LKP : Perancangan Dan Implementasi Vpn Untuk Akses Server Jarak Jauh Pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) PT. Pos Indonesia.

(1)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VPN UNTUK AKSES

SERVER JARAK JAUH PADA KANTOR MPC (MAIL

PROCESSING CENTRE) PT. POS INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Komputer

Oleh:

ARON OCTAVIANUS SIAHAAN

12410200067

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA

2016


(2)

viii

Halaman

ABSTRAKSI... vi

KATA PENGANTAR…... vii

DAFTARISI... viii

DAFTARGAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BABIPENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 PerumusanMasalah... 2

1.3 BatasanMasalah... 2

1.4 Tujuan... 3

1.5 Kontribusi... 3

1.6 SistematikaPenulisan... 3

BAB II GAMBARAN UMUM MPC PT. POS INDONESIA... 5

2.1 Sejarah dan Perkembangan MPC PT. POS INDONESIA PERSERO... 5

2.2 Pelayanan MPC PT. POS INDONESIA PERSERO... 8

2.2.1 Logo... 10

2.2.2 Arti Logo... 10

2.3 Visi dan Misi MPC PT. POS INDONESIA PERSERO... 13

2.4 Struktur Organisasi... 14


(3)

ix

3.1 VPN (Virtual Private Network)... 15

3.1.1 Pengertian VPN... 15

3.1.2 Cara Kerja VPN... 16

3.1.3 Keuntungan dan Manfaat VPN... 17

3.1.4 Kekurangan dan Kelemahan VPN... 17

3.2 Router Mikrotik... 18

3.2.1 Pengertian Router Mikrotik... 18

3.2.2 Fungsi Router Mikrotik... 19

3.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Router Mikrotik... 19

3.2.4 Fitur-Fitur Router Mikrotik... 20

3.3 Switch... 21

3.3.1 Pengertian Switch... 21

3.3.2 Fungsi dan Kelebihan Switch... 22

3.3.3 Cara Kerja Switch... 22

3.4 Modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) ... 24

3.4.1 Pengertian dan Fungsi Modem ADSL... 24

3.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Modem ADSL... 25

3.5 Komputer Server dan Komputer Klien... 27

3.5.1 Pengertian Komputer Server... 27

3.5.2 Fungsi Komputer Server... 27

3.5.3 Pengertian Komputer Klien... 28

3.5.4 Fungsi Komputer Klien... 28

3.6 Topologi Jaringan Komputer... 29


(4)

x

3.7.2 Fungsi Kabel UTP... 35

3.7.3 Jenis-Jenis Kabel UTP... 35

3.8 RJ45 (Registered Jack) ... 37

3.8.1 Pengertian RJ45... 37

3.8.2 Fungsi RJ45... 37

3.9 Internet... 38

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK... 39

4.1 Rancangan Topologi Jaringan Komputer... 39

4.2 Instalasi Router Mikrotik dengan Modem ADSL... 42

4.3 Konfigurasi VPN Server di Router Mikrotik... 51

4.4 Instalasi Modem ADSL Pada Home PC... 54

4.5 Konfigurasi VPN Klien di Home PC... 57

4.6 Pengujian... 63

BAB V PENUTUP... 67

5.1 Kesimpulan... 67

5.2 Saran... 68


(5)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab satu penulis menjelaskan latar belakang mengapa penulis membuat Perancangan dan Implementasi VPN (Virtual Private Network) Untuk Akses Server Jarak Jauh Pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) PT. Pos Indonesia serta menjelaskan perumusan dan batasan masalah yang ada pada kerja praktik dan menjelaskan tujuan dari kerja praktik.

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan pesat sehingga proses pertukaran informasi dapat dilakukan dengan mudah dan praktis. Seiring berjalannya waktu, permasalahan-permasalahan di dunia teknologi informasi tetap muncul, seperti halnya ketika akan menghubungkan pengguna ataupun jaringan lain yang berjauhan atau terpisah secara geografis serta adanya kebutuhan seorang admin jaringan itu sendiri untuk melakukan akses dan kontrol server tanpa harus mengakses server tersebut secara langsung dengan mudah dan praktis melalui pemanfaatan perkembangan jaringan internet.

Beriringan dengan berkembangnya teknologi informasi, perkembangan komputer saat ini juga telah berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam hal mengolah data serta melakukan koneksi dan komunikasi dengan perangkat lain dengan platform yang berbeda. Sehubungan dengan kebutuhan seorang admin jaringan tersebut memberikan inspirasi bagi penulis untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu


(6)

perancangan dan implementasi VPN (Virtual Private Network) memungkinkan dapat membangun koneksi pada jaringan public (internet) dengan hak dan pengaturan seperti pada jaringan lokal dapat dijadikan pilihan sebagai pengaksesan file serta kontrol jarak jauh (remote) pada server secara aman, mudah dan praktis, serta dapat dilakukan dari mana saja melalui internet.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah-masalah sebagi berikut:

Bagaimana merancang jaringan komputer yang memberikan kemudahan bagi admin jaringan untuk kontrol server dari jarak jauh melalui perangkat komputer secara mudah dan praktis dengan menggunakan koneksi VPN?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada dan analisa yang dibuat lebih terfokus sehingga mencapai kesimpulan yang tepat, maka penulis memberikan batasan-batasan masalah. Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu:

1. Merancang dan membangun server yang dapat diakses melalui internet dengan menggunakan koneksi VPN.

2. Konfigurasi VPN Server danVPN Client serta konfigurasi aplikasi untuk remote server pada komputer.


(7)

3

1.4 Tujuan

Tujuan umum dari kerja praktik yang dilaksanakan mahasiswa adalah: 1. Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman di dunia kerja sesuai bidang

keilmuan sebelum memasuki dunia kerja,

2. Menerapkan pengetahuan akademis, sehingga bisa memberikan kontribusi dan solusi bagi perusahaan,

3. Memahami etika dan hubungan tata kerja dalam perusahaan (budaya dunia kerja, kedisiplinan, kemampuan berorganisasi, kemampuan menghargai dan menghormati, kepemimpinan serta kerjasama tim).

1.5 Kontribusi

Adapun kontribusi dari kerja praktik terhadap MPC (Mail Processing Centre) PT. Pos Indonesia adalah membantu pengaksesan file server serta kontrol server dari jarak jauh bagi admin jaringan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, dan kontribusi dari kerja praktik terhadap instansi yang terkait.


(8)

BAB II : GAMBARAN UMUM MPC PT. POS INDONESIA Bab ini berisi sejarah dan perkembangan, pelayanan, logo dan arti logo, visi, misi, dan struktur organisasi, MPC PT. Pos Indonesia sebagai tempat kerja praktik.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori penunjang yang digunakan sebagai acuan dalam kerja praktik tersebut.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang perancangan dan implementasi VPN untuk akses server jarak jauh dan menampilkan gambar yang telah dikerjakan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan kerja praktik yang membahas tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil dari kerja praktik serta saran disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab – bab yang sebelumnya.


(9)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia

Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah mengalami perubahan sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998.

Dunia perposan modern muncul di Indonesia sejak tahun 1602 pada saat VOC menguasai bumi nusantara ini. Pada saat itu, perhubungan pos hanya dilakukan di kota-kota tertentu yang berada di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket pos hanya diletakkan di Stadsherbrg atau Gedung Penginapan Kota sehingga orang-orang harus selalu mengecek apakah ada surat atau paket untuknya di dalam gedung itu. Untuk meningkatkan keamanan surat-surat dan paket-paket pos tersebut, Gubernur Jenderal G. W. Baron Van Imhoff mendirikan kantor pos pertama di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta). Pos pertama ini didirikan pada tanggal 20 Agustus 1746.


(10)

Era kepemimpinan Gubernur Jenderal Daendels di VOC membuat sebuah kemajuan yang cukup berarti di dalam pelayanan pos di nusantara. Kemajuan tersebut berupa pembuatan jalan yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan. Jalan sepanjang 1.000 km ini sangat membantu dalam mempercepat pengantaran surat-surat dan paket-paket antarkota di Pulau Jawa. Jalan yang dibuat dengan metode rodi (kerja paksa) ini dikenal dengan nama Groote Postweg (Jalan Raya Pos). Dengan adanya jalan ini, perjalanan antara Provinsi Jawa Barat sampai Provinsi Jawa Timur, yang awalnya bisa memakan waktu puluhan hari, bisa ditempuh dalam jangka waktu kurang dari seminggu.

