PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MUHAMMADIYAH 4 MEDAN HELVETIA.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP

MUHAMMADIYAH 4 MEDAN HELVETIA

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

RAYSYAH PUTRI SITANGGANG NIM : 8146181031

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

RAYSYAH PUTRI SITANGGANG. 8146181031. Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA Siswa Muhammadiyah 4 Medan Helvetia.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) pengaruh model pembelajaran Reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model Direct

Instruction terhadap kemampuan berpikir kritis; dan (2) pengaruh model

pembelajran Reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan dan model Direct

Instruction.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperiment yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Medan. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 50 orang siswa dan sebagai sampel seluruh siswa kelas VII, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-A sebanyak 25 orang dengan model pembelajaran Reciprocal dan siswa kelas VII-B sebanyak 25 orang dengan model

Direct Instruction.Instrumen yang digunakan terdiri dari tes hasil belajar

berbentuk uraian berjumlah 9 butir dan memiliki reabilitas 0,374 , dan tes kemampuan berpikir kritis berjumlah 18 butir dan memiliki reabilitas 0,831. Analisis data dilakukan dengan menggunakan ujiIndependent Samples Test (uji-t) berbantuan software SPSS 16.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengaruh model pembelajaran

Reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model pembelajaran Direct

Instruction terhadap hasil belajar IPA siswa. Hal tersebut berdasarkan perolehan

skor thitung 2,892 lebih besar dari skor ttabel 2,060; dan (2) Pengaruh model

pembelajaran Reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model Direct

Instruction terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut berdasarkan

perolehan skor thitung2,944 lebih besar dari skor ttabel2,060.

Kata kunci : Model Pembelajaran Reciprocal, Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil


(6)

ABSTRACT

RAYSYAH PUTRI SITANGGANG. 8146181031 . Influence Learning Model Reciprocal Against Capabilities Critical Thinking and Learning Outcomes Science Student Muhammadiyah 4 Medan Helvetia

The main objective of this study was to analyze: (1) better influence the outcomes of learning science students taught by Reciprocal learning model and model of Direct Instruction; and (2) better effect between critical thinking skills that are taught by Reciprocal learning model and model of Direct Instruction.

This research is a quasi-experiment conducted in SMP Muhammadiyah 4 Medan. Population in this study were all 50 students of class VII, while the sample in this study were students of class VII-A total of 25 people with learning models Reciprocal and students of class VII-B as many as 25 people with Direct Instruction models.The instrument used consisted of test learning outcomes to shaped totaled 9 points and have the ability to test the reliability of 0,374 and totaled 18 items critical point and has a reliability of 0.831.Data analysis was performed using independent samples test t-aided assisted of software SPSS 16.0 for windows.

The result showed that: (1) effect of Reciprocal learning model is better than the direct instruction model to learn science students outcomes.It is based on the acquisition thitung of 2,892 score greater than ttabel of 2,060 and (2) effect of

Reciprocal learning model is better compared with the direct instuction learning model t the students critical thinking skills.It is based on the aquisition score thitung

of 2,944 greater thanttabel of 2,060.

Keywords: Reciprocal Learning, Critical Thinking Skills, Science Learning Outcomes


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘ alaikum wr.wb.

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tesis yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Muhammadiyah 4 Medan Helvetia” yang disusun untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikann ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku dosen pembimbing I tesis, dan Bapak Dr.Arif Rahman, M.Pd selaku dosen pembimbing II tesis.

5. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.


(8)

6. Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suryanti, M.Si, dan Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, selaku validator instrumen.

7. Ibu Tehdi, S.Pd, selaku kepala sekolah SMP Muhammadiyah 4 Medan Helvetia yang telah membantu dalam penelitian ini.

8. Ayahanda H. Muhammad Rajab Sitanggang, dan Ibunda H. Murni Lubis, S.Pd, serta abangda Ranji Akbar Sitanggang yang telah mendoakan dan mendukung penulis.

