PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 26 BANDUNG.
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 26 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh : ISNI AGUSTIAWATI
NIM. 1005816
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Oleh: Isni Agustiawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Isni Agustiawati
Universitas Pendidikan Indonesia November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, diphotocopy, atau cara lainna tanpa izin dari penulis.
(3)
(4)
(5)
Hari/Tanggal : Rabu/ 26 November 2014 Waktu : 08.00 – 09.30
Tempat : R. Lab Pendidikan Akuntansi
Panitia Ujian:
Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 19600412 198603 1 002 Sekretaris : Dr. Kurjono, M.Pd
NIP. 19681020 199802 1 003 Anggota : 1. Dr. H. Kusnendi, MS
NIP. 19600122 198403 1 003 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, MM
NIP. 19611102 198603 1 002
Penguji : 1. Drs. Rahmat Moeslihat NIP. 19511010 198002 1 002 2. Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM NIP. 19620111 198903 2 001 3. Imas Purnamasari, S.Pd, MM.
(6)
Inna ma’al ‘
usri yusra
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Lamun keyeng tangtu
(7)
i
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI
IPS DI SMA NEGERI 26 BANDUNG
Isni Agustiawati
Pembimbing: Heni Mulyani, S.Pd., M.Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa, untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa dan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar berdasarkan pola asuh orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 84 siswa dan sampel yang digunakan adalah jumlah dari seluruh populasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan pola asuh demokratis paling dominan dan memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dibandingkan dengan pola asuh lainnya yaitu 78,89. Selain itu,berdasarkan pengujian hipotesis menunjukkan Fhitung=6,050 dan Ftabel=3,11
atau Fhitung˃F tabel sehingga hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa berdasarkan pola asuh orang tua (pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif) pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 26 Bandung.
(8)
ii
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
THE INFLUENCE OF PARENTING STYLES ON STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING SUBJECTS IN CLASS XI IPS IN
SMAN 26 BANDUNG
Isni Agustiawati
Counselor: Heni Mulyani, S.Pd., M.Pd.
ABSTRACT
This study aims to describe of parenting styles which applied by parents, to describe of student learning achievement and to determine differences of students learning achievement based on parenting styles. The research method used is descriptive verification. Data collection techniques used is questionnaires and study documentation. The population in this study is students of class XI IPS SMAN 26 Bandung School Year 2013/2014 with the amount about 84 students and the sample which used is the sum of the whole population. The data analysis technique which used is ANOVA. Based on the results above of the study indicate that students learning achievement using the most dominant authoritative parenting style and has an average value higher than the other parenting style is 78,89. In addition, based on hypothesis testing showed 6.050 and 3,11 or ˃ so the hypothesis is accepted. It can be concluded that, there is a difference in student learning achievement based on the parenting styles (authoritarian parenting, authoritative parenting and permissive parenting) in accounting subjects in class XI IPS SMAN 26 Bandung.
(9)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas
XI IPS di SMA Negeri 26 Kota Bandung”.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, hal itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Heni Mulyani, S. Pd, M. Pd. yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berusaha maksimal dalam penulisan skripsi ini, namun karena keterbatasan pengalaman penulis, masih dirasakan adanya kekurangan. Oleh karena itu diharapkan adanya kritik serta saran dari berbagai pihak yang ingin menyempurnakan skripsi ini, akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pihak lain yang membutuhkan. Terima kasih.
Bandung, November 2014
Penulis
(10)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Dengan ridho dan rahmat-Nya alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dalam menempuh ujian sidang sarjana program studi pendidikan akuntansi dan mendapat gelar S.Pd. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah memberikan dukungan dan do’a selama masa studi yang telah ditempuh.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Dr. Kurjono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd., Pembimbing dan Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, inspirasi, dan motivasi dalam penyusunan skripsi serta selalu menyempatkan waktu disela kesibukannya untuk membimbing dan memberikan saran-saran untuk kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M ketua TPPS yang telah mengizinkan penulis mengambil judul ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan banyak ilmu selama masa perkuliahan.
7. Staf administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi dan staf bagian akademik, kemahasiswaan, keuangan serta bagian umum FPEB Universitas Pendidikan Indonesia.
(11)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8. Orang tua, kakak, dan adik tercinta yang karena do’a dan dukungan dari mereka baik moril maupun materiil, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
(12)
9. Teman-teman Jurusan Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan semangat, arahan, dan menjadi tempat berbagi suka duka saat penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah Swt selalu memberikan kelancaran, kesuksesan, serta kemudahan menggapai masa depan. Amin
Bandung, November 2014
(13)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK………i
ABSTRACT………...ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH………...iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL………...ix
DAFTAR GRAFIK………..x
DAFTAR LAMPIRAN………...xi
BAB I PENDAHULUAN………1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian... 8
D. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
E. Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI………10
A. Pola Asuh Orang tua ... 10
1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ... 10
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua ... 11
a. Pola Asuh Otoriter ... 14
b. Pola Asuh Demokratis ... 15
c. Pola Asuh Permisif ... 16
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua... 17
4. Ciri-Ciri Pola Asuh Orang Tua ... 19
B. Prestasi Belajar ... 20
(14)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Prinsip-Prinsip Belajar.………21
3. Pengertian Prestassi Belajar…….……….………...22
(15)
5. Indikator Prestasi Belajar…………..………...24
6. Pembelajaran Akuntansi di SMA……….26
7. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar..………...27
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28
D. Kerangka Pemikiran ... 29
E. Hipotesis……….... 33
BAB III METODE PENELITIAN…..………...33
A. Metode dan Desain Penelitian ... 33
B. Operasionalisasi Variabel ... 33
C. Populasi dan Sampel ... 36
1. Populasi Penelitian ... 36
2. Sampel Penelitian ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
1. Dokumentasi ... 37
2. Kuesioner/Angket ... 37
E. Teknik Pengujian Instrumen ... 38
1. Uji Reliabilitas ... 38
2. Uji Validitas ... 40
F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 43
1. Uji Normalitas ... 43
2. Pengklasifikasian Data Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua..…...…….45
3. Pengujian Hipotesis ... 46
4. Hipotesis Statistik ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……...………49
A. Gambaran Objek Penelitian………..…………49
1. Identitas Sekolah………...………49
2. Sejarah Perkembangan Sekolah…...……….49
3. Visi dan Misi SMA Negeri 26 Bandung………...52
B. Deskripsi Hasil Penelitian……….53
1. Gambaran Pola Asuh Orang Tua……….……….………53
(16)
3. Gambaran Prestasi Belajar Siswa………..56
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian………60
1. Uji Normalitas….………..………60
2. Pengujian Hipotesis……….………..61
D. Pembahasan Hasil Penelitian………63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….…………69
A. SIMPULAN………..………69
B. SARAN……….………70
DAFTAR PUSTAKA………..………..71 LAMPIRAN
(17)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 26 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014...
