Latar Belakang Penggunaan Obat-Obatan di Kalangan Rumahtangga Lingkungan (III) Kecamatan Medan Baru Pringgan Pada Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian sakit illness berbeda dengan penyakit disease. Sakit merupakan keluhan yang dirasakan seseorang bersifat subjektif, berbeda dengan penyakit yang terjadi pada organ tubuh bersifat objektif Rosenstock, 1974. Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit tanpa resepnasihat tenaga medis Anderson, 1979. Penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri persentase terbesar 91,04 di perkotaan dan 86,93 di pedesaan menggunakan obat sisanya menggunakan obat tradisional atau cara tradisional, Badan Pusat Statistik 2001. Menurut H. Sulanto Saleh 2004 Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada kejadian yang sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang stuip, dan perlukaan. Obat dan alat kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal tersebut. Secara umum berdasar angka kejadian obat dan alat kesehatan yang perlu disediakan adalah: 1 Obat batuk anak dan dewasa : Obat Batuk Hitam OBH, Obat Batuk Putih OBP, tablet antibatuk 2 Obat sakit perutdiare :oralit 3 Tablet maag 4 Obat pengurang rasa nyeridemam: parasetamol sirup dan tablet, aspirin tablet khusus dewasa 5 Obat untuk alergi: ctm dan salep antihistamin 6 Obat anti mabuk khusus bagi yang sering bepergian 7 Obat yang digunakan secara topikal dioleskan pada kulit: cairan antiseptik mercurochrom, povidon iodine, salepkrim anti histamin, salepkrim pengurang rasa nyeri kayu putih, minyak telon,balsern dll. 8 Tetesmata Universitas Sumatera Utara Alat kesehatan yang diperlukan di rumah tangga antara lain adalah: 1 Kasa pembalut 2 Pembalut elastis 3 Kasa steril 4 Plester bias maupun yang sudah ada anti infeksinya 5 Pembalut segi tiga mitela 6 Thermometer 7 Gelas pencuci mata Obat telah memberikan maanfat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Obat telah menurunkan angka kematian dan angka kesakitan dengan cara menyelamatkan jiwa, meningkatkan kesehatan, tetapi hanya jika obat tersebut tidak aman, tidak berkhasiat, tidak bermutu dan tidak digunakan benar dapat menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan kegagalan pengobatan bahkan kematian dan dalam jangka panjang akan membuang berbagai sumber dana dan manusia yang sebenarnya terbatas WHO 2004. Menurut Ali 2010 Satu penelitian cross sectional telah dilakukan di Lingkungan Sumatera Barat untuk mengetahui prevalensi, sikap dan tindakan masyarakat tentang penyimpanan dan pengobatan sendiri mendapati bahawa prevalensi penyimpanan obat-obatan yang tidak digunakan dan sikap tentang pengobatan sendiri adalah tinggi Penjagaan dan Pengobatan Sendiri. Menurut Notoadmodjo 2007 masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit, dan tidak merasakan sakit sudah tentu tidak akan bertindak apaapa terhadap penyakit tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha. Universitas Sumatera Utara Berbagai obat-obat yang beredar di Indonesia dengan segala fungsinya dapat diperoleh dalam berbagai sediaan obat. Menurut Batubara 2008, bentuk sediaan obat dapat berupa sediaan padat pulvis, tablet, kapsul, suppositoria, kaplet, lozenge, semi padat salep, krim, pasta, jelli, cair larutan, sirup, eliksir, guttae, injeksi, enema, gargarisma, douche, suspensi, emulsi, infusa, dan gas aerosol, gas. Dalam Permenkes No. 725a1989, untuk memudahkan pengawasan, penggunaan, dan pemantauan, obat digolongkan menjadi : a. Obat Bebas Obat bebas termasuk obat yang relatif paling aman, dapat diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotik juga dapat diperoleh di warungwarung. Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau. Contoh obat bebas yaitu parasetamol, vitamin C, antasida, dan Obat Batuk Hitam OBH. b. Obat Bebas Terbatas Obat golongan ini juga relatif aman selama pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada. Penandaan obat golongan ini adalah adanya lingkaran berwarna biru dan tertera peringatan dengan tulisan: P. No. 1: Awas Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya. P. No. 2: Awas Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P. No. 3: Awas Obat keras. Tidak boleh ditelan. P. No. 4: Awas Obat keras. Hanya untuk dibakar. P. No. 5: Awas Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan Obat bebas terbatas dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotik, toko obat ataupun di warung- warung. Contohnya obat anti mabuk Antimo, obat flu kombinasi, klotrimaleas CTM. c. Obat keras Obat keras dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Universitas Sumatera Utara Jika pemakai tidak memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan efek berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan kematian. Contoh obat golongan keras yaitu antibiotik tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya, serta obat-obatan yang mengandung hormon obat kencing manis, obat penenang, dan lainlain. d. Psikotropika Psikotropika adalah zatobat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi mengkhayal, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi merangsang bagi para pemakainya. Jenis obat psikotropika yaitu shabu-shabu dan ekstasi. e. Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya khayalan- khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya. Narkotika merupakan kelompok obat yang paling berbahaya karena dapat menimbulkan addiksi ketergantungan dan toleransi. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

1.2. Rumusan Masalah