9. Teman-teman kelas A1-Reguler 2014 Program Studi Pendidikan Dasar.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, Maret 2016 Penulis

RAYSYAH PUTRI SITANGGANG NIM. 8146181031


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian... 8

1.6 Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kajian Teoritis... 9

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar IPA... 9

2.1.2 Hakikat IPA... 12

2.1.3 Model Pembelajaran Reciprocal ... 14

2.1.4 Teori yang Mendukung Model pembelajaran Reciprocal... 20

2.1.5 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ... 24

2.1.6 Hakikat Kemampuan Berpikir Kritis ... 30

2.2 Penelitian Relevan... 32

2.3 Kerangka Konseptual ... 34

2.4 Hipotesis Penelitian... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 39

3.1 Tempat dan Lokasi Penelitian ... 39


(10)

3.3 Jenis dan Desain Penelitian ... 40

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 40

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 44

3.6 Pengontrolan Variabel ... 45

3.7 Instrumen Penelitian... 48

3.8 Analisis Instrumen ... 50

3.9 Hasil Uji Coba Innstrumen... 52

3.9.1 Tes Hasil Belajar IPA... 52

3.9.2 Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 55

3.10 Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

4.1.1 Deskrpsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 63

4.1.2 Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 67

4.1.3 Deskripsi Pretes Hasil Belajar IPA ... 71

4.1.4 Deskripsi Postes Hasil Belajar IPA ... 75

4.2 Pembahsaan ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan... 85

5.2 Saran... 85


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester Mata Pelajaran Biologi di SMP

Muhammadiyah 4 Helvetia ... 2

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan Pembelajaran Kontrutivisme….. ... 21

Tabel 2.2 Sintak Model pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ... 27

Tabel 2.3 Perbandingan Model Reciprocal dan Model Direct Instruction Berdasarkan Kelebihannya ... 29

Tabel 2.4 Aspek Kemampuan berpikir Kritis ... 32

Tabel 3.1 Pretes Postes Control Group Desain ... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 48

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 49

Tabel 3.4 Hasil uji Validitas... 52

Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... 53

Tabel 3.6 Hhasil Uji Daya Beda... 53

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Coba Tes Hasil Belajar IPA... 54

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (Setelah Uji Coba) ... 54

Tabel 3.9 Hasil Uji Kemampuan Berpikir Kritis ... 55

Tabel 3.10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... 56

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Beda... 56

Tabel 3.12 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis (Setelah Uji Coba) ... 57

Tabel 4.1 Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 64

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 65

Tabel 4.3 Uji Homogenitias Pretes Kemampuan Berpikir Kritis... 66

Tabel 4.4 Uji Perbedaan Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 67

Tabel 4.5 Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 67

Tabel 4.6 Uji Normalitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 69

Tabel 4.7 Uji Homongenitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 70

Tabel 4.8 Uji Perbedaan Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 71


(12)

Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar IPA... 73

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar IPA ... 74

Tabel 4.12 Uji Perbedaan Pretes Hasil Belajar IPA ... 75

Tabel 4.13 Deskripsi Postes Hasil Belajar IPA ... 75

Tabel 4.14 Uji Normalitas Postes Hasil Belajar IPA ... 77

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Postes Hasil Belajar IPA... 78


(13)

DAFTARA GAMBAR

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 43

Gambar 4.1 Grafk Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 64

Gambar 4.2 Grafik Postes Kemampuan Berpikir Kritis... 68

Gambar 4.3 Grafik Pretes Hasil Belajar IPA ... 72


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus... 91

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Reciprocal... 94

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Direct Instruction ... 113

Lampiran 4 Lembar Diskusi Siswa ... 129

Lampiran 5 Instrumen Tes Hasil Belajar... 133

Lampiran 6 Instrumen Tes Berpikir Kritis ... 134

Lampiran 7 Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar IPA ... 138

Lampiran 8 Hasil Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis... 144

Lampiran 9 Pretes Tes Hasil Belajar IPA... 146

Lampiran 10 Statistik Deskriptif Pretes Tes Hasil Belajar... 148

Lampiran 11 Postes Tes Hasil Belajar IPA ... 152

Lampiran 12 Statistik Deskriptif Postes Tes Hasil Belajar ... 154

Lampiran 13 Pretes Kenanpuan Berpikir Kritis ... 158

Lampiran 14 Statistik Deskriptif Pretes Kemampuan Berpikir Kritis... 160

Lampiran 15 Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 164

Lampiran 16 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis ... 166


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu dilahirkan dalam lingkungan keluarga, dilanjutkan dengan pendidikan formal, terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah, di sekolah terjadi interaksi secara langsung antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran baik itu sebagai perencana maupun sebagai pelaksana dalam mengajar dan mengikutsertakan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan sifat dan perilaku ke arah yang lebih baik, maka salah satu tujuan pembelajaran IPA adalah agar siswa dapat memahami konsep-konsep dalam IPA. Selain itu tujuan pembelajaran IPA menekankan pada sikap yang kritis dan pembentukan sikap siswa serta memberikan keterampilan meningkatkan kemampuan dalam menguasai IPA.

