RELEVANSI METODE PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ‘ABDULLAH NASHIH ULWAN UNTUK REMAJA

(1)

RELEVANSI METODE PENDIDIKAN ISLAM

MENURUT ‘ABDULLAH NASHIH ULWAN UNTUK REMAJA

SKRIPSI

Oleh:

Hidha Fildatun Azizah NPM: 20120720213

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

ii

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) strata Satu

Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Hidha Fildatun Azizah

NPM: 20120720213

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa

: Hidha Fildatun Azizah

Nomor Mahasiswa

: 20120720213

Program Studi

: Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri dan belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 06 September 2016

Yang membuat pernyataan

Hidha Fildatun Azizah

NPM: 20120720213


(4)

v

َلِإ ُعْدُا

َِب ُمَلْعَأ َوُ َكَبَر َنِإ ْنَسْحَأ َيِ َِِلاِب ْمُِْْداَجَو ِةَنَسَْْاِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْْاِب َكِبَر ِليِبَس

ْن

َنيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َوَُو ِهِلْيِبَس ْنَع َلَض

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

.


(5)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua Orang tua ku yaitu bapak H.

Musta’in dan Ibu

Hj. Dwi noryani, semoga seluruh

tetesan keringan dan air mata kalian untuk anakmu ini akan dibalas dengan Jannah-Nya..

Keluarga ku yaitu Mbak novi dan Mbak nina serta adek-adek ku: Amri, Faris dan Mirzaq

semoga selalu sayang sama hilda.

Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta


(6)

vii

HALAMAN NOTA DINAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

ABSRAK ... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 6

C.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

D.

Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A.

Tinjauan Pustaka ... 9

B.

Kerangka Teori ... 11

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 29

B.

Sumber Penelitian ... 29


(7)

viii

2

Data Sekunder ... 29

C.

Pendekatan Pendekatan ... 30

D.

Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Biografi Abdullah Nasikh Ulwan ... 32

1

Riwayat Hidup ... 32

2

Corak Pemikiran ... 34

3

Karya-karya Abdullah Nasikh Ulwan ... 35

4

Deskripsi Sinkat Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam ... 37

B.

Metode Pendidikan Menurut Abdullah Nasikh Ulwan ... 38

1

Metode Keteladanan ... 39

2

Metode Adat Kebiasaan ... 40

3

Metode nasihat ... 40

4

Metode Perhatian danPengawasan ... 43

5

Metode Hukuman ... 44

C.

Psikologi Remaja

1

Definisi Remaja ... 45

2

Karakterisrik Remaja ... 46

a.

Perkembangan Fisik ... 46

b.

Ciri-ciri Seks Sekunder ... 47

c.

Perkembangan Kognitif ... 47

d.

Perkembangan Emosi ... 48


(8)

ix

D.

ANALISIS METODE PENDIDIKAN MENURUT ABDULLAH NASIKH

ULWAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI REMAJA ... 50

1

Metode Mendidik Remaja Dengan Keteladanan ... 53

2

Metode Mendidik Remaja Dengan Kebiasaan ... 54

3

Metode Mendidik Remaja Dengan Nasihat ... 55

4

Metode Mendidik Remaja Dengan Pengawasan ... 56

5

Metode Mendidik Remaja Dengan Hukuman ... 56

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 60

B.

Saran ... 61

C.

Kata Penutup ... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE


(9)

(10)

psikologi remaja dan ketiga, untuk mengetahui relevansi metode pendidikan Islam menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan untuk remaja.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber primer penelitian adalah Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Data dikumpulkan dengan cara dokumentasi. Teknik analisis menggunakan kajian isi dengan tahapan: 1) mengumpulkan data yang sesuai dengan kerangka berfikir peneliti. 2) Menyeleksi data. 3) Menyusun data sesuai alur pikir peneliti. 4) Mengintrepetasikan data sesuai konteks yang berkembang.

Hasil penelitian: 1) Lima metode mendidik anak menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan yaitu metode dengan keteladanan, adat kebiasaan, nasihat, perhatian dan pengawasan serta hukuman. 2) Perkembangan psikologi remaja terjadi dalam aspek fisik ditandai adanya ketertarikan dengan lawan jenis, aspek kognitif dengan berfikir idealis dan mudah mengkritik, aspek emosi ditandai kurang bisa mengatur emosi, aspek moral ditandai rasa ingin dihargai dan diakui, aspek sosial ditandai mulai bergabung dengan komunitas yang sama serta aspek religiusitas ditandai rasa kagum terhadap seseorang yang taat beragama 3) Diantara lima metode pendidikan Islam menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan yang relevan untuk remaja adalah metode keteladanan, kebiasaan dan nasihat.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intrauterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologi dan kognitif (Soetjianingsih, 2007:1).

John W. Santrock (2003: 26) mengemukakan bahwa “Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Dalam kebanyakan budaya, remaja dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18-22 tahun”. Sedangkan menurut Mappiare (1982) masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu remaja awal dengan usia 12 tahun sampai 17 tahun, remaja akhir dengan usia 18 tahun sampai 21 tahun. (Ali, 2005: 9).


(12)

Remaja dalam Islam dikategorikan sebagai fase baligh, usia seseorang telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sudah mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk , sehingga ia diberi beban tanggung jawab atas perbutan yang dilakukan (taklif). Tidak ada batas usia yang tetap mengenai kapan waktunya memasuki usia balig, karena setiap remja berbeda-beda tetapi berkisar antar 15-18 tahun(Al-Jauziyah, 2012: 539-540). Sebagaimana dalam hadist riwayat Ali bin Abi Thalib

ُر ِﻓ َﻊ

ْﻟا

َﻘ َﻠ

َﻢ

َﻋ ْﻦ

َﺛ

َﻼ

َﺛ ٍﺔ

َﻋ ِﻦ

ﱠﻨﻟا

ِﺋﺎ

َﺣ ﻢ

ﱠﱴ

َﻳ

ْﺴ َـﺘ

ْﻴ ِﻘ

َﻆ

َو

َﻋ ِﻦ

ﱠﺼﻟا

ﱠِﱯ

َﺣ

ﱠﱴ

َﻳ

ِﺸ

َﺐ

َو

َﻋ ِﻦ

ْﻟا َﻤ

ْﻌ ُﻄ

ِفﻮ

َﺣ

ﱠﱴ

َـﻳ ْﻌ

ِﻘ

َﻞ

(نﺎﺨﻴﺸﻟا ﻩاور)

Suatu perbuatan dianggap ada dari tiga hal, yaitu dari seseorang yang sedang tidur hingga dia terbangun, dari seorang anak kecil hingga dia bermimpi basah dan dari seseorang yang gila hingga dia sadar.

Secara psikologi remaja sudah memiliki kemampuan dalam memahami beban taklif, baik menyangkut dasar-dasar kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan prosedur atau cara pelaksanaannya. Kemampuan tersebut menunjukkan kematangan akal pikiran, dan kesadaran sesorang dalam berperilaku sehingga dia pantas diberi taklif.

Selain hal tersebut remaja juga merupakan harapan bagi masa depan kehidupan, baik masa depan di dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat serta bernegara. Maju mundurnya suatu negara yang akan datang diamanatkan kepada bagaimana generasi muda dalam memimpin dan menjalankan roda perputaran kebijakan suatu pemerintahan (Laela,2006: 4). Mulianya harapan yang diberikan remaja sudah


(13)

3

seharusnya menjadi perhatian khusus bagi para pendidik agar tidak berputus asa dalam mendidik para remaja.

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap secara dewasa. Diantara tugas-tugas perkemabangan masa remaja menurut Hurlock adalah mampu menerima keadaan fisiknya, mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa, mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis, mencapai kemandirian emosional dan ekonomi, mengembangkan konsep dan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran di masyarakat serta mempersiapkan diri untuk memasuki pernikahan (Ali, 2005: 10).

Melihat harapan mulia yang diamanahkan kepada remaja serta beban psikologi yang mereka tanggung akibat perubahan-perubahan baik itu perubahan fisik, rohani, pikiran, perasaan dan sosial maka para pendidik diharuskan selalu mendampingi dalam masa-masa kritis ini. Para pendidik tetap memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan islam terhadap remaja sebagai benteng pertahanan dari adanya perubahan-perubahan tersebut. Walaupun tidak dipungkiri mendidik anak usia remaja sangat tidak mudah karena egoisme dalam diri remaja sedang berada di puncaknya. Sehingga perlunya para pendidik remaja menggunakn metode-metode yang dapat diterima oleh para remaja.


(14)

Mendidik anak merupakan tanggung jawab yang berat. Rasulullah SAW telah menyebutkan dengan tepat tanggung jawab itu yaitu sebagian seorang pemimpin harus berhati-hati terhadap yang dipimpinnya. Orang tua harus terus menerus mengawasi dan memperhatikan sehingga yakin bahwa anak remajanya tidak tersesat dan jatuh. Seseorang tidak bisa dibiarkan tumbuh dan berkembang begitu saja tanpa merawat dan membembing. Karena anak bisa tumbuh liar tak terkendali. Pendidikan merupakan tanggung jawab dan kewajiban orang tua karena anak sebagai amanah Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadits:

َأ

ْﻛ ِ

ﺮ ُﻣ

َأ اﻮ

ْو َﻻ

َد ُﻛ

ْﻢ

َو َأ

ْﺣ

ِﺴ

ُﻨ

َأ اﻮ

َد َـﺑ

ُﻬ ْﻢ

َﻓ ِﺈ

ﱠﻧ َﺄ ْو

َﻻ َ

د ُﻛ

ْﻢ

َﻫ ِﺪ

ﱠﻳ ٌﺔ

ِإ َﻟ ْﻴ

ُﻜ

ْﻢ

(ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑإ ﻩاور)

Hormatilah anak-anakmu sekalian dan perhatikanlah pendidikan mereka, karena anak-anakmu sekalian adalah karunia Allah SWT kepadamu . (HR. Ibnu Majah) (Al-Khafidz Abi Abdillah, tt: 391). Hadits tersebut mengandung perintah untuk pada orang tua untuk memperhatikan pendidikan dan mengarahkan anak-anakny kepada akhlak mulia sesuai ajaran agama Islam. Sekalipun anak memiliki kesiapan yang besar untuk menjadi baik, sekalipun fitrahnya bersih dah lurus, tapi tidak tertuntun kepada prinsip pendidikan yang utama selagi pendidik tidak memiliki akhlak dan nilai kemuliyaan. Semua pengharapan yang positif dalam diri anak tidak dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang memadai, selaras dan seimbang.