Arus perkembangan teknologi telepon dan telegraf yang masuk ke Indonesia pun mengubah sistem pelayanan pos di Indonesia. Pada tahun 1906, pos di Indonesia pun akhirnya berubah menjadi Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT). Layanan pos yang awalnya berpusat di Welrevender (Gambir) juga berpindah ke Dinas Pekerjaan Umum atau Burgerlijke Openbare Werker (BOW) di Bandung pada tahun 1923. Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, Jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang. Angkatan Muda PTT (AMPTT) mengambil alih kekuasaan Jawatan PTT tersebut dan kemudian secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 27 September 1945. Hari itu pun diperingati sebagai Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Parpostel.

Cukup banyak perubahan dalam sistem Pos Indonesia sendiri. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk badan usaha yang dimiliki oleh Pos Indonesia secara terus-menerus dari tahun ke tahun. Pada tahun 1961, Pos Indonesia resmi mejadi perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961.


(11)

7

Peraturan tersebut menyebutkan bahwa Jawatan PTT itu kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Setelah menjadi perusahaan negara, Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) mengalami pemecahan menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Hal ini bertujuan untuk mencapai perkembangan yang lebih luas lagi dari masing-masing badan usaha milik negara (BUMN) ini. Pemecahan PN Postel menjadi PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi ini memiliki legalitas hukum melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1965 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1965.

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1978 dikeluarkan untuk mengubah lagi bentuk badan usaha dari pelayanan pos di Indonesia ini (melalui PN Pos dan Giro). Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, Perusahaan Negara Pos dan Giro berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro (Perum Pos dan Giro). Hal ini bertujuan untuk semakin mempermudah keleluasaan pelayanan pos bagi masyarakat Indonesia. Perubahan bentuk usaha dari sebuah perusahaan negara menjadi perusahaan umum ini pun disempurnakan lagi supaya bisa mengikuti iklim usaha yang sedang berkembang melalui keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1984 mengenai tata cara pembinaan dan pengawasan. Setelah beberapa tahun memberikan pelayanan dengan statusnya sebagai perusahaan umum, Pos Indonesia mengalami perubahan status atau bentuk usaha lagi. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1995, Perum Pos dan Giro berubah menjadi PT. Pos Indonesia (Persero). Hal ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan kedinamisan untuk PT. Pos Indonesia (Persero)


(12)

sehingga bisa lebih baik dalam melayani masyarakat dan menghadapi perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat persaingannya.

2.2 Pelayanan PT. Pos Indonesia

Dalam melaksanakan pelayanan pos di Indonesia, Pos Indonesia membagi wilayah negara Indonesia sebelas daerah atau divisi regional dalam pengoperasiannya. Pembagian divisi-divisi tersebut mencakup semua provinsi yang ada di Indonesia. Setiap divisi meliputi satu atau beberapa provinsi yang menjadi bagian dari divisi tersebut. Divisi-divisi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Regional I Pusat Medan (meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera Utara)

2. Regional II Pusat Padang (meliputi Provinsi Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat)

3. Regional III Pusat Palembang (meliputi Provinsi Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Bangka Belitung)

4. Regional IV Pusat Jakarta (meliputi provinsi D. K. I. Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat)

5. Regional V Pusat Bandung (meliputi sebagian Provinsi Jawa Barat)

6. Regional VI Pusat Semarang (meliputi Provinsi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta)

7. Regional VII Pusat Surabaya (meliputi Provinsi Jawa Timur)

8. Regional VIII Pusat Denpasar (meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur)

9. Regional IX Pusat Banjarbaru (meliputi Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan)


(13)

9

10. Regional X Pusat Makassar (meliputi Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Maluku Utara)

11. Regional XI Pusat Jayapura (meliputi Provinsi Papua Barat, dan Papua). Ekspansi wilayah pelayanan Pos Indonesia tidak hanya meliputi wilayah Indonesia saja, tetapi juga sudah meliputi dunia internasional. Pelayanan dalam skala internasional ini memungkinkan Pos Indonesia untuk melaksanakan salah satu tujuannya untuk bisa go international. Ekspansi wilayah pelayanan Pos Indonesia ini dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan badan-badan usaha di negara lain yang berskala internasional, seperti Western Union.

Andil Pos Indonesia dalam melayani pelanggannya, baik di skala nasional ataupun internasional, tidak terbatas hanya dalam dunia perposan, tetapi juga dalam dunia keuangan. Fasilitas transfer uang melalui Pos Indonesia bisa dinikmati oleh para pelanggannya. Fasilitas pembayaran tagihan listrik, air, dan telepon pun bisa dinikmati di kantor-kantor Pos Indonesia. Berbagai kemudahan yang ditawarkan dalam pelayanan Pos Indonesia terhadap pelanggannya merupakan suatu strategi yang diambil oleh Pos Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.


(14)

2.3 Logo dan Arti Logo PT. Pos Indonesia 2.3.1 Logo

Gambar 2.1 Logo PT. Pos Indonesia

2.3.2 Arti Logo

Logo merupakan sebuah simbol yang menunjukkan citra, visi, dan misi dari pemilik logo tersebut. Apabila logo tersebut adalah milik sebuah perusahaan, logo tersebut akan merefleksikan jati diri perusahaan tersebut. Logo juga merupakan identitas suatu perusahaan yang menggambarkan tujuan-tujuan, prinsip-prinsip, serta ideologi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Logo suatu perusahaan bisa saja berubah seiring dengan perubahan diri dari perusahaan itu sendiri. Dalam perkembangan PT. Pos Indonesia (Persero), logo yang mewakili diri Pos Indonesia pun berubah mengikuti perubahan yang terjadi di dalam tubuh PT. Pos Indonesia (Persero) itu sendiri. Perubahan logo yang mencerminkan hal-hal yang baru dan berubah dari tubuh PT. Pos Indonesia (Persero) ini dapat kita telaah dan kita analisa. Logo lama Pos Indonesia ini terdiri dari banner di atas yang bertuliskan ‘RI’ yang kemudian tersambung dengan gambar padi dan kapas yang


(15)

11

memberntuk sebuah lingkaran yang kemudian berujung kepada banner di bawah yang bertuliskan ‘POS & GIRO’. Di dalam lingkaran yang terbentuk dari kedua banner dengan padi dan kapas tersebut, kita mendapati sebuah segilima yang di dalamnya terdapat gambar burung merpati yang seolah-olah sedang terbang mengelilingi dunia. Di sisi luar dari segilima tersebut dan di sisi dalam dari lingkaran, kita mendapati arsiran mendatar yang berfungsi sebagai latar belakang atau background. Ide utama dari logo lama ini adalah burung merpati pos yang telah lama menjadi simbol dunia perposan. Bola dunia yang berada di belakang merpati tersebut melambangkan perputaran dunia, kekekalan, dan adanya hubungan yang terjalin antarnegara (hubungan yang bersifat internasional). Bentuk segilima yang mengelilingi merpati pos tersebut melambangkan Pancasila, ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki lima sila. Unsur padi dan kapas yang menjadi simbol dari sila kelima dari Pancasila mewakili tujuan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia. Banner yang bertuliskan ‘RI’ dan ‘POS & GIRO’ menunjukkan identitas pemilik logo, yaitu Perum Pos dan Giro Republik Indonesia. Secara semantik, logo ini menunjukkan profesionalitas pos yang diwakili oleh merpati dan bola dunia namun terkurung oleh segilima yang mewakili Pancasila dan juga oleh lingkaran padi dan kapas yang menggambarkan tujuan BUMN. Hal ini menunjukkan bahwa Pos Indonesia bekerja secara profesional di dalam memberikan pelayanan berskala internasional untuk pelanggan-pelanggannya dengan tetap memegang teguh nasionalisme dan tujuan


(16)

BUMN untuk menjunjung keadilan dan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Logo ini juga melambangkan keteguhan dalam memegang ideologi negara dengan adanya dua simbol yang mewakili Pancasila. Setelah perubahan kelembagaan yang terjadi di dalam tubuh Pos Indonesia (perubahan bentuk usaha dari perusahaan umum menjadi persero), logo Pos Indonesia pun ikut berubah. Di dalam logo baru Pos Indonesia, kita mendapati seekor merpati pos yang seolah-olah sedang terbang mengelilingi dunia dengan kecepatan tinggi. Merpati pos ini tidak lagi terkurung oleh segilima dan juga lingkaran padi dan kapas. Ukuran merpati yang lebih besar daripada bola dunia melambangkan bahwa Pos Indonesia diharapkan bisa menguasai (memimpin) usaha perposan di dunia internasional. Warna dasar jingga yang terdapat di gambar merpati dan bola dunia menunjukkan bahwa Pos Indonesia itu penting (warna jingga memiliki arti penting serta perlu diperhatikan, seperti yang terdapat di pembatas-pembatas jalan, pakaian pendaki gunung, seragam para penerbang, dan lain sebagainya). Tulisan ‘POS INDONESIA’ dengan tipografi bold ini memberikan ketegasan identitas perusahaan dan juga identitas negara. Tulisan ini berada di bawah gambar merpati yang sedang mengelilingi dunia dengan kecepatan tinggi karena logo ini ingin menunjukkan bahwa Pos Indonesia lebih mengutamakan profesionalitas dalam pelayanan untuk pelanggan-pelanggannya. Slogan Pos Indonesia ‘Untuk Anda kami ada’ yang ditulis dengan huruf latin (tegak bersambung) memperlihatkan keluwesan, keramahan, dan fleksibilitas dalam melayani pelanggan-pelanggannya.