3
Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi... 24
Tabel 2.2 Pengaruh Parentung Style Terhadap Perilaku Anak... 26
Tabel 2.3 Daftar Sumber Penelitian... 28
Tabel 3.1 Variabel Penelitian………... 35
Tabel 3.2 Indikator Angket Pola Asuh…... 35
Tabel 3.3 Data Jumlah Siswa Kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 26 Bandung... 36 Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Pola Asuh Orang Tua... 40
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Pola Asuh Orang Tua... 42
Tabel 3.6 Tabel Ringkasan Anova Satu Jalur... 47
Tabel 4.1 Data Pola Asuh Orang Tua... 54
Tabel 4.2 Data Pola Asuh Orang Tua per Kelas... 55
Tabel 4.3 Gambaran Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 26 Bandung Pada Mata Pelajaran Akuntansi………... 56 Tabel 4.4 Nilai Rata-rata UAS Berdasarkan Pola Asuh Orang tua…….. 57
Tabel 4.5 Nilai Rata-rata UAS per Kelas Berdasarkan Tipe Pola Asuh Orang Tua... 58 Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai UAS Berdasarkan Tipe Pola Asuh Orang Tua... 59
Tabel 4.7 Tabel 4.8 Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar………. Deskriptif... 60 62 Tabel 4.9 ANOVA... 62
(18)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Data Pola Asuh Orang Tua... 54 Gambar 4.2 Data Pola Asuh Orang Tua... 56 Gambar 4.3 Nilai Rata-rata UAS Berdasarkan Tipe Pola Asuh Orang
Tua... 57 Gambar 4.4
Gambar 4.5
Nilai Rata-rata UAS per Kelas Berdasarkan Tipe Pola Asuh Orang Tua... Rekapitulasi Nilai UAS Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua…..
58
(19)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A
1. Dokumentasi prestasi belajar siswa kelas XI IPS 2. Uji coba instrumen penelitian
3. Jawaban uji coba instrument penelitian 4. Hasil uji reliabilitas dan Uji Validitas 5. Angket Penelitian Pola Asuh Orang Tua 6. Jawaban Angket Penelitian
7. Pengelompokkan Pola Asuh Orang Tua
8. Laporan Pola Asuh Orang Tua & Prestasi Belajar 9. Uji Normalitas Prestasi Belajar
10. ANOVA
11. Tabel r 12. Tabel F
LAMPIRAN B
1. Surat Keputusan (SK)
2. Surat izin permohonan permintaan data 3. Surat izin permohonan melakukan penelitian 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian 5. Lembar revisi seminar proposal
(20)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan ini telah diatur oleh pemerintah yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan menurut Hamalik (2005:7) “Dimanapun di dunia ini terdapat masyarakat dan di sana pula terdapat pendidikan, artinya pendidikan tidak boleh
dipisahkan dari manusia.” Selain itu juga pendidikan mempunyai tujuan yang
penting di dalam kehidupan masyarakat yaitu mengembangkan potensi manusia menjadi manusia yang kreatif, mandiri, berilmu, bertaqwa dan beriman, sehingga pendidikan menjadi kebutuhan dalam memajukan masyarakat dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sebagaimana yang dicantumkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah merupakan tugas pemerintah dalam upaya mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Namun demikian tugas ini bukan semata-mata hanya
(21)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menjadi tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga menjadi tanggung jawab orangtua di dalam memberikan pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan tujuannya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun intelektual serta berketerampilan dan bertanggung jawab. Salah satu
(22)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
upaya untuk menyiapkan generasi penerus tersebut adalah melalui lembaga pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Daryanto (2010:2) menyebutkan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Seseorang yang belajar diharapkan akan membawa perubahan yang positif dari tingkah laku sebelumnya, sehingga proses belajar itu sendiri memberikan dampak yang baik bagi kepribadian seseorang.
Akan tetapi, pada kenyataannya proses belajar tidak selalu lancar dan berhasil dengan baik. Ada beberapa kendala yang terjadi ketika proses belajar berlangsung. Terutama dalam mata pelajaran Akuntansi, dalam proses pelajarannya dibutuhkan pemahaman serta ketelitian yang tinggi dari peserta didik. Mata pelajaran Akuntansi menuntut siswa untuk memahami konsep dari awal hingga akhir pelajaran, karena materi Akuntansi saling berkesinambungan satu sama lainnya. Proses belajar yang tidak selalu lancar dan berhasil dengan baik ini menyebabkan prestasi belajar yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 26 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada pada cluster 3 dalam hal kualitas pendidikan. Sama dengan SMA pada umumnya, SMA N 26 Bandung terdiri dari dua program jurusan yaitu IPA dan IPS. Meskipun SMA N 26 Bandung tidak berada pada cluster 1 dan bukan termasuk sekolah unggulan. Namun sekolah ini sudah terakreditasi A dan sudah banyak memperoleh prestasi baik dalam akademik maupun non akademik. Prestasi yang pernah diraih, antara lain juara 2 lomba futsal tingkat provinsi, juara 2 lomba juara 2 lomba futsal yang diselenggarakan di SMAT Krida Nusantara, juara umum lomba baris berbaris.
(23)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam mata pelajaran Ekonomi Akuntansi, meraih peringkat ke 13 dari kurang lebih 180 peserta yang mengikuti dari beberapa sekolah dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Prestasi keseluruhan siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 26 Bandung cukup memuaskan, hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Akuntansi lebih banyak yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pelajaran, yang dinyatakan dalam bentuk nilai, baik nilai ulangan harian, nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Tercapainya proses pendidikan dapat ditentukan dari tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dikatakan tinggi, apabila nilainya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh setiap sekolah yang disebut dengan KKM.
Untuk memahami fenomena ini, maka dilakukan pengumpulan data mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 73. Data ini diambil dari SMA N 26 Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 26 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas Nilai rata-rata
siswa
Jumlah siswa dibawah KKM
Jumlah siswa diatas KKM
XI IPS 1 70,93 23 (53%) 20(47%)
XI IPS 2 80,57 9 (22%) 32 (78%)
Jumlah rata-rata 75,64 32 (38%) 52 (62%)
Sumber : Diolah dari daftar nilai siswa kelas XI IPS SMAN 26 Bandung
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat, ternyata masih ada siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Persentase siswa kelas XI IPS SMA N 26 Bandung yang telah mencapai KKM sebanyak 52 siswa atau
(24)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sekitar 62% sedangkan sisanya sebanyak 32 siswa atau sekitar 38% masih belum mencapai KKM. Seharusnya mencapai 100% untuk perolehan KKM. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran Akuntansi lebih banyak yang berada di atas KKM. Fenomena prestasi belajar yang cukup baik ini tidak merata, karena untuk kelas XI IPS 1 masih terda
pat 53% yang berada di bawah KKM.