Saat ini di dalam dunia pendidikan siswa dituntut untuk kreatif dalam belajar. Apalagi di zaman modern kini teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan kemajuan zaman. Maka dari itu siswa dituntut kreatif agar dapat bersaing di zaman modern. Pentingnya mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis harus dipandang sebagai sesuatu yang urgen dan tidak bisa disepelekan lagi. Penguasaan kemampuan berpikir kritis tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata, tetapi juga sebagai


(16)

2

proses fundamental yang memungkinkan siswa untuk mengatasi ketidaktentuan masa mendatang.

Jika kemampuan berpikir anak tersebut tergali maka ia akan mampu untuk menciptakan hal yang baru bagi diri dan lingkungannya. Sehingga prestasi sianak di sekolahnya akan mencapai nilai yang maksimal. Kemampuan berpikir kritis siswa di kelas pada dasarnya dipengaruhi oleh peran guru bagaimana merancang langkah-langkah dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilaksaakan seperti kematangan perencanaan dan strategi yang akan dilaksanakan.

Selain itu, guru juga perlu memperhatikan bagaimana mengelola kelas, bagaimana cara pemecahan masalah, penyampaian materi, dan interaksi yang terjadi saat pembelajaran. Interaksi tidak sebatas hanya guru yang menjelaskan namun harus didukung oleh kemampuan guru menciptakan sumber belajar dan menerapkan model pembelajaran yang tepat.

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya pada mata pelajaran Biologi pada tiga tahun trakhir ini untuk nilai hasil ujian akhir semester, telah disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester Mata Pelajaran Biologi di SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.


(17)

3

pada materi ekosistem. Mengenai strategi atau pendekatan belajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitian biologi khususnya pada meteri ekosistem hingga saat ini relatif terbatas.

Pembelajaran Biologi dalam kelas-kelas di sekolah menengah pertama cenderung menggunakan model pembelajaran langsung (Direct instruction). Model direct instruction sebuah model pembelajaran yang berpusat pada guru dengan memberikan pengetahuan mengenai konsep dan keterampilan yang dilakukan secara bertahap. Padahal untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa sukar diatasi hanya dengan model direct instruction.

Kemampuan berpikir siswa yang masih rendah juga terdapat di SMP Muhammadiyah 4 Helvetia, dimana siswa masih memiliki kemampuan literasi sains yang kurang baik demikian juga hasil belajarnya masih rendah. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal imformasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Dimana literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang dilakukan alam melalui aktivitas manusia.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan cara menggunakan model pembelajaran inovatif yang bisa membuat siswa berminat dalam belajar IPA. Salah satu peran penting guru


(18)

4

selain memberikan pengetahuan kepada siswa adalah membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar.

Model pembelajaran IPA di sekolah memungkinkan siswa menemukan tujuan pendidikan IPA. Hal itu memungkinkan siswa untuk mengamati lingkungan alam mereka dan mengembangkan keahlian yang dibutuhkan untuk memahami dan menjelaskan diri mereka sendiri dan lingkungannya. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam permasalahan tersebut adalah model pembelajaranr reciprocal. Karena model pembelajaran reciprocal merupakan suatu model pembelajaran yang mengacu pada kemandirian siswa serta memberikan siswa empat strategi membaca spesifik yang secara aktif dan sadar digunakan sebagai teks yaitu meringkas, menghasilkan pertanyaan, memprediksi, dan menjelaskan.

Model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman sementara dan pada saat yang sama, memberi siswa kesempatan untuk memeriksa pemahaman mereka. Menurut Shoimin (2014:156) kelebihan dari Reciprocal adalah: (1) mengembangkan kreativitas siswa; (2) memupuk kerja sama antar siswa; (3) siswa belajar dengan mengerti; (4) karena belajar dengan mengerti, siswa tidak mudah lupa; (5) siswa belajar dengan mandiri; (6) siswa


(19)

5

kurang memerhatikan; dan (11) dapat digunakan untuk materi yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas.

