karena fasilitas lainnya semua telah terpenuhi”B2. Akibat permasalahan penempatan tenaga tersebut di atas, distribusi tenaga di Puskesmas tidak merata. Puskesmas di wilayah perkotaan kelebihan tenaga sementara Puskesmas sangat terpencil di wilayah kepulauan kekurangan tenaga. Untuk mengatasi kekurangan tenaga di Puskesmas sangat terpencil, menurut salah satu informan: ”bahw a perlu merekrut tenaga kesehatan yang sudah siap pakai seperti dokter, bidan dan perawat yang belum terkafer di PNS sebagai tenaga kontrak . Mereka ini nantinya diberi gaji atau honor melalui APBD untuk dipekerjakan di daerah”.

a. Birokrasi Penempatan

Mekanisme penempatan tenaga kesehatan pusat dan daerah terkesan berjalan sendiri-sendiri. Dinas Kesehatan dalam menangani penempatan tenaga Departem en Kesehatan pusat tidak berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah BKD, demikian pula sebaliknya BKD dalam menempatkan tenaga kesehatan daerah tidak melibatkan Dinas Kesehatan sebagai instansi teknis untuk m em berikan pertim bangan. Hal ini menunjukkan sistem koordinasi penempatan tenaga kesehatan sangat jelek. Selain itu, mekanisme penempatan tenaga dari pusat juga dikeluhkan oleh informan karena prosesnya berbelit-belit dan menguras tenaga, serta sangat lama. Hal ini karena untuk ke tempat tugas harus melalui propinsi, kabupaten dan selanjutnya ke tempat tugas. Dinas kesehatan dalam menempatkan tenaga dokter, bidan dan perawat selalu memprioritaskan Puskesmas sangat terpencil yang kurang diminati, nam un pem buatan Surat Keputusan SK penempatan merupakan wewenang pemerintah daerah dalam hal ini BKD. Calon pegawai yang telah mendapat SK penempatan melapor ke Dinas Kesehatan, kemudian Dinas Kesehatan menempatkan kembali sesuai SK yang di buat oleh Pemda. Dinas Kesehatan terpaksa menerima penempatan petugas yang sudah ditetapkan dengan SK Pemda, walau pada kenyataannya SK yang dibuat tidak sesuai dengan usulan Dinas Kesehatan sebelumnya. Badan Kepegawaian Daerah BKD dalam memberikan keputusan tidak independen karena adanya intervensi dan tekanan dari stakeholders di daerah yang menginginkan keluarganya ditempatkan di Puskesmas perkotaan. Sebagai contoh adanya m em o dari seorang pejabat dalam berkas permohonan calon PNS yang sebelumnya telah dibuatkan SK penempatan ke Puskesmas sangat terpencil, akan tetapi karena adanya memo yang berisi agar tenaga bersangkutan ditempatkan di Puskesmas perkotaan dengan alasan tertentu, seperti komentar berikut. ” Sebenarnya kalau per timbangan penempatan tenaga kesehatan dilakukan seobyek mungkin, art inya tidak ada kepentingan seseorang di situ, misalnya adanya per mint aan seseor ang eee agar kemenakan atau saudaranya ditempatkan di Puskesmas yang dekat dengan ibu kota kabupaten, maka jumlah tenaga di daerah t er pencil eeee di Puskesmas sangat t er pencil itu dapat t er penuhi dan memadai”.KD

b. Finansial dan Sarana Penunjang

Dokumen yang terkait

Pedoman Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan

1 7 23

Pedoman pelayanan kesehatan puskesmas terpencil dan sangat terpencil di daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan - [ BUKU ]

1 3 47

Pedoman Sarana dan Prasarana dan Peralatan Kesehatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Puskesmas Terpencil Dan Sangat Terpencil DI Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan

0 2 35

Pedoman Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Terpencil Dan Sangat Terpencil Di Daerah Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan

1 10 36

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN, Kebijakan Pelayanan Kesehatan, Studi Pelayanan Pasien Pada Puskesmas Rawat Jalan Di Kabupaten Sukoharjo.

1 3 12

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN USIA LANJUT DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN SLEMAN | Purwanta | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2829 4929 1 SM

0 0 9

EVALUASI MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT DI KABUPATEN PEKALONGAN | Mardijanto | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2764 4801 1 SM

0 0 6

Analisis Pembiayaan Kesehatan Keluarga Miskin di Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara | Muliaddin | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2931 5131 1 SM

0 0 8

MEMPERBESAR PERAN AHLI KEBIJAKAN DAN AHLI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA | Trisnantoro | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2697 4669 1 SM

0 0 2

KEBIJAKAN CONTRACTING-OUT UNTUK PENYEDIAAN TENAGA KESEHATAN DI DAERAH TERPENCIL DAN SULIT: DARI PENGAN MENUJU BUKTI ILMIAH | Trisnantoro | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2719 4713 1 SM

0 1 2