Perolehan prestasi belajar siswa yang baik maupun yang kurang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tidak seluruh siswa dalam keadaan yang sama, sehingga dalam memperoleh prestasi belajar setiap siswa berbeda-beda. Ada prestasi belajarnya yang baik dan ada prestasi belajar yang kurang baik pula. Dampak dari prestasi belajar yang kurang baik bagi siswa adalah siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari materi selanjutnya, karena materi Akuntansi merupakan materi yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga siswa dituntut untuk memahami materi dasar terlebih dahulu, agar dapat memahami materi selanjutnya.
“Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu.” (Tirtonagoro, 2001: 43). Oleh karena itu agar optimal dalam mencapai prestasi belajar, diharapkan untuk mengetahui serta memahami faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar.
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah perolehan prsetasi belajar siswa yang masih ada dibawah KKM. Perolehan prestasi belajar Akuntansi tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pihak sekolah, siswa dan orang tua
(25)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang pada akhirnya akan menunjang dalam pencapaian peningkatan prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar dapat dikatakan optimal apabila tingkat pencapaiannya sesuai dengan yang diharapkan, yaitu nilai yang diperoleh siswa memenuhi nilai minimum atau nilai KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Miranda dkk. (dalam Hawadi, 2004:168-169) bahwa prestasi belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
1) Faktor-faktor yang ada pada siswa
Faktor-faktor ini meliputi: taraf intelegensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri, kondisi fisik dan psikis.
2) Faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga
Faktor-faktor ini meliputi: hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dengan anak, jenis pola asuh, keadaan sosial ekonomi.
3) Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah
Faktor-faktor ini meliputi: guru, kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua, lokasi sekolah.
Selanjutnya menurut Slameto (2003:54-72): Pretasi belajar dipengaruhi oleh:
1. Faktor internal
a. Faktor jasmani terdiri dari: faktor kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis terdiri dari: intelegensia, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan
2. Faktor eksternal
a. Faktor keluarga terdiri dari: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
(26)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat seperti: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Dari beberapa faktor di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Ahmadi (2007:221) menyatakan bahwa:
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga adalah sebuah kelompok yang terbentuk dari laki-laki dan wanita, dimana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri suami, istri, dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Dengan demikian unsur keluarga merupakan hal yang penting sebelum mengarah lebih lanjut pada sekolah dan masyarakat. Unsur keluarga tersebut didalamnya terdapat pola asuh orang tua yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh yang diterapkan kepada anak-anaknya yaitu mendidik untuk menciptakan ilmu yang berguna baik melalui sekolah yang berlangsung secara terus menerus maupun di lingkungan masyarakat dimana anak berada.
Menurut Sunaryo (dalam Wibowo, 2012: 75-76) bahwa keluarga yang harmonis, rukun dan damai akan tercermin dari kondisi psikologis dan karakter anak-anaknya. Begitu sebaliknya, anak yang kurang berbakti, tidak hormat, bertabiat buruk, sering melakukan tindakan di luar moral kemanusiaan atau berkarakter buruk, lebih banyak disebabkan oleh ketidakharmonisan dalam keluarganya yang bersangkutan.
Pada dasarnya pola asuh orang tua terhadap anak tergantung pada sikap serta perilaku orangtua dalam keluarga. Jika pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya di rumah baik, maka di sekolah atau di lingkungan masyarakat perilaku anak akan baik pula. Sebaliknya, jika pola asuh orang tua dalam mendidik
(27)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
anaknya di rumah dengan kurang baik, maka di sekolah atau di lingkungan masyarakat perilaku anak cendurung akan kurang baik pula.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Haq (2009) menyebutkan bahwa
“pola asuh orang tua berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap prestasi belajar siswa.” Penelitan menurut Azizah (2012) diketahui bahwa
“terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar.” Selain itu berdasarkan penilitian Palupi (2013) bahwa “ada hubungan antara motivasi berprestasi dan persepsi terhadap pola asuh orangtua dengan prestasi belajar.”
Selain ketiga penelitian di atas, Turner et al (2009) dalam jurnalnya dengan judul The Influence of Parenting Styles, Achievement Motivation, and Self-Efficacy on Academic Performance in College Student, menyebutkan bahwa
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua demokratis mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa, serta motivasi intrinsik dan self-efficacy diprediksi mempengaruhi prestasi akademik.” Sedangkan menurut Hong dalam jurnalnya dengan judul Impacts of Parenting on Children’s Schooling bahwa “Keterlibatan orang tua dan keberhasilan akademik menunjukkan bahwa praktek dan gaya pengasuhan kedua orang tua mempengaruhi prestasi anak-anak di sekolah.”
Pola asuh itu sendiri merupakan aspek yang penting untuk disoroti dalam menumbuhkan prestasi belajar. Seseorang yang memiliki suatu tingkat prestasi tertentu, pasti tidak terlepas dari kondisi keluarga mereka. Kondisi keluarga ini terkait dengan pola asuh orang tua yang diterapkan. Hamidi dan Dasiemi S (1991:
4) menyatakan bahwa “Pola asuh orang tua adalah cara yang digunakan orang tua
dalam mendidik anak-anaknya yang dianggap paling sesuai dengan cita-citanya dalam mengantarkan anaknya-anaknya menjadi anak yang berguna bagi keluarga,
masyarakat, dan negara”. Oleh karena itu, Palupi (2010:3) menyebutkan bahwa
“Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar dan prestasi anaknya, karena pola asuh orang tua juga telah menjadi prediktor yang
(28)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mempengaruhi perkembangan dalam kemampuan sosial, kemampuan akademik, perkembangan psikososial, bahkan pembentukan perilaku yang bermasalah.”
Sangatlah penting untuk mengetahui konsep-konsep dasar tentang pengaruh anatara pola asuh dengan prestasi belajar. Pola asuh yang tepat tidak hanya dilihat dari sudut pandang orang tua saja, tetapi juga dilihat dari sudut pandang anak. Orang tua bisa melakukan komunikasi dan negosiasi dengan anak mereka tentang penerapan pola pengasuhan yang diterapkan. Hal ini berarti bahwa anak menganggap pola asuh orang tua mereka tepat dan sesuai bagi dirinya, serta akan mendukung perkembangan dirinya untuk mencapai sebuah prestasi belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fenomena yang telah diuraikan, maka penulis melalukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi”.