Dengan kata lain, reciprocal memberikan lebih banyak kesempatan pada siswa untuk mengawasi pembelajaran dan pemikirannya sendiri.’’

Dilihat dari penelitian tentang model pembelajaran reciprocal yang telah dilaksanakan oleh Sulastri. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tulamben. Dalam penelitiannya diperoleh bahwa hasil belajar IPA setelah diterapkan model pembelajaran reciprocal mengalami peningkatan yang signifikan. Sedangkan dapat dilihat dari penelitian kurniawati pada Siswa Kelas VIII SMP N 5 Pontianak hasil post-test terdapat 28 (93,33) yang tuntas dan 2 (6,67%) siswa yang tidak tuntas. Sedangkan untuk kelas kontrol hasil pre-test terdapat 3 (10%) siswa yang tuntas dan 27 (90%) siswa yang tidak tuntas, untuk post-test terdapat 25 (83,33%) siswa yang tuntas dan 5 (16,67%) siswa yang tidak tuntas. Dengan demikian terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, namun persentase peningkatan yang relatif lebih tinggi terjadi pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran reciprocal dibandingkan pada kelas kontrol dengan model direct instruction..

Dilihat dari penelitian Arndana, K, Kristiantari, G,M, dan Udayana, K, B, I bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif reciprocal teaching berbasis audio visual berbengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara. Berdasarkan hasil analisis data postest menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa kelompok reciprocal lebih tinggi daripada rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa kelompok direct instruction.


(20)

6

Selama ini di SMP Muhammadiyah 4 Helvetia model direct instruction masih digunakan pada proses pembelajaran, kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran yang demikian mungkin menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil belajarnya masih rendah. Sehubungan dengan itulah maka peneliti akan mengkaji pengaruh model pembelajaran reciprocal dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dalam mata pelajaran Ekosistem di SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai latar belakang maslah di atas, bahwa rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran IPA, dan terganggunya proses pembelajaran dengan sendirinya akan mempengaruhi hasil belajar peserta pendidik. Berdasarkan permasalahan tersebut kiranya dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam pembelajaran IPA siswa SMP yaitu: (1) hasil belajar IPA siswa rendah; (2) siswa sulit memahamii konsep IPA dan cenderung menghapal konsep; (3) model yang digunakan guru adalah direct instruction; (4) penggunaan Model Pembelajaran


(21)

7

1.3 Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah yang telah disampaikan sebelumnya menunjukkan bahwa banyak permasalahan yang perlu dicari solusinya berkaitan dengan model pembelajaran yang sebaiknya digunakan dalam proses pembelajaran IPA. Kajian tentang hubungan metode pembelajaran, kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar IPA masih merupakan kajian yang luas. Oleh karena itu akan dibatasi: 1) Penggunaan model pembelajaran reciprocal belum dilaksanakan oleh guru

SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.

2) Kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia masih rendah, menjadi kendala dalam proses pembelajaran IPA.

3) Hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia masih di bawah standart KKM.

1.4 Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka masalah yang diteliti adalah:

1) Apakah model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia?

2) Apakah model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap hasil belajar IPA siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia?


(22)

8

1.5 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1) Pengaruh model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.

2) Pengaruh model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap hasil belajar IPA siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah dan mata pelajaran IPA pada khususnya, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara prkatis, hasil penelitan bermanfaat untuk: (1) sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kurikulum IPA di SMP , khususnya dalam komponen model pembelajaran, bahan pembelajaran dan fasilitas pembelajaran; dan (2) bahan pertimbangan bagi guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya dalam model pembelajaran yang efektif dan


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka Cipta.

Apriana.(2014). “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.P 2014/2015”. Tesis Magister Pendidikan: PPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Ardana, K. Kristiantari, G, M dan Udayana, K, B, I (2014). “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Reciprocal Teaching Berbasis Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara”: Jurnal MIMBAR PGSD.Vol (2)(1) Arends. I. R (2013). “Belajar untuk Mengajar. Jakarta: Salemba Humanika. Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Dwijananti, P dan Yulianti, D (2010). “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction Pada Mata Kuliah Fisika Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6.ISSN: 1693-1246

Efendi, N. (2013). “Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”. PEDAGOGI, 2(1):84097.

