BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Penggunaan Obat-Obatan di Kalangan Rumahtangga Lingkungan (III) Kecamatan Medan Baru Pringgan Pada Tahun 2013
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian Penggunaan Obat-obatan di Rumahtangga Lingkungan (111) kecamatan Medan Baru Pringgan pada Tahun 2013.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep PenelitianMasyarakat + Keluhan 1) TUJUAN PENGGUNAAN 2) JENIS OBAT 3) CARA PENGGUNAAN 4) PENGETAHUAN
BENAR ATAU SALAH
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Obat-obatan
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk mengobat penyakit, merawat gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan- bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit luka.
3.2.2. Rumah tangga
Rumah tangga yaitu seluruh urusan keluarga untuk hidup bersama, dikerjakan bersama di bawah pimpinan seseorang yang ditetapkan, menurut tradisi. (Ordinary Household) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur.
3.3. Cara Ukur Cara ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah melalui wawancara.
3.4. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis kuesioner yang terdiri atas 10 pertanyaan,
3.5. Hasil Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil pengukuran adalah tujuan penggunaan obat-obat di kalangan rumah tangga bagi tujuan apa.
3.6. Skala Pengukuran Skala pengukuran adalah jenis ordinal.
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Manakala penelitian jenis analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelaso antara fenomena atau antara faktor dengan faktor efek. Menurut Soekidjo (2010) maka jenis penelitian yang dipilih adalah deskriptif dengan desain penelitian adalah “cross-sectional” untuk meneliti Penggunaan Obat-obatan di Rumahtangga Lingkungan (III) kecamatan Medan Baru Pringgan pada Tahun 2013.
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kawasan Pringgan Lingkungan (III), Medan Baru dari bulan September hingga November 2013.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Suatu populasi menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi objek atau sasaran penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia maupun bukan manusia, seperti wilayah geografis, penyakit, penyebab penyakit, program-program kesehatan, gejala-gejala penyakit, dan lain sebagainya. Menurut Soekidjo (2010) maka populasi yang dipilih adalah rumah tangga di daerah Pringgan Lungkungan (III).
1) Kriteri Inklusi: a) Responden yang mampu berkomunikasi dengan baik.
b) Responden yang mampu membaca dan menulis.
c) Responden yang pernah mengkonsumsi obat atau pernah mempunyai pengalaman membeli obat. 2) Kriteri Ekslusi: a) Responden yang tidak tersedia menjadi subjek penelitian.
b) Responden menolak berpartisipasi dalam wawancara.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah “ Simple Random Sampling”. Menurut Soekidjo (2010) Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut.
= ²
2 d n = Besar populasi zα = Tingkat kemaknaan yang telah ditetapkan P = Proposi di populasi Q = 1-P d = Ketepatan ( absolut ) yang dihendaki
Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% sehingga untuk Zα^2 = 1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,5 karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan P=0,5 mempunyai nilai Q paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Ketepatan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10%.
Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : n = zα². pq d² n = 1,96² . 0,5(1-0,5)
2
(0.1) = 97 Berdasarkan perhitungan tersebut, besar sampel yang diperlukan adalah 97 orang. Maka dibulatkan ke 100 orang.
4.4 Metode Pengumpulan Data
4.4.1 Data Primer
Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapt lansung dari reponden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaaan- pertanyaan di dalam kuensioner ditanyakan lansung oleh surveyer kepada responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 15 pertanyaan.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data dari setiap responden akan dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti, dengan cara
editing, coding, classification dan tabulation. Kemudian, data diolah dengan menggunakan
analisis deskriptif. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan ; yaitu tahap pertama editing yaitu memeriksa nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua yaitu coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada bulan September tahun 2011 hingga November 2011. Pengambilan data telah dilakukan di daerah Pringgan di kalangan Rumahtangga Lingkungan (111) Kecamatan Medan Baru. Proses pengambilan data untuk penelitian telah dilakukan dengan menggunakan instrument kuisioner yang telah diisi oleh 100 orang rumahtangga. Data kuisioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Pringgan dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang terdapat dalam kecamatan Medan
Baru. Dimana kawasan Pringgan ini terletak pada Jalan Iskandar Muda setelah melewati simpang Jalan Abdullah Lubis hingga simpang Jalan Gajah Mada. Pringgan merupakan suatu kawasan yang strategik dengan penduduk yang padat.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini responden yang terpilih adalah sebanyak 100 orang rumahtangga yang berusia antara 25-60 tahun. Dari keseluruhan responden, responden diamati adalah berdasarkan umur dan tingkat pendidikan. Karakteristik responden pada penelitian ini dijabarkan seperti berikut.