(29)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pola asuh yang diterapkan oleh orangtua siswa kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung.
2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung.
3. Bagaimana perbedaan prestasi belajar siswa berdasarkan pola asuh orang tua pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung.
D. Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis secara mendalam mengenai prestasi belajar siswa dengan memperhatikan pola asuh orang tua pada mata pelajaran Akuntansi. Sehingga penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran pola asuh yang diterapkan orangtua siswa kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung.
3. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa berdasarkan pola asuh orang tua pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA N 26 Bandung.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
(30)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
2. Manfaat Praktis
- Hasil penelitian ini bagi lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan acuan dalam mengembangkan prestasi belajar siswa. - Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman
baru dalam dunia penelitian mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
(31)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pola Asuh Orang Tua
1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1088) bahwa “pola adalah model, sistem, atau cara kerja”, Asuh adalah “menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya” Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:96). Sedangkan arrti orang tua menurut Nasution dan Nurhalijah (1986:1) “Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.” Gunarsa (2000:44) mengemukakan bahwa “Pola asuh tidak lain merupakan metode atau cara yang dipilih pendidik dalam mendidik anak-anaknya yang meliputi
bagaimana pendidik memperlakukan anak didiknya.” Jadi yang dimaksud pendidik adalah orang tua terutama ayah dan ibu atau wali.
Casmini (dalam Palupi, 2007:3) menyebutkan bahwa:
Pola asuh sendiri memiliki definisi bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya.
Menurut Thoha (1996:109) menyebutkan bahwa “Pola Asuh orang tua adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam
mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.”
Sedangkan menurut Kohn (dalam Thoha, 1996:110) mengemukakan:
Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan pengaturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan
(32)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian, tanggapan terhadap keinginan anak. Dengan demikian yang dimaksud dengan Pola Asuh Orang Tua adalah bagaimana cara mendidik anak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing serta mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua
Terdapat perbedaan yang berbeda-beda dalam mengelompokkan pola asuh orang tua daam mendidik anak, yang antara satu dengan yang lainnya hampir mempunyai persamaan. Diantaranya sebagai berikut:
Menurut Hourlock (dalam Thoha, 1996 : 111-112) mengemukakan ada tiga jenis pola asuh orang tua terhadap anaknya, yakni :
1) Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi.
2) Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada orang tua.
3) Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak yang cenderung bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki.
Menurut Baumrind (dalam Dariyo, 2004:98) membagi pola asuh orang tua menjadi 4 macam, yaitu:
(33)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Pola Asuh Otoriter (parent oriented)
Ciri pola asuh ini menekankan segala aturan orang tua harus ditaati oleh anak. Orang tua bertindak semena-mena, tanpa dapat dikontrol oleh anak. Anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa yang diperintahkan oleh orang tua.
2) Pola Asuh Permisif
Sifat pola asuh ini, children centered yakni segala aturan dan ketetapan keluarga di tangan anak. Apa yang dilakukan oleh anak diperbolehkan orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak.
3) Pola Asuh demokratis
Kedudukan antara anak dan orang tua sejajar. Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus di bawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral.
4) Pola Asuh Situasional
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini, tidak berdasarkan pada pola asuh tertentu, tetapi semua tipe tersebut diterapkan secara luwes disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlangsung saat itu. Menurut Baumrind (dalam King, 2010:172) bahwa orang tua berinteraksi dengan anaknya lewat salah satu dari empat cara:
1) Pola Asuh Authoritarian
Pola asuh authoritarian merupakan pola asuh yang membatasi dan menghukum. Orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghargai kerja keras serta usaha. Orang tua authoritarian secara jelas membatasi dan mengendalikan anak dengan sedikit pertukaran verbal.
2) Pola asuh Authoritative
Pola asuh authoritative mendorong anak untuk mandiri namun tetap meletakkan batas-batas dan kendali atas tindakan mereka. Pertukaran verbal masih diizinkan dan orang tua menunjukkan kehangatan serta mengasuh anak mereka.
3) Pola Asuh Neglectful
Pola asuh neglectful merupakan gaya pola asuh di mana mereka tidak terlibat dalam kehidupan anak mereka. Anak-anak dengan orang tua
neglectful mungkin merasa bahwa ada hal lain dalam kehidupan orang tua dibandingkan dengan diri mereka.
(34)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pola asuh indulgent merupakan gaya pola asuh di mana orang tua terlibat dengan anak mereka namun hanya memberikan hanya sedikit batasan pada mereka. Orang tua yang demikian membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang diinginkan.
Menurut Yatim dan Irwanto (1991: 96-97). Ada tiga cara yang digunakan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Ketiga pola tersebut adalah:
1) Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua. Kebebasan anak sangat dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berperilaku seperti yang diinginkannya. Bila aturan-aturan ini dilanggar, orang tua akan menghukum anak, biasanya hukuman yang bersifat fisik.
2) Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan, dan keinginannya dan belajar untuk dapat menanggapi pendapat orang lain.
3) Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini ditandai dengan adanya kebebasan yang diberikan pada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Orang tua tidak pernah memberi aturan dan pengarahan kepada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa adanya pertimbangan orang tua.
Hardy dan Heyes (1986:131) mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua dalam keluarga, yaitu :
1) Autokratis (Otoriter)
Ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua dan kebebasan anak sangat di batasi.
2) Demokratis
Ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. 3) Permisif
Ditandai dengan adanya kebebasan pada anak untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
(35)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pola ini ditandai dengan sikap acuh tak acuh orang tua terhadap anaknya. Dari berbagai macam bentuk pola asuh di atas pada intinya hampir sama. Misalnya saja antara pola asuh parent oriented, authoritarian, otoriter, semuanya menekankan pada sikap kekuasaan, kedisiplinan dan kepatuhan yang berlebihan. Demikian pula halnya dengan pola asuh authoritative atau demokratis menekankan sikap terbuka dari orang tua terhadap anak. Sedangkan pola asuh
neglectful,indulgent, children centered, permisif dan laissez faire orang tua cenderung membiarkan atau tanpa ikut campur, bebas, acuh tak acuh, apa yang dilakukan oleh anak diperbolehkan orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak.