(17)

13

2.4 Visi dan Misi PT. Pos Indonesia 2.4.1 Visi

Menjadi Perusahaan pos terpercaya

2.4.2 Misi

 Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik

 Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi

 Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh

 Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat

 Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan


(18)

2.5 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia

Pada tempat kerja praktik terdapat stuktur organisasi yang terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut:


(19)

15

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 VPN (Virtual Private Network)

3.1.1 Pengertian VPN (Virtual Private Network)

VPN adalah singkatan Virtual Private Network, yaitu sebuah koneksi private melalui jaringan publik atau internet, virtual network berarti jaringan yang terjadi hanya bersifat virtual. Private yaitu jaringan yang terbentuk bersifat private dimana tidak semua orang bisa mengaksesnya. Data yang dikirimkan terenkripsi sehingga tetap rahasia meskipun melalui jaringan publik. Jika menggunakan VPN kita seolah-olah membuat jaringan didalam jaringan atau biasa disebut tunnel.

Konsep kerja VPN pada dasarnya VPN Membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC. Dapat digambarkan sebagai berikut :


(20)

Untuk menghubungkan dua komputer secara private dengan jaringan internet maka dapat digambarkan seperti ini:

Gambar 3.2 Site to Site VPN

Jadi semua koneksi diatur oleh VPN Server sehingga dibutuhkan kemampuan VPN Server yang memadai agar koneksinya bisa lancar.

3.1.2 Cara Kerja VPN (Virtual Private Network)

Secara sederhana cara kerja VPN (dengan protokol PPTP) adalah sebagai berikut:

 VPN membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC, Server VPN ini bisa berupa komputer dengan aplikasi VPN Server atau sebuah Router.

 Untuk memulai sebuah koneksi, komputer dengan aplikasi VPN klien mengontak Server VPN, VPN Server kemudian memverifikasi username dan password dan apabila berhasil maka VPN Server memberikan IP Address baru pada komputer klien dan selanjutnya sebuah koneksi / tunnel akan terbentuk.


(21)

17

 Untuk selanjutnya komputer klien bisa digunakan untuk mengakses berbagai resource (komputer atu LAN) yang berada dibelakang VPN Server misalnya melakukan transfer data, ngeprint dokument, browsing dengan gateway yang diberikan dari VPN Server, melakukan remote desktop dan lain sebagainya.

3.1.3 Keuntungan dan Manfaat VPN (Virtual Private Network) Beberapa keuntungan dari teknologi VPN diantaranya adalah:

 Remote Access, dengan VPN kita dapat mengakses komputer atau jaringan kantor dari mana saja selama terhubung ke internet

 Keamanan, dengan koneksi VPN kita bisa berselancar dengan aman ketika menggunakan akses internet publik seperti hotspot.

 Menghemat biaya setup jaringan, VPN dapat digunakan sebagai teknologi alternatif untuk menghubungkan jaringan lokal yang luas dengan biaya yang relatif kecil, karena transmisi data teknologi VPN menggunakan media jaringan public yang sudah ada tanpa perlu membangun jaringan pribadi.

3.1.4 Kekurangan atau Kelemahan VPN (Virtual Private Network) Setiap ada kelebihan pasti ada kekurangannya, beberapa kekurangan dari VPN diantaranya adalah:


(22)

 Koneksi internet (jaringan publik) yang tidak bisa kita prediksi. Hal ini dapat kita maklumi karena pada dasarnya kita hanya "nebeng" koneksi pada jaringan pihak lain sehingga otomatis kita tidak mempunyai kontrol terhadap jaringan tersebut.

 Perhatian lebih terhadap keamanan. Lagi-lagi karena faktor penggunaan jaringan publik, maka kita perlu memberikan perhatian yang lebih untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyadapan, hacking dan tindakan cybercrime pada jaringan VPN.

3.2 Router Mikrotik

3.2.1 Pengertian Router Mikrotik

Gambar 3.3 Router Mikrotik

Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP, provider hotspot dan warnet.


(23)

19

Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks sekalipun.

3.2.2 Fungsi Router Mikrotik

Berikut beberapa fungsi router mikrotik:

 Pengaturan koneksi internet dapat dilakukan secara terpusat dan memudahkan untuk pengelolaannya.

 Konfigurasi LAN dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan PC Mikrotik Router OS dengan hardware requirements yang sangat rendah.

 Blocking situs-situs terlarang dengan menggunakan proxy di mikrotik.

 Pembuatan PPPoE Server.

 Billing Hotspot.

 Memisahkan bandwith traffic internasional dan local, dan lainnya.

3.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Router Mikrotik

Kelebihan Router Mikrotik adalah mudah dalam pengoperasian. Disebut mudah bila kita bandingkan dengan ROuter OS lain seperti Cisco dan lainnya. Kemudahan pengoperasian Router berbasis Mikrotik OS salah satunya adalah berkat tersedianya fitur GUI. Jadi kita bisa setup router tidak


(24)

hanya melalui tampilan text yang biasa digunakan OS router lain, tapi juga bisa dilakukan melalui sebuah aplikasi remote berbasis GUI bernama Winbox. Kekurangan mikrotik adalah mikrotik mengeluarkan sertifikasi, namun sertifikasi tersebut masih kurang populer dibanding dengan vendor lain seperti cisco yang sudah diakui international Mungkin kurang bagus untuk menangani jaringan sekala yang besar karena dukungan hardwarenya.

3.2.4 Fitur-Fitur Router Mikrotik

Berikut ini adalah beberapa fitur router mikrotik, antara lain:

 Firewall dan NAT

 Routing – Static routing  Data Rate Management

 Hotspot

 Point-to-Point tunneling protocols

 Simple tunnels

 IPsec

 Web proxy

 Caching DNS client

 DHCP

 Universal Client

 VRRP

 UPnP


(25)

21

 Monitoring/Accounting

 SNMP

 MNDP

 Tools

3.3 Switch

3.3.1 Pengertian Switch

Gambar 3.4 Switch Cisco 2960

Switch merupakan sebuah device yang digunakan sebagai repeater atau penguat untuk menghubungkan kabel-kabel UTP dari satu komputer ke komputer yang lain.

Switch memiliki banyak port yang akan menghubungkan ke jaringan komputer dan port – port tersebut akan berhubungan dengan konektor RJ 45.

Jaringan switch atau hub switching adalah perangkat jaringan komputer yang menghubungkan segmen jaringan atau perangkat jaringan.

Switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.


(26)

3.3.2 Fungsi dan Kelebihan Switch

Fungsi Switch yaitu sebagai pembagi sinyal dan penguat sinyal pada jaringan komputer. Switch dapat mengenali alamat data yang harus ditransmisikan dan mampu mengatur lalu lintas data dalam jaringan.

 Switch mampu memeriksa dengan seksama setiap paket data yang diterima

 Switch mampu untuk menentukan tujuan dan sumber paket data yang melaluinya

 Switch memiliki kemampuan untuk mem-forward setiap paket data dengan tepat

3.3.3 Cara Kerja Switch

Switch dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

 Cut through / Fast Forward

 Switch Jenis ini hanya mengecek alamat tujuan saja (yang ada pada header frame). Selanjutnya frame akan diteruskan ke host tujuan.

 Kondisi ini akan dapat mengurangi Latency Time.