Fahrurazi. (2011). “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar”. Tesis Magister Pendidikan: PPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayah, I. (2012). “Pembelajaran Model Reciprocal Teachingbernuansa Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Kemampuan Komuniasi Matematis”. Unnes Journal Of Mathematics Education Research. UJMER 1(2).


(24)

88

Hujono, H. (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Metematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Joyce, B. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawati (2014). “Efektifitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Dalam Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi”: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol(3) No(1). Liberna, H. (2012). “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”. Jurnal Formatif, 2(3): 190-197.

Mardiyanti, T. (2014).” Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl)” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN 1979-9462.

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nerru, P, M. (2013). “Pembelajaran Metode Reciprocal Teachingberbantuan Cabri Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematik Siswa Kelas X”. Unnes Journal Of Mathematics Education Research. UJMR2(1).

Ningsih, W. (2015). “Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, dan Aktivitas Siswa Pada Materi Ekosistem Di Smp Plus Darul Ilmi Murni”. Tesis Magister. PPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Reseffendi, E. T. (1988). Pengantar kepada Membantu Guru dalam Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Mengembangkan CBSA. Bandung:Tarsito.H


(25)

89

Setiawan, B. (2013). “Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Reciprocal Dalam Mengatasi Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Kelas Ix Smp N 1 Pakusari Pokok Bahasan Statistika Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013” Jurnal Kadikma. Vol (3)(3).

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzza Media.

Sudjana, N. (2009). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulasrti. (2014). “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Hasil belajar Ipa Siswa Kelas V SD Negeri 1 Tulamben”. Jurnal Mimbar PGSD. Vol (2)(1).

Suteni, (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Gugus 1 Kecamatan Buleleng”.Skirpsi Pendidikan. Singaraja, Indonesia: Universitas Pendidikan Ganesha.

Soekamto, T & Winataputra. (1997). Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Syah, M. (2010). Paikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Siregar, E. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran Bogor. Ghalia Indonesia.

Thobrani, Muhammad. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dan Pembangunan Nasional.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Trianto. (2010). Mendisain Model Pembelajaran Inovaatif Progresif. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

______ (2014). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana Pernada Media Group


(26)

90

Tsui, L. (2002). “Fostering Critical Thingking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies”. The Journal of Higher Education, 73(6): 740-763

Winkel, W.S. (2006). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Widayati, A. (2012). “Pembelajaran Akuntansi Melalui Reciprocal Teaching Model Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemandirian Belajar Dalam Materi Mengelola Administrasi Surat Berharga Jangka Pendek Siswa Kelas X Akuntansi 1 Smk Negeri 7 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Vol (X)(2): 133-152.

Widiya, P, K.(2011) “Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal TeachingUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas Vii-C Smp Negeri 2 Kepanjen”. Disertai. Malang: Universitas Negeri Malang.


(1)

1.3 Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah yang telah disampaikan sebelumnya menunjukkan bahwa banyak permasalahan yang perlu dicari solusinya berkaitan dengan model pembelajaran yang sebaiknya digunakan dalam proses pembelajaran IPA. Kajian tentang hubungan metode pembelajaran, kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar IPA masih merupakan kajian yang luas. Oleh karena itu akan dibatasi: 1) Penggunaan model pembelajaran reciprocal belum dilaksanakan oleh guru

SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.

2) Kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia masih rendah, menjadi kendala dalam proses pembelajaran IPA.

3) Hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia masih di bawah standart KKM.

1.4 Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka masalah yang diteliti adalah:

1) Apakah model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia?

2) Apakah model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap hasil belajar IPA siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia?


(2)

8

1.5 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1) Pengaruh model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.

2) Pengaruh model pembelajaran reciprocal lebih teruji dibandingkan dengan model direct instruction terhadap hasil belajar IPA siswa SMP Muhammadiyah 4 Helvetia.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah dan mata pelajaran IPA pada khususnya, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara prkatis, hasil penelitan bermanfaat untuk: (1) sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kurikulum IPA di SMP , khususnya dalam komponen model pembelajaran, bahan pembelajaran dan fasilitas pembelajaran; dan (2) bahan pertimbangan bagi guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya dalam model pembelajaran yang efektif dan efisien, serta berdaya tarik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmiah dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran IPA yang efektif, efisien, dan berdaya tarik.


(3)

87

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka Cipta.

Apriana.(2014). “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.P 2014/2015”. Tesis Magister Pendidikan: PPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Ardana, K. Kristiantari, G, M dan Udayana, K, B, I (2014). “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Reciprocal Teaching Berbasis Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara”: Jurnal MIMBAR PGSD.Vol (2)(1) Arends. I. R (2013). “Belajar untuk Mengajar. Jakarta: Salemba Humanika. Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Dwijananti, P dan Yulianti, D (2010). “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Problem Based Instruction Pada Mata Kuliah Fisika Lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6.ISSN: 1693-1246

Efendi, N. (2013). “Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”. PEDAGOGI, 2(1):84097.

Fahrurazi. (2011). “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar”. Tesis Magister Pendidikan: PPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayah, I. (2012). “Pembelajaran Model Reciprocal Teachingbernuansa Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Kemampuan Komuniasi Matematis”. Unnes Journal Of Mathematics Education Research. UJMER 1(2).


(4)

88

Hujono, H. (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Metematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Joyce, B. (2009). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kurniawati (2014). “Efektifitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Dalam Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi”: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol(3) No(1). Liberna, H. (2012). “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel”. Jurnal Formatif, 2(3): 190-197.

Mardiyanti, T. (2014).” Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl)” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN 1979-9462.

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nerru, P, M. (2013). “Pembelajaran Metode Reciprocal Teachingberbantuan Cabri Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematik Siswa Kelas X”. Unnes Journal Of Mathematics Education Research. UJMR2(1).

Ningsih, W. (2015). “Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, dan Aktivitas Siswa Pada Materi Ekosistem Di Smp Plus Darul Ilmi Murni”. Tesis Magister. PPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Reseffendi, E. T. (1988). Pengantar kepada Membantu Guru dalam Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Mengembangkan CBSA. Bandung:Tarsito.H

Ritonga, S. (2015). “Pengaruh Strategi Pembelajaran Guided Inquiry dan Open Inquiry Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMAN 1 NA IX-X Kab. Labuhan Batu Utara”. Tesis Magister Pendidikan:PPs Universitas Negeri Medan.

Robith, H. (2010). “Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Berbasis Media Pembelajaran Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010.Skirpsi Pendidikan. Semarang: Institut Agama Negeri Walisongo.


(5)

Setiawan, B. (2013). “Penerapan Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Reciprocal Dalam Mengatasi Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Matematika Kelas Ix Smp N 1 Pakusari Pokok Bahasan Statistika Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013” Jurnal Kadikma. Vol (3)(3).

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzza Media.

Sudjana, N. (2009). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulasrti. (2014). “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Hasil belajar Ipa Siswa Kelas V SD Negeri 1 Tulamben”. Jurnal Mimbar PGSD. Vol (2)(1).

Suteni, (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Gugus 1 Kecamatan Buleleng”.Skirpsi Pendidikan. Singaraja, Indonesia: Universitas Pendidikan Ganesha.

Soekamto, T & Winataputra. (1997). Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Syah, M. (2010). Paikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Siregar, E. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran Bogor. Ghalia Indonesia. Thobrani, Muhammad. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dan Pembangunan Nasional.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Trianto. (2010). Mendisain Model Pembelajaran Inovaatif Progresif. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

______ (2014). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana Pernada Media Group


(6)

90

Tsui, L. (2002). “Fostering Critical Thingking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies”. The Journal of Higher Education, 73(6): 740-763

Winkel, W.S. (2006). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Widayati, A. (2012). “Pembelajaran Akuntansi Melalui Reciprocal Teaching Model Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Kemandirian Belajar Dalam Materi Mengelola Administrasi Surat Berharga Jangka Pendek Siswa Kelas X Akuntansi 1 Smk Negeri 7 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Vol (X)(2): 133-152.

Widiya, P, K.(2011) “Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal TeachingUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas Vii-C Smp Negeri 2 Kepanjen”. Disertai. Malang: Universitas Negeri Malang.