Dari berbagai macam pola asuh yang dikemukakan di atas, pada dasarnya terdapat tiga pola asuh orang tua yang sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan beberapa penjelasan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satunya menurut Hurlock. Pola asuh tersebut antara lain pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga pola asuh tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pola Asuh Otoriter
Dariyo (2011:207) menyebutkan bahwa:
Pola asuh otoriter adalah sentral artinya segala ucapan, perkataan, maupun kehendak orang tua dijadikan patokan (aturan) yang harus ditaati oleh anak-anaknya. Supaya taat, orang tua tidak segan-segan menerapkan hukuman yang keras kepada anak.
Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik anak yang dilakukan orang tua dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak tanpa kompromi dan memperhitungkan keadaan anak. Orang tualah yang berkuasa menentukan segala sesuatu untuk anak dan anak hanyalah objek pelaksana saja. Jika anak membantah, orang tua tidak segan-segan
(36)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan memberikan hukuman, biasanya hukumannya berupa hukuman fisik. Sebagiamana yang dipaparkan oleh Hurlock (dalam Thoha, 1996: 111-112) bahwa:
Pola asuh yang bersifat otoriter ditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun sudah menginjak usia dewasa. Anak yang dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu-ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja.
Akan tetapi apabila anak patuh maka orang tua tidak akan memberikan pengahargaan karena orang tua mengganggap bahwa semua itu adalah kewajiban yang harus dituruti oleh seorang anak. Ini sejalan dengan pemaparan yang disampaikan oleh Yatim dan Irwanto (1991: 96-97) bahwa “apabila anak patuh, orang tua tidak memberikan hadiah karena dianggap sudah sewajarnya bila anak
menuruti kehendak orang tua”.
Jadi, dalam hal ini kebebasan anak sangat dibatasi oleh orang tua, apa saja yang akan dilakukan oleh anak harus sesuai dengan keinginan orang tua. Jika anak membantah perintah orang tua maka akan dihukum, bahkan mendapat hukuman yang bersifat fisik dan jika patuh orang tua tidak akan memberikan hadiah.
b. Pola Asuh Demokratis
Menurut Dariyo (2011:208) bahwa “Pola asuh demokratis adalah gabungan antara pola asuh permisif dan otoriter dengan tujuan untuk
menyeimbangkan pemikiran, sikap dan tindakan antara anak dan orang tua”.
Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak, orang tua memberikan bimbingan yang penuh pengertian kepada anak.
(37)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pola asuh ini memberikan kebebasan kepada anak untuk mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah ditetapkan orang tua.
Dalam pola asuh ini ditandai sikap terbuka antara orang tua dengan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya. Jadi dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak.
Menurut Yatim dan Irwanto (1991: 96-97) menjelaskan
Dengan pola asuh demokratis, anak mampu mengembangkan kontrol terhadap perilakunya sendiri dengan hal-hal yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab dan yakin terhadap diri sendiri. Daya kreativitasnya berkembang dengan baik karena orang tua selalu merangsang anaknya untuk mampu berinisiatif.
Sehingga dengan pola asuh demokratis anak akan menjadi orang yang mau menerima kritik dari orang lain, mampu menghargai orang lain, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan sosialnya.
c. Pola Asuh Permisif
Menurut Dariyo (2011:207) bahwa “Pola asuh permisif ini orang tua justru merasa tidak peduli dan cenedrung memberi kesempatan serta kebebasan secara
luas kepada anaknya.” Sedangkan menurut Yatim dan Irwanto (1991:96-97) bahwa :
Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan yang diberikan kepada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Anak tidak tahu apakah perilakunya benar atau salah karena orang tua tidak pernah membenarkan atau menyalahkan anak. Akibatnya anak berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah hal itu sesuai
(38)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan norma masyarakat atau tidak. Keadaan lain pada pola asuh ini adalah anak-anak bebas bertindak dan berbuat.
Jadi pola asuh permisif yaitu orang tua serba membolehkan anak berbuat apa saja. Orang tua membebaskan anak untuk berperilaku sesuai dengan keiginannya sendiri. Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya. Kehangatan, cenderung memanjakan, dituruti keinginnannya. Sedangkan menerima apa adanya akan cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa saja.
Pola asuh orang tua permisif bersikap terlalu lunak, tidak berdaya, memberi kebebasan terhadap anak tanpa adanya norma-norma yang harus diikuti oleh mereka. Mungkin karena orang tua sangat sayang (over affection) terhadap anak atau orang tua kurang dalam pengetahuannya.
Sifat yang dihasilkan dari anak permisif dijelaskan oleh Yatim dan Irwanto (1991: 96-97) bahwa “Sifat-sifat pribadi anak yang permisif biasanya agresif, tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, sukar menyesuaikan diri, emosi kurang stabil, serta mempunyai sifat selalu curiga.” Akibatnya anak berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri, tidak peduli apakah hal itu sesuai dengan norma masyarakat atau tidak. Keadaan lain pada pola asuh ini adalah anak-anak bebas bertindak dan berbuat.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Dalam pola pengasuhan sendiri terdapat banyak faktor yang mempengaruhi serta melatarbelakangi orang tua dalam menerapkan pola pengasuhan pada anak-anaknya. Menurut Manurung (1995:53) beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pola pengasuhan orang tua adalah :
(39)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Maksudnya para orang tua belajar dari metode pola pengasuhan yang pernah didapat dari orang tua mereka sendiri.
2) Tingkat pendidikan orang tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi berbeda pola pengasuhannya dengan orang tua yang hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
3) Status ekonomi serta pekerjaan orang tua
Orang tua yang cenderung sibuk dalam urusan pekerjaannya terkadang menjadi kurang memperhatikan keadaan anak-anaknya. Keadaan ini
mengakibatkan fungsi atau peran menjadi “orang tua” diserahkan
kepada pembantu, yang pada akhirnya pola pengasuhan yang diterapkanpun sesuai dengan pengasuhan yang diterapkan oleh pembantu.
Sedangkan Santrock (1995: 240) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pola pengasuhan antara lain :
1) Penurunan metode pola asuh yang didapat sebelumnya. Orang tua menerapkan pola pengasuhan kepada anak berdasarkan pola pengasuhan yang pernah didapat sebelumnya.
2) Perubahan budaya, yaitu dalam hal nilai, norma serta adat istiadat antara dulu dan sekarang.
Pendapat di atas juga didukung Mindel (dalam Walker, 1992:3) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola asuh orang tua dalam keluarga, diantaranya:
a. Budaya setempat
Dalam hal ini mencakup segala aturan, norma, adat dan budaya yang berkembang di dalamnya.
b. Ideologi yang berkembang dalam diri orangtua
Orangtua yang mempunyai keyakinan dan ideologi tertentu cenderung untuk menurunkan kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa nantinya nilai dan ideologi tersebut dapat tertanam dan dikembangkan oleh anak dikemudian hari.