Peran pendidik terutama orang tua sangat besar terhadap pendidikan remaja, karena fase ini merupakan fase kritis kehidupan individu, maka orang tua hendaknya mengajari tentang pengawasan Allah atas dirinya,


(15)

5

dan ikut mengawasi, membimbing dan mengarahkan agar remaja tidak terjerumus kepada hal-hal yng merusak agama, jiwa dan akalnya. Tugas berat orang tua kepada anak ini disampaiakan Allah secara langsung dalam firman-Nya:

َﻳ َأﺎ

ﱡـﻳ َﻬ

ﱠﻟاﺎ

ِﺬ ْﻳ

َﻦ

َﻣآ ُﻨ

ُﻗ اﻮ

َأ اﻮ

ْـﻧ ُﻔ

َﺴ

ُﻜ

ْﻢ َ

و َأ

ْﻫ ِﻠ ْﻴ

ُﻜ

ْﻢ َﻧ

ًرﺎ

َو ا

ُـﻗ ْﻮ ُد

َﻫ

ﱠﻨﻟا ﺎ

ُسﺎ

َو

ِْﳊا

َﺠ

َرﺎ ٌة

َﻋ

َﻠ ْـﻴ

َﻬ ﺎ

َﻣ َﻼ

ِﺋ

َﻜ

ٌﺔ

ِﻏ

َﻼ

ٌظ

ِﺷ

َﺪ

ٌدا

َﻻ

َـﻳ ْﻌ

ُﺼ

َنﻮ

َﷲا

َﻣ

َأ ﺎ

َﻣ َﺮ ُﻫ

ْﻢ

َو َـﻳ

ْﻔ َﻌ ُﻠ

َنﻮ

َﻣ

ُـﻳ ﺎ

ْﺆ َﻣ ُﺮ

ْو َن

:ﱘﺮﺤﺘﻟا)

٦

(

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alalh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan sealalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6).

Bentuk penjagaan orang tua terhadap anak-anak remaja adalah selalu mengawasi, memberi tauladan baik serta menjadi patner yang siap membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi remaja. Hal yang paling penting adalah selalu memberikan pendidikan islam kepada remaja sebagai pengingat dan bekal melewati masa-masa kritis remaja agar dia tidak hanyut dalam indahnya masa remaja yang penuh fatamorgana. Menurut Rouseau dalam penerapan pendidikan harus didasarkan pada alam dimana anak itu hidup (Rifa’i, 1984: 18). Mendidik remaja tidak semudah dalam mendidik anak kecil atau orang dewasa, sehingga perlu metode pendidikan yang sesuai dengan perubahan psikologi remaja.

‘Abdullah Nasih Ulwan merupakan ulama ahli bidang pedidikan, yang karyanya sudah terkenal dan menjadi rujukan para pendidik di setiap zaman. Salah satu karyanya yang terkenal adalah berjudul “Tarbiyatul


(16)

Aulad Fil Islam”, yang di dalamnya memuat metode-metode yang berpengaruh terhadap anak. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai relevansi metode pendidikan islam menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan untuk remaja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1 Bagaimana metode pendidikan yang ditawarkan oleh ‘Abdullah Nasih Ulwan?

2 Bagaimana perkembangan psikologi remaja?

3 Bagaimana relevansi metode pendidikan Islam menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan untuk remaja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1 Untuk mengetahui metode pendidikan Islam menurut Abdullah

Nasih Ulwan?

2 Untuk Mendekripsikan perkembangan psikologi remaja.

3 Untuk mengetahui relevansi metode pendidikan Islam ‘Abdullah Nasih Ulwan untuk remaja.

D. Kegunaan Penelitian

1 Kegunaan secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilimu pengetahuan, wawasan dan kepustakaan Islam khususnya dalam bidang ilmu psikologi pendidikan.


(17)

7

2 Kegunaan secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan metode mendidik remaja bagi konselor anak, pendidik lembaga pendidikan formal maupun non formal, orang tua dan juga sebagai tambahn ilmu bagi para pembaca.

E. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan disusun secara sistematis, runtut dan terarah. Oleh karena itu, maka penelitian ini dituliskan dengan sistematika berikut ini:

Bab pertama, berisi pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan.

Bab kedua, memuat uraian tentang tinjauan pustaka dan kerangka teori yang relevan dan terkait dengan judul.

Bab ketiga, memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan, mencakup jenis penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan data serta analisis data yang digunakan.

Bab keempat, merupakan hasil dan pembahasan. Pada bab ini akan diuraikan biografi ‘Abdullah Nashih Ulwan dan buku karyanya yang berjudul “Tarbiyatul Aulad Fil Islam” kemudian dipaparkan juga secara rinci kondisi psikologis remaja dalam ranah emosi, spiritual, intelektual, sosial dan moral. Selanjutnya relevasi metode pendidikan menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan untuk remaja.


(18)

Bab kelima merupakan penutup, yang memuat kesimpulan dan saran-saran yang bersifat membangun berdasarkan hasil penelitian.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjaun pustaka dilakukan agar tidak terjadi pengulangan penelitian terhadap objek yang sama. Adapun penelitian tentang metode pendidikan islam bagi remaja ini telah dilakuaknan oleh beberapa peneliti, diantaranya:

Hirpan (2007) tentang Pendidikan Sosial Dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Karya ‘Abdullah Nasih Ulwan Telaah Materi Dan Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif kepustakaan, dengan menggunakan pendekatan filosofis dan historis. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pendidikan sosial menjadi acuan dalam pendidikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Selanjutnya, N. Hartini (2011) tentang Metodologi Pendidikam Anak Dalam Pandangan Islam (Studi Cara Rasulullah saw Mendidik Anak). Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat metode-metode dalam mendidik anak yang disarikan dari berbagai pendapat ahli pendidikan yang besumber dari contoh yang diajarkan oleh Rasulullah saw semasa hidupnya.

Selanjutnya, Rohmat Hidayat (2012) tentang Pengaruh Masa Pubertas Terhadap Perilaku Psikososial Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1


(20)

Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan empirik dan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan angket. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Perilaku masa pubertas kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberjaya Kabupaten Majalengka sebesar 72,4% dan ini dikategorikan kuat atau tinggi.

Kemudian, Yuni Irawati (2013) tentang Metode Pendidikan Karakter Islami Terhadap Anak Menurut Abdullah Nasih Ulwan Dalam Buku Pendidikan Anak Dalam Islam Dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Nasional. Penelitian ini merupakan penelitian library reseach, pendekatan yang digunakan dengan data kualitatif. Adapun pendekatannya dalah filosofis dedagogis. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah adanya relevansi terhadap tujuan pendidikan nasional yaitu sama-sama meghantarkan pada pendidikan keimanan (iman, taqwa dan ruh sehat) dan pendidikan intelektual (moral dan sosial).

Yang terakhir, Sulkhan Sofyan (2015) tentang Materi dan Metode pendidikan Anak Menurut Abdullah Nasih Ulwan ditinjau dari Perspektif Catur Pusat Pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakn pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan ada beberapa materi pendidikan yaitu keimanan, moral, fisik, rasio, jiwa, sosial dan seksual. Sedangkan lima metode mendidik yaitu keteladanan, adat, nasehat, perhatian dan hukuman. Dari materi dan metode tersebut selarat dengan pola pendidikan catur pusat pendidikan.


(21)

11

Dari penelusuran penelitian-penelitian yang ada, belum ada satupun yang membahas metode pendidikan remaja menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan dalam buku Pendidikan anak dalam Islam dalam tinjauan psikologi. Sehingga kiranya penting untuk diadakan penelitian pada objek ini. B. Kerangka Teoritik

1. Metode Pendidikan islam

a. Pengertian Metode dan Pendidikan Islam

Metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (2002:740).

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam dijelaskan bahwa metode berasal dari dua kata yakni meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut (Nata, 1997: 91). Metode dalam bahasa Arab memiliki arti Ṭarīqatun, manhajun, dan nidhāmun (Warson, 1997: 849).

Kata pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat tambahan pen dan akhiran -an (Nata, 1997:4). Definisi


(22)

pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (2002: 263). Dalam bahasa Inggris, pendidikan diartikan education, sedangkan dalam bahasa Arab diartikan dengan kata tarbiyah, yang berarti memelihara, membesarkan dan mendidik sekaligus mengandung makna mengajar (‘allama ta’līm). Istilah lain yang biasa digunakan adalah istilah ta’dīb yang berarti susunan (Nata, 1997: 4-5).

Menurut Ahmad Marimba pendidikan itu sebagai “suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan ruhani murid menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Berdasarkan definisi tersebut, pendidikan memiliki beberapa unsur yaitu usaha, guru, murid, dasar dan tujuan.

Dalam buku Al-Ghazali Berbicara tentang Pendidikan Islam merumuskan pengertian pendidikan menurut al-Ghazali sebagai berikut:

“Proses memanusiakan manusia sejak kecil sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendidikan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna (Safroni, 2013:79).


(23)

13

Pendidikan Islam merupakan usaha sadar yang dilaksanakan berlandaskan ajaran Islam untuk membimbing dan membina manusia agar menjadi manusia muslim dan mukmin yang dapat meningkatkan rohani (jiwa), akal dan hawa nafsunya sehingga ia mampu hidup lebih baik produktif bagi kebutuhan diri, keluarga, dan masyarakat (Hartini, 2011: 30).