Tabel 5.1 Penggunaan Obat-obatan Penggunaan Obat- Frekuensi (n) Persentase (%) obatan Ya 100 100 JUMLAH 100 100 Dari tabel 5.1didapati 100% responden yang menggunakan Obat-obatan.Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%) Laki-laki 2525 Perempuan 75 75 JUMLAH 100 100
Dari tabel 5.2 diatas didapati frekuensi tertinggi terdiri dari rumahtangga adalah perempuan
75% dan laki-laki 25%
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur. Umur (tahun) Frekuensi(n) Persentase (%) 25-35 tahun 17 17 36-45 tahun 29 29 46-55 tahun 40 40 56-60 tahun 14 14 JUMLAH 100 100Dari tabel 5.3 diatas didapati frekuensi tertinggi rumahatangga adalah kelompok umur 46-55 tahun 40% diikuti kelompok umur 36-45 tahun 29%. Frekuensi terendah rumahtangga adalah kelompok umur 56-60 tahun 14% Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Pekerjaan Frekuensi(n) Persentase (%) Pegawai negeri 20 20 Pegawai swasta 18 18 Pensiunan 10 10 Tidak bekerja 7 7 Wiraswasta 45 45 JUMLAH 100 100
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan. Pekerjaan Frekuensi(n) Persentase (%) SLTP 5252 SLTA 15
15 Akedemi 20 20
P.T 13 13
JUMLAH 100 1005.1.3 Hasil Analisis Data
5.1.3.1 Analisa Data Varibel Pengetahuan
Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variable pengetahuan tentang penggunaan obat-obatan.
Tabel 5.6 Tindakan Responden Bila Sakit. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Mengobati Sendiri 75 75
b) Berobat Sama Dokter 25 25 JUMLAH 100 100
Berdasarkan tabel 5.6 jumlah responden yang menjawab jawaban a) adalah 75% dan diikuti jawaban b) 25%.
Tabel 5.7 Apa Yang Dimaksudkan Dengan Pengobatan Sendiri. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Upaya pengobatan untuk mengatasi keluhan sakit yang dilakukan oleh masyarakat 69 69 untuk mengatasi keluhan sakit yand dialami.
b) Penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gejala riwayat nasihat 30 30 dokter.
c) Tidak tahu 1 1
JUMLAH 100 100Berdasarkan tabel 5.7 responden yang menjawab a) adalah sebanyak 69% diikuti b) 30% dan c) 1%.
Tabel 5.8 Alasan Responden Melakukan Pengobatan Sendiri. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Biaya Lebih Murah 68 68
b) Lebih Cepat 24 24
c) Alasan Sakit Ringan 8 8 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.8 responden yang menjawab a) adalah 68% diikuti b) 24% dan c) 8%.
Tabel 5.9 Apakah Responden Mengetahui Tentang Penggolongan Obat. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Tahu 8
8
b) Tidak Tahu 92 92 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.9 responden yang menjawab a) 8% dan menjawab b) 92%.
Tabel 5.10 Dari Mana Responden Mengetahui Tentang Penggolongan Obat. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Teman 17
17
b) Apotek 80 80
c) Lain-lain 3 3 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.10 responden yang menjawab a) 17% diikuti b) 80% dan c) 3%.
Tabel 5.11 Keluhan Yang Responden Obati Sendiri. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Batuk 18
18
b) Demam 73 73
c) Pilek 9 9 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.11 responden yang menjawab a) adalah 18%, b) 73% dan c) 9%.
Tabel 5.12 Obat Yang Dikonsumsi Untuk Penyakit Yang Responden Derita Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Obat Batuk 17
17
b) Obat Demam 73 73
c) Obat Pilek 9 9 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.12 responden yang menjawab a) 74%, b) 9% dan c) 17%.