(40)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penduduk pada dataran tinggi tentu memiliki perbedaan karakteristik dengan penduduk dataran rendah sesuai tuntutan dan tradisi yang dikembangkan pada tiap-tiap daerah.
d. Orientasi religius
Orangtua yang menganut agama dan keyakinan religius tertentu senantiasa berusaha agar anak pada akhirnya nanti juga dapat mengikutinya.
e. Status ekonomi
Dengan perekonomian yang cukup, kesempatan dan fasilitas yang diberikan serta lingkungan material yang mendukung cenderung mengarahkan pola asuh orangtua menuju perlakuan tertentu yang dianggap orangtua sesuai.
f. Bakat dan kemampuan orangtua
Orangtua yang memiliki kemampuan komunikasi dan berhubungan dengan cara yang tepat dengan anaknya cenderung akan mengembangkan pola asuh yang sesuai dengan diri anak.
g. Gaya hidup
Gaya hidup masyarakat di desa dan di kota besar cenderung memiliki ragam dan cara yang berbeda dalam mengatur interaksi orangtua dan anak. Soekanto (2004:43) secara garis besar menyebutkan bahwa “ada dua faktor yang mempengaruhi dalam pengasuhan seseorang yaitu faktor eksternal serta faktor internal.” Faktor eksternal adalah lingkungan sosial dan lingkungan fisik serta lingkungan kerja orang tua, sedangkan faktor internal adalah model pola pengasuhan yang pernah didapat sebelumnya. Secara lebih lanjut pembahasan faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pola pengasuhan orang tua adalah :
1) Lingkungan sosial dan fisik tempat dimana keluarga itu tinggal
Pola pengasuhan suatu keluarga turut dipengaruhi oleh tempat dimana keluarga itu tinggal. Apabila suatu keluarga tinggal di lingkungan yang otoritas penduduknya berpendidikan rendah serta tingkat sopan santun yang rendah, maka anak dapat dengan mudah juga menjadi ikut terpengaruh.
(41)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kebanyakan dari orang tua menerapkan pola pengasuhan kepada anak berdasarkan pola pengasuhan yang mereka dapatkan sebelumnya. Hal ini diperkuat apabila mereka memandang pola asuh yang pernah mereka dapatkan dipandang berhasil.
3) Lingkungan kerja orang tua
Orang tua yang terlalu sibuk bekerja cenderung menyerahkan pengasuhan anak mereka kepada orang-orang terdekat atau bahkan kepada baby sitter. Oleh karena itu pola pengasuhan yang didapat oleh anak juga sesuai dengan orang yang mengasuh anak tersebut.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi pola asuh orang tua yaitu adanya hal-hal yang bersifat internal (berasal dalam diri) dan bersifat eksternal (berasal dari luar). Hal itu menentukan pola asuh terhadap anak-anak untuk mencapai tujuan agar sesuai dengan norma yang berlaku.
4. Ciri-ciri Pola Asuh Orang Tua
1) Pola Asuh Otoriter
Orang tua yang berpola asuh otoriter menurut Yatim dan Irwanto (1991: 100) adalah sebagai berikut:
1. Kurang komunikasi 2. Sangat berkuasa 3. Suka menghukum 4. Selalu mengatur 5. Suka memaksa 6. Bersifat kaku 2) Pola Asuh Demokratis
Ciri-ciri orang tua berpola asuh demokratis menurut Yatim dan Irwanto (1991: 101) adalah sebagai berikut:
(42)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Suka berdiskusi dengan anak 2. Mendengarkan keluhan anak 3. Memberi tanggapan
4. Komunikasi yang baik 5. Tidak kaku / luwes 3) Pola Asuh Permisif
Ciri-ciri orang tua berpola asuh permisif menurut menurut Yatim dan Irwanto (1991: 102) adalah sebagai berikut :
1. Kurang membimbing
2. Kurang kontrol terhadap anak
3. Tidak pernah menghukum ataupun memberi ganjaran pada anak 4. Anak lebih berperan daripada orang tua
(43)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Watson (dalam Budiningsih, 2008 : 22) mengemukakan bahwa “Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
Sedangkan menurut Thorndike (dalam Budiningsih, 2008 : 21) menyebutkan bahwa
Belajar adalah proses interaksi dalam stimulus dan respon. Stimulus adalah sesuatu yang merangsang kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan dan hal - hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan.
Menurut Surya (2004:50) menyatakan bahwa “pengertian dari belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
C.T Morgan (dalam Gunarsa, 2003:22) bahwa “belajar adalah sesuatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil)
pengalaman yang lalu.”
Syah (2013:87) menjelaskan bahwa “belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.” Sedangkan menurut James (dalam Djamarah, 2002:12) merumuskan “belajar sebagai proses tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
(44)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah interaksi antara stimulus dan respon dalam proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang dilakukan melalui latihan atau pengalaman. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan proses siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip Belajar
Beberapa prinsip umum belajar yang dikemukan beberapa ahli (Sukmadinata, 2011:165-167 dan Hanaifah dan Suhana, 2010:18-19) adalah sebagai berikut :
1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. 2) Belajar berlangsung seumur hidup
3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor bawaan (heredity), faktor lingkungan (environment), kematangan (time or maturation), serta usaha keras peserta didik sendiri (endeavor).
4) Belajar mencangkup semua aspek kehidupan.
5) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu, baik dalam lingkungan keluarga (home schooling), sebagai pendidikan awal (tarbiyatul ula) bagi lingkungan masyarakat (nonformal education), dan di lingkungan sekolahnya (formal education).
6) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru.
7) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. 8) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan internal
seperti hambatan psikis dan fisik (psikosomatis), dan eksternal, seperti lingkungan yang kurang mendukung, baik sosial, budaya, ekonomi, keamanan, dan sebagainya.
9) Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bimbingan dari orang lain, mengingat tidak semua bahan ajar dapat dipelajari sendiri.
Sedangkan menurut Suprijono (2013:4) prinsip-prinsip belajar yaitu
“Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan proses. Ketiga, belajar merupakan pengalaman”.
(45)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam proses pembelajaran.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Ada beberapa definisi prestasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Menurut Tirtonagoro (2001: 43) yang menyatakan bahwa “ Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu”. Prestasi belajar menurut Syah (2013:148) adalah sebagai berikut:
Prestasi belajar sebagai pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis (kognitif, afektif, psikomotor) yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, pengungkapan perubahan tingkah laku hanya mengambil cuplikan yang dianggap penting.