Sedangkan tujuan dari pendidikan Islam sejalan dengan QS. Al-Baqarah ayat 201 dan Al-Qashas ayat 77, diantaranya agar peserta adalah agar peserta didik dapat menjadi hamba Allah yang mampu meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, agar peserta didik memiliki ilmu, iman dan amal shaleh serta memiliki ketrampilan dan kemandirian sehingga mampu menghadapi kehidupan dunia dengan baik (Anis, 2012: 183).

b. Macam-macam metode Pendidikan Islam

Secara mendasar bahwa sifat dari sebuah metode dengan tujuan pendidikan agama Islam setidaknya harus didasarkan pada tiga aspek (Langgulung, 1995: 16). Yaitu:

1) Asumsi dasar manusia

2) Teori pertumbuhan dan perkembangan 3) Aspek pendidik sebagai pelajar

Metode pendidikan yang digunakan oleh Rasulullah saw sangatlah banyak. Abdul Fattah Abu Ghuddah telah menyebutkan


(24)

40 metode pendidikan dan pengajaran Rasulullah saw. dalam karyanya. Macam-macam metode yang dipaparkan adalah:

1) Metode modeling dan etika mulia (keteladanan)

2) Metode pengajaran graduasi (pentahapan sesuai tingkatan) 3) Metode situasional dan kondisional

4) Metode selektif dan proporsional 5) Metode interaktif dialogis (tanya jawab)

6) Metode pertanyaan (berpikir logis dan rasional)

7) Metode pertanyaan untuk menyelami kecerdasan dan pemahaman

8) Metode analogi

9) Metode tasybih (membuat persamaan antara beberapa hal yang berbeda)

10) Metode menulis (menggambar)

11) Metode bahasa lisan dan isyarat (anggota tubuh) 12) Metode demonstrasi dengan alat peraga

13) Metode pre tes

14) Metode jawaban proporsional

15) Metode jawaban secara panjang lebar 16) Metode menjawab diluar konteks dan tema 17) Metode pengulangan pertanyaan

18) Metode menggunakan metode jawaban orang lain 19) Metode pertanyaan dan pujian


(25)

15

20) Metode membenarkan kasus dengan sikap diam 21) Metode memilih momentum kondusif

22) Metode humor

23) Metode meyakinkan dengan cara bersumpah 24) Metode mengulang-ulang materi

25) Metode mengubah posisi, dan mengulang pertanyaan

26) Metode membangkitkan perhatian dengan mengulangi penjelasan dan menunda jawaban

27) Metode membangkitkan perhatian dengan memegang tangan peserta didik

28) Metode membangkitkan kuriositas dengan membiarkan sesuatu tetap tidak jelas

29) Metode penjelasan secara global dan detail 30) Metode penyebutan bilangan secara global 31) Metode nasehat dan peringatan

32) Metode motivasi dan ultimatum 33) Metode cerita

34) Metode memberikan kata pengantar 35) Metode bahasa isyarat

36) Metode konsistensi dan prioritas tehadap pendidikan perempuan

37) Metode menampakkan kemarahan 38) Metode media teks


(26)

39) Metode menggunakan bahasa asing 40) Metode menampilkan kepribadian luhur

Adapun Metode mendidik peserta didik yang bersumber dari Al-Qur’an maupun hadits Rasul menurut Awy’ A. Qolawun dalam buku karyanya ada 35 metode, diantaranya:

1) Praktik secara langsung (Dakwah bil Haal) 2) Memberikan pelajaran secara gradual 3) Menghindari kejenuhan murid

4) Memperhatikan perbedaan kemampuan dan tingkat setiap murid

5) Dialog dan tanya jawab 6) Diskusi dan lialektika

7) Observasi terhadap kecerdasan murid 8) Analogi atau kiasan

9) Alegori dan persamaan 10) Visualisasi dengan gambar

11) Menggunkan isyarat gerak tangan saat menerangkan 12) Penggunaan alat peraga

13) Memberikan keterangan langsung

14) Menjawab setiap pertanyaan dan menstimulus murid agar berani bertanya

15) Menjawab satu pertanyaan dengan dua jawab atau lebih 16) Mengalihkan pembahasan


(27)

17

17) Meminta murid untuk mengulangi pertanyaan

18) Melatih kepekaan murid dengan melempar alih pertanyaan 19) Melakukan tes dan uji coba

20) Melakukan konsesus terhadap sesuatu dengan tanpa kata 21) Mencari dan memanfaatkan momentum yang baik 22) Selingan joke, kelakar, dan bercanda gurau saat mengajar 23) Memantapkan keterangan dengan sumpah

24) Mengulangi keterangan sampai tiga kali

25) Menarik perhatian murid dengan mengubah posisi mengajar 26) Menarik perhatian dengan mengulang-ulang memanggil nama

si murid

27) Menarik perhatian murid dengan memegang tangan atau pundaknya

28) Memancing rasa penaasaran murid

29) Menyebut akibat terlebih dahulu sebelum menyebut sebab 30) Mengglobalkan sesuatu kemudian merincikannya

Peneliti juga menemukan beberapa macam metode yang semisal dengan 40 metode di atas, akan tetapi lebih umum yakni metode pendidikan Islam. Adapun metode pendidikan Islam yang disebutkan oleh Abdurrahman An-Nahlawi dalam kitab Uṣūl at-Tarbiyyah alIslāmiyyah wa Asālībihā fil Bait wal Madrasah wal Mujtama’ adalah:


(28)

2) Metode kisah qur’ani dan nabawi

3) Metode perumpamaan qur’ani dan nabawi 4) Metode keteladanan

5) Metode aplikasi dan pengamalan 6) Metode ‘ibrah dan nasehat

7) Metode targib wa tarhib (An-Nahlawi, 1995:204).

Adapun metode pendidikan Islam yang menurut peneliti paling ringkas dan relevan dengan keadaan remaja zama sekarang adalah metode yang diuarikan oleh Abdullah Nasih Ulwan dalam buku karyanya, diantara metodenya adalah:

1) Metode keteladanan 2) Metode adat kebiasaan 3) Metode nasehat 4) Metode perhatian

5) Metode hukuman (Ulwan, 1984: 616). c. Ruang lingkup Pendidikan Islam

1) Pendidikan Iman

Pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar keimanan, memniasakan dengan rukun iman dan mengajarkan kepadanya dasar-dasar syariat agar anak memiliki shibghah keimanan dalam jiwanya.

Dasar keimanan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ditetapkan melalui pemberitaan secara benar,


(29)

19

berupa seluruh masalah ghaib yang tidak terindra manusia. Adapun rukun Islam adalah setiap ibadah yang berupa badani maupun materi. Sedangkan yang dimaksud dasar syariat adalah segala yang berhubungan dengan sistem dan aturan Allah dan ajarannya.

Pemahaman yang menyeluruh tentang pendidikan keimanan ini hendaknya didasarkan kepada wasiat-wasiat Rasulullah Saw dan petunjuk di dalam menyampaikan dasar keimanan dan rukun Islam kepada Anak (Ulwan, 1984: 151)

2) Pendidikan Moral

Pendidikan moral adalah serangkaian prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak. Mulai ditanamkannya pendidikan moral ini pada anak mulai dari masa pemula hingga menjadi sorang mukallaf.

Apabila seorang anak tumbuh dan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, pasrah dan berserah diri kepada Allah semata, maka ia memliki bekal pengetahuan dalam menerima setiap kemuliyaan yang Allah berikan. Hal ini telah dibuktikan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh para pendidik terutama orang tua yang beragama terhadap anak-anaknya


(30)

dan mendapat keberhasilan yang luar biasa (Ulwan, 1984: 177)

3) Pendidikan Fisik

Beberapa dasar ilmiah yang digariskan Islam dalam mendidik fisik anak-anak, supaya pendidik dapat mengetahui besar tanggung jawab dan amanat yang diberikan Allah kepada mereka. Diantaranya adalah: Kewajiban memberi nafkah kepada keluarga dan anak, mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan dan minum, melindungi anak dari penyakit menular, membiasakan anak untuk olah raga dan membiasakan anak untuk zuhud atau tidak berlarut dalam kenikmatan (Ulwan, 2007: 213-226)

Apabila para pendidik sudah mencurahkan perhatian dan tanggung jawab dalam pendidikan fisik ini, maka generasi yang terbina akan memiliki kekuatan fisik, sehat dan bersemangat dalam menjalani hidup dan belajar (Ulwan, 2007: 259)

4) Pendidikan Rasio

Pendidikan rasio (akal) adalah membentuk pola pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, seperti: ilmu-ilmu agama, kebudayaan dan peradaban (Ulwan,2007: 301).


(31)

21

Tanggung jawab pendidik dalam memberikan pendidikan rasio ini tidak kalah penting dibandingkan pendidikan iman, moral dan fisik, karena dari kejernihan berfikir dan ketajaman akal, anak anak tumbuh menjadi pribadi yang matang.

5) Pendidikan Kejiwaan

Pendidikan kejiwaan bagi anak adalah mendidik anak semenjak mulai mengerti supaya bersikap berani terbuka, mandiri, suka menolong, bisa mengendalikan amarah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan jiwa dan moral (Ulwan, 2007: 363).

Islam memerintahkan para pendidik untuk membebaskan anak dari segala faktor yang mengahalangi kmuliyaan anak, mengahancurkan dan kebencian. Diantara faktor-faktor tersebut adalah sifat minder, sifat penakut, sifat kurang percaya diri, sifat dengki dan sifat pemarah (Ulwan,2007: 363).

6) Pendidikan Sosial

Pendidikan sosial dimaksudkan untuk mengajari anak sejak kecil agar terbiasa berpegang teguh pada etika sosial yang utama dasar-dasar kejiwaan yang mulia, bersumber dari akidah yang Islam yang abadi dan perasaan


(32)

keimanan yang tulus, sebagaimana yang dikemukakan Ulwan bahwa:

ﻰﻠﻋ ﻞﻘﻌﻳ نأ ﺪﻨﻣ ﺪﻟﻮﻟا ﻪﻴﺑﺮﺗ ﻪﻴﺴﻔﻨﻟا ﺔﻴﺑﱰﻟﺎﺑ دﻮﺼﻘﳌا

،ﺔﺣاﺮﺼﻟاو ةأﺮﳉا

ﺐﺣو ،لﺎﻤﻜﻟﺎﺑ رﻮﻌﺸﻟا و ،ﺔﻋﺎﺠﺸﻟاو

و ،ﺐﻀﻐﻟا ﺪﻨﻋ طﺎﺒﻀﻧﻻاو ،ﻦﻳﺮﺧﻷا ﲑﳋا

ﻰﻠﻜﺑ ﻰﻠﺤﺘﻟا

قﻼﻃﻹا ﻰﻠﻋ ﺔﻴﺴﻔﻨﻟا ﻞﺋ ﺎﻀﻔﻟا

Dari kalimat di atas dapat kita pahami bahwa pendiidkan sosial ini memiliki tujuan supaya seorang anak tampil di masyarakat sebagi sosok yang mampu berinteraksi sosial dengan baik, beradab, seimbang, berakal yang matang dan berperilaku yang bijaksana (Ulwan, 2015: 289).

2. Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai kematangan”. Hurlock mengatakan adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini juga didukung oleh Piget, dia mengatakan remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintregrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.


(33)

23

Remaja (adolescence) menurut John W. Santrock diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Dalam kebanyakan budaya, remaja dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18-22 tahun” (Santrok, 2003: 26).

Menurut Diane E. Papalia dkk, masa remaja (adolescence) adalah peralihan masa perkembangan yang berlangsung sejak usia 10 atau 11, atau bahkan lebih awal sampai masa remaja akhir atau usia dua puluhan awal, serta melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif dan psikososial yang saling berkaitan (Papalia, Olds dan Feldman, 2009: 8). Suatu analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antar umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, 18-21 tahun remaja akhir (Monks, Knoers dan Haditomo, 2000: 46).

Namun kebanyakan ahli memandang semua spek perkembangan dalam masa remaja harus dibagi dalam dua periode, karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dari kedua periode tersebut. Pembagian ini biasanya menjadi: periode remaja awal (early adolesence) yaitu berkisar antara umur 13-17 tahun, dan periode ramaja akhir, yaitu umur 17-18 tahun (Iwranto, 1997: 27)


(34)

Diantara karakteristik masa remaja di antaranya adalah masa ini merupakan periode penting, masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, periode perubahan psikologi dan biologis, usia bermasalah, pencarian identitas, usia yang ditakutkan, tidak realistik dalam menghadapi kehidupan, ambang dari masa dewasa (Sukmawati, tt: ).

Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia remaja ini, terutama dalam perilaku sosialnya adalah teman sebaya punya arti yang amat penting bagi diri remaja. Mereka lambat laun akan mengikuti kebiasan-kebiasaan yang dilakukan oleh teman-temannya, baik itu hal baik maupun buruk. Sehingga pengaruh tersebut dapat menggantikan pola perilaku yang dipelajari di rumah (Irwanto, 1997: 47-48).

Sedangkan dilihat dari fisiologinya, ciri-ciri remaja ditandai dengan munculnya tanda kelmain primer, tanda kelamin sekunder dan tanda kelamin tertier (Monks, Knoers dan Haditomo, 2000: 222). 3. Psikologi

Ilmu jiwa atau psikologi merupakan salah satu disiplin ilmu-ilmu sosial. Jiwa itu abstrak, tidak dapat dilihat dan tidak bisa dipastikan dimana letaknya. Kita tidak tahu adanya jiwa itu kecuali melalui gejala kognitif, afektif dan psikomotorik. Beberapa ahli menyajikan definisi secara bervariasi:

a. Menurut Sarlito Wiraman Sarwono, psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia dalam hubungannya


(35)

25

dengan lingkungan, yaitu tingkah laku manusia yang sudah dewasa.

b. Clifford T. Morgan menjelaskan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dengan hewan.

c. Edwin G. Boring dan Herbert S. Langeveld mengemukakan bahwa psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.

Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti dan mempelajari mengenai tingkah laku dan pengalaman organisme manusia tatkala berinteraksi dengan lingkungan . Baik lingkungan dirinya sendiri, manusia lain, hewan, tumbuhan (Tumanggor, 2014: 1-2).

Ilmu Jiwa atau psikologi dibagi menjadi dua,yang pertama yaitu psikologi teoritis ‘theoritical psychology’ yang kajiannya mengandung paradigma, konsep, proposisi dan yang kedua psikologi praktis ‘aplied psychology’. Berikut uraian pembagian psikologi, diantaranya:

a. Psikologi teoeritis ini digolongkan menjadi dua, yaitu psikologi umum yaitu ilmu yang menguraikan dan menyelidiki kegiatan psikis dari manusia dewasa normal dan beradab. Sedangkan psikologi khusus yaitu menguraikan dan menyelidiki segi-segi khusus dari kegiatan psikis manusia, antara lain:


(36)

1) Psikologi perkembangan, yaitu ilmu jiwa yang membahas segi-segi perkembangan mulai dari yang kecil sampai dewasa serta usia lanjut.

2) Psikologi kepribadian atau tipologi, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan struktur kepribadian manusia sebagai salah satu keseluruhan, serta mengenai jenis atau tipe kepribadian.

3) Psikologi sosial, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan tentang kegiatan manusia dalam lingkungannya dengan situasi sosial, seperti situasi kelompok, massa dan pembentuakn kelembagaan dan pranata sosial.

4) Psikologi pendidikan, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan dan menyelidiki kegiatan manusia dalam situasi pendidikann dan proses belajar mengajar.

5) Psikologi diferensiasi, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan tentang perbedaan individu dalam kecakapan, intelegensi, ciri kepribadaian lainnya dan mengenai cara-cara untuk menetukan perbedaan tersebut.

6) Psychopathology, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan kelainan, gangguan, serta penyakit jiwa seseorang.

7) Anthropo psychologys, yaitu membahas kejiwaan manusia dalam budaya kesukubangsaan dimana orang yang bersangkutan hidup.


(37)

27

b. Psikologi Praktis

Psikologi ini terbagi dalam beberapa cabang yang ilmu langsung dapat dipraktikan, diantaranya adalah:

1) Psychodiagnotic, yaitu ilmu jiwa yang digunakan seseorang dalam memilih jabatan atau studi.

2) Psikologi klinis dan bimbingan psikologi, yaitu ilmu jiwa yang membahas usaha menolong seorang pasien atau penderita ksulitan psikis dalam menghadapi penyakit yang diderita.

3) Mental hygiene dan psychotherapy, yaitu ilmu jiwa yang membahas tentang konsepsi jiwa yang sehat serta cara penyembuhan berbagai penyakit jiwa dengan tekniknya yang khas.

4) Industrial psychology, yaitu ilmu jiwa yang membahas psikologi kepemimpinan seleksi pegawai/buruh dalam perusahaan, menemukan cara pendidikan yang terbaik untuk tenagak skill, meyelesaikan kesulitan para pegawai. 5) Educational psycology, yaitu ilmu jiwa yang khusus

tentang usaha membantu dalam hal: seleksi dan penyaluran calon dll.

6) Religious psychology, yaitu ilmu jiwa yang membahas dasar serta tujuan seseorang menganut nilai dan norma


(38)

agama dan bagaimana tingkat atau kadar kesadaran serta jenis pengalaman agama dalam hidup

Dengan berbagai pengertian di atas, maka psikologi tidak hanya memiliki satu penegrtian dan satu macam akan tetapi ilmu jiwa ini sudah memiliki cabang-cabang yang luas (Tumanggor, 2014: 34-37). Sedangkan fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah psikologi perkembangan remaja.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Pnelitian

1 Jenis Penelitian

Penelitian ini sepenuhnya merupakan penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang objek utamanya adalah bahan-bahan pustaka meliputi sumber primer, sekunder dan pendukung. Karena itu, bahan dan materi penelitian akan diperoleh dari penelusuran kepustakaan berupa buku-buku, artikel dan tulisan lain yang berkaitan dengan subjek penelitian (Zed, 2008: 2). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan sifat penelitian ini adalah diskriptif-analitis, yaitu penelitian yang menjelaskan, menganalisa dan menafsirkan data yang ada (Nata, 2010: 214).

2 Sumber penelitian a.Data Primer

Buku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku pendidikan Islam yaitu Tarbiyatul Aulad Fil Islam karangan Abdullah Nasih Ulwan.

b.Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku atau karya ilmiah lain yang di dalamnya terdapat pembahasan metode pendidikan. Diantaranya adalah:


(40)

1) Human Development Perkembangan Manusia karya Diane E. Papalia dkk.

2) Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial karya Melly Sri Sulastri Rifai.

3) Rasulullah Saw Guru Paling Kreatif, Inovatif dan Sukses Mengajar karya Awy’ A. Qolawun.

4) Metodologi Studi Islam karya Abuddin Nata.

5) Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan pemikirana Tokoh karya Heri Gunawan.

6) Tafsir Ayat-ayat Al-Qur’an karya Muhammad anis. 7) Dll.

c.Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan psikologis, yaitu pendekatan yang berpandangan bahwa manusia didik dan makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan ruhaniah dan melalui proses pendidikan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik kajian isi (content analysis). Holsti mendefinisikan bahwa kajian isi adalah teknik apa pun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemuka karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong, 2002:163).


(41)

31

Teknik ini merupakan proses memilih, membandingkan menggabungkan, memilih berbagai pengertian hingga ditemukan pengertian yang relevan dengan fokus penelitian. (Abdurrahman. [ed.], 2006: 224).

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data-data yang berdasarkan kerangka berfikir (teori) yang digunakan oleh peneliti.

b) Menyeleksi data-data yang ditemukan agar ditemukan data yang relevan dengan fokus pembahasan.

c) Menyusun data sesuai dengan alur pikir peneliti.

d) Menginterpretasikan data sesuai dengan konteks yang berkembang.


(42)

A. Biografi ‘Abdullah Nashih Ulwan

Pemikiran tentang pendidikan oleh tokoh-tokoh Islam terkemuka dalam beberapa dekade terakhir ini, sudah mulai nampak dan sedikit menggeliat. Terbukti dengan lahirnya karya-karya brilian dari rahim para tokoh pemikir Islam serta kontribusi pemikirannya yang tiada nilainya. ‘Abdullah Nashih Ulwan adalah wakil dari tokoh-tokoh pemikir Islam tersebut dengan karyanya yang salah satu dari karyanya adalah kitab

Tarbiyatul Aulad fil Islam, dengan kajian yang cukup fenomenal. Karya tersebut mampu mendongkrak popularitas ‘Abdullah Nashih Ulwan ke level yang lebih tinggi.