Tabel 5.13 Tindakan Responden Apabila Obat Yang Dikonsumsi Telah Habis Namun Penyakit Belum Sembuh. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Membeli kembali obat yang sebelumnya dikonsumsi 16 16
b) Mengganti dengan obat yang yang lebih sesuai 31 31
c) Konsultasi dengan dokter 53 53
JUMLAH 100 100Berdasarkan tabel 5.13 responden yang menjawab a) 16%, b) 31% dan c) 53%.
Tabel 5.14 Tindakan Responden Apabila Penyakit Yang Diderita Telah Sembuh. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Tidak lagi diminum, disimpan untuk digunakan kembali 92
92
b) Tidak lagi diminum, dan dibuang 4 4
c) Meminum sampai habis 4 4 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.14 responden yang menjawab a) 92%, b) 4% dan c) 4%.
Tabel 5.15 Apakah Responden Mengetahui Aturan Obat Yang Diberikan. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Tahu 96
96
b) Tidak Tahu 4 4 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.15 responden yang menjawab a) 96% dan b) 4 %.
Tabel 5.16 Dari Mana Responden Mengetahui Aturan Obat. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Praktek Dokter 78
78
b) Apotek 22 22 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.16 responden yang menjawab a) 78% dan b) 22%.
Tabel 5.17 Apakah Responden Mematuhi Aturan Pemakaian Obat. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Iya 53
53
b) Tidak 47 47 JUMLAH 100 100 Berdasarkan 5.17 responden yang menjawab a) 53%, b) 47%.
Tabel 5.18 Apakah Responden Mengetahui Masa Kadaluarsa Obat Yang Dikonsumsi. Jawaban Frekuensi (n) Persentase (%)a) Tahu 16
16
b) Tidak Tahu 84 84 JUMLAH 100 100 Berdasarkan tabel 5.18 responden yang menjawab a) 16% dan b) 84%.
Tabel 5.19 Distribusi Frekuensi Nama Obat Yang Digunakan Nama Obat Frekuensi (n) Persentase (%) Parasetamol60
60 Aspirin
16
16 Sanmol
10
10
7
7 Bromhexine
Fenilpropolamin
7
7 Total 100 100 Dari tabel 5.19 dapat disimpulkan 60% rumahtangga menggunakan Panadol diikuti 16% menggunakan Aspirin, Sanmol 10% Bromhexine 7% dan 7% lagi menggunakan Fenilpropolamin.
5.3 Pembahasan
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk mengobatienurut tabel 5.1 100% responden saya menggunakan obat-obatan di rumahtangga. Menurut (WHO 2002) obat adalah salah satu alat penting yang diperlukan untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan. Namun, terlalu banyak orang di seluruh dunia obat- obatan masih terjangkau, tidak tersedia, tidak aman dan tidak layak digunakan. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia tidak memiliki akses rutin terhadap obat-obatan esensial. Jika tersedia, obat-obatan yang sering digunakan secara tidak benar: sekitar 50% dari semua obat yang diresepkan, dibagikan atau dijual secara tidak tepat, sedangkan 50% dari pasien gagal untuk mengambil obat mereka secara tepat. Menurut (Kathleen 2011) di seluruh dunia, diperkirakan bahwa lebih dari setengah dari semua obat yang diresepkan, dibagikan atau dijual tidak tepat . Selain itu, telah diperkirakan bahwa setengah dari semua pasien gagal untuk mengambil obat mereka seperti yang ditentukan atau dispensasi. Penggunaan irrasional bisa dalam berbagai lain bentuk, misalnya, polifarmasi, kegagalan untuk meresepkan sesuai dengan pedoman klinis dan pengobatan sendiri tidak tepat.
5.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tabel Demography
Dari tabel 5.2 dapat dilihat kebanyakkan reponden terdiri dari perempuan( 75% ) dari laki-laki ( 25% ) ini karena ibu-ibu yang biasa menguruskan rumah manakala laki-laki berkerja. Dari tabel 5.3 dapat dilihat responden tertinggi rumahtangga adalah dari kelompok 46-55 tahun ( 40% ) dan terendah adalah dari kelompok 56-60 tahun ( 14% ). Dari tabel 5.4 dapat dilihat wiraswasta merupakan frekuensi pekerjaan tertinggi ( 45% ) dan yang terendah tidak bekerja ( 7% ). Dari tabel 5.5 dapat dilihat distribusi responden tertinggi berdasarkan pendidikan adalah dari SLTP ( 52% ) dan terendah adalah P.T ( 13% ), hasil ini mempengaruhi hasil kuensioner rumahtangga dari pendidikan tertinggi memberikan hasil yang baik.
