10 kearsipan  harus  memperhatikan  2  dua  asasprinsip  pokok
pengolahan arsip statis, yaitu: a.  asasprinsip  asal  usul,  yaitu  asasprinsip  yang  dilakukan  untuk
menjaga  arsip  tetap  terkelola  dalam  satu  kesatuan  pencipta  arsip provenance,  tidak  dicampur  dengan  arsip  yang  berasal  dari
pencipta  arsip  lain,  sehingga  arsip  dapat  melekat  pada  konteks penciptaannya; dan
b. asasprinsip  aturan  asli,  yaitu  asasprinsip  yang  dilakukan  untuk menjaga  arsip  tetap  ditata  sesuai  dengan  pengaturan  aslinya
original order atau sesuai dengan pengaturan ketika arsip masih digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pencipta arsip. Pengaturan
arsip  yang  didasarkan  pada  aturan  asli  dimaksudkan  untuk menjaga keutuhan dan realibilitas arsip.
Selain  itu ketersediaan  finding aids  pada  lembaga  kearsipan
sebagai  produk  pengolahan  arsip  statis  dilaksanakan  berdasarkan standar deskripsi arsip sebagaimana diamanatkan dalam  Pasal 62 ayat
2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, bahwa pengolahan  arsip  statis  dilaksanakan  berdasarkan  standar  deskripsi
arsip.
3.   Lembaga Kearsipan
Pasal  1  angka  12  UU  Nomor  43  Tahun  2009  tentang  Kearsipan menyebutkan lembaga kearsipan adalah lembaga yang memiliki tugas
dan tanggungjawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan.  Dalam  melaksanakan  tanggungjawab  di  bidang
pengelolaan  arsip  statis,  lembaga  kearsipan  sesuai  dengan  wilayah yuridiksinya melaksanakan kegiatan akuisisi, pengolahan, preservasi,
dan  akses  arsip  statis  dari    pencipta  arsip  lembaga  negara, pemerintahan daerah, perusahaan, perguruan tinggi, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perserorangan.
11 Keberadaan  lembaga  kearsipan  tidak  terlepas  dari  pentingnya
arsip  statis  sebagai  informasi  yang  mempunyai  nilai  keberlanjutan continue value  untuk  diselamatkan  dan  dilestarikan  bagi
kepentingan  publik.  Arsip  statis  merupakan  rekam  jejak  sekaligus memori kolektif yang terdokumentasikan menjadi suatu identitas dan
khazanah warisan budaya bangsa.  Oleh karena itu, ada empat alasan utama  yang  mendasari  pemerintah  untuk  mendirikan  lembaga
kearsipan, yaitu: a.  Kebutuhan
praktis dalam
meningkatkan administrasi
pemerintahan; b.  Kebutuhan  budaya  dalam  menjamin  pelestarian  arsip  sebagai
salah satu sumber budaya manusia; c.  Kebutuhan  khusus  yang  berakar  pada  sejarah  perkembangan
masayaarakat; dan d.  Kebutuhan  resmi  dalam  menunjang  kepentingan  administrasi
aparatur negara. Lembaga  kearsipan  adalah  lembaga  yang  memiliki  fungsi  dan
tugas  pokok  dan  wewenang  tanggung  jawab  di  bidang penyelenggaraan  kearsipan.  Keberadaan  lembaga  kearsipan  sebagai
instrumen dalam penyelenggaraan kearsipan nasional juga telah diatur dalam  Pasal  16  ayat  3  Undang-Undang  Nomor  43  Tahun  2009
tentang  Kearsipan  bahwa  lembaga  kearsipan  terdiri  atas:  Arsip Nasional  Republik  Indonesia  ANRI,  arsip  daerah  provinsi,  arsip
daerah kabupatenkota, arsip perguruan tinggi.
ANRI  adalah  lembaga  kearsipan  berbentuk  lembaga  pemerintah nonkementerian yang melaksanakan tugas negara di bidang kearsipan
yang  berkedudukan  di  ibukota  negara.  Arsip  daerah  provinsi  adalah lembaga  kearsipan  berbentuk  satuan  kerja  perangkat  daerah  yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan pemerintahan daerah  provinsi.  Arsip  daerah  kabupatenkota  adalah  lembaga
kearsipan  berbentuk  satuan  kerja  perangkat  daerah  yang
12 melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan pemerintahan
kabupatenkota.  Arsip  perguruan  tinggi  adalah  lembaga  kearsipan berbentuk  satuan  organisasi  perguruan  tinggi,  baik  negeri  maupun
swasta  yang  melaksanakan  fungsi  dan  tugas  penyelenggaraan kearsipan di lingkungan perguruan tinggi.
4.  Scenario Planning Perencanaan Skenario