1 Riwayat ‘Abdullah Nashih Ulwan

‘Abdullah Nashih Ulwan dilahirkan di sebuah kota kecil di daerah Qadhi Askar yang terletak di Harab, Suriah, pada tahun 1928 M atau bertepatan dengan tahun 1349 H (Abdullah, 1990: 159). Padang pasir yang tandus merupakan saksi sejarah atas kelahirannya. Dari tanah tandus inilah lahir seorang ‘Abdullah Nashih Ulwan dengan membawa sejuta harapan bagi keluarganya. Kelahiran ‘Abdullah Nashih Ulwan merupakan suatu kebanggaaan bagi keluarganya, masyarakat Qadhi Askar serta masyarakat muslim di dunia. ‘Abdullah Nashih Ulwan dibesarkan di lingkungan yang berpegang teguh pada ajaran Islam, mementingkan Akhlak Islam


(43)

33

dalam bergaul, berinteraksi antar sesama manusia di lingkunag masyrakat.

Diceritakan di beberapa referensi, bahwa ayahnya Sa’id ‘Ulwan adalah sosok seorang yang dikenal di kalangan masyarakat sebagai seorang ulama dan tabib (dokter) yang disegani (http//www.bicaramuslim.com.dalam Google.com., 2006). Selain menyampaikan risalah Islam, beliau juga menjadi tumpuan masyrakat karena banyak memberi informasi tentang dunia kesehatan dan sekaligus dokter yang mengobati berbagai macam penyakit dengan racikan kayu bakar yang kemudian menjadi obat mujarab dalam dunia pengobatan alternatif di saat itu. Said Ulwan ketika mengobati pasiennya lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an dan menyebut Allah.

‘Abdullah Nashih Ulwan memasuki Universitas al-Azhar dan memperoleh ijazah pertama dalam Fakultas Usuluddin pada tahun 1952. Kemudian pada tahun 1959 beliau menerima ijazah setaraf Master Of Arts (MA) dalam spesialis pendidikan. Sebagai seorang yang haus akan ilmu, beliau melanjutkan studinya pada Universitas al-Azhar untuk mengambil gelar doktor . Akan tetapi pada pertengahan studinya beliau diusir dari Mesir oleh presiden Jamal Abdunnasir pada tahun 1954 (Ibnu Jamin, 2008: 25)

‘Abdullah Nashih Ulwan menjadi orang yang pertama yang memperkenalkan mata pelajaran Tarbiyah Islamiayah sebagai mata


(44)

pelajaran asas dalam pembelajaran dan seterusnya mata peljaran Tarbiyah Islamiyah ini menjadi mata peljaran yang wajib diambil oleh siswa menengah di Syiria. ‘Abdullah Nashih Ulwan memiliki hubungan yang erat dengan ulama-ulama Syiria serta menjadi anggota di Majlis Ulama Syiria. ‘Abdullah Nashih Ulwan adalah orang giat dalam gerakan Islam, mengabdikan diri untuk dakwah dan bergabung dalam gerakan yang eksis di mesir sekitar tahun 1952 sampai tahun 1954, yaitu Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi yang mengedepankan nilai akhlak di berbagai aspek kehidupan (Saidan, 2011: 126).

2 Corak pemikiran

Pemikiran merupakan hasil sebuah proses berpikir yang dialami seseorang dalam menghadapi tantangan dan fenomena kehidupan sekitar. Semakin besar tantangan seseorang dalam hidupnya maka semakin besar juga untuk melakukan sebuah alternatif–alternatif perlawanan, demikian pula sebaliknya. Dalam proses berpikir seorang intelektual tentunya ada banyak hal yang dapat mempengaruhi pola pikirnya. Dan pola pikir yang sangat dominan diantaranya adalah latar belakang pendidikan yang dialami seorang intelektual. Demikian juga ‘Abdullah Nashih Ulwan merupakan seorang organisatoris dan intelektual yang mengalami berbagai macam tantangan dalam pengembangan Islam


(45)

35

‘Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang tokoh yang kebanyakan karya tulisnya berkisar pada masalah dakwah dan pendidikan. Pemikiran-pemikirannya tentang pendidikan anak yang bermuat dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Masalah pendidikan memang masalah yang besar. Pendidikan bukan sesuatu yang sembarangan, sehingga ketika kita menyebut istilah pendidikan itu berarti menyangkut masalah orang tua, pendidik (guru), masyarakat atau mungkin negara. Pendidikan pada hakekatnya menyangkut masalah paling mendasar tentang manusia (Hasyim, 1994: 9).

‘Abdullah Nashih Ulwan adalah salah satu pemikir yang murni. Beliau mendasarkan ide dan pemikirannya dalam al-Qur’an dan Hadist Rasulullah saw, kemudian mengilustrasikan penjelasan pada apa yang dilakukan Rasulullah saw, para sahabat dan ulama salaf. Beberapa pemikirannya ada yang mengambil referensi dari pemikirannya ada yang mengambil referensi dari pemikir barat, akan tetapi hanya digunakan untuk menerangkan pada hal tertentu saja, seperti menguatkan kebenaran Islam dan eksistensi daulah Islam (Zaid, 1992: 119).

Corak pemikiran ‘Abdullah Nashih Ulwan terbentuk ketika ia belajar di Mesir, saat Ikhwanul muslimin menjadi gerakan yang menonojol disana dan sebagai ikon kebangkitan Islam di dunia, dengan ajaran inti kembali kepada Al Qur’an dan Sunna. ‘Abdullah Nashih Ulwan memiliki kaitan erat denga gerakan ini, sehingga beliau


(46)

memberikan pengaruh terhadap pemikirannya, salah satunya pendidikan yang ia tuangkan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam

yang menitik beratkan dan bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah. Penguatan terhadap pemikiran ‘Abdullah Nashih Ulwan yang tergolong salaf ini terdeteksi melalui organisasi Ikhwanul Muslimin, sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata bahwa Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah gerakan yang berpaham salaf (Nata, 2001: 193).

3. Karya-karyanya.

‘Abdullah Nashih Ulwan, sebagaimana tokoh-tokoh lainnya, mempunyai karya yang banyak beserakan di koleksi perpustakaan-perpustakaan kampus. Karya tersebut cukup banyak karena kedalaman ilmu yang dimiliki ‘Abdullah Nashih Ulwan dan kecintaanya terhadap dunia jurnalistik. ‘Abdullah Nashih Ulwan telah menghasilkan karya hampir lima puluh buah kitab yang membicarakan/membahas berbagai macam hal. Diantara kitab-kitab yang terkenal antara lain (Ulwan, 2015: 905) sebagai berikut:

1. Adab al-Khitabah wa al-Zifaf wa Wuquq al-Zaujain

2. Ahkam al-Zakah ‘ala Dhau’

3. Akhlaqiyah ad-Da’iyah

4. Al-Ukhuwwah al-Islamiyah

5. Al-Islam Syari’ah az-Zaman Wa al-Makan


(47)

37

7. Al-Islam Wa al-Hubb

8. Al-Islam Wa Al-Qadhiyyah Al-Filisthiniyyah

9. Af al Al-Insan Baina Al-Jabr Wa Al-Ikhtiyar

10. Ila Kulli Abin Ghayur

11. Ila Waratsati Al-Anbiya Wa Ad-Du’ah Ilallah

12. Baina Al-‘Amal Al Fardi Al-‘Amal Al-Jama’i

13. Tarbiyah Al-Aulad Fi Al-Islam

14. Ta’addud Al-Zaujat Fi-Al Islam Wa al-Hikmah Ta’addud Zaujat an-Nabi Saw

15. At-Takaful Al-Ijtima’I Fi Al-Islam

16. ‘Aaqabat Al-Zawaj Wa Thuruq Mu ‘alajatiha

17. ‘Aqabat Fi Thariq Al-Dau’ah

18. Shifat Al-Da’iyah Al-Nafsiyah

19. Ruhaniyyah Al-Da’iyah

20. Tsaqafah Al-Da’iyah

4 Deskripsi singkat kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam

Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam merupakan buku asli dari buku yang telah diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam karangan ‘Abdullah Nashih Ulwan. Buku ini diterjemahkan oleh Drs. Jamaluddin Miri L.c. Sebelum mengkaji buku tersebut, maka erlebih dulu perlu diberikan deskripsi singkat dari isi buku tersebut. Hal ini tidak dimaksudkan mengurangi isi buku tersebut.


(48)

Buku terjemahan Tarbiyatul Aulad Fil Islam buku yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam diterbitkan oleh pustaka Amani Jakarta, yang telah dicetak sebanyak tiga kali pada tahu 2007 dalam dua jilid dengan no ISBN 979-95419-6 dan tebal buku jilid 1 sebanyak 640 halaman dan jilid II sebanyak 719 halaman. Buku terjemahan Tarbiyatul Aulad Fil Islam memiliki keunikan karakteristik tersendiri yaitu terletak di uraian yang menggambarkan totalitas dan keutamaan Islam bagi umat Islam.

Buku ini disusun dalam tiga bagian secara kronologis. Setiap bagian memuat beberapa pasal dan setiap pasal mengandung bebrapa topik pembahasan. Judul-judul dan pasal-pasal dalm setiap bagian dalam buku ini tersusun sebagai berikut:

Bagian pertama terdiri dari empat pasal:

Pasal I : Perkawinan ideal dan kaitannya dengan pendidikan Pasal II : Perasaan Psikologi terhadap anak

Pasal III: Hukum umum dalam hubungannya dengan anak yang baru lahir

Pasal IV :Sebab-sebab kenakalan pada anak-anak dan

penaggulangannya.

Bagian kedua: tanggung jawab terbesar bagi para pendidik, bagian ini terdiri dari tujuh pasal:


(49)

39

Pasal II : Tanggung jawab pendidikan moral. Pasal III : Tanggung jawab pendidikan fisik. Pasal IV : Tanggung jawab pendidikan intelektual. Pasal V : Tanggung jawab pendidikan psikologis. Pasal VI : Tanggung jawab pendidikan sosial. Pasal VII : Tanggung jawab pendidikan seksual

Bagian ketiga, terdiri dari tiga pasal dan penutup: Pasal I: Metode yang berpengaruh terhadap anak

Pasal II: Kaidah-kaidah Asasi dalam pendidikan Pasal III: Usulan edukatif yang harus disampaikan

Demikianlah garis besar dari kitab Tarbiyatul al-Aulad Fi Al-Islam. Dalam setiap pasal memiliki pembahasan yang penting dan topik yang bermanfaat. Semuanya bertujuan untuk menjelaskan metode yang paling utama dalam pendidikan yang tepat bagi anak.