5.3.2 Hasil Analisa Data Kuensioner
Dari penelitan yang dilakukan tindakan responden apabila sakit sebanyak ( 75% ) mengobati sendiri dan ( 25% ) berobat sama dokter. Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang dipersepsikan secara berbeda. Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. Persepsi sehat dan sakit adalah relatif antara satu individu dengan individu lain.Ini dapat dilihat kebanyakkan responden di kawasan pringgan mengobati sendiri.
Hal ini kerena responden melakukan pengobatan sendiri dapat dilihat dari tabel 5.8 alasan responden melakukan pengobatan sendiri biaya lebih murah ( 68% ). Pengobatan sendiri merupakan upaya pengobatan yang mengacu pada kemampuan sendiri, tanpa petunjuk dokter atau tenaga medis, untuk mengatasi sakit atau keluhan penyakit ringan dengan menggunakan obat-obat yang di rumah atau membeli langsung ke toko obat atau apotek. Keberhasilannya akan mengurangi beban pusat-pusat pelayanan kesehatan, biaya yang dikeluarkan relative murah.
Responden memahami dengan pengobatan sendiri adalah upaya pengobatan untuk mengatasi keluhan sakit yang dialami ( 69% ) penggunaan obat oleh masyarakat untuk mengurangi gelaja riwayat nasihat dokter ( 30% ) dan tidak tahu ( 1% ) Dalam sistem penyelenggaran kesehatan, pengobatan sendiri menjadi utama dan terbesar yang dilakukan masyarakat. Menurut World Health Oraganization ( WHO ) swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat, baik obat modern maupun obat tradisional oleh seorang untuk mengobati penyakit yang dikenali sendiri. Responden yang tahu tentang penggolongan obat ( 8% ) dan yang menjawab tidak tahu ( 92% ) dan dari tabel 5.10 dari mana responden mengetahui tentang penggolongan obat kebanyakkan dari apotek ( 80% ) . Hal ini dapat dilihat menurut Badan Pom RI ( 2009 ) sebelum menggunakan obat masyarakat harus mampu memilih obat yang akan digunakan dengan mempertimbangkan efek samping, kontraindikasi dan interaksi obat yang mungkin timbul. Perlunya masyarakat sebagai konsumen obat untuk mengetahui informasi penting yang ada pada setiap kemasan atau label obat. Menurut Anonim, ( 2007 ) Masyarakat lebih memilih apotek untuk mendapatkan informasi tentang obat- obat yang digunkan.
Keluhan yang responden dapat mengobati sendiri dengan menjawab demam ( 73% ) diikuti batuk ( 18% ) dan c) pilek ( 9% ) dan dari tabel 5.12 dapat dilihat obat yang dikonsumi untuk keluhan yang responden derita dari tabel 5.11 obat batuk ( 18 % ), demam ( 73% ) dan obat pilek ( 9% ) .Menurut Susenas ( 2001 ) menunjukkan bahwa keluhan sakit yang diderita oleh penduduk indonesia berdasarkan urutan terbesar adalah panas,demam, flu , batuk, sakit kepala, sakit gigi dan diare. Pada penelitian sebelumnya menujukkan kelompok terapi obat yang paling banyak digunakan di masyarakat berdasarkan urutan terbanyak adalah obat flu, analgetika/antipiretika, obat kulit dan obat batuk (Sjamsulhidayat, 1990).