 Kelemahannya tidak dapat mengecek frame yang error dan akan diteruskan ke host tujuan.

 Switch ini adalah yang tercepat di jenisnya.


(27)

23

 Switch ini akan menyimpan semua frame untuk sementara waktu sebelum diteruskan ke host tujuan untuk di cek terlebih dahulu melalui mekanisme CRC (Cyclic Redundancy Check). Jika ditemukan error, maka frame akan “dibuang” dan tidak akan diteruskan ke host tujuan.

 Switch jenis ini adalah yang paling “dipercaya”.

 Kelemahannya meningkatnya Latency Time akibat proses pengecekan.

 Fragment free / Modified cut through

 Sebuah metode yang mencoba untuk mempertahankan manfaat dari Store and Forward dan Cut through / Fast Forward . Switch akan memeriksa 64 byte pertama dari frame, di mana informasi pengalamatan disimpan. Menurut spesifikasi Ethernet, tabrakan akan terdeteksi selama 64 byte pertama dari frame, sehingga frame yang berada dalam kesalahan karena tabrakan tidak akan diteruskan. Dengan cara ini frame akan selalu mencapai tujuan yang dimaksudkan. Pemeriksaan kesalahan dari data yang sebenarnya dalam paket yang tersisa untuk perangkat akhir.

 Nilai 64 byte ini merupakan jumlah minimum yang dianggap penting untuk menentukan apakan frame error atau tidak.

 Switch ini memiliki performance yang cukup baik dan dapat diandalkan.


(28)

 Dirancang untuk beroperasi pada cut-through mode (cut-through switching) normal, tetapi jika tingkat kesalahan sebuah pelabuhan melompat terlalu tinggi, switch secara otomatis reconfigures pelabuhan untuk dijalankan dalam mode store-and-forward.

 Hal ini mengoptimalkan kinerja switch dengan menyediakan kecepatan yang lebih tinggi dengan menggunakan Cut through / Fast Forward jika tingkat kesalahan rendah, tapi kecepatan akan menurun dengan menggunakan Store and Forward jika tingkat kesalahan yang tinggi.

 Adaptive switching biasanya secara port-by-port basis.

3.4 Modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)


(29)

25

3.4.1 Pengertian dan Fungsi Modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)

Modem ADSL merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk menghubungkan komputer ataupun router ke saluran telepon sehingga dapat mentransfer data maupun mengakses internet. Pada ADSL memiliki berbagai macam jenis kecepatan, USB (Universal Serial Bus), router dan perangkat-perangkat lain yang terdapat di dalamnya. Seperti misalnya ada yang dapat digunakan untuk 2 (dua) komputer dengan menggunakan USB dan ada juga yang dapat digunakan hingga 4 (empat) komputer bahkan lebih dengan menggunkan Ethernet LAN. Terdapat beberapa lampu indikator pada modem ADSL yang fungsinya untuk mengetahui jalannya proses koneksi yang sedang terjadi. Biasanya lampu yang terdapat pada modem ADSL diantaranya lampu PPP, lampu Power dan lampu DSL. Tapi ada juga lampu tambahan jika menggunakan koneksi Ethernet LAN dan USB. Lampu DSL dapat menunjukan koneksi bahwa sudah sudah terhubung atau belum perangkat pada line telepon dan lampu PPP dapat menunjukan adanya arus data saat melakukan serching.

3.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)


(30)

 Memiliki pembagian frekwensi menjadi 2 (dua) macam diantaranya frekwensi tinggi untuk menghantarakna data dan frekwensi rendah untuk menghantarkan suara maupun fax.

 Untuk di Indonesia pelanggan yang menggunakan Spidiy, maka ADSL membuat kegiatan ber-Internet menjadi lebih hemat. Sehingga dapat melakukan akses internet tanpa mengkhawatirkan tagihan yang terlalu mahal.

 Layanan komunikasi antara data dan suara diberikan melalui 2 (dua) kanal yang memang terpisah akan tetapi tetap pada satu kabel yang sama.

 Koneksi ADSL selalu tersambung dengan internet setiap saat dan telepon tetap dapat digunakan kapan saja.

 Dan kecepatan internet yang selalu stabil. Beberapa kekuranga ADSL, diantaranya yaitu:

 Jarak dapat berpengaruh pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem dengan komputer atau saluran telepon dengan gardu telepon, maka akan berpengaruh pada kecepatan dalam menakses internet.

 Adanya load coils yang digunakan untuk memberi layanan ke plosok-plosok daerah, sehingga load coils akan menggeser frekwensi suara ke frekwensi yang biasanya digunakan ADSL. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya interfensi maupun ketidak cocokan jalur pada ADSL.


(31)

27

 Adanya bridge tap yang merupakan kabel tidak berada pada jalur langsung antara pelanggan dengan CO. Jadi bridge tap dapat menimbulkan noise yang nantinya dapat mengganggu kinerja dari ADSL.

 Kaerena seiring berkembangnya jaman penggunaan kabel fiber optik pada saluran telepon digital sudah mulai digunakan. Hal ini tidak sesuai dengan sistem teknologi ADSL yang masih menggunakan saluran analog (kabel tembaga), sehingga pada saat ini masih cukup sulit mengirimkan sinyal melalaui kabel fiber optik.

 Kecepatan koneksi modem ADSL hingga saat ini masih sangat tergantung dengan tiang telepon atau DSLAM dan tidak semua sistem operasi komputer dapat menggunakan ADSL.

3.5 Komputer Server dan Komputer Klien 3.5.1 Pengertian Komputer Server

Komputer server merupakan komputer yang melayani permintaan komputer klien dengan menyediakan berbagai sumber daya seperti memori yang lebih besar, hardisk dengan kapasitas tinggi, printer yang bisa digunakan bersama dan lain-lainnya.

3.5.2 Fungsi Komputer Server Fungsi komputer server:


(32)

 Menyediakan resource untuk digunakan bersama baik itu perangkat keras maupun berupa aplikasi agar dapat digunakan semua komputer klien di dalam jaringan

 Bertanggung jawab mengatur lalu lintas data

 Mampu mengatur hak akses level dalam jaringan, sehingga tidak semua klien bisa membuka data yang disimpan di komputer server

 Menyediakan database atau aplikasi yang dapat dijalankan di semua komputer

 Melindungi komputer klien dengan memasang firewall atau anti malware di komputer server

3.5.3 Pengertian Komputer Klien

Komputer klien merupakan komputer yang digunakan untuk dapat melakukan akses layanan dari komputer pusat atau server. Banyak orang yang menyebutkan bahwa komputer klien sama dengan workstation. Secara garis besarnya komputer klien merupakan bagian dari sistem yang sudah di rakit sedemikian rupa dan sering digunakan dalam perkantoran untuk mempermudah beragam pekerjaan.

3.5.4 Fungsi Komputer Klien


(33)

29

 Komputer klien mampu untuk memberikan akses tercepat kepada pengguna karena segala sistemnya hanya dilakukan oleh satu komputer pusat atau server dan tidak akan di bebani dengan pengolahan ataupun tugas - tugas lainnya. Secara sederhananya, fungsi komputer klien tidak dapat melakukan tugas yang sama dalam waktu yang bersamaan.

 digunakan sebagai salah satu sistem keamanan ataupun administrasi pada perusahaan ataupun instansi pemerintahan karena dapat mudah di monitor dan dibatasi aksesnya.

3.6 Topologi Jaringan Komputer

Berikut adalah jenis-jenis topologi jaringan komputer yang umum digunakan beserta kelebihan dan kekurangannya, yaitu:

 Topologi Bus

Topologi bus dapat dibilang topologi yang cukup sederhana jika dibandingkan dengan topologi lainnya. Topologi ini umumnya digunakan pada instalasi jaringan berbasis fiber optic, selanjutnya digabungkan dengan topologi star/topologi bintang untuk menghubungkan client atau node.


(34)

Topologi bus hanya menggunakan satu kabel type coaxial disepanjang node client. Basanya, ujung kabel coaxial tersebut umumnya diberikan T konektor yang merupakan kabel end to end .

Kelebihan Topologi Bus:

 Biaya instalasi yg dapat dibilang amat sangat murah lantaran hanya menggunakan sedikit kabel.

 Tambahan client/ workstation baru akan dilakukan dgn mudah.