B. Metode pendidikan menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan 1 Pendidikan dengan keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual, sosial pada anak. Mengingat pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak, yang segala tindak tanduk, disadari atau tidak akan ditiru oleh anak. Bahkan segala bentuk perkataan, perbuatan akan senantiasa tertanam dalam


(50)

kepribadian anak. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ulwan (2005:607) bahwa:

,ﺎﻴﻘﻠﺧ ﺪﻟﻮﻟا داﺪﻋإ ﰱ ةﺮﺛﺆﳌا ﻞﺋﺎﺴﻟا ﻊﳒأ ﻦﻣ ﻲﻫ ﺔﻴﺑﱰﻟا ﰱ ةوﺪﻘﻟا

ﻨﻳﻮﻜﺗ و

ﻧ ﻪ

ﺮﻈﻧ ﰲ ﻰﻠﻋﻷا ﻞﺜﳌا ﻮﻫ ﰊﺮﳌاﻷ ﻚﻟذ ...ﺎﻴﻋﺎﻤﺘﺟإو ﺎﻴﺴﻔ

ﻮﻠﺳ ﻩﺪﻠﻘﻳ .ﺪﻟﻮﻟا ﲔﻋ ﰱ ﺔﳊﺎﺼﻟا ةﻮﺳﻷاو ﻞﻔﻄﻟا

ﺎﻴﻘﻠﺣ ﻪﻴﻛﺎﳛو ﺎﻴﻛ

ﻪﺳﺎﺴﺣإو ﻪﺴﻔﻧ ﰱ ﻊﺒﻄﻨﺗ ﻞﺑ ... ﺮﻌﺸﻳ ﻻ وأ ﺮﻌﺸﻳ ﺚﻴﺣ ﻦﻣ

!يرﺪﻳﻻ وأ يرﺪﻳ ﺚﻴﺣ ﻦﻣ ﺔﻳﻮﻨﻌﳌاو ﺔﻴﺴﳊاو ﺔﻴﻠﻌﻔﻟاو ﺔﻴﻟﻮﻘﻟا ﻪﺗرﻮﺻ

Keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak. Jika pendidik adalah seorang yang jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhi maksiat maka anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhi maksiat. Begitu sebaliknya jika pendidik adalah seorang pembohong, pengkhianat, kikir dan penakut maka anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak jauh dari kepribadian pendidiknya.

Allah Swt telah mengajarkan dan Dia adalah peletak metode samawi yang tiada bandingnya. Rasulullah yang diutus untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia adalah seorang pendidik yang memiliki sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral maupun intelektual. Sehingga umat manusia harus meneladani,mempelajari, memenuhi panggilannya dan menggunakn metodenya dalam hal kemuliyaan. Allah mengutus Muhammad Saw sebagai teladan yang


(51)

41

baik bagi umat muslim di sepanjang sejarah dan bagi umat manusia di setiap saat dan tempat sebagai petunjuk hidup.

َﻟ َﻘ

ْﺪ

َﻛ

َنﺎ

َﻟ

ُﻜ

ْﻢ

ِﰲ

َر

ُﺳ

ِلﻮ

ِﷲا

ُأ

ْﺳ َﻮ

ٌة

َﺣ

َﺴ َﻨ

..ٌﺔ

ﻷا)

: باﺰﺣ

٢١

(

Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri tauladan yang baik... (Al-Ahzab: 21)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa adanya teladan hidup yang memiliki akhlak yang sempurna dan jiwa yang mulia dapat menundang ketertarikan pada dan rasa takjub anak didik.

2 Metode dengan adat kebiasaan

Setiap anak yang dilahirkan sesungguhnya telah membawa fitrah tauhid yang murni, agama yang benar, dan beriman kepada Allah tanpa kemaksiatan sedikitpun. Sebagaimana di jelaskan dalam firman-Nya:

َﻓ َﺄ ِﻗ

ْﻢ َ

و

ْﺟ َﻬ

َﻚ

ِﻟ

ﱢﺪﻠ

ْﻳ ِﻦ

َﺣ ِﻨ

ْـﻴ ًﻔ

ِﻓ ﺎ

ْﻄ َﺮ

َت

ِﷲ

ﱠﻟا

ِﱵ

َﻓ

َﻄ

َﺮ

ﱠﻨﻟا

ِسﺎ

َﻋ

َﻠ ْـﻴ َﻬ

َﻻ ﺎ

َـﺗ ْﺒ

ِﺪ ْﻳ

َﻞ

َِﳋ ْﻠ

ِﻖ

ِﷲا

َذ

ِﻟ

َﻚ

ﱢﺪﻟا

ْﻳ ُﻦ

ْﻟا

َﻘ ﱢﻴ

ُﻢ

َو َﻟ

ِﻜ

ﱠﻦ

َﷲا

َأ

ْﻛ َـﺜ

َﺮ

ﱠﻨﻟا

ِسﺎ

َﻻ

َـﻳ ْﻌ

َﻠ ُﻤ

َنﻮ

:موﺮﻟا)

٣٠

(

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Qs. Ar-Rum: 30)

Ulwan (1984:635) menjelaskankan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam bahwa:

ﺎﻨﺛا ﻪﻴﻓ ﻒﻠﺘﳜ ﻻ ﺎﳑو

:نﻼﻣﺎﻋ ﻪﻟ ﺮﺴﻴﺗ اذإ ﺪﻟﻮﻟا نأ ن

ﺔﻴﺑﱰﻟا ﻞﻣﺎﻋ

ا

ﻟ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹ

,ﺔﻠﺿﺎﻔ

ﺪﻟﻮﻟا نﺈﻓ ﺔﳊﺎﺼﻟا ﺔﺌﻴﺒﻟا ﻞﻣﺎﻋو

-ﻚﺷ ﻻ

-

ﺄﺸﻨﻳ


(52)

مﻼﺳﻹا قﻼﺧﺄﻳ قﻼﺨﺘﻳو ,ﻖﳊا نﺎﳝﻹا ﻰﻠﻋ

ﺔﻤﻗ ﱃا ﻞﺼﻳو ,

ﺔﻴﺗاﺬﻟا مرﺎﻜﻟاو ,ﺔﻴﺴﻔﻨﻟا ﻞﺋﺎﻀﻔﻟا

Dari penjelasan di atas, keberhasilan seorang anak yaitu ketika ia tumbuh dengan iman yang benar, berhias dengan etika Islam, sampai pada puncak spiritual yang tinggi tidak akan lepas dari dua bekal dari pendidik, yaitu pendidikan Islam yang utama dan lingkungan yang baik.

Pembiasaan merupakan penanaman kecakapan-kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu agar cara-cara yang tepat dapat dikuasai oleh anak. Pembiasaan dapat memberi dampak yang lebih kuat daripada hanya sekdar penanaman cara-cara berbuat dan pengucapan (Mukodi, 2011: 68).

Selain pembiasaan yang diterapkan di rumah, faktor lingkungan juga sangat mendukung terbentuknya kebiasaan baik buruknya anak. Apabila lingkungan dan teman tempat bersosialisasi anak mengajarkan kebaikan maka anak juga akan terbiasa melakukan kebaikan dan takut bermaksiat. Inilah yang dimaksud faktor lingkungan sosial, baik di sekolah maupun tempat yang lain (Ulwan, 1984: 636).

Ada hal-hal penting yang harus diketahui oleh para pendidik dalam mengajarkan kebaikan kepada anak didik dan membiasakan berbudi luhur. Yaitu mengikuti sistem stimulasi kepada anak dengan kata-kata yang baik dan memberi hadiah. Adakalanya menggunakan


(53)

43

metode targhib (pemberian pujian atau hal yang disenangi) dan adakalanya menggunakan metode tarhib (pemberian peringatan atau sesuatu yang ditakuti). Para pendidik pada kesempatan tertentu ketika anak sudah berada di luar batas, terpakasa harus memberikan hukuman jika dipandang akan mendatangkan mashlahat untuk anak (Ulwan, 1984: 650).

3 Metode mendidik dengan nasihat

Metode mendidik anak dengan nasihat, sesungguhnya telah di ajarkan oleh Allah Swt dalam setiap firman-Nya yang termuat dalam al-qur’an yang mulia. Al-Qur’an memiliki pengaruh yang amat kuat pada jiwa dan hati. Karena ketika seorang muslim mendengarkan bacaan al-Qur’an dan menghayatinya serta mengerti maknanya maka jiwanya akan tertarik dan ruhnya akan bergetar. Sehingga dirinya akan timbul janji kepada Allah untuk melaksanakan apa yang dinasehatkan dan diwasiatkan , menunaikan perintahnya dan menjauhi larangannya (Ulwan, 1984: 653).

Ulwan (1984: 665-690) menjelaskan beberapa macam metode mendidik anak dengan menggunakan nasehat yang dicontohkan dalam al-Qur’an, diantaranya adalah:

a. Pengarahan dengan kata penguat, seperti dalam firman Allah :

ِإ ﱠن

ِﰲ

َذ

ِﻟ

َﻚ

ََﻷ َﻳ

ِتﺎ

ِﻟ

َﻘ ْﻮ

ِم

َـﻳ َـﺘ َﻔ

ﱠﻜ

ُﺮ ْو

َن

:ﺪﻋﺮﻟا ).

٣

(

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan (Qs. Ra’du: 3).


