PENGARUH KUALITAS POLA ASUH ORANG TUA, CARA BELAJAR DAN PERAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJARMATA PELAJARAN EKONOMIAKUNTANSI KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH YAYASAN PERGURUAN ISLA

(1)

i

SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI/AKUNTANSI

KELAS XI IPS DI MADRASAH ALIYAH

YAYASAN PERGURUAN ISLAM KLAMBU

KEC. KLAMBU KAB. GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Asti Nuris Soraya

NIM 7101411089

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 30 Juli 2015

Mengetahui, Menyetujui,


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 27 Agustus 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Dra. Margunani, M.P. Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si. NIP 195703181986012001 NIP 197909232008122001 NIP 197510101993031001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan pada kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 5 Agustus 2015

Asti Nuris Soraya NIM.7101411089


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendaklah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang.

(Syaikh Abdul Qodir Jailani)

“A man who only reads in too much and just uses his own brain few of falls into lazy (Manusia yang hanya banyak membaca dan hanya menggunakan otaknya begitu sedikit akan menjadi malas)”.

(Albert Einstein)

Persembahan

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:

Kedua Orangtuaku Subeki dan Tutik Ulfah, S.Pdi.

Adik-adikku tersayang Deska Faris Haidar dan Febri Amyqo Zulfan

Nenekku Hj. Amanah

Sahabat-sahabatku dan teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011.


(6)

vi

PRAKATA

Segala puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta InayahNya, Sholawat serta Salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Akuntansi.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan dalam proses ijin penelitian.

4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah berkenan dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan.

5. Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran terhadap skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

ilmunya selama ini serta karyawan FE Unnes atas bimbingan dan dukungannya.


(7)

vii

7. Moh. Kanif, S.Ag., Kepala MA YPI Klambu yang telah memberikan izin dan fasilitas kepada penyusun selama mengadakan penelitian.

8. Atik Ulfatin, S.Pd., Guru Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi yang telah sangat membantu dan memberi arahan serta masukan selama mengadakan penelitian.

9. Bapak, Ibu Guru, dan Siswa MA YPI Klambu yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

10. Nastiti Ari Murti, Nurul Arifah, Wicahyo Utomo, Eko Zainal Toriq, Faruq Alfianto, Harumi Ratna Mengka, Raras Sukma dan Alien yang menjadi tim terbaik sepanjang perkuliahan.

11. Sahabat dan teman-teman pendidikan akuntansi 2011 serta semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga ALLAH SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas kebaikan yang telah diberikan. Penyusun berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun, pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Semarang, 5 Agustus 2015


(8)

viii

SARI

Soraya, Asti Nuris. 2015. ’Pengaruh Kualitas Pola Asuh Orang Tua, Cara Belajar dan Peran Kelompok Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi Kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Yayasan Perguruan Islam Klambu Kec. Klambu Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci : Kualitas Pola Asuh Orang Tua, Cara Belajar, Peran

Kelompok Teman Sebaya dan Prestasi Belajar

Keberhasilan pembelajaran sering dihubungkan dengan prestasi belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Yayasan Perguruan Islam Klambu tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Yayasan Perguruan Islam Klambu, dengan jumlah sampel 50 siswa pada kelas XI IPS. Metode pengumpulan data menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis deskriptif statistik, analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya berpengaruh positif dan segnifikan terhadap prestasi belajar. Berdasarkan hasil uji simultan, diketahui kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya (65,1%). Diketahui dari data analisis menunjukkan bahwa kualitas pola asuh orang tua mempengaruhi secara parsial (9,12%), cara belajar (14,06%) dan peran kelompok teman sebaya (8,6%).

Berdasarkan hasil kesimpulan, saran yang diajukan (1) orang tua diharapkan menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik anak-anaknya (2) siswa diharapkan mempunyai cara belajar yang efektif untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik (3) dianjurkan siswa mempunyai kelompok teman sebaya yang menunjang prestasi belajar.


(9)

ix

ABSTRACT

Soraya, Asti Nuris. 2015. "Influence Quality Parenting Parents, How to Learn and the Role of Peer Group on Learning Achievement Subjects Economics/Accounting in Class XI IPS in Madrasah Aliyah Islamic Education Foundations Klambu district. Klambu Grobogan Academic Year 2014/2015". Minithesis. Department of Accounting Education. Faculty Of Economics. Semarang State University. Supervisor.Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si. Keywords: The Quality of Parenting Parents, How to Learn, the Role of Peer

Groups and Learning Achievement

The successful learning is often associated with student achievement. Many factors that affect student achievement, such as the quality of parenting parents, how to learn and the role of peer groups. The aims of this research to look at how much the quality of parenting parents, how to learn and the role of peer groups on learning achievement of economic subjects / accounting in class XI IPS Madrasah Aliyah Islamic Education Foundations Klambu academic year 2014/2015.

This research used a quantitative research. This research was conducted in Madrasah Aliyah Klambu Islamic Education Foundations, with a sample size of 50 students in class XI IPS. Methods of collection data using questionnaires and methods of documentation. Analysis of the data used include validity, reliability, statistical descriptive analysis, multiple regression analysis.

The result showed the quality of parenting parents, how to learn ang the role of peer groups are significant positive effect on learning achievement. Based on the result of simultaneous test, known quality of parenting parents, how to learn ang the role peer groups (65,1%). It is known from the data analysis showed that the quality of parenting parents affects partially (9,12%), how to learn (14,06%) and the role of peer groups of (8.6%).

Based on the conclusion the suggestions (1) parents are expected to apply democratic parenting in educating their children (2) the student is expected to have an effective way of learning to get good learning achievement (3) recommended students have peer groups that support the learning achievement.


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL . ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN. ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ... v

PRAKATA. ... vi

SARI . ... viii

ABSTRACT . ... ix

DAFTAR ISI. ... x

DAFTAR TABEL. ... xvi

DAFTAR GAMBAR. ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN. ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah. ... 1

1.2.Rumusan Masalah . ... 8

1.3.Tujuan Penelitian . ... 9

1.4.Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TELAAH TEORI 2.1. Grand Theory yang digunakan ... 11

2.1.1 Teori Humanistik ... 11


(11)

xi

2.2.1 Pengertian Belajar. ... 14

2.2.2 Ciri-ciri Belajar. ... 14

2.2.3 Jenis-jenis Belajar. ... 16

2.2.4 Pengertian Prestasi Belajar. ... 17

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. ... 19

2.3.Kualitas Pola Asuh Orang Tua. ... 27

2.3.1Pengertian Kualitas Pola Asuh Orang Tua ... 27

2.3.2Sifat-sifat Pola Asuh Orang Tua ... 30

2.3.3Karakteristik Anak Berdasarkan Pola Asuh ... 31

2.4.Cara Belajar. ... 32

2.4.1.Pengertian Cara Belajar. ... 32

2.4.2.Cara Belajar yang Efektif. ... 34

2.4.3.Hal-hal yang Perlu diperhatikan untuk Meningkatkan Cara Belajar yang efektif. ... 35

2.5.Peran Kelompok Teman Sebaya. ... 39

2.5.1.Pengertian Kelompok Teman Sebaya. ... 39

2.5.2.Ciri-ciri Kelompok Teman Sebaya. ... 41

2.5.3.Pengaruh Kelompok Teman Sebaya. ... 42

2.5.4.Peranan Kelompok Teman Sebaya ... 43

2.6.Penelitian Terdahulu. ... 45

2.7.Kerangka Berfikir. ... 48


(12)

xii BAB III METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian. ... 54

3.2Populasi. ... 54

3.3Variabel Penelitian. ... 55

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)/ Y ... 55

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variable)/ X. ... 55

3.4 Metode Pengumpulan Data. ... 57

3.4.1 Metode Angket atau Kuesioner ... 57

3.4.2 Metode Dokumentasi ... 58

3.5 Analisis Uji Coba Instrumen. ... 58

3.5.1 Uji Validitas. ... 58

3.5.2 Uji Reliabilitas. ... 61

3.6 Metode Analisis Data. ... 63

3.6.1 Analisis Deskriptif Statistik. ... 63

3.6.2 Analisis Statistik Inferensial. ... 65

3.6.2.1 Analisis Regresi Berganda. ... 65

3.6.2.2 Uji Prasyarat Regresi Berganda. ... 66

1. Uji Normalitas. ... 66

2. Uji Liniearitas. ... 66

3.6.2.3 Uji Asumsi Klasik. ... 66

1. Uji Multikolinieritas. ... 67

2. Uji Heteroskedastisitas. ... 67


(13)

xiii

1. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F). ... 68

2. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t). ... 68

3.6.2.5 Koefisien Determinasi. ... 69

1. Secara Simultan (R2). ... 69

2. Secara Parsial (r2). ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian. ... 71

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. ... 71

4.1.2 Analisis Deskriptif Statistik. ... 71

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Statistik Prestasi Belajar. ... 71

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Statistik Kualitas Pola Asuh Orang Tua ... 72

4.1.2.3 Analisis Deskriptif Statistik Cara Belajar ... 75

4.1.2.4 Analisis Deskriptif Statistik Peran Kelompok Teman Sebaya ... 77

4.1.3 Analisis Statistik Inferensial ... 79

4.1.3.1 Uji Prasyarat Regresi ... 79

1. Uji Normalitas ... 79

2. Uji Linieritas ... 80

4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 81

1. Uji Multikolinieritas ... 81

2. Uji Heteroskedastisitas ... 83


(14)

xiv

4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 86

1. Pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y secara Simultan (Uji F) ... 86

2. Pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y secara Parsial (Uji t) ... 87

3. Koefisien Determinasi Simultan ( ) ... 89

4. Koefisien Determinasi Parsial (r²) ... 90

4.2 Pembahasan ... 91

4.2.1 Pengaruh Kualitas Pola Asuh Orang Tua, Cara Belajar dan Peran Kelompok Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi MA YPI Klambu Grobogan ... 91

4.2.2 Pengaruh Kualitas Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi MA YPI Klambu Grobogan ... 95

4.2.3 Pengaruh Cara Belajar terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi MA YPI Klambu Grobogan ... 97

4.2.4 Pengaruh Peran Kelompok Teman Sebaya terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi MA YPI Klambu Grobogan ... 99 BAB V PENUTUP


(15)

xv

5.1Simpulan ... 102

5.2Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Prosentase Ketuntasan Siswa. ... 4

2.1 Penelitian Terdahulu ... 45

3.1 Jumlah Siswa ... 54

3.2 Skala Likert ... 57

3.3 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas Pola Asuh Orang Tua 59 3.4 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Cara Belajar ... 60

3.5 Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Peran Kelompok Teman Sebaya ... 61

3.6 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pola Asuh Orang Tua... 62

3.7 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Variabel Cara Belajar ... 62

3.8 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Variabel Peran Kelompok Teman Sebaya ... 63

3.9 Analisis Deskriptif Kualitas Pola Asuh Orang Tua ... 64

3.10 Analisis Deskriptif Cara Belajar ... 64

3.11 Analisis Deskriptif Peran Kelompok Teman Sebaya ... 65

4.1 Analisis Deskriptif Prestasi Belajar ... 72

4.2 Deskriptif Statistik Kualitas Pola Asuh Orang Tua ... 73

4.3 Analisis Deskriptif Kualitas Pola Asuh Orang Tua ... 73

4.4 Deskriptif Statistik Cara Belajar ... 75


(17)

xvii

4.6 Deskriptif Statistik Peran Kelompok Teman Sebaya ... 77

4.7 Analisis Deskriptif Peran Kelompok Teman Sebaya ... 78

4.8 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov Smirnov ... 80

4.9 Hasil Pengujian Liniearitas ... 81

4.10 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 82

4.11 Hasil Uji Glejser (Heteroskedastisitas) ... 83

4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 84

4.13 Hasil Uji F ... 86

4.14 Hasil Uji t ... 87

4.15 Hasil Uji R2 ... 89


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Daftar Nilai Ekonomi/Akuntansi Kelas XI IPS ... 108

Lampiran 2 Kisi-kisi Angket Uji Coba Instrumen Penelitian ... 110

Lampiran 3 Angket Uji Coba Instrumen Penelitian ... 112

Lampiran 4 Daftar Nama Responden Uji Coba Instrumen Penelitian .... 116

Lampiran 5 Data Tabulasi Uji Coba Instrumen ... 117

Lampiran 6 Data Uji Validitas ... 123

Lampiran 7 Data Uji Reliabilitas ... 138

Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 139

Lampiran 9 Angket Instrumen Penelitian ... 141

Lampiran 10 Data Tabulasi Penelitian ... 145

Lampiran 11 Deskritif Statistik ... 151

Lampiran 12 Uji Normalitas ... 152

Lampiran 13 Uji Liniearitas ... 153

Lampiran 14 Uji Asumsi Klasik ... 154

Lampiran 15 Uji Regresi Berganda... 156

Lampiran 16 Uji Hipotesis ... 157

Lampiran 17 Surat-surat ... 160


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kualitas sumber daya manusia di suatu negara sangat ditentukan oleh keberhasilan dibidang Pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang -Undang No. 20 Tahun 2003).

Pendidikan yang berhasil apabila proses belajar mengajar berlangsung dengan baik dan efektif. Prestasi belajar yang baik salah satu wujud dari hasil proses belajar mengajar yang efekif dan optimal. Hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru untuk melihat sampai dimana kemampuan peserta didik yang diukur melalui ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah/madrasah, ujian nasional dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), (Permen 20 Tahun 2007).

Dijelaskan oleh Slameto (2010:2) bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan


(21)

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Tu’u, 2004:75). Nilai-nilai tersebut diperoleh dari nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tengah semester dan nilai akhir semester.

Hakikat proses belajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa belajar merupakan perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktik, dan pengalaman (Hamalik, 2012:55). Dua faktor utama yang menentukan proses belajar adalah hereditas yakni status sosial dan lingkungan.

Pendidikan di Jawa Tengah termasuk dalam kategori baik dalam lingkup Nasional, karena Jawa Tengah memiliki sekolah-sekolah yang mempunyai kualitas pendidikan yang bagus. Tahun ini tingkat kelulusan Ujian Nasional tingkat SMA sederajat di Jawa Tengah mencapai 308.133 siswa atau 99,71% dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu 98,66%, angka kelulusan yang mendekati 100% dikarenakan perubahan sistem komposisi kelulusan yang menguntungkan siswa. Daerah yang paling banyak tidak lulus dari sisi presentase adalah Provinsi Aceh, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Utara, ketidaklulusan siswa dikarenakan oleh persoalan tekhnis yakni banyak masalah siswa tidak mengikuti ujian satu diantara mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam serta Matematika. Kabupaten Grobogan yang menjadi subjek tempat penelitian ini memiliki kualitas pendidikan yang cukup baik dilihat dari pengembangan kurikulum yang dilakukan di sekolah, adanya pemahaman kurikulum baik formal maupun informal, adanya usaha untuk meningkatkan kerjasama antar kepala sekolah, guru dan pihak yang


(22)

3

berkepentingan dalam pengelolaan sekolah, serta adanya inovasi pembelajaran dan usaha pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan mutu lulusan, tetapi tingkat kelulusan dibandingkan dengan daerah Salatiga lebih baik daerah Salatiga karena tingkat kelulusan tahun ini Grobogan ada tiga siswa yang tidak lulus, sedangkan di Salatiga ada dua siswa yang tidak lulus. Siswa yang tidak lulus ini dikarenakan persyaratan nilai kelulusan yang tidak memenuhi syarat.

Prestasi belajar yang baik menjadi harapan semua pihak, baik siswa, orang tua maupun sekolah. Berdasarkan informasi yang menyatakan bahwa di kabupaten Grobogan siswa yang tidak lulus ada tiga anak dua diantaranya berasal dari Madrasah Aliyah, yaitu Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi dan Madrasah Manbaul Ala, tetapi ada di Grobogan yaitu di desa Klambu terdapat Madrasah yang cukup bagus ketuntasan kelulusan siswa tetapi pada mata pelajaran ekonomi/akuntansi siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka dari itu ditentukan subjek penelitian di Madrasah Aliyah Yayasan Perguruan Islam Klambu. Madrasah Aliyah Yayasan Perguruan Islam Klambu sebagai salah satu sekolah madrasah yang berada di kabupaten Grobogan yang memiliki sistem budaya islami yang menghargai belajar, kesantunan, dan kedamaian dalam melaksanakan suasana madrasah yang tenang dan nyaman dalam proses belajar mengajar. Program kelas IPS di MA YPI pada mata pelajaran ekonomi/akuntansi dituntut untuk menghasilkan nilai di atas KKM yaitu 73. Akuntansi merupakan bagian dari mata pelajaran ekonomi yang harus diajarkan pada siswa dengan materi yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Apabila nilai yang dihasilkan kurang dari 73 akan dilaksanakan remidial untuk memperbaiki nilai tersebut.


(23)

Berdasarkan hasil observasi, informasi yang diperoleh dari MA YPI Klambu melalui guru ekonomi/akuntansi dan siswa, sebagian siswa kelas XI IPS mengalami kesulitan dalam mata pelajaran ekonomi/akuntansi. Karena dalam mata pelajaran ekonomi/akuntansi sendiri diperlukan pemahaman yang optimal untuk menguasainya. Dampak bagi siswa yang kurang paham dan kurang menguasai mata pelajaran tersebut adalah prestasi belajar yang menurun. Maka berbagai usaha perlu dilakukan untuk memperbaiki prestasi belajar dengan hasil yang optimal. Untuk mengatasi hal tersebut perlu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MA YPI Klambu. Dengan begitu masalah yang berkaitan dengan diri siswa dapat dipecahkan dan diselesaikan agar mencapai prestasi yang lebih baik. Berikut akan disajikan tabel prosentase siswa mata pelajaran ekonomi/akuntansi kelas XI IPS di MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 1.1

Persentase Ketuntasan Siswa Kelas XI MA YPI Klambu Tahun pelajaran 2014/2015

Kelas Jumlah

Siswa KKM

Tuntas Tidak Tuntas

Banyak

Siswa %

Banyak

Siswa %

XI IPS 1 24 73 14 58,3% 10 41,7%

XI IPS 2 26 73 11 42,3% 15 57,7%

Sumber : Nilai Ekonomi/Akuntansi kelas XI tahun 2014

Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, menurut Slameto (2010: 54-72) ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.


(24)

5

Lebih lanjut menurut Slameto faktor internal meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan), faktor kelelahan. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat). Apabila faktor internal dan eksternal dapat difungsikan dengan baik, maka prestasi belajar yang dicapai dapat tinggi.

Rendahnya prestasi belajar pada siswa kelas XI MA YPI Klambu ini dapat dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Faktor ekstern yang diduga mempengaruhi rendahnya prestasi belajar ekonomi/akuntansi siswa yaitu faktor cara orang tua mendidik yang dapat diukur dengan kualitas pola asuh orang tua. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya (Slameto, 2010:61).

Sedangkan kenyataanya banyak orang tua yang sangat sibuk dalam pekerjaannya. Orang tua yang sibuk tersebut dapat memperlakukan anaknya dalam berbagai sikap dan perilaku. Pendapat Gordon dalam Awik (2004) menggolongkan pola asuh orang tua terbagi dalam tiga pola yaitu pola otoriter, pola permisif dan pola demokratis. Apabila anak berada dalam asuhan yang buruk


(25)

maka anak akan mempunyai kepribadian yang kurang baik dan berdampak pada prestasi belajar di sekolahnya yang cenderung menurun, dan sebaliknya. Dengan demikian, pola asuh orang tua berpengaruh pada pembentukan pribadi termasuk sikap dan prestasi belajar anak di sekolah.

Selain pola asuh orang tua sebagai faktor ektern ada faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar yaitu pergaulan dengan teman sebaya setiap hari dapat membawa dampak besar terhadap prestasi belajar. Pergaulan dengan teman sebaya merupakan salah satu lingkungan sosial yang dihadapi siswa. Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Wulan (2007:26) menyebutkan bahwa “faktor-faktor disiplin belajar salah satunya berasal dari faktor sosial, faktor sosial yang dimaksudkan adalah pergaulan dengan teman sebaya disekolah maupun di

masyarakat”. Apabila seorang siswa bergaul dengan teman yang mempunyai cara

belajar yang baik maka siswa lain dapat terpengaruh untuk mengikuti cara belajarnya. Jadi pergaulan dengan teman sebaya itu sangat besar pengaruhnya dengan prestasi belajar karena siswa cenderung berinteraksi lebih banyak dengan teman-temannya.

Permasalahan lain yang termasuk faktor intern yang diduga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI MA YPI Klambu yaitu cara belajar. Slameto (2010:82) berpendapat bahwa cara adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Sehingga dapat disimpulkan belajar adalah cara untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Lebih lanjut


(26)

7

menurut Slameto (2010:74) belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Cara belajar yang baik dan benar sangat membantu dalam meningkatkan prestasi belajar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugiharto (2007) menunjukkan adanya pengaruh antara sifat pola asuh orang tua dan cara belajar terhadap prestasi belajar. Sifat pola asuh orang tua mempengaruhi prestasi belajar akuntansi sebesar 7,8 % dan cara belajar mempengaruhi prestasi belajar sebesar 8,5%. Penelitian dari Awik Hidayati (2004) menunjukkan secara simultan terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar sebesar 86,3%. Berdasarkan penelitian tersebut prestasi belajar penting untuk diteliti, karena sangat berpengaruh dengan berhasil tidaknya siswa mendapatkan nilai yang baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bhatti dan William (2013) yaitu terdapat pengaruh cara belajar terhadap prestasi. Hasil penelitian menunjukkan cara belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 0,091 atau 9,1%. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati dan Sukanti (2012) menunjukkan hasil terdapat pengaruh cara belajar dan penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi. Dalam hasil penelitian ini diketahui bahwa cara belajar mempengaruhi prestasi belajar akuntansi sebesar 25,97% dan penggunaan media pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar akuntansi sebesar 14,43%.


(27)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas yang berisi argumen-argumen dan didukung teori-teori serta masalah yang tejadi, maka penting untuk dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Pola Asuh Orang Tua, Cara Belajar dan Peran Kelompok Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Yayasan Perguruan Islam Klambu Kecamatan

Klambu Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015”.

2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015?

2. Adakah pengaruh kualitas pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015?

3. Adakah pengaruh cara belajar terhadap terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015?

4. Adakah pengaruh peran kelompok teman sebaya terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015?


(28)

9

3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk menganalisis pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk menganalisis pengaruh peran kelompok teman sebaya terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi/akuntansi pada siswa kelas XI IPS MA YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015.

4.1 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai nilai manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Penelitian ini juga sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya belajar terhadap prestasi.


(29)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan siswa tentang pentingnya cara belajar untuk meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini juga memberikan masukan kepada siswa mengenai cara belajar yang baik.

b. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam proses pembelajaran di sekolah mengenai pengaruh kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya terhadap prestasi belajar ekonomi/akuntansi.


(30)

11 BAB II TELAAH TEORI

2.1 Grand Theory yang digunakan

2.1.1 Teori Humanistik

Rifa’i dan Anni (2011, 143-155) teori belajar dan pendidikan humanistik diawali oleh munculnya gerakan mahapeserta didik pada tahun 1960an karena mereka tidak menyukai terhadap proses dan hasil pendidikan di Amerika Serikat yang telah mereka peroleh. Praktik pendidikan yang dilawan oleh para tokoh gerakan itu adalah pendidikan di sekolah yang selalu diarahkan oleh pendidik (direct intruction). Pendidikan yang diarahkan oleh pendidik itu mengutamakan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, fokus utamanya pada hasil pendidikan yang bersifat afektif, belajar tentang cara-cara belajar dan meningkatkan kreativitas dan semua potensi peserta didik. Tokoh-tokoh psikologi yang berperan dalam pendidikan humanistik adalah Abraham Maslow dan Calrs Rogers.

Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri (self-directing). Dan mandiri (independent). Dalam praktik pembelajaran, pendekatan humanistik mengkombinasikan metode pembelajaarn individual dan kelompok kecil. Pendekatan humanistik selalu memelihara kebebasan peserta didik untuk tumbuh dan melindungi peserta didik dari tekanan keluarga dan masyarakat. demikian


(31)

pula hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan sosial emosional lebih penting dibandingkan dengan hasil pendidikan yang bersifat akademik.

Maslow (1990) menyampaikan teori motivasi manusia berdasarkan pada hierarki kebutuhan. Kebutuhan pada tingkat paling rendah adalah kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan rasa aman (safety sense of belongingnes and love), kebutuhan penghargaan (esteem needs), dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), kebutuhan aktualisasi diri ini untuk menjadi diri sendiri yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Rogers (1990) menyamaikan tiga unsur pokok pada diri individu yaitu organisme yakni orang secara penuh, medan fenomena yakni totalitas pengalaman, dan diri sendiri yakni bagian dari medan yang terdeferensiasi. Rogers menyatakan adanya diri sendiri yang ideal dan diri sendiri yang nyata dimana orang itu akan berada. Rogers mendeskripsikan proses belajar yang terdiri atas doronga kearah aktualisasi diri secara penuh.

Beberapa asumsi yang mendasari pendekatan humanistik dalam pendidikan yaitu :

1. Peserta didik mempelajari apa yang mereka butuhkan dan ingin diketahui 2. Belajar tentang cara-cara belajar adalah lebih penting dibandingkan

dengan memperoleh pengetahuan aktual

3. Evaluasi yang dilakukan oleh peserta didik sendiri adalah sangat bermanfaat dari pekerjaannya

4. Perasaan adalah sama pentingnya dengan fakta, dan belajar merasakan adalah sama pentingnya dengan belajar cara-cara berpikir


(32)

13

5. Belajar akan terjadi apabila peserta didik tidak merasakan adanya ancaman.

Asumsi dan prinsip dasar yang mendasari pendekatan humanistik dalam kegiatan belajar adalah :

a. Siswa hendaknya memiliki peluang untuk menentukan kebutuhannya sendiri dan cara-cara belajar yang lebih baik bagi dirinya sendiri.

b. Siswa memerlukan banyak kesempatan belajar tentang cara-cara belajar bukan mempelajari bahan belajar.

c. Siswa melakukan evaluasi diri.

d. Belajar mengungkapkan, mengomunikasikan, memahami dan mengatasi masalah adalah sama pentingya dengan belajar fakta, konsep, prinsip atau keterampilan.

e. Kehidupan belajar paling baik dilaksanakan dalam suasana bebas dari ancaman, tekanan, persaingan, standar yang dihadapkan secara eksternal dan ancaman lainnya.

Penelitian ini lebih mengarah pada teori behavioristik. Dimana teori belajar melalui pengamatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tahapan perhatian, retensi, reproduksi dan motivasi untuk mengulang perilaku. Bagaimana pola asuh orang tua akan sangat berpengaruh pada cara mengasuh atau mendidik anak. Di dalam teori behavioristik, perubahan kecakapan itu terjadi karena adanya interaksi antara kondisi internal, yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual, dan strategi kognitif, dengan kondisi eksternal yaitu kontinuitas, pengulangan dan penguatan. Apabila terjadi interaksi ekternal dan internal maka


(33)

akan terjadi perubahan perilaku. Cara belajar adalah salah satu faktor yang dapat mengubah perubahan perilaku dengan motivasi dalam diri siswa.

2.2 Prestasi Belajar

2.2.1 Pengertian Belajar

Slameto (2010:2) menyatakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berpendapat belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku (Hamalik, 2012:45).

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang (Rifa’i dan Anni, 2011:82).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan seseorang secara keseluruhan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan pengalaman.

2.2.2 Ciri-ciri Belajar

Slameto (2010:3) mengemukakan bahwa belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.


(34)

15

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena individu sendiri.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.


(35)

2.2.3 Jenis-jenis Belajar

Belajar dibagi ke dalam beberapa jenis menurut Slameto (2010:5) antara lain :

1. Belajar bagian (part learning/fractioned learning)

Belajar yang dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau estensif.

2. Belajar dengan wawasan (learning by insight)

Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh Psikolog Gestalt pada permulaan tahun 1971. Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku.

3. Belajar diskriminatif (discriminatif learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilij beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

4. Belajar global/ keseluruhan (global whole learning)

Bahan pelajaran yang dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya, belajar ini adalah lawan dari belajar bagian.

5. Belajar insidental (incidental learning)

Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar insidental pada induvidu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar.


(36)

17

6. Belajar instrumental (instrumental learning)

Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapatkan hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.

7. Belajar intensional (intentional learning)

Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar insidental. 8. Belajar laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera.

9. Belajar mental (mental learning)

Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari.

10.Belajar produktif (productive learning)

R, Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari sati situasi ke situasi lain. 11.Belajar verbal (verbal learning)

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan.

2.2.4 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar


(37)

merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Tu’u, 2004:75). Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah program (Syah, 2014:141).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran dan penilaian dari suatu pembelajaran dalam hal penguasaan pengetahuan, perilaku dan keterampilan siswa biasanya dinyatakan dalam angka, huruf maupun kalimat dalam periode tertentu.

Hasil penilaian dari kegiatan belajar yang telah dilakukan merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru untuk melihat sampai dimana kemampuan peserta didik yang diukur melalui ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah/madrasah, ujian nasional dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (Permen 20 Tahun 2007). Menurut Sudjana mengatakan di antara ketiga ranah ini, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering di nilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Karena itu, unsur-unsur yang ada dalam prestasi belajar terdiri dari hasil belajar dan nilai siswa.

Sedangkan Arikunto (2002) mengatakan macam-macam tes untuk mengukur prestasi belajar siswa sebagai berikut :


(38)

19

Tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa. 2. Tes formatif

Tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.

3. Tes sumatif

Tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian program yang besar atau sama artinya dengan ulangan harian biasanya dilaksanakan pada akhir semester.

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Slameto (2010:54) menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh dua faktor, antara lain :

1. Faktor Intern atau Internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern yang berpengaruh terhadap prestaso belajar antara lain :

a. Faktor Jasmaniah 1) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.


(39)

2) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga akan terganggu. b. Faktor Psikologis

1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan aktif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. 2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali dalam Slameto (2010:56) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal) atau sekumpulan objek.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

4) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard dalam Slameto (2010:57) adalah “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan


(40)

21

untuk belajar atau berlatih.bakat sangat berpengaruh terhadap belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka prestasi belajarnya akan lebih baik karena dia lebih senang belajar dan pastilah selanjutnya akan lebih giat lagi dalam belajarnya.

5) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motif sebagi daya penggerak atau pendorong dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru. Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatiakn dalam proses belajar, karena jika siswa itu belajar dan dia sudah ada kesiapan maka prestasi belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa dapat belajar


(41)

dengan baik maka siswa harus menghindari dan jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

2. Faktor Ekstern atau Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dalam luar diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern yang dapat berpengauh terhadap prestasi belajar antara lain :

a. Faktor Keluarga

Siswa yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : 1) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya.

2) Relasi Antaranggota Keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang palinh penting adalah antar orang tua dan anak. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

3) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang ramai, tegang, penuh cekcok pertengkarang antaranggota keluarga akan membuat anak tidak semangat dalam belajar sebaliknya jika


(42)

23

suasana rumah dalam keadaan baik, tentram, dan tenang anak akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan baik.

4) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, anak juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain sebagainya. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. 5) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan perngertian orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangta, orang tua wajib memberi pengertian, mendorongnya dan membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

6) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluaga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak dalam belajar.

b. Faktor Sekolah 1) Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi


(43)

belajar siswa yang tidak baik sebaliknya jika metode mengajar guru menarik dan baik akan mempengaruhi siswa dalam belajar dengan baik. 2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

3) Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses itu juga dipengaruhi oleh relasi yang ada di dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga di pengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.

4) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sofat tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah dirinatau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa belajar lebih maju, maka siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.


(44)

25

6) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan kebih maju.

7) Waktu Sekolah

Waktu sekolah adalah waktu dimana terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari.

8) Standar Pelajaran di atas Ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa kurang mampu dan takut kepada guru tersebut. Guru dalam menuntu penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, yang penting tujuan yang sudah dirumuskan dapat tercapai.

9) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak dan variasi karakteristik mereka maisng-masing menuntut keadaan gedung yang memadai. Keadaan gedung yang kurang memadai akan membuat siswa tidak dapat belajar dengan baik.


(45)

10) Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah, oleh karena itu perlu pembinaan dari guru. Cara belajar siswa yang tepat menjadikan hasil belajar siswa lebih baik dan efektif.

11) Tugas Rumah

Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain.

c. Faktor Masyarakat

1) Kegiaatn Siswa Dalam Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa mengambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika bijaksana dalam mengatur waktunya.

2) Mass Media

Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Mass media meliputi bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik, dan lain-lain.

3) Teman Bergaul

Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan


(46)

27

pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

4) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, pejudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan buruk yang lainnya, akan berpengaruh buruk atau jelek kepada anak di sini dalam arti siswa yang berada di lingkungan tersebut.

Dari beberapa pendapat mengenai indikator-indikator dalam prestasi belajar, maka dapat disimpulkan indikator-indikator dalam prestasi belajar antara lain :

1. Ulangan harian

2. Ulangan Tengah Semester 3. Ulangan Akhir Semester

(Tu’u, 2004:75)

2.3 Kualitas Pola Asuh Orang Tua

2.3.1 Pengertian Kualitas Pola Asuh Orang Tua

Orang tua sebagai pendidik atau guru pertama bagi anak dalam keluarga harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Sugiharto (2007) menyatakan bahwa pola asuh orang tua adalah semua interaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. Interaksi disini termasuk ekspresi sikap, nilai, perhatian dalam mengurus dan melatih perilaku mereka.

Sedangkan menurut Suyekti dalam Sugiharto (2007) pola asuh sebagai kegiatan yang disengaja yang dilakukan pengasuh dalam mempengaruhi anak


(47)

asuh dalam pengembangan dirinya. Dijelaskan oleh Gunarsa dalam Awik (2004), sikap dan pola asuh orang tua akan berpengaruh terhadap kepribadian dan penampilan anak di sekolah.

Menurut Slameto (2010:61) orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga kedua orang tuanya terlalu sibuk bekerja sehingga anak kurang adanya kasih sayang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah semua interaksi antara orang tua dengan anak, dimana interaksi tersebut meliputi mendidik, membimbing dan mendisiplinkan perilaku atau tingkah laku anak (dalam arti siswa).

Menurut Hidayati (2004) indikator pola asuh orang tua adalah: 1. Pola Demokratis

a. Memperhatikan b. Musyawarah

c. Membiarkan dengan syarat d. Bersikap adil

2. Pola Permisif

a. Memberi kebebasan b. Lepas tanggung jawab 3. Pola Otoriter

a. Mengekang b. Menentukan batas


(48)

29

c. Menuntut tingkah laku d. Mengharapkan sikap taat e. Memberi perintah

Maghfiraini (2011) menyebutkan indikator-indikator dalam pola asuh orang tua sebagai berikut :

1. Pola asuh otoriter

a. Memaksakan kehendak b. Bersikap kaku dan keras c. Tidak ada konsultasi 2. Pola asuh liberal atau permisif

a. Kebebasan b. Tidak ada aturan c. Tidak ada kontrol 3. Pola asuh demokratis

a. Meminta pendapat, kritik dan saran b. Bekerja sama

c. Mempertimbangkan keputusan

Sedangkan menurut Sugiharto (2007) indikator-indikator dalam pola asuh orang tua sebagai berikut :

1. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak 2. Memperhatikan dan menghargai kebebasan anak 3. Memberikan bimbingan kepada anak


(49)

5. Hadiah diberikan pada perilaku yang benar/prestasi.

2.3.2 Sifat-Sifat Pola Asuh Orang Tua

Menurut Sugiharto (2007) menyatakan bahwa sifat atau gaya pola asuh orang tua dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut:

1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter menjelaskan bahwa komunikasi satu arah dan orang tualah yang menentukan segala sesuatu yang berkaitan dengan anaknya, memaksakan kehendak, membuat aturan-aturan yang ketat yang cenderung membuat anak tidak nyaman, selalu memberikan hukuman pada perbuatan yang salah dan jarang memberikan hadiah kepada anak.

2. Pola Asuh Liberal

Poa asuh liberal menjelaskan bahwa antara orang tua dan anak tidak ada komunikasi, anak diberi kebebasan yang mutlak dalam bertindak, berbuat dan berperilaku danpa adanya bimbingan dan kontrol dari orang tua, tidak adanya aturan yang ketat dari orang tua, hadiah dan hukuman tidak diterapkan. Hal ini akan membuat anak kurang diberi kasih sayang dan perhatian dan anak tidak ada semangat dalam belajar.

3. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis, komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua memperhatikan betul dan menghargai kebebasan anak, namu bukan kebebasan yang mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian dan perhatian terhadap anak. Hukuman diberikan pada perilaku


(50)

31

yang salah dan hadiah diberikan pada perilaku yang benar yaitu dalam arti disini prestasi belajar yang baik.

2.3.3 Karakteristik Anak Berdasarkan Pola Asuh

Menurut Zahara Indris dan Lisman Jamal sebagaimana dikutip dalam Lindha (2010) mengatakan bahwa pola asuh orang tua diatas akan berdampak terhadap perilaku dan karakteristik anak. Karakteristik tersebut antara lain :

1. Pola asuh otoriter mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Di dalam rumah tangga, seorang anak memperlihatkan perasaan dengan rasa takut, merasa tertekan, kurang pendirian, mudah dipengaruhi dan sering berbohong khususnya pada orang tuanya sendiri.

b. Anak pasif dan kurang berinisiatif, motivasi belajarnya kurang.

c. Anak bersifat pesimis, cemas, putus asa dan karena perilaku kasar orang tua anak menjadi sulit berhubungan dengan orang lain.

2. Pola asuh permisif yaitu anak mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Anak tidak mempunyai sikap sopan dan tidak taat pada tata tertib b. Anak sering kecewa, tidak menghargai orang lain, sehingga hubungan

dengan orang lain kurang harmonis c. Sering menentang norma dan sulit diatur

3. Pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Anak akan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya b. Anak mempunyai daya kreatif yang besar dan daya cipta yang kuat


(51)

c. Anak mudah menyesuaikan diri, merasa aman karena adanya kasih sayang dari orang tuanya

d. Anak bertanggung jawab atas perbuatannya dan hidupnya penuh dengan motivasi, percaya diri dan tidak putus asa.

Dari beberapa indikator diatas dapat disimpulkan indikator-indikator dalam kualitas pola asuh orang tua adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak

2. Memberikan perhatian dan bimbingan kepada anak (Sugiharto, 2007) 3. Bersikap adil dan bijaksana terhadap anak

4. Kebebasan anak dibiarkan dengan syarat (Hidayati (2004) 5. Hukuman diberikan pada perilaku yang salah

6. Hadiah diberikan pada perilaku yang benar (Sugiharto, 2007)

2.4 Cara Belajar

2.4.1 Pengertian Cara Belajar

Kegagalan siswa dalam meraih prestasi belajar banyak disebabkan oleh cara belajar mereka yang kurang baik dan efektif karena mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajaran. Slameto (2010:82) berpendapat bahwa cara adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan.

Menurut Rohmawati dan Sukanti (2012) mendefinisikan cara belajar sebagai suatu cara atau strategi siswa dalam melakukan kegiatan belajar untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Pendapat dari Sudjana (2010:165-173)


(52)

33

mengemukakan bahwa cara belajar yang perlu diperhatikan siswa dalam proses belajar yaitu cara mengikuti pelajaran, cara belajar mandiri, cara belajar kelompok, cara mempelajari buku teks dan cara menghadapi ujian.

Dengan demikian cara belajar dapat disimpulkan suatu cara atau strategi dalam melakukan kegiatan belajar untuk mencapai hasil yang maksimal.

Indikator yang digunakan dalam membahas tentang cara belajar (Anandita (2011)) adalah sebagai berikut :

1. Keteraturan belajar mata pelajaran

2. Disiplin yang baik dalam usaha belajar mata pelajaran 3. Konsentrasi

4. Pengaturan waktu yang tepat

Arumingtyas (2007) menyimpulkan indikator cara belajar sebagai berikut : 1. Cara membuat jadwal dan pelaksanaannya

2. Cara membaca buku 3. Cara membuat catatan 4. Cara mengikuti pelajaran 5. Cara mengulangi pelajaran 6. Cara melakukan konsentrasi 7. Cara menghadapi pelajaran 8. Cara menempuh ujian

Menurut Slameto (2010) Indikator-indikator dalam cara belajar antara lain: 1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaanya


(53)

3. Mengulang bahan pelajaran 4. Konsentrasi

5. Mengerjakan tugas

2.4.2 Cara Belajar yang Efektif

Cara belajar yang efektif menurut Slameto (2010:73) adalah sebagai berikut:

1. Perlunya Bimbingan

Guru dapat membantu siswa dengan memeri petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Disamping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar yang efisien,baik pula siswa diawasi dan dibimbing sewaktu mereka belajar. Hasilnya lebih baik lagi kalau cara-cara belajar dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan.

2. Kondisi dan Strategi Belajar

Belajar yang strategis dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.

3. Metode Belajar

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Kebiasaan belajar yang memperngaruhi belajar khususnya pembuatan


(54)

35

jadwal dan pelaksanaanya, membaca dan membuat catatatn, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.

2.4.3 Hal-hal yang Perlu diperhatikan untuk Meningkatkan Cara Belajar

yang Efektif

Slameto (2010:74) belajar yang efektif dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar yang baik. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi yang ada di dalam diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan, keamanan, ketentraman dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat terpenuhi. Maslow dalam Slameto (2010:74) mengemukakan ada tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus di penuhi, yaitu :

a. Kebutuhan Fisiologis b. Kebutuhan Akan Keamanan

c. Kebutuhan Akan Kebersamaan dan Cinta d. Kebutuhan Akan Status

e. Kebutuhan Self-Actualisation

f. Kebutuhan Untuk Mengetahui dan Mengerti g. Kebutuhan Estetik

2. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri manusia. Misalnya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain.


(55)

Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur sebagai berikut :

a. Ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran

b. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang mengganggu mata

c. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku dan sebagainya.

3. Strategi Belajar

Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar digunakan untuk mencapai hasil yang maksimal. Berikut strategi belajar yang efektif antara lain :

a. Keadaan Jasmani

Belajar memerlukan tenaga. Karena itu untuk mencapai hasil yang baik diperlukan keadaan jasmani yang sehat.

b. Keadaan Emosional dan Sosial

Siswa yang merasa tertekan jiwanya, dalam keadaan takut akan kegagalan yang mengalami goncangan karena emosi-emosi yang kuat tidak dapat belajar efektif

c. Keadaan Lingkungan

Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang dsri sekitar. Untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan.


(56)

37

d. Memulai Belajar

Pada permulaan belajar sering dirasakan kelambatan, keengganan bekerja. Kalau perasaan itu kuat, belajar sering diundurkan, malah tidak dikerjakan.

e. Membagi Pekerjaan

Sebelum memulai pekerjaan lebih dahulu menentukan apa yang dapat dan harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Jangan ambil tugas yang terlampau berat untuk diselesaikan.

f. Adakan Kontrol

Selidiki pada akhir belajar, hingga manakah bahan itu telah dikuasai. Kalau hasilnya kurang baik, akan nyata kekurangan-kekurangan yang memerlukan latihan khusus.

g. Pupuk Sikap Optimistis

Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi akan meningkat dan karena itu memupuk sikap yang optimis.

h. Waktu Bekerja

Waktu yang tepat kita jadikan alat untuk memerintah diri kita, menyelewengkan waktu itu berarti kegagalan.

i. Buatlah Suatu Rencana Kerja

Dengan adanya suatu rencana kerja dengan pembagian waktu, tampaklah bahwa selalu cukup waktu untuk belajar. Dengan rencana kerja kita dapat menggunakan waktu kita dengan efisien.


(57)

Menghasilkan sesuatu hanya mungkin jika kita gunakan waktu dengan efisien.

k. Belajar Keras Tidak Merusak

Belajar dengan penuh konsentrasi tidak merusak. Yang merusak adalah menggunakan waktu tidur untuk belajar. Mengurangi waktu istirahat akhirnya akan merusak badan.

l. Cara Mempelajari Buku

Sebelum kita mulai membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh gambaran buku dalam garis besarnya. Untuk itu kita selidiki daftar isi buku.

m. Mempertinggi Kecepatan Membaca

Seorang pelajar harus belajar dan menambah kecepatan membaca. Pelajar juga harus sanggup menghadapi itu sebanyak-banyaknya dari bacaan dalam waktu sesingkat-singkatnya.

n. Jangan Membaca Belaka

Membaca belaka tidak berapa manfaatnya, membaca bukanlah sekedar mengetahui kata-katanya, akan tetapi mengikuti jalan pikiran si pengarang.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator dalam cara belajar antara lain :

1. Membuat jadwal dan pelaksanaan belajar 2. Disiplin membaca dan membuat catatan 3. Keteraturan dalam mengulang bahan pelajaran


(58)

39

4. Melatih diri mengerjakan tugas dan latihan soal (Slameto, 2010)

2.5 Peran Kelompok Teman Sebaya

2.5.1 Pengertian Kelompok Teman Sebaya

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor tersebut salah satunya adalah kelompok teman sebaya. Interaksi teman sebaya baik di rumah maupun sekolah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Menurut Crow and Crow dalam Wulan (2007:26) menyebutkan bahwa “faktor-faktor disiplin belajar salah satunya berasal dari “faktor-faktor sosial, “faktor-faktor sosial yang dimaksudkan adalah pergaulan dengan teman sebaya disekolah maupun di masyarakat”. Apabila seorang siswa bergaul dengan teman yang mempunyai cara belajar yang baik maka siswa lain dapat terpengaruh untuk mengikuti cara belajarnya.

Mappiare (2003:157) menyatakan kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial yang pertama dimana remaja belajar hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Disini orang tua diharapkan selalu mengontrol dan membimbing anaknya untuk selalu memilih teman yang tidak menyebabkan pengaruh buruk terhadap dirinya. Lebih lanjut menurut Mappiare Lingkungan kelompok teman sebaya dijadikan sebuah wadah untuk penyesuaian norma dan kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan yang ada di dalam keluarga.

Slavin (2008:98) mengungkapkan bahwa lingkungan teman sebaya merupakan suatu interaksi dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dalam


(59)

usia dan status. Sedangkan menurut Santoso (2006:82) kelompok sebaya adalah kelompok anak sebaya yang sukses dimana ia dapat berinteraksi.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok teman sebaya adalah anak-anak atau remaja yang berada dalam satu kelompok tertentu untuk belajar hidup bersama yang mempunyai kesamaan kedewasaan yang digunakan sebagai wadah penyesuaian norma dan kebiasaan mereka.

Maghfiraini (2011) menyimpulkan bahwa kelompok teman sebaya menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

1. Pergaulan di sekolah

2. Pergaulan dengan teman bermain

3. Pergaulan dalam organisasi Karang Taruna

Sedangkan Arip (2009) cara mengukur pergaulan kelompok teman sebaya karena adanya interaksi. Interaksi sosial adalah kunci kehidupan sosial. Oleh karena itu tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan. Indikator-indikator yang tergolong dalam kelompok teman sebaya berdasarkan interaksi sosial tersebut antara lain :

Gillin dan gillin dalam Arip (2009) mengadakan penggolongkan interaksi sosial menjadi dua yaitu :

1. Proses Asosiatif a. Kerjasama

b. Akomodasi (meredakan suatu konflik) c. Asimilasi (individu berbeda pandangan)


(60)

41

d. Akulturasi (penerimaan budaya baru tanpa menghilangkan budaya lama)

2. Proses Diasosiatif

a. Persaingan (kompetisi)

b. Contravention (Ketidakpuasan seseorang terhadap suatu rencana) c. Pertentangan atau pertikaian

Santoso (2006:23) mengemukakan bahwa indikator-indikator dari kelompok teman sebaya adalah :

1. Kerjasama 2. Persaingan 3. Pertentangan

4. Persesuaian/Akomodasi 5. Perpaduan/Asimilasi

2.5.2 Ciri-ciri Kelompok Teman Sebaya

Santoso (2006:81) ciri-ciri kelompok teman sebaya (peer group) adalah : 1. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas,

Karena kelompok teman sebaya ini bersifat spontan, anggota kelompok mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu diantara anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin.

2. Bersifat sementara,

Karena tidak ada struktur yang jelas dan terbentuk secara spontan, maka kelompok ini tidak bertahan lama, kalau ada anggota yang merasa


(61)

keinginannya tidak cocok dan tercapai maka ia akan memisahkan dari kelompok tersebut.

3. Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas,

Di dalam keluarga tidak akan mendapatkan kebudayaan atau kebiasaan yang ada di dalam kelompok teman sebaya. Maka siswa yang masuk dalam kelompok tersebut akan mempunyai kebiasaan yang lain selain di dalam keluarganya.

4. Anggotanya adalah individu yang sebaya.

Kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan pendapat, umur, dan kedewasaan.

2.5.3 Pengaruh Kelompok Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perilaku dari remaja, ada yang berpengaruh positif maupun negatif. Menurut Santoso (2006:89) pengaruh lain dari perkembangan suatu kelompok sebaya ada yang positif dan ada yang negatif.

Pengaruh positif dari kelompok teman sebaya antara lain :

1. Individu akan lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang 2. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan

3. Setiap anggota dapat membentuk masyarakat yang akan direncanakan sesuai dengan kebudayaan yag dianggap baik

4. Dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan dan melatih bakatnya 5. Mendorong dan bersikap mandiri


(62)

43

Pengaruh negatif dari kelompok teman sebaya antara lain : 1. Sulit menerima seseorang yang tidak memiliki persamaan

2. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk dalam kelompoknya 3. Menimbulkan rasa iri antar anggota lain yang tidak memiliki kesamaan

dengannya

4. Timbul persaingan antar kelompok 5. Timbulnya pertentangan antar kelompok

2.5.4 Peranan Kelompok Teman Sebaya

Soekanto (2013:213) menyatakan peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu.

Kelompok teman sebaya khususnya anggotaya para pelajar sering menentang norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat. Segala perbuatan yang dilakukan di dalam kelompok sebaya harus sesuai dengan dukungan dan persetujuan kelompoknya karena kelompok sebaya ini memiliki keterikatan.

Kelompok sebaya yang mempunyai kebiasaan menentang dan buruk biasanya mendapatkan nilai atau prestasi belajarnya kurang, dan sebaliknya. Maka kelompok sebaya yang buruk ini perlu membutuhkan motivasi dan cara belajar yang efektif untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.


(63)

Faktor-faktor yang menyebabkan semakin pentingnya peranan kelompok teman sebaya dalam Wulan (2007) dijelaskan sebagai berikut :

1. Urbanisasi dan industrialisasi

Urbanisasi menyebabkan memusatnya penduduk di kota-kota. Karena itu semakin lama semakin banyak anak-anak dan remaja berada di kota-kota daripada di pedesaan. Dengan demikian masa belajar anak-anak dan remaja semakin lama semakin panjang, maka berkembanglah kelompok-kelompok sebayanya.

2. Perubahan masyarakat yang cepat karena kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

Disini para remaja akan cenderung lebih cepat menangkap inovasi yang ada di dunia luar contoh pakaian, jenis musik tertentu dan lain-lain. Sedangkan orang dewasa cenderung lamban dalam mengikuti perubahan tersebut. Dengan demikian terjadilah perbedaan pandangan antara remaja dengan orang tua, sehingga remaja akan lari kepada kelompok sebayanya untuk mendapatkan informasi dan bimbingan.

3. Dalam masyarakat industri anak-anak dan remaja kurang berperan dalam proses produksi

Remaja tidak berperan dalam kehidupan politik, kemasyarakatan dan kehidupan produktif lainnya. Para remaja akan condong kepada teman sebayanya untuk mendapatkan dukungan dan identitas dirinya. Dengan demikian kelompok sebaya semakin menjadi sumber pengaruh yang penting bagi kehidupan remaja.


(64)

45

4. Masyarakat yang semakin bertambah makmur akan memberikan kemungkinan pilihan bagi remaja

Para remaja akan menghadapi bermacam-macam pilihan diantaranya barang, kegiatan, lanjutan studi, pekerjaan, pasangan hidup, dan lain-lain. Karena pilihan tersebut biasanya terjadi konflik antara remaja dan orang tua, demikian remaja akan cenderung mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sebaya mereka.

Dari beberapa pendapat mengenai indikator-indikator diatas maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator kelompok teman sebaya antara lain :

1. Kerjasama

2. Persesuaian/Akomodasi 3. Perpaduan/Asimilasi 4. Penerimaan/Akulturasi 5. Persaingan

6. Pertentangan (Santoso, 2006)

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

dan Tahun Judul Hasil penelitian

1. Sugiharto, 2007 Pengaruh Sifat Pola asuh Orang Tua dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Dalam Bidang Studi Akuntansi

Terdapat pengaruh antara sifat pola asuh orang tua dan cara belajar terhadap prestasi belajar akuntansi. Sifat pola asuh orang tua mempengaruhi prestasi belajar akuntansi sebesar 7,8 % dan cara belajar


(65)

mempengaruhi prestasi belajar sebesar 8,5%.

2. Awik Hidayati, 2004

Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar siswa SMA Veteran 1 Sukoharjo

Secara simultan terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan orang tua dan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar yaitu 86,3%.

3. Rahmatullah Bhatti dan William M. Bart, 2013

One the Effect of Learning Style on Scholastic

Achievement

Terdapat pengaruh cara belajar terhadap prestasi. Hasil penelitian menunjukkan cara belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 0,091 atau 9,1%.

4. Esti Dwi

Rohmawati dan Sukanti, 2012

Pengaruh Cara Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Bantul

Tahun Ajaran

2011/2012

Terdapat pengaruh cara belajar dan penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi. Dalam hasil penelitian ini diketahui bahwa cara belajar mempengaruhi prestasi belajar akuntansi sebesar 25,97% dan penggunaan media pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar akuntansi sebesar 14,43%.

5. Rizka Maghfiraini Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Pergaulan Peer Group dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Jogorogo Kab. Ngawi Tahun Pelajaran 2010/2011

Ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dan pegaulan peer group dengan kemandirian belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Jogorogo Kab. Ngawi tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 0,850 atau 85%.

6. Dewi Sri Nawang Wulan, 2007

Hubugan antara Peranan Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) dan interaksi Siswa dalam Keluarga dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas XI MAN 1 Sragen

Terdapat hubungan yang signifikan antara peranan kelompok teman sebaya (peer group) dan interaksi siswa dalam keluarga dengan kedisiplinan belajar siswa kelas XI MAN 1 Sragen tahun ajaran


(66)

47

Tahun Pelajaran 2006/2007

2006/2007 dengan kepercayaan hubungan sebesar 0,476 atau 47,6% dan sumbangan efektif sebesar 22,655 %

7. Lindha Pradhipti Oktarina, 2010

Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA N 1 Purwantoro 2009/2010

Ada hubungan yang cukup signifikan antara pola asuh orang tua dan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa sebesar 0,412 atau 41,2%. 8. Arnes Anandita,

2011

Pengaruh Cara Belajar dan Keterampilan Mengajar Guru terhadap Prestasi

Belajar Mata

Pelajaran Kearsipan pada Siswa Kelas XII Administrasi

Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011

Terdapat pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 62,14%.

9. Putri

Arumingtyas, 2007

Studi tentang Cara Belajar Siswa dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II di

SMK Batik 2

Surakarta Tahun Diklat 2005/2006

Cara belajar yang mempunyai peran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu: cara membaca buku, bcara membuat catatan, cara mengikuti pelajaran, cara mengulangi pelajaran, cara melakukan konsentrasi, cara menghafal pelajaran, dan cara mengikuti ujian.

10. Mustofa Arip A, 2009

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pergaulan Peer Group dengan Prestasi Belajar Sosiologi Kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Gemolong Tahun Ajaran 2008/2009

Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan pergaulan peer group terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Gemolong tahun ajaran

2008/2009”, diterima.

Sumbangan Relatif (SR) sebesar = 100% dan


(67)

Sumbangan Efektif (SE) sebesar = 50,09%

11. Faris Mayoof Mokheimer Alanizi. 2010

Measurement of Perceived Parenting Style Influence on Academic

Achievement Among Saudi College Student

Ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan pola asuh orang tua di kalangan mahasiswa Saudi dan ada signifikan korelasi antara IPK mahasiswa.

Hubungan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu dengan adanya judul Pengaruh kualitas Pola Asuh Orang Tua, Cara Belajar dan Peran Kelompok Teman Sebaya terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MA YPI Klambu Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya, serta variabel terikat yaitu prestasi belajar. Hasil dari penelitian terdahulu masing-masing menyebutkan adanya pengaruh antara kualitas pola asuh orang tua, cara belajar, dan peran kelompok teman sebaya terhadap prestasi belajar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu variabel bebas yang diteliti, pada objek dan tempat yang berbeda. Sedangkan variabel bebas yang diteliti pada penelitian ini ada tiga variabel yaitu kualitas pola asuh orang tua, cara belajar dan peran kelompok teman sebaya. dan objeknya yaitu siswa kelas XI IPS di MA YPI Klambu.

2.7 Kerangka Berfikir

Prestasi belajar menjadi sebuah tolak ukur apakah siswa mampu mencapai prestasi yang tinggi atau prestasi belajarnya masih rendah. prestasi belajar adalah tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam mencapai tujuan yang dinyatakan


(68)

49

dalam bentuk angka nilai yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai dalam periode tertentu.

Berdasarkan observasi awal, nilai mata pelajaran ekonomi/akuntansi semester ganji siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah YPI Klambu tahun pelajaran 2014/2015 belum mencapai hasil yang baik. Rendahnya prestasi belajar ini dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan esktern. Salah satu faktor eksternnya adalah kualitas pola asuh orang tua.

Pola asuh orang tua adalah pendidikan pertama yang diberikan orang tua kepada anaknya. Sehingga secara tidak langsung pola asuh orang tua membentuk karakter anak yang nantinya mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya (Slameto, 2010:61).

Orang tua harus menjadi pendorong dan pembimbing anak dalam belajar karena apabila anak tidak mendapatkan fungsi tersebut dari orang tua, anak akan cenderung menganggap orang tuanya tidak memberi kasih sayang, perhatian dan kepedulian terhadap anak. Kondisi seperti itu akan mempengaruhi belajar dan prestasi belajar anak di sekolah.

Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar disini adalah cara belajar. Cara belajar yang baik harus diterapkan kepada anak di rumah, di sekolah maupun di perpustakaan, dengan cara belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. Sedangkan dengan cara belajar yang buruk, siswa tidak


(1)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) 47.281 2.494 18.956 .000

Kualitas Pola

Asuh Orang

Tua

.154 .071 .278 2.152 .037 .724 .302 .182

Cara Belajar .204 .074 .361 2.746 .009 .752 .375 .232

Peran

Kelompok

Teman Sebaya

.128 .061 .275 2.081 .043 .728 .293 .176

a. Dependent Variable: Prestasi


(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 18


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Pada Keluarga Pemulung Di Desa Tapian Nauli Lingkungan Ix Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

3 87 113

Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Teman Sebaya terhadap Perkembangan Pemulihan Penyalahgunaan Narkotika pada Remaja di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

1 69 138

HUBUNGAN ANTARA PENGARUH TEMAN SEBAYA DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI Hubungan Antara Pengaruh Teman Sebaya Dan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras Pada Remaja Di Desa Cangkol Sragen.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENGARUH TEMAN SEBAYA DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI Hubungan Antara Pengaruh Teman Sebaya Dan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras Pada Remaja Di Desa Cangkol Sragen.

0 2 18

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA N 2 Blora Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 12

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN DOYONG 2 KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJ

0 4 15

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN AJARAN 2

0 0 15

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS V PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEBAK KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATE

0 0 14

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 26 BANDUNG.

4 49 115

Peran Teman Sebaya dan Pola Asuh Orang Tua pada Fenomena PSK Anak di Surabaya IMG 20151123 0001

0 2 1