 Topologi yg amat sangat sederhana & gampang di aplikasikan Kekurangan Topologi Bus:

 Apabila salah satu kabel pada topologi jaringan bus putus atau bermasalah, Hal tersebut akan mengganggu computer workstation/ client lainnya.

 Proses sending (mengirim) & receiving (menerima) data kurang efisien, bahkan sering terjadi tabrakan data pada topologi ini.

 Topologi yang sangat jadul dan susah dikembangkan.

 Topologi Star

Topologi star atau topologi bintang Adalah semua node bergabung pada satu titik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Titik ini disebut sebagai titik pusat, hub, atau switch, yang semua perangkat lain yang terpasang langsung, umumnya melalui UTP atau STP.


(35)

31

Gambar 3.7 Topologi Star Kelebihan Topologi Star:

 Jika salah satu komputer mengalami masalah, jaringan pada topologi ini masih dapat berjalan & tak mempengaruhi komputer/pc lainnya.

 Bersifat fleksibel

 Tingkat keamanan dapat dibilang cukup baik daripada topologi bus.

 Kemudahan deteksi masalah cukup mudah bila terjadi kerusakan pada jaringan.

 Selain itu, setiap node memiliki akses ke bandwidth penuh dari LAN, setidaknya di lingkungan LAN switch.

Kekurangan Topologi Star

 Apabila switch/ hub yangg notabenya sbg titik pusat mengalami masalah, maka semua pc/komputer yg mengakses pada topologi ini pun mengalami masalah.

 Cukup membutuhkan banyak kabel, sehingga biaya atau anggaran yangg dikeluarkan dapat dibilang cukup mahal.


(36)

 Topologi Ring

Topologi ring atau cincin adalah salah satu topologi jaringan yang menghubungkan satu pc/komputer dengan pc/komputer yang lain dalam satu buah rangkaian melingkar, serupa dengan cincin. Kebanyakan topologi ini cuma memanfaatkan kartu LAN untuk menghubungkan komputer satu dengan pc/ komputer yang lain.

Gambar 3.8 Topologi Ring Kelebihan Topologi Ring :

 Mempunyai performa yang tambah baik daripada topologi bus.

 Mudah diimplementasikan.

 Konfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru dapat dibilang cukup mudah.

 Anggaran instalasi lumayan murah. Kekurangan Topologi Ring :

 Kinerja komunikasi dalam topologi ini dinilai dari jumlah/ sejumlah titik atau node.

 Troubleshooting lumayan rumit.


(37)

33

 Pada topologi ini biasanya berjalan collision (tabrakan data).

 Topologi Mesh

Pada topologi ini setiap komputer akan terhubung dengan komputer lain dalam jaringannya menggunakan kabel tunggal, jadi proses pengiriman data akan langsung mencapai komputer tujuan tanpa melalui komputer lain ataupun switch atau hub.

Gambar 3.9 Topologi Mesh

Kelebihanya adalah proses pengiriman lebih cepat dan tanpa melalui komputer lain, jika salah satu komputer mengalami kerusakan tidak akan menggangu komputer lain.

Kekurangan dari topologi ini sudah jelas, akan memakan sangat banyak biaya karena membutuhkan jumlah kabel yang sangat banyak dan setiap komputer harus memiliki Port I/O yang banyak juga, selain itu proses instalasi sangat rumit.

 Topologi Tree

Topologi jaringan komputer Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi star yang dihubungan dengan topologi bus, jadi setiap topologi star akan terhubung ke topologi star lainnya menggunakan topologi bus, biasanya dalam topologi ini


(38)

terdapat beberapa tingkatan jaringan, dan jaringan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dapat mengontrol jaringan yang berada pada tingkat yang lebih rendah.

Gambar 3.10 Topologi Tree

Kelebihan topologi tree adalah mudah menemukan suatu kesalahan dan juga mudah melakukan perubahan jaringan jika diperlukan.

Kekurangan nya yaitu menggunakan banyak kabel, sering terjadi tabrakan dan lambat, jika terjadi kesalahan pada jaringan tingkat tinggi, maka jaringan tingkat rendah akan terganggu juga.

3.7 Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

3.7.1 Pengertian Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)


(39)

35

Kabel UTP adalah UTP singkatan dari “unshielded twisted pair” yaitu jenis kabel ini terbuat dari bahan penghantar tembaga, mempunyai isolasi dari plastik & terbungkus oleh bahan isolasi yang dapat melindungi dari api dan juga kerusakan fisik, kabel UTP sendiri terdiri dari 4 pasang inti kabel yang saling berbelit dimana masing-masing pasang mempunyai kode warna berbeda. Atau definisi kabel UTP adalah suatu jenis kabel yang dapat dipakai untuk membuat jaringan komputer, berupa kabel yang pada bagian dalamnya berisikan 4 pasang kabel. Kabel Twisted Pair Cable ini terbagi kedalam 2 jenis diantaranya, Shielded dan Unshielded. Shielded adalah jenis dari kabel UTP yang memiliki selubung pembungkus, sedangkan unshielded adalah jenis yang tidak mempunyai selubung pembungkus. Untuk koneksinya kabel jenis ini memakai konektor RJ-45 atau RJ-11.

3.7.2 Fungsi Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

Fungsi kabel UTP yaitu dapat digunakan sebagai kabel untuk jaringan Local Area Network (LAN) pada sistem network/jaringan komputer, dan umumnya kabel UTP memiliki impedansi kurang lebih 100 ohm, dan juga dibagi menjadi kedalam beberapa kategori berdasarkan kemampuannya sebagai penghantar data.

3.7.3 Jenis-Jenis Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) Kategori atau jenis-jenis kabel UTP:


(40)

 CAT 1 – Kabel UTP Category 1 [Cat1] adalah jenis kabel UTP dengan kualitas transmisi yang terendah, didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja.

 CAT 2 – Kabel UTP Category 2 [Cat2] adalah jenis kabel UTP memiliki kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Cat1, jenis atau kategori ini didesain untuk mendukung komunikasi data dan juga suara digital. Kabel ini bisa mentransmisikan data sampai 4 megabit/detik.

 CAT 3 – Kabel UTP Category 3 [Cat3] adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2, jenis atau kategori ini didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik.

 CAT 4 – Kabel UTP Category 4 [Cat4] adalah suatu jenis kabel UTP dengan kualitas transmisi yang jauh lebih lebih baik jika dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3) atau sebelumnya, didesain untuk mendukung komunikasi data dan juga suara sampai kecepatan 16 megabit/detik.

 CAT 5 – Kabel UTP Category 5 [Cat5] adalah suatu jenis kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4) atau yang sebelumnya, didesain untuk mendukung komunikasi data dan komunikasi suara pada kecepatan sampai 100 megabit/detik.


(41)

37

 CAT 6 – Kabel UTP Category 6 [Cat6] adalah jenis standar kabel UTP dengan sertifikasi resmi paling tinggi.

 CAT 7 – Kabel UTP Category 7 [Cat7] adalah jenis kabel premium yang sangat cocok sekali sebagai media yang high traffic berbagai macam aplikasi dalam 1 kabel (single cable). Maksimum data yang terkirim sampai 10 Gbit/detik, dengan frekuensi 1000 Mhz.

3.8 RJ45 (Registered Jack) 3.8.1 Pengertian RJ45

Gambar 3.12 Konektor RJ45

RJ 45 adalah konektor kabel Ethernet yang biasa digunakan dalam topologi jaringan komputer LAN maupun jaringan komputer tipe lainnya.

3.8.2 Fungsi RJ45

Fungsi konektor RJ 45 adalah penghubung atau konektor kabel ethernet yang digunakan dalam jaringan. Konektor RJ 45 biasanya terdapat pada ujung kabel UTP (unshielded twisted pair) yang menghubungkannya ke pemancar penerima (transceiver).


(42)

3.9 Internet

Internet (interconnection-networking) merupakan suatu jaringan komputer yang besar, saling berhubungan dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan para pengguna komputer yang ada di diseluruh dunia, lewat jaringan telepon, satelit ataupun bisa juga dengan sistem-sistem komunikasi yang lainnya. Internet terbentuk oleh jutaan komputer yang saling terhubung bersama dari seluruh dunia, yang memberi jalan bagi berbagai macam informasi (seperti: gambar, audio, video, teks dan sebagainya) untuk dapat saling mengirim dan dinikmati bersama-sama. Dapat disimpulkan fungsi Internet adalah merupakan suatu media komunikasi dan juga media informasi yang berguna untuk tukar menukar data ataupun informasi.