(54)

b. Pengarahan dengan pernyataan yang mengandung kecaman, seperti firman Allah:

َأ ْم

َﺗ ْﺄ ُﻣ

ُﺮ ُﻫ

ْﻢ َأ

ْﺣ

َﻼ

ُﻣ ُﻬ

ْﻢ

َِ َﺬ

َأ ا

ْم

ُﻫ ْﻢ

َـﻗ

ْﻮ ٌم

َﻃ

ُﻏﺎ

ْﻮ َن

:رﻮﻄﻟا)

٣٢

(

Apakah mereka diperintahkan oleh pikiran-pikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?(Qs. At-Thuur: 23). c. Pengarahan dengan argumen-argumen logika, seperti firman

Allah:

َﻟ ْﻮ

َﻛ

َنﺎ

ِﻓ ْﻴ

ِﻬ

َﻤ

َأ ﺎ

َِﳍ ٌﺔ

ِإ

َﷲا ﻻ

َﻟ َﻔ

َﺴ

َﺪ َﺗ

َﻓ ﺎ

ُﺴ ْﺒ

َﺤ

َنﺎ

ِﷲا

َر

ﱢب

ْﻟا

َﻌ ْﺮ

ِش

َﻋ ﱠﻤ

َﻳ ﺎ

ِﺼ

ُﻔ

َنﻮ

:ءﺎﻴﺒﻧﻷا)

٢٢

(

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak bisana. Maka Maha suci Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan (Qs. Al-Anbiya’: 22).

d. Pengarahan dengan keuniversalan Islam, seperti firman Allah:

َﺷ ْﻦِﻣ ِبﺎَﺘِﻜْﻟا ِﰱ ﺎَﻨْﻃﱠﺮَـﻓ ﺎَﻣ

:مﺎﻌﻧﻷا) ٍءْﻲ

٣٨

(

Tiadalah kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab (Qs. Al-An’am: 23)

e. Pengarahan dengan yurisprudensi, seperti firman Allah:

َو َأ ْﻣ

ُﺮ ُﻫ

ْﻢ

ُﺷ

َرﻮ

َـﺑ ى

ْـﻴ َـﻨ ُﻬ

ْﻢ

:ىرﻮﺸﻟا)

٣٨

(

Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka (Qs. Asy-Syuura: 38).

Rasulullah saw mencurahkan perhatian yang besar terhadap masalah nasihat, dan mengarahkan para pendidik agar menyampaiakan setiap materi dan ajakannya dengan melihat situasi serta kondisi anak didik. Karena ketika situasi atau kondisi anak didik belum siap menerima nasihat, maka tidak ada dampaknya sedikitpun. Bahkan akan membuat anak semakin menjauh dan berdampak buruk dalam meneriama setiap pelajaran dari pendidik.


(55)

45

Di dalam memberikan nasihat, hendaknya pendidik juga harus memperhatikan kata-kata yang digunakan. Pemberian nasihat hendaklah dilakukan dengan jiwa yang bersih, hati yang lapang dan akal yang sadar tanpa adanya emosi terhadapa anak. Penggunaan bahasa yang kurang tepat akan berpengaruh pada sampainya nasihat tersebut terhadap objek yang dinasihati (Sulhan, 2011: 30).

4 Metode mendidik dengan perhatian atau pengawasan.

Mendidik dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti perkembangan aspek akidah serta moral anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan sosial, di samping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan kemampuannya, sebagaimana dikutip dari Ulwan (1984:691) bahwa:

ﺔﻈﺣﻼﳌﺎﺑ ﺔﻴﺑﱰﻟاﺎﺑ دﻮﺼﻘﳌا

ﻦﻳﻮﻜﺘﻟا ﰲ ﻪﺘﻣزﻼﻣو ﺪﻟﻮﻟا ﺔﻘﺣﻼﻣ

ﻲﺴﻔﻨﻟا داﺪﻋﻹا ﰲ ﻪﺘﻈﺣﻼﻣو ﻪﺘﺒﻗاﺮﻣو ,ﻲﻗﻼﺧﻷاو يﺪﻴﻘﻌﻟا

ﻪﻟﺎﺣو ﻪﻌﺿو ﻦﻋ ﺮﻤﺘﺴﳌا لﺎﺌﺴﻟار ,ﻲﻋﺎﻤﺘﺟﻹاو

ﺔﻴﺑﺮﺗ ﰲ

ﻲﻤﻠﻌﻟا ﻪﻠﻴﺼﲢو ﺔﻴﻤﺴﳉا

Metode pendidikan ini merupakan salah satu asas yang kuat dalam membentuk manusia yang seimbang, yaitu metode yang memberikan semua haknya sesuai dengan posisinya masing-masing.

Pada hakikatnya dalam syariat Islam telah memberikan penyadaran agar para orang tua memperhatikan dan mengawasi


(56)

anak-anaknya dalam segala aspek kehidupan dan pendidikannya. Sebagaimana perintah Allah Swt dalam firman-Nya:

َﻳ

َأ ﺎ

ﱡـﻳ َﻬ

ﱠﻟا ﺎ

ِﺬ ْﻳ

َﻦ

َأ َﻣ ُﻨ

ُﻗ اﻮ

ﻮا

َأ ْـﻧ

ُﻔ

َﺴ

ُﻜ

ْﻢ

َو َأ ْﻫ

ِﻠ ْﻴ

ُﻜ

ْﻢ َﻧ

ًرﺎ

َو ا

ُﻗ

ُدﻮ

َﻫ

ﱠﻨﻟاﺎ

ُس

َو

ِْﳊا

َﺠ

َرﺎ ُة

َﻋ َﻠ ْـﻴ

َﻬ

َﻣ ﺎ

َﻼ

ِﺋ َﻜ

ٌﺔ

ِﻏ

َﻼ

ٌظ

ِﺷ

َﺪ

ٌدا

َﻻ َـﻳ

ْﻌ

ُﺼ

َنﻮ

ﷲا

ﺎَﻣ

َنﻮُﻠَﻌْﻔَـﻳَو ْﻢُﻫَﺮَﻣَأ

َﻣ ﺎ

ُـﻳ ْﺆ َﻣ

ُﺮ

َنو

:ﱘﺮﺤﺘﻟا)

٦

(

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Qs. At-Tahrim: 6)

Berdasarkan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, dalam perhatian dan pengawasan ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh pendidik, yaitu perhatian terhadap pendidikan sosial, perhatian dalam pendidikan akhlak, perhatian terhadap pendidikan mental, perhatian terhadap pendidikan jasmani, perhatian dalam aspek keimanan anak dan perhatian dalam aspek pengetahuan anak.

5 Metode mendidik dengan Hukuman

Adapun metode hukuman menurut Ulwan (1984: 719-722 ) dalam mendidik anak sebagai berikut:

a. Lemah lembut dan kasih sayang adalah pembenahan anak.

َﺶْﺤَﻔﻟْاَو َﻒْﻨُﻌْﻟاَو َكﺎﱠﻳِإَو ِﻖْﻓﱢﺮﻟاﺎِﺑ َﻚْﻴَﻠَﻋ

Hendaknya kamu bersikap lemah lembut, kasih sayang dan hindari sikap keras serta keji


(57)

47

Dari hadits di atas, anak menempati posisi yang mulia dalam arahan nabawi, mereka harus mendapat pengawasan, pengarahan dan kasih sayang.

b. Menjaga tabiat anak yang salah dalam menggunakan hukuman Bagi kebanyakan ahli pendidikan Islam, diantaranya adalah Ibnu Sina, Al-Abdari, dan Ibnu Khaldun melarang pendidik menggunakan metode kecuali dalam keadaan terpaksa dan sngat darurat. Dan hendanya jangan menggunakan pukulan, kecuali setelah mengeluarkan ancaman, peringatan dan nasihat dari orang disegani anak (Ulwan, 2007: 314).

c. Hukuman dilakukan secara bertahap

Seperti yang telah dijelasakn sebelumnya bahwa metode mendidik anak dengan hukuman adalah metode yang terakhir dan terpaksa dilakukan oleh pendidik kepada anak. Sehingga dalam memberikan hukuman kepada anak tidak boleh sewenang-wenang dan perlu adanya pentahapan dari yang ringan hingga yang berat.

Dari beberapa asas dasar dalam penerapan metode hukuman bagi anak di atas dapat juga diterapkan bagi anak usia remaja. Tentunya pendidik harus mengerti kondisi psikologi remaja dalam aspek emosi, moral, sosial sehingga dengan ditegakkannya hukuman bagi mereka dapat menjadikan efek jera.


(58)

C. Psikologi Remaja 1 Definisi remaja

Remaja (adolescence) menurut John W. Santrock diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Dalam kebanyakan budaya, remaja dimulai pada kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18-22 tahun” (Santrok, 2003: 26).

Remaja dalam Islam dikategorikan sebagai fase baligh, usia seseorang telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sudah mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk , sehingga ia diberi beban tanggung jawab atas perbutan yang dilakukan (taklif). Tidak ada batas usia yang tetap mengenai kapan waktunya memasuki usia balig, karena setiap remja berbeda-beda tetapi berkisar antar 15-18 tahun(Al-Jauziyah, 2012: 539-540). Sebagaimana dalam hadist riwayat Ali bin Abi Thalib

ُر ِﻓ َﻊ

َﻘﻟا

َﻠ ِﻢ

َﻋ

ْﻦ

َﺛ

َﻼ

َﺛ َﺔ

َﻋ ِﻦ

ﱠﻨﻟا

ﺎ ِﺋ

َﻢ

َﺣ

ﱠﱴ

َﻳ

ْﺴ َـﺘ

ْﻴ ِﻘ

َﻆ

َو

َﻋ ِﻦ

ﱠﺼﻟا

ﱠِﱯ

َﺣ

ﱠﱴ

َﻳ ِﺸ

َﺐ

َو

َﻋ ِﻦ

َ

ﳌا

ْﻌ ُﻄ

َفﻮ

َﺣ

ﱠﱴ

َـﻳ ْﻌ

ِﻘ

َﻞ

(نﺎﺨﻴﺸﻟا ﻩاور)

Suatu perbuatan dianggap ada dari tiga hal, yaitu dari seseorang yang sedang tidur hingga dia terbangun, dari seorang anak kecil hingga dia bermimpi jbasah dan dari seseorang yang gila hingga dia sadar.


(59)

49

2 Karakteristik Remaja

Selain perubahan secara biologis, dalam psikologi remaja juga mengalami perubahan. Diantara perubahan itu tercakup dalam hal intelektual, emosi, spiritual dan sosial.

a. Perkembangan fisik

Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan berdampak luas terhadap perkembangan selanjutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak proposional sedangkan pada remaja akhir, proporsi tubuh mencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua (Yusuf: 2005). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua bagian:

1) Ciri seks primer

Mulai berfungsinya organ-organ genital yang ada baik di dalam maupun di luar badan. Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ seksual ini memungkinkan remaj pria mengalami “mimpi basah”, keluar sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan pesat pada organ rahim dan ovariumyang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kelamin. Akibatya terjadi


(60)

siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, depresi dan mudah tersinggung.

2) Ciri-ciri seks sekunder

Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga atampak lelaki atau peempuan (Monks, knoers, haditimo, 2000: 222). Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu pada kumis, jambang, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suaranya berubah menjadi parau keras serta kulit menjadi kasar. Pada remaja putri juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu di ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang akan memproduksi air susu di buah dada, serta pinggul seperti wanita dewasa.

Akibat munculnya ciri-ciri seks primer dan sekunder memunculkan ciri psikologi remaja diantaranya adalah remaja sudah mulai ada ketertarikan kepada lawan jenis mereka dan mulai memperhatikan penampilan fisik sekecil apapun serta timbul rasa malu ketika berhadapan dengan orang lain.


(61)

51

Pada masa remaja pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12-20 tahun. Secara fungsional pertumbuhan remaja dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:

1) Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.

2) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi dan membuat keputusan di setiap masalah.

3) Mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.

4) Memikirkan masa depan, perencanaan, dan

mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya.

5) Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas dan identitas (jati diri). Walaupun di usia remaja ini mengalami perkemabngan otak yang pesat, namun menurut psikolog David Elkind (1984, 1998) pemikiran mereka cenderung belum matang, diantara ciri psikologi remaja:

1) Idealisme dan mudah mengkritik.

Remaja berfikir terhadap gagasan yang ideal menurut mereka sehingga kurang bisa menerima kenyataan yang mereka hadapi. Mereka mulai mengkritik hal-hal yang


(62)

tidak sesuai dengan mereka, sekalipun itu orangtua sendiri.

2) Sifat argumentatif

Remaja terus-menerus mencari kesempatan untuk memamerkan kemampuan penalaran mereka. Sehingga mereka sering berdebat dengan orang tua ketika mendapati ketidakcocokan.

3) Sulit untuk memutuskan sesuatu

Remaja memiliki banyak alternatif di pikirannya dalam waktu yang sama, tetapi kurang memiliki strategi yang efektif untuk memilih. Sehingga mereka sering bermasalah ketika harus memutuskan sesuatu dalam waktu yang singkat.

c. Perkembangan emosi

Pada masa-masa ini, remaja mengalami puncak emosionalitas atau emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental ditandai dengan mudah tersinggung, marah, sedih dan murung. Sedangkan pada remaja akhir sudah mulai dapat mengendalikan.

Perkembangan emosi ini dapat merubah diri remaja menjadi baik atau buruk tergantung pada lingkungannya. Remaja yang tinggal di lingkungan yang tidak bisa menerima


(63)

53

keadaan dirinya, cenderung menjadi remaja yang agresif dan lari dari kenyataan. Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis akan membantu kematangan emosi remaja, akibatnya remaja akan berubah menjadi sosok yang penuh cinta, optimis dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

a. Perkembangan moral

Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasaan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis ditandai dengan rasa inginditerima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain.

b. Perkembangan sosial

Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misal memiliki hobi dan minat yang sama.

Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya itu. Sehingga dalam hal ini kontrol dari keluarga sangat dibutuhkan.


(1)

metode dengan pengawasan dan hukuman tidak relevan terhadap remaja.

B. Saran-saran

1.Untuk pendidik di lembaga formal.

Hendaknya para pendidik (guru) di sekolah formal dapat memilih dan memilih metode yang cocok digunakan dalam mendidik peserta didik katagore remaja. Karena di masa remaja ini, psikologi mereka sudah berbeda dengan yang masih tergolong anak-anak. Sehingga para pendidik (guru) harus memiliki bekal ilmu psikologi perkembangan agar dalam memberikan pendidikan dapat menyesuaikan metode yang digunakan dengan psikologi remaja.

2. Untuk para oramg tua

Mendidik anak adalah kewajiban setiap orang tua karena anak adalah anugrah terindah yang diamanhkan kepada orang tua. Anak bisa menjadi anugrah ataukah mesibah tergantung didikan yang diberikan orang tua kepadanya. Bukan hanya materi pendidikan yang penting diperhatikan oleh orang tua, akan tetapi metode yang digunakan juga meepengaruhi sampai tidaknya materi itu.

Semisal orang tua ingin mengajarkan kesabaran, tetapi setiap hari anak melihat orang tuanya sering marah-marah ketika mendapat kesulitan. Maka metode harus diperhatikan dan disesuaikan dengan perkembangan psikologi di masanya.


(2)

C. Kata Penutup

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan dari penulis, baik dalam hal pengetahuan, kemampuan maupun pengalaman penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan, demi perbaikan dan pengembangan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.

Demikian penelitian ini dilakukan dan disampaikan, semoga Allah menjadikan skripsi ini sebagai sarana untuk kita mengambil manfaat dan hikmah Allah swt, dan sumbangan bagi perbaikan dan pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung (ed). 2006. Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Multidisipliner. Yogyakarta: lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga. Ali, Mohammad dan Mohammad asrori, 2005. Psikologi Remaja Perkembngan

Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2012. Hanyalah untukmu anakku: Panduan Lengkap Pendidikan Anak Sejak dalam kandungan Hingga Dewasa. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Amini, Samsul Munir. 2007. Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami. Jakarta: Amzah.

An-Nahlawi, 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press.

Anis, Muhammad. 2012. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan. Yogyakarta: Mentari Pustaka.

Chabib Thoha, 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ghuddah, ‘Abdul Fattah Abu. 2009. 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah SAW. Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Tokoh. Engkus Kuswandi (ed). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hartini, N. 2011. “Metodologi Pendidikam Anak Dalam Pandangan Islam (Studi Cara Rasulullah saw Mendidik Anak)”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Hidayat, Rohmat. 2012. “Pengaruh Masa Pubertas Terhadap Perilaku Psikososial Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Sumberjaya Kabupaten Majalengka”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Hirpan. 2007. “Pendidikan Sosial Dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam”.

Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.


(4)

Irawati, Yuni. 2013. “Metode Pendidikan Karakter Islami Terhadap Anak Menurut Abdullah Nasih Ulwan Dalam Buku Pendidikan Anaka Dalam Islam Dan Relevansinya Dengan Pendidikan nasional”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Irwanto, 1997. Psikologu umum, Cet. V. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jamin, Ibnu. 2008. “Metode Pendidikan Seks bagi Anak Menurut Abdullah

Nasih Ulwan (Perspektif Pendidikan Islam)”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunana Kalijaga.

Langgulung, Hasan. 1995. Manusia Dan Pendidik Suatu Analisis Psikologi Dan Pendidikan. Jakarta: Al-Husna Zikra.

Rifa’i, Melly Sri Sulastri. 1984. Psikologi Perkembangan Remaja. Bina Aksara. Mujib, Abdul dkk. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Mubarok, Achmad. 2009. Psikologi Keluarga (Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa). Jakarta: Wahana Aksara Prima.

Mukodi.2011. Pendidikan Islam Terpadu. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Monks, F.J., 2000. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Nata, Abuddin. 2012. Metodelogi Studi Islam. Jakarta: Rajawali.

Papalia, Diane E dan Sally wendkos, Ruth Duskin Feldhan. 2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.

Qolawun, Awy’ A. 2012. Rasulullah Saw Guru Paling Kreatif, Inovatif, & Sukses Mengajar. Abdul Syukur (ed). Yogjayarta: Diva Press.

Safroni, Ladzi. 2013. Al-Ghazali Berbicara Tentang Pendididkan Islam. Daerah Istimewa Yogyakarta: AM Publising.

Saidan. 2011. Perbandingan Pemikiran Pendidikan Islam Antara Hasan Al-Banna dan Mohammad Nastir. Jakarta: Kementrian Agama RI.

Santrock, W. John. 2003. Adolesence Perkembangan Remaja. Shinto B. Adelar, Sherly saragih (penj). Jakarta: Erlangga.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV Sagung Seto.


(5)

Sofyan, Sulkhan. 2015. “Materi dan Metode Pendidikan Anak Menurut Abdullaha Nasih Ulwan Ditinjau dari Perspektif Catur Pusat Pendidikan”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Sukmawati, Leny. Tt. Kesehatan Reproduksi Remaja. Sosialisi di MBS Jombang pada tanggal 24 Juni 20016.

Sulhan, Najib. 2011. Anakku Penyejuk Jiwaku (Pola Pengasuhan Islami Untuk Membangun Karakter Positif Anak). Jakarta: Mizania.

Tumanggor, Rusmin. 2014. Ilmu Jiwa Agama (The Psikologi of Religion). Jakarta: Kencana.

Ulwan, Abdullah Nasih. 2007. Pendidikan Anak Dalam Islam (Tarbiyatul Aulad Fil Islam). Jamaluddin Miri (pnj). Jakarta: Pustaka Amani.

Ulwan, Abdullah Nashih. 1983. Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Beirut: Darussalam Warson, Ahmad. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:

Pustaka Progressif.

Zed, Mestika 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.


(6)

CURRICULUM VITAE

Nama : Hidha Fildatun Azizah

Tempat/Tgl. Lahir : Jepara, 27 November 1994

NIM : 20120720213

Alamat : Ds. Brantaksekarjati Rt: 01 Rw: 01, Kec. Welahan,

Kab. Jepara

Telp : 085727852275

Orang Tua :Bpk. Musta’in – Ibu Dwi Noryani

Pendidikan :TK Nurul Huda, Jepara (1999-2000)

:TK At-Taqwa Kalinyamatan, Jepara (2000-2002) :SD Brantak Sekarjati 01 (2000-2006)

:MD Muhammadiyah Kalinyamatan, Jepara (2003-2006)

:MTS Ma’ahid Kudus (2006-2009) :MA Ma’ahid Kudus (2009-2012)

:PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah) (2012-2015)

Pengalaman Organisasi :OSIS (Organisasi Intra Sekolah) tahun 2010-2011.

:IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) tahun 2012-2013.

:IMTM (Ikatan Mahasiswa Tarjih Muhammadiyah) tahun 2013-2014.