Dari tabel 5.13 tindakan responden apabila obat yang dikonsumi telah habis namun keluhan belum sembuh membeli kembali obat yang sebelumnya dikonsumi ( 16% ) mengganti dengan obat yang lebih sesuai ( 31% ) dan konsultasi dokter ( 53% ) Perlunya informasi yang benar tentang obat dari pelayan kesehatan agar tidak terjadi penyalahgunaan obat. Tindakan responden apabila penyakit yang diderita telah sembuh tidak lagi diminum, disimpan untuk digunakan kembali ( 92% ), tidak lagi diminum, dan dibuang ( 4% ), meminum sampai habis ( 4% ). Obat-obat yang diberi tanda harus diminum sampai habis biasanya adalah antibiotika seperti amoksilin, ampisilin, kloramfenikol dan eritromisin. Obat antibiotika ini bekerja membunuh kuman karena itu diberikan untuk mengobati penyakit infeksi seperti radang saluran pernapasan, radang lambung, dan lain-lain. Jika dipakai tidak sesuai dosis semestinya, maka penyakit tidak akan sembuh dan dapat menimbulkan resistensi antibiotika. Itu sebabnya jika diberikan antibiotika pasien harus meminum sampai habis agar dosis yang sudah diperhitungkan dapat terpenuhi. Obat-obat yang diberi tanda jika perlu biasanya obat-obat yang dimaksudkan hanya untuk meredakan gejala sakit (simptomatis) misalnya obat untuk menurunkan panas, mengurangi rasa sakit misalnya parasetamol, asam mefenamat, antalgin. Obat-obat ini digunakan hanya untuk menghilangkan gejalanya saja. Jika gejala yang dirasakannya telah hilang sebaiknya pemakaian obat dihentikan.
Responden mengetahui aturan obat yang diberikan yang tahu ( 96% ) dan tidak tahu ( 4% ). Selain itu, responden mengetahui aturan pemakaian obat responden yang praktek dokter ( 78% ) apotek ( 22% ). Disinilah peran serta dokter sangat dibutuhkan sebagai pemberi informasi yang benar tentang obat agar tidak terjadi penyalahgunaan obat-obatan. Dari penelitian yang dilakukan responden yang mematuhi aturan pemakaian obat adalah ( 53% ) dan tidak ( 47% ) menurut Kulinegara ( 2008 ) masyarakat kini lebih prihatin tentang aturan pemakaian obat-obatan, ini kerena obat dapat menyembuh keluhan yang dialami Responden mengetahui masa kadaluarsa obat yang dikonsumi yang menjawab tahu ( 16% ) dan tidak tahu ( 84% ), masyarakat megetahui kadalursa obat dari dokter, hal ini kerena obat yang kadalursa dapat mengakibatkan keracunan.
Daripada total responden saya didapati Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi pelbagai keluhan yang dihadapi. Parasetamol digunakan banyak untuk demam,sakit kepala,sakit gigi dan sakit otot.Demikian juga shankar et al (2003) yang mendapatkan bahwa parasetamol dan golongan analgetika lainnya memiliki persentase terbanyak digunakan dalam pengobatan sendiri di Nepal. Kemudian diikuti Aspirin sebanyak ( 16% ). Asprin biasanya digunkan untuk meredakan nyeri dan menurunkan panas, demam dan anti radang. Distribusi frekuensi obat yang digunakan terendah adalah Bromhexine dan Fenilpanolamin masing ( 7% ). Menurut Rahayu (2004) Fenilpropanolamin merupakan pelega hidung ( dekongestan )pederita penyakit jantung tidak diperbolehkan menggunakan obat ini. Efek samping obat dapat menaikkan tekanan darah dan Bromhexine sebagai obat batuk.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Penggunaan Obat-obatan di Kalangan
Rumahtangga Lingkungan (111) Kecamatan Medan Baru Pringgan Pada Tahun 2013, dapat disimpulkan bahawa :
1. Sebahagian dari rumahtangga mengobati sendiri apabila sakit.
2. Obat demam yang paling banyak digunakan adalah obat demam.
3. Responden kebanyakan tidak mengetahui cara penggunaan obat secar benar.
4. Kebanyakan rumahtangga tidak mengetahui masa kadaluarsa obat yang dikonsumsi.
5. Kebanyakan rumahtangga melakukan pengobatan sendiri kerana biaya lebih murah.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil yang didapati pada penelitian ini, maka dikemukan beberapa saran seperti berikut :
1. Disarankan agar para dokter dan tenaga medis lebih menjelaskan perihal obat dan penggunaan.
2. Penyuluhan obat dan kadaluarsa obat harus diberikan kepada rumahtangga melaui penyuluhan kepala kamling dan ( DKK )
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi instansi pemerintah dalam membuat kebijakan mengenai pengunaan obat-obatan di kalangan rumahtangga.