(43)

39 BAB IV

DESKRIPSI KERJA PRAKTIK

Bab ini membahas tentang proses perancangan dan menampilkan screenshot hasil perancangan yang akan dikerjakan pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia.

4.1 Rancangan Topologi Jaringan Komputer

Tahap pertama yang akan dilakukan adalah perancangan topologi jaringan komputer pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia. Topologi jaringan ini merupakan bentuk/struktur jaringan yang akan menghubungkan antar komputer yang satu dengan komputer yang lain. Berikut topologi jaringan yang akan dibangun pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia.

Gambar 4.1 Rancangan Topologi Jaringan Komputer 192.168.1.1/24

192.168.88.1/24


(44)

Berikut adalah rincian bahan-bahan yang akan dibutuhkan sesuai perancangan topologi jaringan yang akan dibangun pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia:

 Router Mikrotik RB750G

 Switch Cisco 2960 24 Port

 Kabel LAN (UTP + RJ45)

Modem ADSL (Speedy)

 Komputer atau PC Sebagai Server

 Komputer atau PC Sebagai Klien

Sesuai topologi jaringan komputer yang telah dirancang, router mikrotik (RB750G) akan difungsikan sebagai VPN Server yang akan menghubungkan antar PC terutama bagi PC yang berfungsi sebagai VPN Klien. Switch cisco 2960 (24 Port) ini digunakan sebagai penghubung antar PC yang berada pada jaringan lokal (Local Area Network) melalui media penghubung kabel UTP + RJ45 yang akan berhubungan langsung pada tiap-tiap port switch. Modem ADSL (Speedy) akan digunakan untuk menghubungkan komputer ataupun router ke internet agar dapat melakukan pertukaran data, misalnya dalam hal ini penulis menggunakan modem speedy yang diselenggarakan oleh Telkom Indonesia. Speedy menggunakan saluran telepon yang dapat dipergunakan untuk menelepon bersamaan dengan mengakses Internet.

Untuk memulai sebuah koneksi antara VPN Klien dengan VPN Server, terlebih dahulu PC yang berfungsi sebagai VPN Klien akan mengontak VPN Server, kemudian VPN Server akan memverifikasi username dan password pada VPN Klien dan apabila username dan password telah diisi dengan benar, maka


(45)

41

VPN Server akan memberikan IP address baru pada PC klien dan selanjutnya sebuah koneksi/tunnel akan terbentuk. Untuk selanjutnya PC klien bisa digunakan untuk mengakses berbagai resource (komputer atau LAN) yang berada dibelakang VPN Server misalnya melakukan transfer data, ngeprint dokument, browsing dengan gateway yang diberikan dari VPN Server, melakukan remote desktop dan lain sebagainya.

Alur proses koneksi dari VPN pada sistem ini terpapar melalui flowchart berikut:


(46)

4.2 Installasi Router Mikrotik dengan Modem ADSL (Speedy)

Berikut ini adalah installasi router mikrotik dengan modem ADSL speedy, pada tahap ini bertujuan agar router mikrotik terhubung dengan internet sehingga dapat melakukan proses pertukaran data antara server dengan klien.

1. Sambungkan modem speedy langsung ke PC, hal ini bertujuan untuk melakukan setting terlebih dahulu pada modem untuk diubah menjadi Bridge Mode.

2. Setelah modem disambungkan ke PC, kemudian mengakses modem speedy melalui PC, buka web browser dan ketikkan IP modem speedy (misal: 192.168.1.1/24) di address bar lalu enter, masukkan username dan password modem speedy.

3. Setelah Log in, masuk ke interface > interface > internet > Bridge Mode > Save


(47)

43

4. Setelah selesai setting modem speedy menjadi Bridge Mode, langkah selanjutnya adalah setting pada mikrotik.

5. Log in ke mikrotik dengan menggunakan winbox, buka winbox terus scan mac-address mikrotik atau bisa langsung memasukkan IP address mikrotik, lalu klik connect.

Gambar 4.4 Tampilan Log in WinBox Connect To : 192.168.88.1 (IP default)

Login : admin Password : kosong

6. Setelah berhasil log in ke mikrotik, selanjutnya mengganti nama kedua interface menjadi LAN dan SPEEDY. Tujuannya adalah untuk memudahkan identifikasi sehingga tidak terjadi salah setting interface.


(48)

7. Setting IP address untuk masing-masing interface

Gambar 4.6 Setting IP Address Interface LAN

Gambar 4.7 Setting IP Address Interface SPEEDY LAN: 192.168.88.251/24

SPEEDY: 192.168.1.10/24

8. Selanjutnya setting IP DNS dengan IP DNS speedy: 202.134.1.10 dan 202.134.0.155. caranya masuk ke menu IP lalu pilih DNS.


(49)

45

Gambar 4.8 Setting IP DNS Masing-masing Interface

9. Langkah selanjutnya adalah membuat Interface PPPoE Client. Caranya klik menu Interface, pada simbol plus klik dan pilih “PPPoE Client”. Masukkan Username dan Password Speedy.


(50)

10. Pada Option “General“, cukup menentukan interface yang 1 jalur dengan Modem ADSL. Untuk nama dan type-nya menggunakan defaultnya saja.

Gambar 4.10 Menentukan Jalur Interface dengan Modem ADSL

11. kemudian menentukan Interface yang mengarah ke modem ADSL, yaitu interface yang telah diberi nama “SPEEDY“. Lalu selanjutnya klik tab “Dial Out” dan masukkan Username + Password Account Speedy.

Gambar 4.11 Menentukan Interface Yang Mengarah ke Modem ADSL 12. Apabila telah selesai melakukan setting PPPoE Client maka begitu selesai


(51)

47

Username dan Password ini benar maka selanjutnya akan tampak status koneksi Mikrotik dan pada menu IP -> Address akan muncul sebuah IP Address baru berupa IP Public (125.164.75.150) yang diberikan Telkom Speedy kepada pelanggan berdasarkan Username & Password yang dimiliki.

Gambar 4.12 Check IP Public

13. Selanjutnya mengatur NAT ( Network Address Translation ) agar Klien dapat terkoneksi ke Internet atau dapat mengakses internet. Caranya masuk ke menu -> IP -> Firewall -> NAT ( seperti gambar dibawah ini ).


(52)

14. Buat 1 buah NAT Rule, pada “General” -> Chain = srcnat, -> OutInterface = pppoe out1. Lalu pada option “Action” pilih -> Masquarade.

Gambar 4.14 Setting NAT Rule


(53)

49

15. Selanjutnya tambahkan 1 buah IP Route. Perhatikan pada sebelah IP Address dari IP Public dibawah ini yaitu : Network = 125.164.72.1. Nah, IP Network ini adalah IP Gateway Telkom Speedy yang melayani koneksi. Tambahkan 1 buah New Route, Destination : 0.0.0.0/0 lalu Gateway = = 125.164.72.1.

Gambar 4.16 Menambahkan IP Route

16. Sampai sini setting Mikrotik Router telah selesai. Tinggal test ping koneksi dari Mikrotik kita. Lakukan test ke IP DNS Speedy : 202.134.1.0 dilanjutkan test ping ke yahoo.com maupun ke websites yang lain. Jika ada reply maka Mikrotik telah berhasil/telah sukses dikonfigurasi.


(54)

Gambar 4.17 Test Koneksi Mikrotik

17. Langkah berikutnya setting IP pada PC Client. IP Mikrotik interface ke LAN merupakan IP Gateway untuk PC Client. IP DNS pada Client dapat dimasukkan IP DNS Speedy secara langsung maupun IP DNS dari Mikrotik.


(55)

51

4.3 Konfigurasi VPN Server di Router Mikrotik

Berikut ini adalah konfigurasi VPN Server di Router Mikrotik:

1. Setelah mendapatkan IP Public dari speedy (125.164.75.150), selanjutnya kita akan melakukan konfigurasi PPP >> PPTP SERVER. ( Point To Point Tunneling Protocol ).

Gambar 4.19 Setting PPTP Server 2. Membuat New Interface PPTP Server.


(56)

3. Selanjutnya membuat sebuah Profile dengan nama VPS-VPN. Local Address adalah IP Address yang digunakan sebagai VPN Gateway oleh Mikrotik ( yaitu IP Address Mikrotik LAN ). Remote Address adalah IP Address yang akan diberikan kepada masing-masing VPN Klien dan IP Address inilah yang dikenali dan berkomunikasi dengan PC yang lain.

