EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERORIENTASI ANALOGI FOKUS AKSI REFLEKSI (FAR) BERBANTU MEDIA EXE LEARNING PADA MATERI ASAM DAN BASA DI SMA.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
BERORIENTASI ANALOGI FOKUS AKSI REFLEKSI (FAR)
BERBANTU MEDIA EXE LEARNING PADA MATERI
ASAM DAN BASA DI SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:
MUHAMMAD BAIDHAWI
8156141010

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

ABSTRAK

Muhammad Baidhawi: Efektivitas Penggunaan Problem Based Learning (PBL)
Berorientasi Analogi Fokus Aksi Refleksi (FAR) Berbantu Media eXe Learning
pada Materi Asam dan Basa di SMA. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)Perbedaan pengaruh model
PBL berorientasi analogi FAR berbantu media eXe learning dan model DI berbantu
media eXe learning terhadap hasil belajar siswa; 2)Perbedaan hasil belajar terhadap
motivasi belajar tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan model PBL
berorientasi analogi FAR berbantu media eXe learning dan model DI berbantu
media eXe learning; 3)Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa; 4)Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA di
SMAN 2 dan SMAN 3 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Teknik pengambilan
sampel adalah purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari dua sekolah yaitu
SMAN 2 dan SMAN 3 Medan masing-masing sebanyak 2 kelas. Instrumen
penelitian berupa tes objektif hasil belajar yang valid dan reliabel, lembar angket
motivasi belajar siswa. Teknik analisis yang digunakan teknik Two Way Anova dan
uji Correlation pada program SPSS 24. Hasil penelitian disimpulkan bahwa:
1)Terdapat perbedaan pengaruh model PBL berorientasi analogi FAR berbantu
media eXe learning dan model DI berbantu media eXe learning terhadap hasil

belajar siswa. 2)Terdapat perbedaan pengaruh tingkat kemampuan motivasi belajar
tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi Analogi
FAR dengan media eXe learning dan model DI berbantu media eXe learning
terhadap hasil belajar siswa. 3)Terdapat interaksi antara kedua model pembelajaran
dengan kemampuan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. 4)Terdapat
hubungan atau pengaruh antara motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model PBL berorientasi analogi FAR terhadap hasil belajar kimia siswa sebesar
33,4%.

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Analogi Fokus Aksi Refleksi (FAR),
Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Asam dan Basa.

i

ABSTRACT
Muhammad Baidhawi: The effects of Problem Based Learning (PBL) Oriented
Focus Action Reflection (FAR) Analogy with media eXe Learning on Acid and
Base material. Thesis. Postgraduate University of Medan, 2017.
The purpose of this research are: 1) Differences in the effect of the model
PBL oriented FAR analogy with media eXe learning and model of DI with media

eXe learning on student learning outcomes; 2) differences in the effect of the level
of learning motivation of high and low students that learned with the model of PBL
oriented FAR analogy with media eXe learning and model of DI with media eXe
learning on student learning outcomes; 3) the interaction between the two models
with the learning motivation about student learning outcomes; and 4) the
relationship between learning motivation with student learning outcomes. The
study population was all high school students of class XI IPA in SMAN 2 and 3
Medan of the 2016/2017 academic year. The sampling technique is purposive
sampling. This sample is two schools in SMAN 2 and 3 Medan each consisting of
2 classes. The research instruments in the form of objective test results to learn that
valid and reliable, Observation Sheet of Learning Motivation. Technique of
analysis used two Way Anova and correlation test in SPSS 24. The results of the
study concluded that: 1) differences in the effect of the model PBL oriented FAR
analogy with media eXe learning and model of DI with media eXe learning on
student learning outcomes 2) differences in the effect of the level of learning
motivation of high and low students that learned with the model of PBL oriented
FAR analogy with media eXe learning and model of DI with media eXe learning
on student learning outcomes 3) There is interaction between the two models with
the learning motivation about student learning outcomes and 4) there is a relations
or affect between students learning motivation tought with PBL oriented FAR

analogy and students achievment as 33,4%.
Keywords: Problem Based Learning (PBL), Focus Action Reflection (FAR)
Analogy, Learning Motivation, Study Achievment, Acid and Base.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik sesuai waktu yang
direncanakan. Tesis ini berjudul: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) BERORIENTASI ANALOGI FOKUS AKSI
REFLEKSI (FAR) BERBANTU MEDIA EXE LEARNING PADA MATERI
ASAM DAN BASA DI SMA disusun untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada sebaik baiknya contoh dalam kehidupan, yakni
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam, semoga kita semua para
penuntut ilmu termasuk ke dalam golongan pengikut yang disukai beliau, hingga
kelak berjumpa dan mendapat syafaat di Yaumil Mahsyar, Amin.

Penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati mengucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan
kepada bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak
Dr. Ajat Sudrajat, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan bimbingan, arahan
dan saran-saran kepada penulis. Teristimewa juga penulis ucapkan terimakasih tak
terhingga kepada Ayahanda Kaharman dan Ibunda Hartini untuk kasih sayang yang
kalian berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun materil yang tak
terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga. Adik-adikku
tersayang, Siti Dwi Hartati, S.Si, Puji Restu Sawitri, dan Ahmad Shabir yang telah
menjadi penyemangat luar biasa bagi penulis. Partner penulis Rizki Armelizha, M.
Pd, yang selalu menyemangati dan mencereweti penulis saat mulai malas-malasan
menyelesaikan Tesis ini.

iii

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Bornok
Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Unimed, Bapak Prof. Dr. Ramlan

Silaban, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus selaku
dosen narasumber, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku dosen narasumber dan Dr.
Zainuddin Muchtar, M.Si selaku Dosen Narasumber, serta Bapak dan Ibu Dosen
Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed yang telah mengajar dan
mendidik penulis. Ibu Desi Yulian, S.Pd selaku Tata Usaha Program Studi
Pendidikan Kimia yang telah memberikan informasi, membantu administrasi,
sekaligus telah menjadi tempat curhatan yang baik buat kami semua. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang berperan penting dalam
penelitian yang dilakukan penulis, Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd kepala sekolah
SMAN 2 Medan, Ibu Elfi Sahara, S.Pd, M.Si kepala sekolah SMAN 3 Medan, Ibu
guru SMAN 2 Medan Dra. Herlina Aritonang, M.Pd, dan Bapak guru SMAN 3
Medan Drs. Simon Manurung, M.Si.
Ucapan

terimakasih

juga

penulis


ucapkan

kepada

teman-teman

seperjuangan “Genk RIAU” Tari, Yogi, Lia, Atika, Eni yang saling support satu
sama lain, untuk survive menyelasaikan study walau di rantau orang. Buat temanteman geng heboh, Uur, Cela, Nia, Kristin, Nelius yang selalu menghadirkan tawa
dan keseruan, teman-teman pendidikan kimia Pascasarjana Unimed angkatan 2015,
Biah, Bg Gaung, Desy, Hery, Dian, Nita, Kartomo, Buk Biah, Buk Nursyam.
Rekan-rekan kos “Tampan” Hendra, Yayan, Heru, Ilham dan juga semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala
memberi balasan yang setimpal atas bantuan dan dukungan yang diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata
penulis berharap semoga tesis ini memberi manfaat dan memperkaya khasanah
ilmu pendidikan.
Medan, April 2017
Penulis


iv

DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
v
vii
viii
ix

ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTRA TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional

1
1
6
6
7
7
8
8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran
2.1.2. Tujuan Pembelajaran
2.1.3. Hasil Belajar dan Teknik Evaluasinya
2.1.4. Motivasi Belajar Siswa
2.1.5. Model Problem Based Learning (PBL)
2.1.6. Model Analogi Fokus Aksi Refleksi (FAR)
2.1.7. Model Problem Based Learning (PBL) berorientasi Analogi FAR
2.1.8. Media Pembelajaran
2.1.9. Media Komputer dalam Pembelajaran Kimia
2.1.10. Media Pembelajaran eXe Learning
2.1.11. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
2.2. Kerangka Berpikir
2.3. Hipotesis

10
10
10
12
14

16
18
22
24
25
26
27
28
31
32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Desain Penelitian
3.3.1. Jenis Penelitian
3.3.2. Rancangan Penelitian
3.4. Variabel Penelitian
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
3.6. Teknik Pengumpulan Data

33
33
33
34
34
34
35
35
37

v

3.6.1. Tes Objektif
3.6.2. Lembar Motivasi
3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian
3.7.1. Validitas Item Tes
3.7.2. Tingkat Kesukaran Soal
3.7.3. Daya Pembeda Soal
3.7.4. Pengecoh (Distractor)
3.7.5. Reliabilitas Tes
3.8. Teknik Analisa Data
3.8.1. Menghitung Tingkat Pemahaman Konsep (Hasil Belajar)
3.8.2. Pengukuran Motivasi Belajar
3.8.3. Uji Normalitas
3.8.4. Uji Homogenitas Data
3.8.5. Pengujian Hipotesis

37
37
37
37
38
39
39
40
41
41
41
42
42
42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Data Instrumen
4.1.2. Validitas Item Tes
4.1.3. Tingkat Kesukaran Soal
4.1.4. Daya Pembeda
4.1.5. Distraktor (Pengecoh)
4.1.6. Reliabilitas Tes
4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.2.1. Model Problem Based Learning (PBL) Berorientasi Analogi FAR
4.2.2. Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Model Pembelajaran
4.2.3. Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa
4.3. Uji Persyaratan Perlakuan Penelitian
4.3.1. Uji Normalitas Data
4.3.2. Uji Homogenitas Data
4.3.3. Uji Hipotesis
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1. Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Siswa
4.4.2. Perbedaan Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil
Belajar Siswa
4.4.3. Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa
4.4.4. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar
Siswa
4.4.5. Analogi-Analogi Yang Masih Diingat Siswa.

44
44
44
44
44
45
45
45
47
47
50
51
52
52
53
54
62
62
64
65
67
67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran

69
69
70

DAFTAR PUSTAKA

71

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.

Gambar 4.6.

Hasil belajar Problem Based Learning (PBL)
Bagan alir penelitian penerapan model (PBL) berorientasi
analogi (FAR) berbantu media eXe Learning.
Grafik Motivasi belajar Kelas Eksperimen I menggunakan
PBL berorientasi analogi FAR
Grafik Motivasi belajar Kelas Eksperimen II
menggunakan DI
Grafik rata-rata N-gain yang dibelajarkan dengan model
PBL berorientasi analogi FAR dan model DI.
Grafik rata-rata N-gain berdasarkan tingkat motivasi
belajar siswa
Grafik interaksi antara model pembelajaran (PBL
berorientasi analogi FAR dan DI) dengan motivasi belajar
(tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar (N-gain) siswa.
Grafik Jawaban Siswa Pada Kolom Essay Lembar
Angket Motivasi Belajar.

vii

19
36
49
49
57
59

61
68

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.

Sintaks Problem Based Learning (PBL)

Tabel 2.2.
Tabel 2.3.

Sintaks Metode Analogi FAR
Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) berorientasi
analogi Fokus Aksi Refleksi (FAR)
Fase Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
Rancangan penelitian penerapan model PBL berorientasi metode
analogi FAR berbantu media eXe Learning dan model Direct
Instruction (DI) berbantu media eXe Learning.
Deskripsi Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes
Deskripsi data pretest siswa berdasarkan model pembelajaran
pada kelas eksperimen I (menggunakan model PBL berorientasi
analogi FAR) dan eksperimen II (menggunakan model DI).

Tabel 2.4.
Tabel 3.1.

Tabel 4.1.
Tabel 4.2.

Tabel 4.3.

23
25

34
46

50

Deskripsi data posttest siswa berdasarkan model pembelajaran
pada kelas eksperimen I (menggunakan model PBL berorientasi
analogi FAR) dan kelas eksperimen II (menggunakan model DI)

50

Deskripsi data N-gain siswa berdasarkan model pembelajaran
pada kelas eksperimen I (menggunakan model PBL berorientasi
analogi FAR) dan kelas eksperimen II (menggunakan model DI)

51

Deskripsi data motivasi belajar siswa siswa pada kelas eksperimen
I (menggunakan model PBL berorientasi lesson study) dan kelas
eksperimen II (menggunakan model DI)

52

Hasil uji normalitas data kelas eksperimen I dan kelas eksperimen
II.

53

Tabel 4.7.

Hasil uji homogenitas data kedua kelompok sampel

53

Tabel 4.8.

Ringkasan hasil uji analisis varian (ANAVA) dua jalur

54

Tabel 4.9.

Hasil uji korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa

55

Ringkasan hasil uji regresi motivasi belajar siswa dengan hasil
belajar siswa.

56

Hasil rata-rata N-gain berdasarkan hasil evaluasi belajar (model
PBL berorientasi analogi FAR berbantu media eXe learning dan
model DI berbantu media eXe learning) pada pengajaran kimia

57

Hasil rata-rata N-gain berdasarkan tingkat motivasi belajar siswa
(tinggi dan rendah) pada pengajaran kimia.

58

Hasil rata-rata N-gain berdasarkan tingkat motivasi belajar siswa
yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi analogi FAR
dan model DI.

60

Tabel 4.4.

Tabel 4.5.

Tabel 4.6.

Tabel 4.10.
Tabel 4.11.

Tabel 4.12.
Tabel 4.13.

viii

Tabel 4.14.

Hasil uji Post Hoct Test dengan uji LSD model PBL berorientasi
analogi FARdan model DI dengan motivasi belajar siswa tinggi
dan rendah.

ix

61

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Eksperimen I
Lampiran 3. LKS Eksperimen I
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Eksperimen II
Lampiran 5. LKS Eksperimen II
Lampiran 6. Lembar Penilaian Afektif
Lampiran 7. Lembar Penilaian Psikomotor
Lampiran 8. Angket Motivasi Belajar
Lampiran 9. Analogi-Analogi Materi Asam dan Basa
Lampiran 10.Kisi-Kisi Soal pretest-posttest
Lampiran 11.Validitas Item Tes
Lampiran 12.Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 13.Daya Beda Soal
Lampiran 14.Pengecoh (Distractor)
Lampiran 15.Reliabilitas Tes
Lampiran 16.Kesimpulan Validitas Tes
Lampiran 17.Soal Pretest Postest
Lampiran 18.Rekapitulasi Data Siswa Kelas Eksperimen I
Lampiran 19.Rekapitulasi Data Siswa Kelas Eksperimen II
Lampiran 20.Uji Normalitas Data Penelitian Menggunakan Program
SPSS 21.0 for Windows (Uji Kolmogorov-Smirnov)
Lampiran 21.Uji Homogenitas Data Menggunakan Program SPSS
21.0 for Windows (Uji Levene Statistic dengan Sig. >
0,05 Data Homogen)
Lampiran 22.Uji Hipotesis Data Menggunakan Program SPSS 21.0
for Windows (Teknik ANAVA Dua Jalur dengan GLM
Univariate)
Lampiran 23.Uji Hipotesis Data Menggunakan Program SPSS 21.0
for Windows (Uji Correlation dan Uji Regression
Linier)

x

Halaman
77
82
121
149
181
200
201
202
204
210
219
220
221
222
223
224
225
229
233
237

238

239

241

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan elemen penting bagi manusia dan berperanguh besar
terhadap kemajuan suatu bangsa. Kualitas dan sistem pendidikan yang dijalankan
dengan baik dapat menjadi gambaran kemajuan suatu bangsa. Sistem pendidikan
yang baik akan menjadikan suatu bangsa mampu bersaing dengan bangsa lain
dalam segala aspek kehidupan (Ardiansyah, 2016).
Pendidikan di Indonesia belum memiliki kualitas yang baik. Hal ini
dibuktikan dari data yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga survei internasional.
Menurut survei yang dilakukan oleh Organisation for Economic Cooperation and
Development (OECD) pada tahun 2015, kualitas pendidikan di Indonesia berada
pada urutan 69 dari 76 negara di dunia (BBC, 2015). Berdasarkan laporan Trend in
Mathematics and Science Study (TIMMS), yang dirilis oleh International
Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center, Boston
College, Amerika Serikat, pada tahun 2011 posisi Indonesia untuk sains berada
pada urutan ke 40 dari 63 negara (Oktaviana, 2015).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan mengarahkan kegiatan
pembelajaran di sekolah agar berpusat pada siswa atau student centered seperti
yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 yang menuntut keaktifan siswa serta
memotivasi siswa untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya (Khotim, 2015).
Motivasi dalam proses pembelajaran memiliki peranan penting terhadap
pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung
untuk mencurahkan segala kemampuan dan potensinya untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu berupa hasil belajar yang tinggi (Copriady, 2014).
Hasil belajar siswa yang tinggi tidak lepas dari peran serta pengajar yang
dituntut untuk mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik serta
terampil mengembangkan topik yang diajarkan (Situmorang, 2006). Pengajar yang
berkualitas dituntut memiliki kemampuan membuat variasi dalam proses
pembelajaran,

membangun

konsep-konsep

kimia

pada

siswa

dengan

2

memvisualisasikan konsep-konsep abstrak kimia yang dapat dijelaskan secara
efektif menggunakan model atau analogi (Harrison, 2008).
Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
mempelajari tentang materi (segala sesuatu yang menempati ruang) beserta
perubahannya (Chang, 2004). Salah satu karakteristik pembelajaran Kimia adalah
adanya kajian pada level mikroskopis, yang meliputi struktur, dinamika, dan
transformasi partikel-partikel materi, seperti atom, ion, dan molekul. Konsepkonsep kimia juga cenderung saling berkaitan satu dengan lainnya, sehingga sulit
dipahami oleh sebagian siswa. Kajian mikroskopis menyebabkan ilmu kimia
bersifat abstrak dan perlu penalaran yang baik untuk memahaminya (Suja, 2014).
Pemahaman siswa terhadap aspek mikroskopik pada materi kimia masih
tergolong rendah (Nufida, 2013). Fajaroh, (2002) mengungkapkan bahwa sekitar
25-75% siswa SMA dan mahasiswa belum mencapai taraf berpikir yang dibutuhkan
untuk memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Selain itu sering kali guru
mengajarkan ilmu kimia hanya sampai pada tingkat makroskopik (cenderung
menghafal fakta) dan simbol saja. Pembelajaran yang berlangsung apabila kurang
memperhatikan pentingnya pemahaman aspek mikroskopik maka akan berdampak
pada hasil belajar siswa. Bahkan Sopandi dkk (2008) menemukan bahwa buku teks
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran masih kurang mampu menyentuh
aspek mikroskopik.
Asam dan basa merupakan salah satu materi kimia yang syarat dengan
konsep-konsep abstrak diantaranya konsep transfer elektron, proses pelepasan dan
penerimaan elektron yang tidak bisa dilihat dengan mata, tetapi hanya bisa
dibayangkan (Sitorus, 2015). Untuk mengimplementasikan pendekatan ilmiah pada
penyampaian materi asam dan basa dapat digunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Pembelajaran berbasis masalah, menuntut siswa secara aktif terlibat
berkomunikasi, mengembangkan daya pikir, mencari dan mengolah data serta
menyusun kesimpulan bukan hanya sekedar mendengarkan, mencatat atau
menghafal

materi

pelajaran.

Aktivitas

pembelajaran

diarahkan

untuk

menyelesaikan masalah yang dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah (Sirait,
2015).

3

Model Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang
menjadikan masalah sebagai dasar bagi siswa untuk belajar, dimana siswa dapat
menerapkan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam dunia nyata (Levin, 2001). Prinsip dasar pembelajaran PBL
yaitu belajar yang diprakarsai dengan adanya masalah, pertanyaan, atau teka-teki
yang membuat siswa ingin memecahkannya (Duch, 2001). Tosun (2011) dalam
jurnalnya menyebutkan bahwa PBL memiliki dampak positif pada orientasi target,
nilai dan kemanjuran diri yang merupakan sub dimensi dari motivasi siswa terhadap
kimia.
Graaff (2003) menyatakan bahwa pembelajaran PBL dapat meningkatkan
konsep dasar, dugaan, dan minat siswa. Etherington (2011) menambahkan bahwa
dalam pembelajaran PBL dapat mendefinisikan, menyusun, dan mengenali sesuatu
yang dibutuhkan oleh siswa yang berinkuiri terbuka. Menurut Tan (2004) PBL
memungkinkan untuk merubah situasi belajar yang pada umumnya berpusat pada
guru menjadi situasi belajar yang berpusat pada siswa. Siswa juga diberi
kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan konsep dan ide-ide
yang dikembangkan dari pengetahuan yang ada sebelumnya.
Berlatar belakang pada masalah yang ada, peneliti memandang perlu untuk
merancang sebuah proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan siswa dalam memahami konsep-konesp abstrak. Penggunaan analogi
dapat membantu siswa dalam memvisualisasikan struktur dan proses dalam ilmu
kimia yang sebagian besar merupakan hal yang sulit untuk diinderai dan
dibayangkan oleh siswa atau bersifat abstrak (Nufida, 2013).
Slavin (2008), penggunaan analogi dapat membantu siswa untuk memahami
informasi baru dengan menghubungkannya pada konsep-konsep yang telah ada
dalam ruang memori siswa. Analogi sangat tepat digunakan dalam pengajaran dan
pembelajaran konsep-konsep kimia yang abstrak (Glynn, 1995). Penggunaan
analogi dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara tepat akan sangat
membantu siswa dalam memahami konsep, dan dapat membantu siswa
mengaplikasikan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari, serta menyediakan
visualisasi untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik (Orgil, 2004). Potensi

4

analogi ini patut dimanfaatkan secara optimum oleh pendidik dalam proses
pembelajaran kimia disekolah (Venville, 2002).
Proses pembelajaran yang menggunakan analogi, harus mempertimbangkan
dua hal berikut yaitu analogi tersebut harus benar-benar dikenal oleh siswa, dan
adanya pemetaan kemiripan antara fitur-fitur domain analogi (objek atau peristiwa
yang dikenal) dan domain target (konsep sains) (Harrison, 2005). Analogi Fokus
Aksi Refleksi (FAR) merupakan metode yang dirancang untuk mengarahkan
penafsiran terhadap analogi, agar tidak terjadi pemahaman yang salah sehingga
akan menimbulkan miskonsepsi pada siswa.
Analogi FAR terbagi menjadi tiga tahap utama yaitu (1) Fokus, untuk
memastikan para siswa mengetahui argumentasi pengajar menggunakan analogi.
(2) Aksi, untuk memastikan para siswa mengenal objek atau pengalaman
keseharian yang ingin digunakan sebagai analog. Selain itu, memastikan bahwa
pengajar selalu mendiskusikan bagian dari analog yang dapat digunakan (sifat
mirip). (3) Refleksi untuk mengevaluasi keefektivan penggunaan analogi, serta
menanyakan pada diri sendiri tentang perlunya merevisi penjelasan dan mencari
cara lain yang lebih baik dalam menggunakan analogi tersebut di lain waktu
(Harrison, 2008).
Untuk memenuhi harapan di atas, diperlukan suatu inovasi pembelajaran
yang mendorong pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional kepada
pembelajaran mandiri dan terstruktur yang dapat meningkatkan penguasaan siswa
di dalam konsep ilmu dan sekaligus membuat kesan pembelajaran semakin lama
diingat oleh siswa (Montelengo, 2010). Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu sasaran inovasi
pembelajaran. Melalui inovasi pembelajaran yang ada dikembangkan dan
ditingkatkan untuk menghasilkan pembelajaran baru yang menarik (Levine, 2009).
Media pembelajaran interaktif termasuk dalam inovasi pembelajaran.
Sunaryo (2005) mengemukakan, media pembelajaran interaktif adalah sistem
komunikasi efektif berbasis komputer yang mampu menciptakan, menyimpan,
menyajikan dan mengakses kembali informasi berupa teks, grafik, suara, video atau
animasi. Komputer juga mampu membawa permasalahan dunia nyata yang tidak

5

mungkin dihadirkan di kelas dengan media pembelajaran konvensional melalui
teknik simulasi. Selain itu, komputer juga mampu mengkonkritkan permasalahan
yang bersifat abstrak pada mata pelajaran kimia.
Aplikasi seperti Macromedia Flash, Powerpoint, Chemsketch, dan Isis Draw
telah memberikan kemudahan untuk menguraikan konsep dan contoh dalam
pembelajaran kimia (Toplis, 2008). Aplikasi lain yang termasuk dalam media
pembelajaran interaktif adalah eXe Learning. Dengan aplikasi ini guru dengan
mudah merancang bahan pembelajaran dengan memasukkan gambar, teks, video,
simulasi pembelajaran dan soal-soal dalam bentuk yang interaktif dan menarik.
Sejalan dengan masalah di atas, diperlukan cara pembelajaran terpadu yaitu
dengan mengintegrasikan keterampilan kimia sebagai proses, penggunaan media
pembelajaran inovatif dan dapat mengaplikasikan kimia dalam kehidupan sehari
hari. Melalui model PBL berorientasi analogi FAR menciptakan pembelajaran
bermakna bagi siswa. Melalui media pembelajaran siswa akan terbantu dalam
memahami materi pelajaran dan membangkitkan motivasi serta hasil belajar siswa.
Hasil penelitian Handayani (2016), penggunaan model pembelajaran PBL
berorientasi Lesson Study menggunakan eXe Learning dapat meningkatkan hasil
belajar kimia siswa dengan rata-rata gain sebesar 0,771 lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan model DI dengan rata-rata gain sebesar
0,614. Zebua (2010) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran
berbasis masalah menggunakan media eXe Learning lebih tinggi 21% dari hasil
belajar siswa tanpa menggunakan media eXe Learning dapat meningkatkan hasil
belajar kimia siswa dengan rata-rata gain sebesar 0,58 dan mempengaruhi aktifitas
siswa secara signifikan sebesar 57,4%.
Hasil penelitian penggunaan analogi yang dilakukan Nufida (2013) untuk
membantu siswa dalam memahami aspek mikroskopik pada ilmu kimia
berpengaruh secara signifikan (p

Dokumen yang terkait

Pengaruh model PBL (Problem Based Learning) terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia

9 55 255

Pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada materi laju reaksi : kuasi eksperimen di MAN Mauk Kabupaten Tangerang

1 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTU MEDIA PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM AC

0 3 234

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERORIENTASI LESSON STUDY DENGAN MEDIA EXE LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI.

4 12 27

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA EXE-LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS.

0 13 28

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA EXE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 4 15

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMBELAJARKAN KONSEP ASAM DAN BASA PADA SISWA SMA.

0 3 19

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS KOLABORATIF DENGAN MEDIA EXE LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 2 30