Sedangkan menurut Bloom (dalam Hawadi, 2004:68) menyebutkan bahwa
“prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan
perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis,
(46)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari pendapat para ahli di atas mengenai prestasi belajar dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar dalam bentuk angka atau huruf, yang dapat menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Slameto (2003:54-72) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Faktor internal (Faktor yang berasal dari dalam diri) yaitu kondisi jasmani dan rohani/psikologis siswa.
a. Faktor jasmani, terdiri dari : 1) Faktor kesehatan
2) Cacat tubuh
1) Faktor psikologis meliputi: Intelegensia, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan
b. Faktor kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
2. Faktor eksternal (Faktor dari luar diri) yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.
a. Faktor keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah mencakup: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat seperti: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar siswa.
Selain itu, Menurut Miranda dkk. (dalam Hawadi, 2004:168-169) menyatakan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
(47)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Faktor-faktor ini meliputi: taraf intelegensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri, kondisi fisik dan psikis.
2. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga
Faktor-faktor ini meliputi: hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dengan anak, jenis pola asuh, keadaan sosial ekonomi.
3. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah
Faktor-faktor ini meliputi: guru, kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua, lokasi sekolah.
Sedangkan menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
1. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam)
Faktor ini meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar, dan
2. Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar)
Faktor ini meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor eksternal (dari luar siswa) antara lain keluarga yang didalamnya mencakup pola asuh orang tua atau cara mendidik yang diterapkan dalam mendidik anak di rumah. Pola asuh tersebut dapat mengakibatkan perubahan pada proses belajar siswa sehingga prestasi belajar pun dapat berubah.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa pada dasarnya terdapat kesamaan dalam pengelompokan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara garis besar faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar siswa (eksternal).
(48)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengungkapan hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor) diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai petunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu, karena pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang perlu untuk menggunakan alat dan kiat evaluasi.
Syah (2013:148) menjelaskan jenis, indikator dan cara evaluasi prestasi yang disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi
Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
A. Ranah Cipta (Kognitif)
1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan
2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan
1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi
2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan
2. Dapat menunjukkan
kembali
1.Tes lisan 2.Tes tertulis 3.Observasi
3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan
2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
1.Tes lisan 2.Tes tertulis 4. Aplikasi/Penerapan 1. Dapat memberikan contoh
2. Dapat menggunakan secara tepat
1. Tes lisan
2. Pemberian tugas 3. Observasi 5. Analisis
(Pemeriksaan dan pemilahan secara teliti)
1. Dapat menguraikan
2. Dapat mengklarifikasikan/ memilah-milah
1. Tes lisan
2. Pemberian tugas
6. Sintesis 1. Dapat menghubungkan
meteri-materi, sehingga menjadi kesatuan baru 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat
menggeneralisasikan
1. Tes lisan
(49)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(membuat prinsip umum)
B. Ranah Rasa (Afektif)
1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap
menerima
2. Menunjukkan sikap
menolak
1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi
2. Sambutan 1. Kesediaan
berpartisipasi/terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan
1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 3. Apresiasi (Sikap
menghargai)
1. Menganggap penting dan bermanfaat
2. Menganggap indah dan harmonis
3. Mengagumi
1. Tes skala
penilaian sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi
Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
4. Internalisasi (Pendalaman)
1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari
1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas
ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan atau ramalan)
5. Karakterisasi (Penghayatan)
1. Melembagakan atau
meniadakan
2. Menjelmakan dalam
pribadi dan perilaku sehari-hari
1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif
2. Observasi
C. Ranah Karsa (Psikomotor)
1. Keterampilan
bergerak dan
bertindak
Kecapakapan
mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
1. Observasi 2. Tes tindakan
2. Kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal
1. Kefasihan
melafalkan/mengucapkan
2. Kecakapan membuat
mimik dan gerakan
1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan
(50)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu jasmani
Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai yang diperoleh tersebut merupakan indikator prestasi belajar, sehingga indikator prestasi belajar dalam penelitian ini diukur dengan nilai UAS siswa pada mata pelajaran akuntansi.
6. Pembelajaran Akuntansi di SMA
Standar Kompetensi adalah pernyataan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan bertindak dan berpikir setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran dalam satu kelas. Sedangkan Kompetensi Dasar adalah kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Depdiknas (2003:10)
Standar kompetensi untuk kelas XI adalah memahami siklus Akuntansi perusahaan jasa. Adapun kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas XI adalah sebagai berikut : (1) Mendeskripsikan Akuntansi sebagai sistem informasi, (2) Menafsirkan persamaan Akuntansi, (3) Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit, (4) Menerapkan struktur dasar Akuntansi, (5) Mencatat trasaksi/dokumen ke dalam jurnal umum, (6) Melakukan posting dari jurnal ke buku besar, (7) Membuat Ikhtisar siklus Akuntansi perusahaan jasa, (8) Laporan Keuangan Akuntansi perusahaan jasa.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian yaitu siswa kelas XI IPS yang masih menggunakan kurikulum KTSP. Sehingga siswa dituntut untuk menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditelah ditetapkan.