Gambar 4.21 Setting Profilr PPP Isi option diatas:

Local Address: 192.168.88.251 (IP ini adalah ip gateway yang digunakan VPN Klien. IP ini secara dynamic menjadi IP Address VPN Server).

Remote Address: 192.168.88.252 (IP ini yang diterima di computer VPN klien).

DNS Server: 192.168.88.251 (isi ip DNS server yang akan diterima VPN klien).

Setelah selesai klik OK.

4. Selanjutnya klik PPTP SERVER. Option inilah yang menentukan Fitur PPTP SERVER berfungsi apa tidak pada Mikrotik. Aktifkan/centang tanda


(57)

53

checkmark “ENABLE” lalu pilih Default Profile yang telah dibuat pada langkah keenam.

Gambar 4.22 Check PPTP Server Berfungsi atau Tidak Berfungsi

5. Langkah selanjutnya adalah membuat User VPN di menu tab “SECREET”. Setting Username, Password, Service : PPTP dan Profile VPS-VPN seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.23 Membuat User VPN

6. Sampai disini konfigurasi PPTP VPN Server telah selesai dibuat dan langkah selanjutnya adalah membuat setting VPN Client di PC.


(58)

4.4 Instalasi Modem ADSL (Speedy) pada Home PC

Berikut adalah instalasi modem ADSL (Speedy) pada Home PC sebagai VPN Klien yang bertujuan agar Home PC dapat terhubung dengan jaringan internet sehingga dapat melakukan proses komunikasi terhadap VPN Server melalui internet.

 Pertama-tama hubungkan modem dengan komputer/laptop menggunakan kabel UTP, pasang juga konektor ADSL (line telpon) ke modem serta kabel power modem dan hidupkan modem TP-Link tersebut.

 Oleh karena IP default modem adalah 192.168.1.1 maka ubah IP address untuk komputer/laptop menjadi 192.168.1.2

 Jalankan aplikasi browser, seperti Mozilla Firefox, Internet Explorer, Google Chrome atau lainnya.

 Ketik pada address bar, IP address default dari modem yaitu 192.168.1.1 dan tekan ENTER maka akan muncul halaman login web base setting modem TO-Link

 Ketik username : admin dan password : admin kemudian klik OK. Setelah itu akan muncul sebuah Halaman pada web base TP-Link modem setting. Silahkan klik menu Interface Setup dan klik Internet.


(59)

55

Gambar 4.24 Tampilan Awal Setting Modem

 Atur settingan virtual circuit sesuai dengan yang disarankan dari pihak telkom, biasanya tergantung pada area masing-masing (misalnya : PVC1)

 Statusnya menjadi Activated dan VPI : 8 dan VCA : 81 (ini untuk PVC1, akan berbeda apabila PVCnya berbeda).

 Encapsulation ISP pilih PPPoA/PPPoE

 Masukkan user name serta password yang diterima dari Telkom

 Setting Bridge Interfacenya Deactivated dan Connection Always On (Recommended).

 Klik menu LAN dan cek settingan sebagai berikut : IP Address : 192.168.1.1, Subnet Mask : 255.255.255.0, Dinamic Route : RIP2-B Direction : None, Multcast : Disable dan ICMP Scoop : Disable. DHCP : Enable, Starting IP Address : 192.168.1.2 dan IP Pool Count : 50 (max : 254). Settingan yang lainnya biarkan default.


(60)

Gambar 4.25 Setting IP Address Modem

 Klik menu Wireless untuk setting wireless modem sebagai berikut : Access Point : Activated, Channel Indonesia. Yang lainnya biarkan default. Pada Broadcast SSID pilih Yes dan SSID ketik Access Point Name (APN)


(61)

57

 Setelah melakukan semua seting di atas, langkah terakhir adalah menyimpan hail settingan di atas dengan menekan atau klik tombol Save.

4.5 Konfigurasi VPN Klien Pada Home PC

Berikut adalah konfigurasi VPN Klien pada Home PC:

1. Buka menu Network and Sharing Center. Lalu pilih menu Setup a New Connection Network.

Gambar 4.27 Tampilan Menu Network and Sharing Center 2. Selanjutnya pilih menu Connect to a Network Place.


(62)

3. Pilih menu Create a New Connection.

Gambar 4.29 Tampilan Menu Connect to a Workplace 4. Lalu pilih Use my Internet connection (VPN).

Gambar 4.30 Menentukan Jenis Koneksi

5. Selanjutnya masukkan alamat IP Address atau Domain Name dari VPN Server dan Nama koneksi VPN.


(63)

59

Gambar 4.31 Alamat IP VPN yang ingin dituju

6. Setelah itu akan muncul tampilan seperti di bawah ini dan masukkan Username + Password User VPN yang telah disiapkan sebelumnya.

Gambar 4.32 Tampilan Login koneksi VPN yang dituju

7. Perhatikan di status Network Connection telah muncul sebuah nama koneksi VPN yang telah dibuat tadi, Klik nama koneksi VPN tersebut lalu pilih properties.


(64)

8. Pada menu tab General edit IP address atau nama domain dari VPN Server.

Gambar 4.34 Edit IP Address atau Domain Name VPN Server

9. Pada menu tab Security, tentukan jenis VPN misalnya PPTP VPN tanpa Enkripsi.

Gambar 4.35 Setting Jenis VPN

10. Selanjutnya pada menu tab Networking, cek setting pada Internet Protocol / TCP-IP. Lalu klik Properties dan selajutnya klik lagi menu Advanced.


(65)

61

Gambar 4.36 Cek Protocol 11. Berikut adalah penjelasan pada menu tab IP Settings.

 Jika Opsi Use default gateway on remote network diaktifkan maka apabila VPN klien ini sudah terkoneksi ke VPN Server maka selanjutnya Gateway yang di gunakan bukan lagi gateway dari koneksi local melainkan mengunakan Gateway yang ada pada VPN Server.

 Jika Opsi Use default gateway on remote network di Non-aktifkan maka apabila Client ini sudah terkoneksi ke VPN Server maka Gateway yang di gunakan”tetap” gateway dari koneksi local alias tidak mengunakan Gateway yang ada pada VPN Server. Artinya VPN hanya di gunakan sebagai jembatan untuk mengakses dan memanfaatkan resource yang ada di jaringan LAN ( misalnya : FileServer, Email Server, WebServer, Applikasi internal corporate, dll )


(66)

Gambar 4.37 Advance TCP/IP Settings

12. Selanjutnya klik OK untuk menyelesaikan konfigurasi ini. Lalu cek status network/interface dengan perintah ipconfig/all dari Command prompt.

Gambar 4.38 Cek Status Network/Interface dengan CMD

13. Kemudian melakukan test koneksi sebelum terkoneksi ke VPN Server, misalnya dengan melakukan ping ke salah satu IP dari PC klien yang ada di jaringan LAN. (status/hasil ping masih RTO dikarenakan memang belum terkoneksi ke VPN Server)


(67)

63

Gambar 4.39 Tes Koneksi dengan CMD

14. Sampai disini konfigurasi VPN Klien pada PC telah selesai dilakukan.

4.6 Pengujian

Setelah selesai melakukan konfigurasi terhadap VPN Server dan VPN Klien maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian mengkoneksikan VPN Klien ke VPN Server seperti berikut:

1. Buka Control Panel dari Start Menu, kemudian pilih ”View network status and tasks” dibawah kategori “Network and Internet”.

Gambar 4.40 Tampilan Control Panel 2. Klik pada pilihan “Setup a new connection or network“


(68)

Gambar 4.41 Tampilan Network and Internet 3. Pilih pada “Connect to a workplace“, kemudian pilih Next.

Gambar 4.42 Tampilan Menu Set Up a Connection or Network 4. Langkah selanjutnya, pilih “No, create a new connection“, kemudian Next.


(69)

65

5. Selanjutnya, pilih “Use my internet connection (VPN)“

Gambar 4.4 Menentukan Jenis Koneksi 6. Selanjutnya isikan username dan password, lalu klik Connect.

Gambar 4.45 Tampilan Login Koneksi VPN

7. Jika koneksi VPN Klien berhasil maka statusnya akan berubah menjadi Connected seperti gambar dibawah ini.


(70)

8. Terakhir adalah melakukan test setelah VPN Klien terkoneksi ke VPN Server misalnya dengan melakukan ping ke salah satu IP dari PC Klien yang ada di jaringan LAN. Jika hasil ping berhasil atau menandakan reply berarti VPN Klien telah berhasil terhubung ke VPN Server.

Gambar 4.47 Tes Koneksi dengan CMD

Time menunjukkan waktu yang dibutuhkan oleh paket dalam menempuh perjalanan dari perangkat android sebagai client VPN sampai ke interface mikrotik yang berfungsi sebagai server VPN. Sehingga nilai Time tersebut menunjukkan kualitas dan kecepatan koneksi VPN, semakin kecil nilainya, maka koneksi VPN tersebut semakin baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas koneksi VPN sangat tergantung dari kualitas koneksi dari provider yang digunakan sebagai komunikasi data pada perangkat android yang digunakan sebagai perangkat client VPN. Hal ini tentunya terpengaruh oleh letak dan kondisi geografis tempat pengujian. yang dapat mempengaruhi kualitas sinyal yang diperoleh. Namun selain dari sisi clinet VPN, kualitas koneksi dari provider yang digunakan pada mikrotik sebagai server VPN juga dapat mempengaruhi kualitas dari koneksi VPN tersebut.


(71)

67 BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari perancangan dan implementasi VPN untuk akses server jarak jauh pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh selama melakukan kerja praktik di lingkungan Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia:

1. Implementasi VPN pada jaringan komputer Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia berhasil dilakukan.

2. Sistem ini dapat memberikan kemudahan bagi admin jaringan dalam melakukan akses dan konfigurasi mikrotik dan server pada jaringan Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia secara remote melalui Home PC.

3. Kualitas dan kecepatan koneksi melalui VPN sangat bergantung pada provider yang digunakan di Home PC.

4. Kualitas dan kecepatan koneksi melalui VPN sangat bergantung pada kondisi koneksi internet dari provider yang digunakan oleh mikrotik sebagai server VPN. 5. IP Public yang diperoleh dari provider pada jaringan Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia masih dinamis, sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai penyedia layanan DDNS.


(72)

5.2 Saran

Penelitian ini tentunya sangat banyak kekurangan yang ditemukan, maka dapat diberikan saran-saran yang sekiranya dapat digunakan sebagai acuan pembangunan sistem berikutnya. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Penggunaan layanan yang dapat memperoleh IP public statis pada jaringan server VPN nya, agar diperoleh kualitas koneksi yang lebih baik.

2. Penggunaan provider yang lebih stabil baik dari sisi signal maupun kualitas koneksi yang digunakan pada perangkat android sebagai client VPN, agar diperoleh kualitas koneksi yang lebih baik.


(73)

69

DAFTAR PUSTAKA

Fahrudin, A. N. (2015). Konfigurasi VPV PPTP Pada Mikrotik. Retrieved from: http://omahjaringan.com/konfigurasi-vpn-pptp-pada-mikrotik/. (Diakses tanggal 06 Agustus 2015)

Ryan, N. G. (2010). Step by Step Membangun VPN Server dengan Mikrotik. Retrieved from: https://nathangustiryan.wordpress.com/2010/04/16/step-by-step-membangun-vpn-server-dgn-mikrotik/. (Diakses tanggal 16 April 2010)

Suharjo, I. (2011). Tutorial Mikrotik Dasar. Retrieved from: http://www.pdfoz.net/preview/51967461.html. (Diakses tanggal 16 Januari 2015)

Mahardika, A. C. (2012). Setting VPN Client PPTP di Mikrotik. Retrieved from: http://www.pdfoz.net/preview/51967461.html. (Diakses tanggal 28 September 2012)

Kristianto, H. (2015). Pengertian Macam-Macam Topologi Jaringan Komputer. Retrieved from: http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2013/10/pengertian-macam-macam-topologi-jaringan-komputer.html. (Diakses tanggal 23 Februari 2015)


(1)

64

Gambar 4.41 Tampilan Network and Internet 3. Pilih pada “Connect to a workplace“, kemudian pilih Next.

Gambar 4.42 Tampilan Menu Set Up a Connection or Network 4. Langkah selanjutnya, pilih “No, create a new connection“, kemudian Next.


(2)

5. Selanjutnya, pilih “Use my internet connection (VPN)“

Gambar 4.4 Menentukan Jenis Koneksi 6. Selanjutnya isikan username dan password, lalu klik Connect.

Gambar 4.45 Tampilan Login Koneksi VPN

7. Jika koneksi VPN Klien berhasil maka statusnya akan berubah menjadi Connected seperti gambar dibawah ini.


(3)

66

8. Terakhir adalah melakukan test setelah VPN Klien terkoneksi ke VPN Server misalnya dengan melakukan ping ke salah satu IP dari PC Klien yang ada di jaringan LAN. Jika hasil ping berhasil atau menandakan reply berarti VPN Klien telah berhasil terhubung ke VPN Server.

Gambar 4.47 Tes Koneksi dengan CMD

Time menunjukkan waktu yang dibutuhkan oleh paket dalam menempuh perjalanan dari perangkat android sebagai client VPN sampai ke interface mikrotik yang berfungsi sebagai server VPN. Sehingga nilai Time tersebut menunjukkan kualitas dan kecepatan koneksi VPN, semakin kecil nilainya, maka koneksi VPN tersebut semakin baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas koneksi VPN sangat tergantung dari kualitas koneksi dari provider yang digunakan sebagai komunikasi data pada perangkat android yang digunakan sebagai perangkat client VPN. Hal ini tentunya terpengaruh oleh letak dan kondisi geografis tempat pengujian. yang dapat mempengaruhi kualitas sinyal yang diperoleh. Namun selain dari sisi clinet VPN, kualitas koneksi dari provider yang digunakan pada mikrotik sebagai server VPN juga dapat mempengaruhi kualitas dari koneksi VPN tersebut.


(4)

67 BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari perancangan dan implementasi VPN untuk akses server jarak jauh pada Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh selama melakukan kerja praktik di lingkungan Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia:

1. Implementasi VPN pada jaringan komputer Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia berhasil dilakukan.

2. Sistem ini dapat memberikan kemudahan bagi admin jaringan dalam melakukan akses dan konfigurasi mikrotik dan server pada jaringan Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia secara remote melalui Home PC.

3. Kualitas dan kecepatan koneksi melalui VPN sangat bergantung pada provider yang digunakan di Home PC.

4. Kualitas dan kecepatan koneksi melalui VPN sangat bergantung pada kondisi koneksi internet dari provider yang digunakan oleh mikrotik sebagai server VPN. 5. IP Public yang diperoleh dari provider pada jaringan Kantor MPC (Mail Processing Centre) Pt. Pos Indonesia masih dinamis, sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai penyedia layanan DDNS.


(5)

68

5.2 Saran

Penelitian ini tentunya sangat banyak kekurangan yang ditemukan, maka dapat diberikan saran-saran yang sekiranya dapat digunakan sebagai acuan pembangunan sistem berikutnya. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Penggunaan layanan yang dapat memperoleh IP public statis pada jaringan server VPN nya, agar diperoleh kualitas koneksi yang lebih baik.

2. Penggunaan provider yang lebih stabil baik dari sisi signal maupun kualitas koneksi yang digunakan pada perangkat android sebagai client VPN, agar diperoleh kualitas koneksi yang lebih baik.


(6)

69

Fahrudin, A. N. (2015). Konfigurasi VPV PPTP Pada Mikrotik. Retrieved from: http://omahjaringan.com/konfigurasi-vpn-pptp-pada-mikrotik/. (Diakses tanggal 06 Agustus 2015)

Ryan, N. G. (2010). Step by Step Membangun VPN Server dengan Mikrotik. Retrieved from: https://nathangustiryan.wordpress.com/2010/04/16/step-by-step-membangun-vpn-server-dgn-mikrotik/. (Diakses tanggal 16 April 2010)

Suharjo, I. (2011). Tutorial Mikrotik Dasar. Retrieved from: http://www.pdfoz.net/preview/51967461.html. (Diakses tanggal 16 Januari 2015)

Mahardika, A. C. (2012). Setting VPN Client PPTP di Mikrotik. Retrieved from: http://www.pdfoz.net/preview/51967461.html. (Diakses tanggal 28 September 2012)

Kristianto, H. (2015). Pengertian Macam-Macam Topologi Jaringan Komputer. Retrieved from: http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2013/10/pengertian-macam-macam-topologi-jaringan-komputer.html. (Diakses tanggal 23 Februari 2015)