(51)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Pola asuh memiliki penanganan yang berbeda-beda dalam praktek pengasuhan orang tua terhadap anaknya, tentunya akan memiliki dampak yang berbeda pula terhadap perkembangan psikologis anak di kemudian hari. Baumrind (dalam Yusuf, 2005:51-52) menggambarkan penjelasan yang lebih spesifik mengenai pola asuh, meliputi sikap yang ditampilkan oleh orang tua serta perilaku anak yang cenderung muncul sebagai dampaknya. Adapun penjelasannya dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2
Pengaruh Parenting Style Terhadap Perilaku Anak PARENTING
STYLE
SIKAP ATAU PERILAKU ORANG TUA
PROFIL
PERILAKU ANAK Authoritarian 1. Sikap acceptance rendah,
namun kontrol dirinya tinggi
2. Suka menghukum secara fisik
3. Bersikap mengomando (mengaharuskan/
memerintahkan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi)
4. Bersikap kaku (keras) 5. Cenderung emosional dan
bersikap menolak 1. Mudah tersinggung 2. Penakut 3. Pemurung 4. Mudah terpengaruh 5. Mudah stress 6. Tidak
mempunyai arah masa depan yang jelas
7. Tidak bersahabat
Permissive 1. Sikap acceptance-nya tingi, namun kontrolnya rendah
2. Memberi kebebasan
kepada anak untuk
menyatakan
dorongan/keinnginanya
1. Bersikap
implusif dan agresif
2. Suka
memberontak 3. Kurang memiliki
(52)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Suka
mendominasi 5. Tidak jelas arah
hidupnya 6. Prestasinya
rendah
Authoritative 1. Sikap acceptance
kontrolnya tinggi
2. Bersikap responsive terhadap kebutuhan anak 3. Mendorong anak untuk
menyatakan pendapat atau pernyataan
4. Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk
1. Bersikap bersahabat 2. Menikmati rasa
percaya diri 3. Mampu
mengendalikan diri (self control) 4. Bersikap sopan
5. Mau bekerja
sama
6. Memiliki rasa ingin tahunya yang tinggi 7. Mempunyai tujuan/arah hidup yang jelas 8. Berorientasi terhadap prestasi
Anak dalam keluarga yang bersifat demokratis akan mempunyai tanggung jawab yang besar terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pelajaran di sekolah, mampu berinisiatif dan kreatif serta mempunyai konsep diri yang positif, karena mereka berorientasi terhadap prestasi sehingga akan berpengaruh positif pada prestasi belajar anak. Sedangkan pola asuh yang bersifat otoriter dilihat dari profil perilaku anak, maka anak akan terhambat daya kreatifitas dan keberanian untuk mengambil keputusan/berinisiatif, tidak dapat mencetuskan ide-ide. Ini semua akan berpengaruh kurang baik terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan. Selain pola asuh yang bersifat otoriter, pola asuh yang bersifat permisifpun pada umumnya merugikan perkembangan anak. Pola asuh yang bersifat permisif
(53)
Isni Agustiawati,2014
Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
biasanya tidak menerapkan kedisiplinan. Cara ini membiarkan anak bertindak menurut keinginannya. Salah satu akibat dari pola asuh yang bersifat permisif adalah anak tidak mengenal disiplin. Jika hal tersebut terbawa dalam kebiasaan belajar yaitu anak tidak disiplin dalam belajar dan dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar di sekolah, maka akan berakibat prestasi belajar anak tidak baik.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam mempersiapkan penelitian ini untuk mendukung penelitian, peneliti mempelajari beberapa penelitian terdahulu yang terkait. Dimana dalam penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi referensi peneliti, yaitu:
Tabel 2.3
Daftar Sumber Penelitian Nama Peneliti Judul Penelitian/Jurnal Hasil
Indah Puspicahyani (2006)
Pengaruh Kesiapan Belajar, Pola Asuh Orang Tua Dan Gaya Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester 1 SMP Negeri 1 Banjarnegara
Terdapat pengaruh kesiapan belajar, pola asuh orang tua dan gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Muhammad Din
Haq (2009)
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Di MAN Malang I
Pola asuh orang tua berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap prestasi belajar siswa
Ninik Azizah (2012) Hubungan Tipe Pola Asuh Keluarga Dengan Prestasi Belajar (Studi Di Prodi D-III Kebidanan FIK Unipdu Jombang)
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tipe pola asuh keluarga dengan prestasi belajar.
(1)
75
Nizar, N. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Binawarga Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Puspicahyani, I.(2006). Pengaruh Kesiapan Belajar, Pola Asuh Orang Tua Dan Gaya Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester 1 SMP Negeri 1Banjarnegara Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
(2)
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:
Ahmadi, A.. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Alam. (2004). Akuntansi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
__________. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
__________. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia ________. (2011). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Jakarta: PT Refika Aditama
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gunarsa, S.D. (2000). Azas psikologi Keluarga Idaman, Jakarta: BPK Gunung Mulia
____________.(2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia
(3)
72
Hamidi M. dan Dasiemi S. (1991). Pola Asuh Orang Tua, Kenakalan dan Prestasi Belajar Siswa SD di Kecamatan Banjarsari. Surakarta: UNS Press.
Hanaifah, N., dan Suhana, C., (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama
Hardy M. dan Heyes S. (1986). Pengantar Psikologi. Alih Bahasa: Soenardji Jakarta: Erlangga
Hasan, I.(2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hawadi, R. A. (2004). Akselerasi: A-Z Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
King, L. A. (2010). Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika
Manurung. (1995). Manajemen Keluarga. Bandung : Indonesia Publishing House Nasution, T dan Nurhalijah. (1986). Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: BPK Guna Mulia
Nasution. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara Nazir, M.(2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
POPS. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi
Priyatno,D. (2011). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi
Purwanto.(2007).Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riduwan dan Sunarto. (2012). Pengantar Stastistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
________. (2012). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
(4)
________. (2013). Dasar- Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Santrock, J.W. (1995). Perkembangan Masa Hidup. Jilid I. Alih Bahasa: Juda Damanik. Jakarta: Erlangga
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekanto, S. (2004). Sosiologi Keluarga.Jakarta: Rineka Cipta
Soepeno, B. (2002). Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sudjana, N. (2005). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sukmadinata, N.S., (2011). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning (Teori Dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tirtonagoro, S. (2001). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.
Thoha, C. (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar (IKAPI)
Umar, H. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Walker, C. E. (1992). The Handbook of Clinical Child Psychology. Canada: A. Wiley-Inter Science
Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter Usia Dini (Strategi Membangun Karakter Di Usia Emas). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(5)
74
Yatim D.I., dan Irwanto. (1991). Kepribadian Keluarga dan Narkotika. Jakarta: Arcan.
Yusuf, S. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sumber Dokumen:
Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
_______ . (2003). UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Sumber Jurnal:
Azizah, N. (2012). Hubungan Tipe Pola Asuh Keluarga Dengan Prestasi Belajar (Studi di Prodi D-III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang).Jurnal D-III Kebidanan Hong, E. (2012). Impacts of parenting on children’s schooling. Journal of Student Engagement: Education matter. Vol. 2 No.1 p 36–41
Palupi, D. R. (2013). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Terhadap Pola Asuh Orangtua Dengan Prestasi Belajar Psikologi Angkatan 2010 Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Vol. 2, No. 01
Sugiharto. (2007). Pengaruh Sifat Pola Asuh Orang Tua dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Dalam Bidang Studi Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 2, No. 3
Turner E. A., Chandler M., and Heffer R. W. (2009). The Influence of Parenting Styles, Achievement Motivation, and Self-Efficacy on Academic Performance in College Student. Journal of College Student Development. Vol 50 No 3 p. 337-346
Sumber Skripsi/Tesis:
Haq, M. D. (2009). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di MAN Malang I. Skripsi. Malang: Program Sarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik
(6)
Nizar, N. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Binawarga Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Puspicahyani, I.(2006). Pengaruh Kesiapan Belajar, Pola Asuh Orang Tua Dan Gaya Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III Semester 1 SMP Negeri 1Banjarnegara Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret