PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON MATHEMATICS DAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN RELASIONAL DAN MATHEMATICSANXIETY SISWA SDIT KHAIRUL IMAM.

(1)

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

HANDS-ON

MATHEMATICS

DAN

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

TERHADAPKEMAMPUAN PEMAHAMAN RELASIONAL

DAN

MATHEMATICSANXIETY

SISWA

SDIT KHAIRUL IMAM

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

MAISARAH

NIM.8146181016

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

MAISARAH.8146181016. Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Hands-On Mathematics dan Realistic Mathematics Education terhadap Kemampuan Pemahaman Relasional Dan MathematicsAnxiety Siswa SDIT Khairul Imam.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh model pembelajaran HOM dan RME terhadap kemampuan pemahaman relasional; (2) peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa yang diajarkan dengan HOMdan RME; (3) pengaruh model pembelajaran HOMdan RMEterhadap mathematics anxiety.Penelitian berbentuk Pre-Experimental Design dengan rancangan Two Group Pretest-Posttest.Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan pemahaman relasional, angket mathematics anxiety dan lembar pengamatan. Analisis data menggunakan uji-t dan gain score. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pengaruh HOMlebih baik dibandingkan RME terhadap kemampuan pemahaman relasional, hal ini berdasarkan thitung(=3,081) lebih besar dari ttabel(=1,671); (2) Peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa yang diajarkan dengan HOMlebih tinggi dari RME, hal iniberdasarkan gain score dan karakteristik model.HOM menggunakan alat peraga yang dieksplor, sedangkan RME menggunakan masalah kontekstual berbentuk cerita; (3) Pengaruh HOMlebih baik dibandingkan RME terhadap mathematics anxiety, hal ini berdasarkan thitung(=-1,219) lebih kecil dari ttabel(=1,671). Kata kunci:bangun datar, hands-on mathematics, kemampuan pemahaman relasional,


(6)

ABSTRACT

MAISARAH.8146181016.The Differences Effect of Hands-On Mathematics Learning Model and Realistic Mathematics Education towards Relational Understanding And Mathematics Anxiety of Students on SDIT Khairul Imam.

This study aimed to analyze: (1) Effect of the HOM learning model and RME on the ability of relational understanding; (2) increase the ability of students’ relational understanding by HOM and RME; (3) Effect of the HOM learning model and RME on the ability of mathematics anxiety. This study was Pre-Experimental Research Design with Two group pretest-posttest. The instrumentsare relational understanding test, mathematics anxiety questionnaire and observation sheet. Data analysis using t-test and gain score. The results showed: (1) Effect of HOM better than RME on the ability of relational understanding, it is based on thitung(= 3.081) greater than ttable (= 1.671); (2) Increasing the capability of students’ relational understanding who are taught by HOM higher than RME, it is based on the gain score and characteristics of models. HOM using props are explored, while the RME uses contextual problems with shaped the story; (3) Effect of HOM better than RME on mathematics anxiety, it is based on thitung(= -1.219) is smaller than ttabel(= 1.671).


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis

yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Hands-on Mathematics dan Realistic Mathematics Education terhadap Kemampuan Pemahaman Relasional dan Mathematics Anxiety Siswa SDIT Khairul Imam”. Penulisan tesis

ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun tesis ini dapat terselesaikan dengan usaha peneliti dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan perkuliahan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur PPs Unimed.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Bapak Dr. Kms. Muhammad Amin Fauzi, M.Pd dan Bapak Dr.Zulkifli

Matondang, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan ilmu, dan memotivasi dalam penyelesaian tesis.

5. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si.,Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M., dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd. selaku dosen narasumber/penguji tesis yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan tesis ini.

6. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmu, motivasi dan saran yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung.

7. Seluruh staff pegawai PPs Unimed, terkhusus kepada Abangda Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak memberikan saran, dan bantuan sejak peneliti melaksanakan perkuliahan perdana sampai pada penyusunan berkas. 8. Bapak Surya Darma, S.Pd. selaku Kepala SDIT Khairul Imam, dan Ibu Siti


(8)

9. Yang tercinta Ayahanda Zulkifli Burhandan Ibunda Khadijah yang telah memberikan semangat dan bantuan secara riil maupun materiil, memberikan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat, serta tidak hentinya memberikan doa untuk keberhasilan dan kebahagiaan peneliti.

10. Abang, Kakakdan Adik tersayang yaitu Salman Hafizh, Popi Indriani, Zakiyah, Rahimuddin Abdi, Ishak, Sari Dewi, dan Ahmad Yasir yang senantiasa menemani suka duka, memberikan bantuan, saran, motivasi, serta selalu mendoakan peneliti.

11. Teman-teman seperjuangan kelas A1Reguler 2014 dan konsentrasi Matematika, khususnya teman-teman yang telah membantu penelitian yaitu

Suci Perwita Sari, Isma Yunita, Putri Rahmi, Inge Ayudia, Lia Sa’adah,

Kautsar Iranda, Mutia Sari, Raysyah Putri Sitanggang, Nahrun Najib Siregar, Mardi Prayogi Nababan, Tri Astari, dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

12. Sahabattersayang Fahrun Khairunnisya Lubis, Nova Lannora Siregar, Muhammad Abdallah Nainggolan, Ardi Silalahi, Ade Maulida, Rian Ayu Vebria Nasution, Rendra Kesuma Wardana Sinaga, Muhammad Habieb,dan Putri Nopita Sariyang senantiasa menemani, membantu, memotivasi, memberikan doa serta dukungan kepada peneliti.

13. Abang/Kakak di PPs Unimed yaitu Zuhari dan Rafidhah Hanum yang telah banyak membantu peneliti, dan memberikan saran mengenai perkuliahan.

“Tiada Gading yang Tak Retak” kiranya pepatah tersebut dapat

mengungkapkan bahwa penulisan tesis masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penelitin harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini.Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 17 Maret 2016 Penulis

MAISARAH NIM. 8146181016


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 12

1.3. Pembatasan Masalah ... 13

1.4. Rumusan Masalah ... 13

1.5. Tujuan Penelitian ... 14

1.6. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis... 15

2.1.1. Kemampuan Pemahaman Relasional... 16

2.1.2. Mathematics Anxiety ... 19

2.1.3. Model Pembelajaran Hands-on Mathematics (HOM)... 23

2.1.4. Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)... 26

2.1.5. Teori Belajar Relevan ... 33

2.2. Penelitian Relevan ... 38

2.3. Kerangka Konseptual... 40

2.4. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.3. Variabel Penelitian... 45

3.4. Definisi Operasional ... 45

3.5. Jenis dan Desain Penelitian... 46

3.6. Prosedur Penelitian ... 47

3.7. Instrumen Pengumpulan Data... 50

3.7.1. Tes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 50

3.7.2. Angket Mathematics Anxiety ... 53


(10)

3.7.4. Hasil Uji Coba Instrumen ... 55

3.8. Teknik Analisis Data... 58

3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 58

3.8.2. Analisis Statistik Inferensial ... 59

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian... 62

4.1.1. Deskripsi Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional... 63

4.1.2. Deskripsi Postes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 66

4.1.3. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman Relasional... 70

4.1.4. Deskripsi Mathematics Anxiety... 72

4.1.5. Analisis Lembar Pengamatan Mathematics Anxiety... 75

4.2. Pembahasan... 77

4.2.1. Kemampuan Pemahaman RelasionalSiswa ... 77

4.2.2. Peningkatan Kemampuan Pemahaman RelasionalSiswa ... 80

4.2.3. Mathematics Anxiety Siswa ... 81

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 85

5.2. Implikasi ... 87

5.3. Saran ... 88


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Peringkat Indonesia menurut PISA ... 5

Tabel 1.2 : Peringkat Indonesia menurut TIMSS ... 5

Tabel 1.3 : Observasi Awal Mathematics Anxiety Siswa ... 7

Tabel 2.1 : Prinsip-Prinsip HOM... 24

Tabel 2.2 : Kelebihan dan Kekurangan HOM ... 26

Tabel 2.3 : Prinsip-Prinsip RME ... 29

Tabel 2.4 : Kelebihan dan Kekurangan RME... 32

Tabel 2.5 : Penelitian Relevan ... 38

Tabel 3.1 : Desain Eksperimen ... 47

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemahaman Relasional... 50

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Angket Mathematics Anxiety ... 53

Tabel 3.4 : Skor Angket Mathematics Anxiety ... 54

Tabel 3.5 : Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 54

Tabel 3.6 : Hasil Uji Validitas ... 55

Tabel 3.7 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 56

Tabel 3.8 : Hasil Uji Daya Beda ... 56

Tabel 3.9 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemahaman Relasional (setelah uji coba) ... 57

Tabel 3.10 : Kisi-Kisi Angket Mathematics Anxiety (setelah validasi)... 57

Tabel 3.11 : Keterkaitan Hipotesis, Instrumen dan Uji Statistik ... 61

Tabel 4.1 : Deskripsi Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 63

Tabel 4.2 : Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional.... 64

Tabel 4.3 : Uji HomogentiasPretes Kemampuan Pemahaman Relasional . 65 Tabel 4.4 : Uji Perbedaan Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional... 66

Tabel 4.5 : Deskripsi Postes Kemampuan Pemahaman Relasional... 66

Tabel 4.6 : Uji Normalitas Postes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 68

Tabel 4.7 : Uji HomogentiasPostes Kemampuan Pemahaman Relasional. 69 Tabel 4.8 : Uji Perbedaan Postes Kemampuan Pemahaman Relasional .... 69

Tabel 4.9 : Peningkatan Kemampuan Pemahaman Relasional ... 70

Tabel 4.10 : Deskripsi Mathematics Anxiety ... 72

Tabel 4.11 : Uji Normalitas Mathematics Anxiety... 73

Tabel 4.12 : Uji HomogentiasMathematics Anxiety ... 74

Tabel 4.13 : Uji Perbedaan Mathematics Anxiety... 75


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Permasalahan Siswa A ... 2

Gambar 1.2 : Permasalahan Siswa B... 3

Gambar 1.3 : Permasalahan Siswa C... 3

Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ... 49

Gambar 4.1 : Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 63

Gambar 4.2 : Normalitas Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional... 64

Gambar 4.3 : Postes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 67

Gambar 4.4 : Normalitas Postes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 68

Gambar 4.5 : Kemampuan Pemahaman Relasional di Kelas HOM... 71

Gambar 4.6 : Kemampuan Pemahaman Relasional di Kelas RME ... 71

Gambar 4.7 : Mathematics Anxiety ... 72


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran

Lampiran 1a Lembar Aktivitas Siswa (HOM) ... 95

Lampiran 1b Lembar Aktivitas Siswa (RME) ... 100

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Lampiran 2a Tes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 103

Lampiran 2b Angket Mathematics Anxiety ... 107

Lampiran 2c Lembar Pengamatan Mathematics Anxiety ... 109

Lampiran 3 Hasil Uji Coba Tes dan Validasi Angket Lampiran 3a Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Relasional ... 110

Lampiran 3b Hasil Validasi Angket Mathematics Anxiety... 112

Lampiran 3c Tes Kemampuan Pemahaman Relasional (setelah uji coba)... 113

Lampiran 3d Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemahaman Relasional... 115

Lampiran 3e Angket Mathematics Anxiety (setelah divalidasi) ... 116

Lampiran 4 Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Relasional Lampiran 4a Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa Kelas HOM ... 117

Lampiran 4b Pretes Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa Kelas RME ... 118

Lampiran 4c Postes Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa Kelas HOM ... 119

Lampiran 4d Postes Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa Kelas RME... 120

Lampiran 4e Peningkatan Skor Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa Tiap Indikator di Kelas HOM... 121

Lampiran 4f Peningkatan Skor Kemampuan Pemahaman Relasional Siswa Tiap Indikator di Kelas RME ... 122

Lampiran 5 Data Hasil Pengamatan dan Angket Mathematics Anxiety Lampiran 5a Skor Mathematics Anxiety Siswa Kelas HOM... 123

Lampiran 5b Skor Mathematics Anxiety Siswa Kelas RME ... 124


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika merupakan ilmu dasar yang dipelajari pada setiap jenjang

pendidikan.Menurut Suherman dalam Surya (2013:78) karakteristik pembelajaran

matematika di sekolah yaitu: 1) berjenjang atau bertahap; 2) mengikuti metoda

spiral, 3) menekankan pola pikir induktif, 4) menganut kebenaran

konsistensi.Metoda spiral mempunyai definisi bahwa setiap konsep baru pada

matematika dipelajari dengan memperhatikan konsep sebelumnya yang relevan.

Oleh karena itu, setiap siswa harus mempelajari matematika secara sistematis dan

berurutan dari tingkat SD, SMP, SMA, sampai pada tingkat Perguruan Tinggi.

Menurut Noviarni (2011:4) “kemampuan dasar matematika untuk semua

jenjang sekolah secara garis besar diklasifikasikan dalam lima standar

kemampuan yaitu: pemahaman matematis, pemecahan masalah matematis,

penalaran matematis, koneksi matematis, dan komunikasi matematis”.National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) berpendapat bahwa aspek yang

sangat penting dalam mempelajari prinsip matematika adalah pemahaman

matematis.Tercapainya pemahaman matematis siswa merupakan visi utama dari

belajar matematika.

Skemp dalam Qohar (2012:1) “membedakan pemahaman matematis ke

dalam dua jenis, yaitu pemahaman instrumental dan Kemampuan pemahaman


(15)

bermakna dibandingkan pada pemahaman instrumental. Siswa yang mempunyai

pemahaman instrumental akan terampil menentukan keliling bangun datar persegi

dengan rumus K = 4 x s, tetapi siswa tersebut menjadi kesulitan dalam

menentukan keliling bangun datar segiempat yang diketahui bahwa semua

panjang sisinya tidak beraturan. Hal ini bisa terjadi karena siswa mencari keliling

bangun datar tersebut menggunakan rumus K = 4 x s, sementara semua panjang

sisinya tidak sama.

Pendapat Qohar di atas sejalan dengan temuan observasi awal di SDIT

Khairul Imam.Observasi awal dilakukan dengan menyebarkan enam buah soal

mengenai luas bangun datar pada siswa Kelas V di SDIT Khairul Imam Tahun

Pelajaran 2015/2016.Hasil observasi awal disajikan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Permasalahan Siswa A

Siswa A menerapkan rumus luas persegi untuk menjawab soal nomor 2,

sementara bangun datar pada soal nomor 2 adalah persegi panjang. Hal itu

dikarenakan siswa A beranggapan bahwa bentuk bangun datar pada soal nomor 1

sama dengan bentuk bangun datar pada soal nomor 2, sehingga siswa A

menggunakan rumus yang sama untuk menjawab kedua soal tersebut. Kesalahan siswa

menggunakan rumus dan menentukan lebar persegi


(16)

Permasalahan juga terjadi nomor soal berikutnya namun pada siswa yang berbeda

sebagaimana disajikan pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Permasalahan Siswa B

Siswa B menerapkan rumus luas segitiga dengan benar, namun terjadi

kesalahan dalam penentuan tinggi pada bangun datar segitiga (soal nomor 4).

Siswa B belum memahami bahwa bangun datar segitiga pada soal nomor 3

berbeda dengan bangun datar segitiga pada soal nomor 4, sehingga siswa B

menentukan tinggi pada soal nomor 4 yang sama posisinya dengan tinggi pada

soal nomor 3. Permasalahan lainnya juga ditemukan pada siswa C sebagaimana

gambar 1.3.

Gambar 1.3 Permasalahan Siswa C

Kesalahan siswa dalam menentukan tinggi sebuah segitiga sama

kaki

Kesalahan siswa dalam menentukan tinggi sebuah jajar genjang


(17)

Siswa C mengalami masalah yang idak jauh berbeda dengan siswa A dan

siswa B. Siswa C beranggapan bahwa bentuk bangun datar pada soal nomor 5

sama dengan bentuk bangun datar pada soal nomor 6, sehingga menggunakan

rumus yang sama yaitu rumus luas persegi panjang. Kesalahan yang sebenarnya

bukan hanya terjadi pada penggunaan rumus, tetapi juga salah dalam menentukan

tinggi pada soal nomor 6. Tinggi pada soal nomor 6 adalah 4 cm, sementara siswa

C menentukan bahwa tinggi pada soal nomor 6 adalah 5 cm yang posisinya sama

dengan lebar pada soal nomor 5.

Berdasarkan hasil observasi, maka dapat simpulkan bahwa siswa A

mengalami kesalahan dalam menggunakan rumus, siswa B dan C mengalami

kesalahan karena tidak mengetahui asal usul rumus sehingga salah menentukan

tinggi pada sebuah bangun datar.Permasalahan yang terjadi pada ketiga siswa

tersebut dikarenakan kemampuan pemahaman relasional siswa masih rendah.

Matematika diakui dunia sebagai ilmu pengetahuan yang sangat penting

karena dalam memecahkan sebuah masalah membutuhkan pemahaman yang

mendalam.Oleh karena itu, diadakan penilaian terhadap kemajuan matematika

melalui program-program rutin yang diikuti oleh berbagai negara di dunia.

Program-program tersebut diantaranya adalah Programme for International

Student Assesment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).PISA diadakan setiap 3 tahun sekali dalam rangka mengukur

tingkat pendidikan suatu negara.Indonesia mulai bergabung dalam PISA sejak


(18)

terbawah.Hal tersebut dibuktikan dengan skor nilai membaca, matematika dan

sains siswa-siswa Indonesia yang disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Peringkat Indonesia menurut PISA

Tahun Studi

Mata Pelajaran

Skor Rata-Rata Peringkat Indonesia Jumlah Negara Peserta Studi Indonesia Internasional 2000

Membaca 371 500 39

41

Matematika 367 500 39

Sains 393 500 38

2003

Membaca 382 500 39

40

Matematika 360 500 38

Sains 395 500 38

2006

Membaca 393 500 48

56

Matematika 391 500 50

Sains 393 500 50

2009

Membaca 402 500 57

65

Matematika 371 500 61

Sains 383 500 60

2012

Membaca 396 496 64

65

Matematika 375 494 64

Sains 382 501 64

Sumber: http://litbang.kemendikbud.go.id/index.php/survei-international-pisa

Menurut Nurdiana (2014:4) “Indonesia juga masih berada pada perinkat

bawah dari nilai rata-rata secara internasional”. Peringkat Indonesia pada

kegaiatan TIMSS disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Peringkat Indonesia menurut TIMSS

Tahun Studi

Mata Pelajaran

Skor Rata-Rata Peringkat Indonesia

Jumlah Negara Peserta Studi Indonesia Internasional

1999 Matematika 403 500 34 38

Sains 435 500 32

2003 Matematika 411 500 35 46

Sains 420 500 37

2007 Matematika 397 500 36 49

Sains 427 500 35

2011 Matematika 386 500 38 42

Sains 406 500 40


(19)

Berdasarkan hasil survei PISA dari tahun 2000 sampai dengan 2012 dan

hasil survei TIMSS dari tahun 1999 sampai dengan 2011, dapat disimpulkan

bahwa skor Matematika selalu memperoleh peringkat terendah dibandingkan

dengan skor Sains pada TIMSS, dan skor Membaca dan Sains pada PISA. Pada

tahun 2012 skor Matematika Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah

dengan jumlah total peserta studi sebanyak 65 negara yang mengikuti PISA, dan

menduduki peringkat kelima dari bawah dengan jumlah total peserta studi

sebanyak 42 negara yang mengikuti TIMSS.

Peringkat negara Indonesia pada PISA dan TIMSS berada di bawah

rata-rata peringkat negara lainnya.Hal tersebut menyebabkan terjadinya kecemasan

terhadap pembelajaran matematika (mathematics anxiety). Menurut McLead

dalam Belbase (2013:235) “domain afektif dalam pembelajaran matematika terdiri

dari self-concept, mathematics anxiety, self-efficacy, effort and ability attributions,

causal attributions, learned helplessness, motivation, autonomy, andaesthetics”.

Secara historis, banyak peneliti dalam pendidikan matematika (seperti: Forgas,

2001; Goldin, 2002; McLead, 1992; Petty, DeSteno, & Rucker, 2001) membahas

tentang aspek penting yang mempengaruhi pembelajaran matematika. McLead

dalam Belbase (2013:235) mengartikulasikan bahwa “perhatian utama dalam

proses pembelajaran matematika adalah psikologi, pendekatan kognitif, dan

konseptualisasi dari domain afektif”.Mathematics anxiety merupakan salah satu


(20)

Menurut Greene dalam Priyani (2013:2) “Kecemasan merupakan suatu

keadaan emosional seseorang yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis,

perasaan tegang, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan

terjadi”.Durand dan Barlow dalam Priyani (2013:3) berpendapat bahwa

“kecemasan dapat berdampak baik ketika masih tergolong wajar dan terkendali,

karena kinerja fisik dan intelektual siswa didorong dan diperkuat oleh

kecemasan”.Berdasarkan dua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kecemasan siswa dapat berpengaruh positif dan juga berpengaruh negatif terhadap

pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas bahwa hasil observasi awal di kelas V

SDIT Khairul Imam jugamenunjukkan bahwa siswa mengalami kecemasan

terhadap pembelajaran matematika atau dapat dikatakan bahwa mathematics

anxiety siswa cukup tinggi. Hal ini terbukti dari pendapat salah seorang guru di

SDIT Khairul Imam yaitu Ibu Isma Yunita, S.Pd. bahwa:

“Sebelum mata pelajaran matematika dimulai, siswa terlihat tegang,

wajahnya pucat dan ketakutan, seolah-olah mereka akan disiksa.Bahkan ada siswa yang keringatnya bercucuran dan gemetaran seperti orang yang sedang sakit. Mereka menganggap matematika merupakan hal yang sangat menakutkan, terlebih jika ada PR atau menjawab soal satu persatu ke depan kelas”.

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDIT Khairul Imam pada saat mata

pelajaran matematika berlangsung disajikan pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3Observasi Awal Mathematics Anxiety Siswa

No Indikator Kelas V-A Kelas V-B Banyak Siswa % Banyak Siswa %

1 Gemetar 19 67,86 19 67,86

2 Suara Bergetar 10 35,71 9 32,14

3 Sakit 11 39,29 15 53,57


(21)

No Indikator Kelas V-A Kelas V-B Banyak Siswa % Banyak Siswa %

5 Gelisah 19 67,86 15 53,57

6 Tidak Percaya Diri 21 75,00 20 71,43

7 Ketakutan 17 60,71 18 64,29

8 Khawatir 16 57,14 14 50,00

9 Tertekan 15 53,57 17 60,71

10 Gangguan Konsentrasi 20 71,43 19 67,86

11 Ingin Menghindar 11 39,29 15 53,57

Rata-Rata Siswa 16 17

% 56,82 58,12

Berdasarkan tabel 1.3, dapat disimpulkan bahwa banyak siswa di kelas

V-A dan V-B yang mengalami mathematics anxiety. Hal tersebut berdasarkan

persentase rata-rata skor di kedua kelas lebih besar dari 50%.

Kemampuan pemahaman relasional dan mathematics anxiety siswa dapat

dipengaruhi oleh faktor internal (yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa)

dan faktor eksternal (yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa).Adapun faktor

eksternal yang secara bersamaan mempengaruhi kemampuan pemahaman

relasional dan mathematics anxietysiswa yaitu model pembelajaran, sumber

belajar, dan bahan ajar yang digunakan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 mengenai

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru mengatur tentang

kompetensi yang harus dimiliki setiap pendidik. Salah satu kompetensi tersebut

adalah kompetensi pedagogik guru terdiri atas tujuh aspek, yaitu: 1) mengenal

karakteristik siswa, 2) menguasai teori dan prinsip belajar, 3) mengembangkan

kurikulum, 4) kegiatan pembelajaran yang mendidik, 5) mengembangkan potensi

siswa, 6) komunikasi dengan siswa, dan 7) melakukan penilaian dan evaluasi


(22)

memahami dan menerapkan model, strategi, pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan.

Model pembelajaran merupakan pedoman pembelajaran yang berisikan

tentang kegiatan guru dan siswa, serta media yang dianggap sesuai dengan materi

yang akan dipelajari. Oleh karena itu, model pembelajaran juga mempengaruhi

hasil dan proses pembelajaran.Menurut Krismanto dalam Yensy (2013:30)

“Kemampuan komunikasi matematis dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam

menguasai berbagai teknik yang menyatu dalam setiap model pembelajaran”.

Menurut Krismanto dalam Yensy (2013:30) “Peningkatan optimalisasi

pembelajaran matematika antara lain dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam

menguasai berbagai teknik pembelajaran yang menyatu dalam setiap model

pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran matematika yaitu: (1) Penemuan Terbimbing, (2)

Pemecahan Masalah, (3) Investigasi, (4) Eksperimen dan Hands-On Mathematics,

(5) Proyek atau Outdoor Mathematics, (6) Missouri Mathematics Project, Dan (7)

Realistic Mathematics Education”. Dari beberapa model pembelajaran tersebut,

maka Hands-on Mathematics (HOM) dan Realistic Mathematics Education

(RME) merupakan alternatif model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

berperan aktif.Hal tersebut sejalan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu

yang membahas mengenai model pembelajaran HOM dan RME.

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul penggunaan model HOM

dalam membangun pemahaman konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, Ali (2009:2) berpendapat bahwa “dengan pembelajaran model


(23)

HOM siswa mampu menunjukkan proses yang terjadi dalam menjumlah dengan

bilangan bulat negatif atau mengurang dengan bilangan bulat negatif, dan dapat

membuat siswa kreatif mengembangkan ide dalam pembelajaran”.Hasil penelitian

lainnya, Wiguna (2014:12) membuktikan bahwa “implementasi model

pembelajaran berbasis masalah berbantuan HOM sangat sesuai dengan

karakteristik siswa SD yang senang akan belajar seraya bermain, menyukai

hal-hal baru yang sifatnya menantang, menarik dan menyenangkan”. Beberapa hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa model HOM membantu siswa

membangun proses kognitif dan afektif siswa dengan menggunakan benda-benda

tiruan ataupun obyek-obyek konkret.

Susanti (2012:145) mengemukakan pendapat yang dia peroleh dari hasil

penelitiannya yang berjudul Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematics

Education) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Krapyak 2 Tahun Pelajaran 2011/2012bahwa “model pembelajaran RME mampu meningkatkan hasil belajar matematika”.Hasil penelitian lainnya yang

berkaitan dengan model RME yaitu penelitian Irwansyah Batubara (2014:200)

membuktikan bahwa “siswa yang diberi pendekatan PMR memiliki kemampuan

representasi dan disposisi matematis yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

yang diberi pendekatan ekspositori”.

Beberapa hasil penelitian di atas membuktikan bahwa model pembelajaran

HOM dan RME dapat mempengaruhi berbagai domain kognitif siswa dalam

matematika dan secara tidak langsung mempengaruhi doamin afektif siswa.Model


(24)

memandang bahwa manusia sebagai pemeroses, pemikir dan pencipta

informasi.Bruner dalam Hawa (2010:5) berpendapat bahwa “belajar matematika

adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang

terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika”.Model pembelajaran RME berpedoman

pada teori belajar konstruktivisme Vygotsky yang memandang bahwa manusia

mengkonstruksi sendiri konsep-konsepmatematika sesuai dengan lingkungan

sosialnya.Menurut Vygotskydalam Choir (2010:6)siswa dalam mengkonstruksi

suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial.

Kemampuan pemahaman relasional menuntut siswa untuk mampu

mengaitkan antar konsep sesuai dengan pendapat teori belajar Bruner dan siswa

juga dituntut untuk mengkonstruksi konsep matematika sesuai dengan pendapat

teori belajar Vygotsky.Mathematics anxiety terjadi karena siswa tidak mampu

memahami setiap konsep ataupun struktur sesuai dengan tuntutan teori belajar

Bruner dan siswa juga tidak mampu mengkonstruksi konsep sehingga lingkungan

sosialnya terganggu sesuai dengna tuntutan teori belajar Vygotsky.Oleh karena

itu, kemampuan pemahaman relasional dan mathematics anxiety siswa juga

berpedoman pada teori belajar kognitif Bruner dan teori belajar konstruktiv

Vygotsky sehingga model pembelajaran HOM dan RME secara teoritis

mempengaruhi kemampuan pemahaman relasional dan mathematics anxiety

siswa.

Pada model pembelajaran HOM, siswamempelajari matematika melalui


(25)

RME, siswa mempelajari matematika melalui penyelesaian masalah realistik

dalam bentuk wacana ataupun gambar. Secara teoritis, pengaruh model

pembelajaran HOM lebih baik dibandingkan model pembelajaran RME. Hal

tersebut dikarenakan pada model pembelajaran HOM siswa secara konkret

menyentuh alat peraga yang menyerupai konsep, sedangkan pada model

pembelajaran RME siswa masih membayangkan bentuk dari gambar ataupun

masalah realistik yang menyerupai konsep.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul“Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Hands-on

Mathematics dan Realistic Mathematics Education Terhadap Kemampuan

Pemahaman Relasional danMathematics AnxietySiswa SDIT Khairul Imam”.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah merupakan tahapan pendeskripsian masalah-masalah

yang berkaitan dengan latar belakang di atas, dan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasi yaitu:

1. Terjadi kesalahan konsep matematika.

2. Rendahnya kemampuan pemahaman relasional siswa.

3. Indonesia di bawah rata-rata peringkat negara lainpada PISA dan TIMSS. 4. Siswa ketakutan ketika menjawab soal matematika di depan kelas. 5. Tubuh siswa gemetaran dan keringatan ketika matematika akan dimulai. 6. Banyak siswa yang mengalami mathematics anxiety.

7. Guru belum pernah menerapkan model Hands-on Mathematics.


(26)

1.3. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dibatasi

masalah dalam penelitian ini mengenai:

1. Model Pembelajaran Hands-on Mathematics dan Realistic Mathematics

Educationyang belum pernah dilaksanakan oleh guru.

2. Rendahnya kemampuan pemahaman relasional siswa.

3. Tingginya mathematics anxiety siswa.

1.4. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Apakah pengaruh model pembelajaran Hands-on Mathematicslebih baik

dibandingkan dengan model pembelajaran Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan pemahaman relasional siswa?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran Hands-on Mathematics dan

Realistic Mathematics Education?

3. Apakah pengaruh model pembelajaran Hands-on Mathematicslebih baik

dibandingkan dengan model pembelajaran Realistic Mathematics Education terhadap mathematics anxiety siswa?

1.5. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk


(27)

1. Pengaruh model pembelajaran Hands-on Mathematicsdan Realistic

Mathematics Education terhadap kemampuan pemahaman relasional.

2. Peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran Hands-on Mathematics dan Realistic

Mathematics Education

3. Pengaruh model pembelajaran Hands-on Mathematicsdan Realistic

Mathematics Education terhadap mathematics anxiety.

1.6. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan adalah memperoleh kebenaran secara

empiris mengenai teori yang telah ada dan memberikan pengetahuan baru

di bidang pendidikan, khususnya mengenai model pembelajaran Hands-on

Mathematicsdan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan

pemahaman relasional dan mathematics anxiety siswa.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Guru, sebagai masukan mengenai model pembelajaran yang mempengaruhi kemampuan pemahaman relasional dan mathematics anxiety.

b. Siswa, sebagai pengalaman baru dalam pembelajaran matematika.

c. Peneliti lain, sebagai bahan referensi dalam mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama.


(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Model pembelajaran Hands-on Mathematics (HOM) dan Realistic

Mathematics Education (RME) memberikan pengaruh terhadap kemampuan

pemahaman relasional dan mathematics anxiety siswa. Berdasarkan rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian seperti yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapan simpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh model pembelajaran Hands-on Mathematics lebih baik dibandingkan

dengan model pembelajaran Realistic Mathematics Education terhadap

kemampuan pemahaman relasional siswa. Hal tersebut berdasarkan perolehan

skor thitung(=3,081) lebih besar dari ttabel(=1,671), dan berdasarkan pada

karakteristik kedua model pembelajaran. Pada model pembelajaran HOM,

siswa menggunakan alat peraga yang dipercobakan dan mengaktifkan siswa.

Pada model pembelajaran RME, siswa menggunakan masalah konstekstual

melalui LAS sehingga siswa harus membayangkan bentuk asli dari gambar

untuk bisa menjawab pertanyaan dan memahaminya.

2. Secara umum, peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran Hands-on Mathematics lebih tinggi dari

Realistic Mathematics Education.Hal tersebut berdasarkan perolehan gain score di kelas HOM lebih tinggi daripada gain score di kelas RME pada


(29)

sedangkan pada indikator mengklasifikasikan objek-objek diperoleh gain score

di kelas HOM lebih rendah daripada gain score di kelas RME. Berdasarkan

prinsip-prinsip kedua model pembelajaran,kegiatan siswa di kelas HOM

mengutamakan penemuan konsep berupa menyatakan ulang konsep yang

ditemukan berdasarkan eksplorasi dan investigasi, dan memberikan contoh

konsep pada tahap konklusi. Kegiatan siswa di kelas RME mengutamakan

objek-objek nyata yang dikemas dalam bentuk masalah kontekstual melalui

gambar dua dimensi yang terdapat pada LAS sehingga siswa di kelas RME

lebih memahami untuk mengklasifikasikan objek-objek yang terdapat pada

konsep dan menghubungkannya dengan benda nyata atau kontekstual.

3. Pengaruh model pembelajaran Hands-on Mathematics lebih baik dibandingkan

dengan Realistic Mathematics Education terhadap mathematics anxiety siswa.

Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=-1,219) lebih kecil dari skor

ttabel(=1,671), berdasarkan hasil pengamatan bahwa 7% siswa di kelas HOM

mengalami mathematics anxiety sedangkan di kelas RME justru lebih banyak

yaitu 13% siswa yang mengalami mathematics anxiety, dan berdasarkan

sintaks kedua model pembelajaran.Mathematics anxiety siswa di kelas HOM

akan terminimalisir karena siswa aktif dengan kegiatan eksplorasi dan

inverstigasi, sehingga siswa akan merasa senang, termotivasi, dan percaya diri

ketika proses pembelajaran berlangsung.Mathematics anxiety siswa di RME

jutru akan tinggi karena beberapa siswa merasa takut, bingung dan khawatir

dalam menyelesaikan masalah kontekstual, bahkan siswa merasa malu atau


(30)

5.2. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas menyatakan bahwa

pengaruh model pembelajaran HOMlebih baik dibandingkan dengan RME

terhadap kemampuan pemahaman relasional siswa dan pengaruh model

pembelajaran HOMlebih baik dibandingkan dengan RME terhadap mathematics

anxietysiswa. Siswa yang diajar dengan HOM memiliki kemampuan pemahaman

relasional pada materi sifat-sifat bangun datar di SDIT Khairul Imam lebih tinggi

dibandingkan siswa yang diajar dengan RME. Siswa yang diajar dengan HOM

mengalami mathematics anxietyketika pembelajaran matematika pada materi

sifat-sifat bangun datar di SDIT Khairul Imam lebih sedikit jumlahnya

dibandingkan siswa yang diajar dengan RME.

Kegiatan pembelajaran HOM menitikberatkan pada menyatakan ulang

konsep sifat-sifat bangun datar dan mengklasifikasikan objek-objek bangun datar

berdasarkan sifat-sifatnya.Kegiatan pembelajaran RME menitiberatkan pada

memberikan contoh-contoh bangun datar pada kehidupan sehari-hari. Hal tersebut

sesuai dengan perhitungan gain score kemampuan pemahaman relasional siswa di

SDIT Khairul Imam. Pada indikator menyatakan ulang konsep dan

mengklasifikasikan objek, kelas HOM lebih tinggi daripada kelas RME.Pada

indikator memberikan contoh konsep, kelas RME lebih tinggi daripada kelas

HOM.

Sesuai dengan karakteristiknya, kegiatan pembelajaran HOM pada materi

sifat-sifat bangun datar di SDIT Khairul Imam menggunakan alat peraga yang

dapat dieksplor dan diinvestigasi oleh siswa. Kegiatan pembelajaran RME


(31)

5.3. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka terdapat beberapa

saran yang perlu mendapat perhatian.Saran-saran tersebut yaitu:

1. Pada penerapan model pembelajaran HOM, sebaiknya guru ataupun peneliti

lainnya menambahkan kegiatan pembelajaran yaitu menghubungkan konsep

dengan kegunaannya dalam kehidupan, sehingga siswa tidak hanya memahami

secara teori tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pada penerapan model pembelajaran RME, sebaiknya guru ataupun peneliti

lainnya menggunakan alat peraga yang mendukung, bukan hanya masalah

kontekstual dalam bentuk cerita atau gambar. Hal tersebut bertujuan untuk

mempermudah siswa mendapatkan informasi karena siswa lebih memahami

hal yang konkret daripada yang abstrak.

3. Kemampuan pemahaman relasional merupakan kemampuan yang paling dasar

dalam matematika, sebaiknya guru ataupun peneliti lainnya merancang

kegiatan belajar bermakna bagi siswa sehingga dapat memahami konsep dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mathematics anxiety merupakan masalah umum yang dialami siswa. Afektif

matematika seperti mathematics anxiety membutuhkan perhatian karena

berhubungan dengan keberhasilan pembelajaran, terutama pada kurikulum

yang menerapkan penelitian kognitif dan afektif. Sebaiknya guru ataupun

peneliti lainnya merancang kegiatan belajar yang menyenangkan dan

menggunakan alat peraga yang mudah digunakan siswa sehingga mathematics


(32)

5. Bagi peneliti lainnya yang akan meneliti model pembelajaran HOM, sebaiknya

diterapkan pada sampel ataupun sekolah penelitian yang mempunyai fasilitas

dan media yang lengkap. Sedangkan peneliti lainnya yang akan meneliti model

pembelajaran RME, sebaiknya diterapkan oleh guru yang kreatif, guru yang

mampu memberikan beragam cara penyelesaian soal dan juga guru yang

mampu mengatur waktu pelaksanaan pembelajaran.

6. Apabila peneliti lain melakukan penelitian dengan model dan instrumen yang

sama namun sampel penelitiannya berbeda, maka kecenderungan hasilnya


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. 2010. Realistic Mathematics Education (RME) dan Penerapannya di

MI, (Online), (https://abdussakir.wordpress.com/2010/11/23/realistic-mathematics-education-rme-dan-penerapannya-di-mi/, diakses 3 Januari 2016).

Ahmad, S. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bandung: Kencana Prenada Media.

Ali, MT. 2009. Penggunaan Model Hands on Mathematics dalam Membangun

Pemahaman Konsep Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Bagi Siswa Kelas IV SDN Inpres 3 Kelurahan Birobuli Palu. Skripsi.

Malang: FIP Universitas Negeri Malang.

Anita, IW. Pengaruh Kecemasan Matematika (Mathematics Anxiety) Terhadap

Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP.Jurnal Infinity, Vol. 3, No.1,

Februari 2014, Hal.125-132. STKIP Siliwangi Bandung.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azizah, DIBN. 2015. Pengaruh Pendekatan Scientific Berbasis Realistic

Mathematics Education (RME) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.Artikel.

Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Belbase, S. Images, Anxieties, and Attitudes toward Mathematics.International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology, Vol. 1, Number 4, October 2013, Page 230-237. University of Wyoming.

Choir, M. 2010. Pembelajaran Matematika Realistik (RME), (Online),

(https://mifta01.wordpress.com/tag/pembelajaran-matematika-realistik-rme/, diakses 30 Oktober 2015).

Dewi, G.K.V.K. 2015.Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk

Pembelajaran yang Bercirikan Hands-on Mathematics Materi Kubus dan Balok pada MTs Muhammadiyah 2Kelas VIII. Skripsi.Malang: FMIPA

Universitas Negeri Malang.

Dyke, J. 2014.Hands On Math Website, (Online), (http://www.mathsisfun.com/activity/hands-on-math.html, diakses 1 Maret 2016).


(34)

Ekawati, M. 2010. Penerapan Model Pembelajaran M-APOS untuk Meningkatkan Pemahaman Relasional Matematis Siswa. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Erlinawati, M. 2013.Hypotethical Learning Trajectory. Sidoarjo: STKIP PGRI. Hawa, S. 2010. Pembelajaran Matematika SD: Teori Belajar Bruner.

Handayani, T. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Hands-on Mathematics

dengan Pemanfaatan LKPD Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Pokok Luas Segiempat Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri 01 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo.

Hendriyan.2013.Analisis Kemampuan Psikomotorik Siswa, (Online), (http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/HENDR IYAN-FITK.pdf, diakses 20 Oktober 2015).

Indayani, S., Kusmayadi, TA., dan Usodo, B. Profil Pemahaman Siswa Terhadap

Luas dan Keliling Bangun Datar yang Digunakan Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional. Jurnal

Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 3, No. 3, Mei 2015. FKIP Universitas Sebelas Maret. ISSN: 2339-1685. Hal.326-337.

Irwansyah.2014. Perbedaan Kemampuan Representasi dan Disposisi Matematis

Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan Pendekatan Ekspositori di SMP Negeri Takengon.Tesis.Medan: PPs

Universitas Negeri Medan.

Murdani, Rahmah Johar., Turmudi. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika dengan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Penalaran Geometri Spasial Siswa di SMP Negeri Arun Lhokseumawe. Jurnal Peluang,

Vol.1, No.2, April 2013. Unsyiah Banda Aceh. ISSN: 2302-5158. Hal.22-32.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/-internasional-timss, diakses 30 Agustus 2015).

__________. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 30 Agustus 2015).

Khadijah. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.

Marsella, L. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan

Pendekatan Realistic Mathematics Education dan Menggunakan Metode

Ceramah Siswa Kelas V SDN Tulusrejo dan SDN Kalirejo Grabag, Purworejo.Skripsi. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.


(35)

Marsigit.2010. Pendekatan Matematika Realistik Pada Pembelajaran Pecahan di

SMP.Prosiding Pelatihan Nasional.Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri

Yogyakarta.

Matondang, Z. 2013. Statistika Pendidikan. Medan: Unimed Press.

Ningsih, S. Realistic Mathematics Education: Model Alternatif Pembelajaran

Matematika Sekolah, Vol. 1, No. 2, Juni 2014, Hal. 73-94. JPM Institut

Agama Islam Negeri Antasari.

Noviarni. 2011. Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nugroho, AA. 2012. Model Pembelajaran Realistik. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Nurdiana, U. 2014. Pengaruh Pelatihan Technological Pedagogical Content

Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sosial Terhadap Kemampuan TPCK Guru Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Olivia, C., Deniyanti, P., dan Meiliasari. 2013. Mengembangkan Pemahaman

Relasional Siswa Mengenai Luas Bangun Datar Segiempat Dengan Pendekatan PMRI. Prosiding, Hal 125-132.FMIPA Universitas Negeri

Yogyakarta. ISBN: 978-979-16353-9-4.

Pamungkas, G. 2011.Teori Kecemasan Matematika,(Online),

(http://teorikecemasan.blogspot.com/, diakses 25 Agustus 2015).

Peker, M. Pre-Service Teachers’ Teaching Anxiety about Mathematics and Their

Learning Styles. Eurasia Journal of Mathematics, Science, & Technology

Eductaion, Vol. 5, Number 4, 2009, Page 335-345.

Priyani, Y. 2013. Hubungan antara Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi

Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika.Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Purnamasari, EN. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran

Terhadap Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas. Skripsi. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Qohar, A. 2012.Studi Kasus Pemahaman Siswa SD Terhadap Konsep Keliling

dan Luas Bangun Datar. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Rahayu, E. 2009.Pembelajaran Konstruktivisme Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa.Prosiding, Hal.252-269.FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. ISBN: 978-979-16353-3-2.


(36)

Riyanti.2011. Pemahaman Relasional, (Online), (http://sin-riyanti.blogspot.co.id/2011/12/pemahaman-relasional.html, diakses 30 Agustus 2015).

Rizqiana, N. 2013.Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Pq4r Terhadap

Pemahaman Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Cirebon.Skripsi. Cirebon: FT Institut Agama Islam Negeri.

Sagala, S. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Septiati, E. Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa.Prosiding, Hal. 319-324. Palembang:

FKIP Universitas PGRI. ISBN: 978-979-16353-8-7.

Srinita, Y. 2013. Teori Belajar Menurut Bruner. Artikel. Pekanbaru: FMIPA Universitas Riau Pekanbaru.

Sudijono, A. 2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumanto, YD. 2008. Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sumarmo, U. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan

Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Jurnal. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumaryanta.2014. Pembelajaran Matematika Reaslistik dan Strategi Implementasinya di Kelas. Jakarta: PPPPTK Matematika.

Surya, E. Kurikulum dan Evaluasi Perencanaan Pembelajaran Matematika. Jurnal Tematik, Vol. 1, No. 6, April 2011, Hal. 326-337. Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan. ISSN: 1979-0633.

_______. Analisis Pemetaan dan Pengembangan Model Pembelajaran Matematika SMA di Kabupaten TAPTENG di Kota Sibolga Sumatera Utara. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol. 6, No. 1, 2013,


(37)

Susanti, DS. 2012. Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Krapyak 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret.

Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep

Dasar. Bandung: Rodakarya.

Thobrani, M. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan

Praktik Pembelajaran dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-ruzz

Media.

Wahyudin. 2010. Monograf: Kecemasan Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wicaksono, AB. 2013.Mengelola Kecemasan Siswa dalam Pembelajaran

Matematika.Prosiding. Yogyakarta: PPs Universitas Negeri Yogyakarta.

Widhiarso, W. 2011.Mengaplikasikan Uji-t untuk Membandingkan Gain Score

antar Kelompok dalam Eksperimen. Yogyakarta: Fpsi Universitas Gadjah

Mada.

Wiguna, LA. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan

Hands on Mathematics Terhadap Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V di SD 1, 2, 3, Banyuasri. Vol. 4, 2014, Hal.1-13.

Universitas Pendidikan Ganesha.

Wijaya, A. 2012.Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Windayana, H. Pembelajaran Matematika Realistik dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Logis, Kreatif, dan Kritis, Serta Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, No. 8, Oktober

2007,Hal 21-24. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Waldrof.2015. Math by Hand, (Online), (http://mathbyhand.com/, diakses 3Januari 2016).

Yensy, NA. Penerapan Pakem Melalui Teknik dan Taktik Aktivitas Hands On

Mathematics Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Aljabar Rendah. Jurnal Exacta, Vol. 11, No. 1, Juni 2013,Hal 33-37.


(1)

5. Bagi peneliti lainnya yang akan meneliti model pembelajaran HOM, sebaiknya diterapkan pada sampel ataupun sekolah penelitian yang mempunyai fasilitas dan media yang lengkap. Sedangkan peneliti lainnya yang akan meneliti model pembelajaran RME, sebaiknya diterapkan oleh guru yang kreatif, guru yang mampu memberikan beragam cara penyelesaian soal dan juga guru yang mampu mengatur waktu pelaksanaan pembelajaran.

6. Apabila peneliti lain melakukan penelitian dengan model dan instrumen yang sama namun sampel penelitiannya berbeda, maka kecenderungan hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian ini.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. 2010. Realistic Mathematics Education (RME) dan Penerapannya di MI, (Online), (https://abdussakir.wordpress.com/2010/11/23/realistic-mathematics-education-rme-dan-penerapannya-di-mi/, diakses 3 Januari 2016).

Ahmad, S. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bandung: Kencana Prenada Media.

Ali, MT. 2009. Penggunaan Model Hands on Mathematics dalam Membangun Pemahaman Konsep Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Bagi Siswa Kelas IV SDN Inpres 3 Kelurahan Birobuli Palu. Skripsi. Malang: FIP Universitas Negeri Malang.

Anita, IW. Pengaruh Kecemasan Matematika (Mathematics Anxiety) Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP.Jurnal Infinity, Vol. 3, No.1, Februari 2014, Hal.125-132. STKIP Siliwangi Bandung.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azizah, DIBN. 2015. Pengaruh Pendekatan Scientific Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.Artikel. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Belbase, S. Images, Anxieties, and Attitudes toward Mathematics.International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology, Vol. 1, Number 4, October 2013, Page 230-237. University of Wyoming.

Choir, M. 2010. Pembelajaran Matematika Realistik (RME), (Online), (https://mifta01.wordpress.com/tag/pembelajaran-matematika-realistik-rme/, diakses 30 Oktober 2015).

Dewi, G.K.V.K. 2015.Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk Pembelajaran yang Bercirikan Hands-on Mathematics Materi Kubus dan Balok pada MTs Muhammadiyah 2Kelas VIII. Skripsi.Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Dyke, J. 2014.Hands On Math Website, (Online), (http://www.mathsisfun.com/activity/hands-on-math.html, diakses 1 Maret 2016).


(3)

Ekawati, M. 2010. Penerapan Model Pembelajaran M-APOS untuk Meningkatkan Pemahaman Relasional Matematis Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Erlinawati, M. 2013.Hypotethical Learning Trajectory. Sidoarjo: STKIP PGRI. Hawa, S. 2010. Pembelajaran Matematika SD: Teori Belajar Bruner.

Handayani, T. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Hands-on Mathematics dengan Pemanfaatan LKPD Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Pokok Luas Segiempat Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri 01 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo.

Hendriyan.2013.Analisis Kemampuan Psikomotorik Siswa, (Online), (http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/HENDR IYAN-FITK.pdf, diakses 20 Oktober 2015).

Indayani, S., Kusmayadi, TA., dan Usodo, B. Profil Pemahaman Siswa Terhadap Luas dan Keliling Bangun Datar yang Digunakan Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 3, No. 3, Mei 2015. FKIP Universitas Sebelas Maret. ISSN: 2339-1685. Hal.326-337.

Irwansyah.2014. Perbedaan Kemampuan Representasi dan Disposisi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan Pendekatan Ekspositori di SMP Negeri Takengon.Tesis.Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Murdani, Rahmah Johar., Turmudi. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik untuk Meningkatkan Penalaran Geometri Spasial Siswa di SMP Negeri Arun Lhokseumawe. Jurnal Peluang, Vol.1, No.2, April 2013. Unsyiah Banda Aceh. ISSN: 2302-5158. Hal.22-32.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/-internasional-timss, diakses 30 Agustus 2015).

__________. 2014. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa, diakses 30 Agustus 2015).

Khadijah. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.

Marsella, L. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education dan Menggunakan Metode Ceramah Siswa Kelas V SDN Tulusrejo dan SDN Kalirejo Grabag, Purworejo.Skripsi. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.


(4)

Marsigit.2010. Pendekatan Matematika Realistik Pada Pembelajaran Pecahan di SMP.Prosiding Pelatihan Nasional.Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Matondang, Z. 2013. Statistika Pendidikan. Medan: Unimed Press.

Ningsih, S. Realistic Mathematics Education: Model Alternatif Pembelajaran Matematika Sekolah, Vol. 1, No. 2, Juni 2014, Hal. 73-94. JPM Institut Agama Islam Negeri Antasari.

Noviarni. 2011. Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nugroho, AA. 2012. Model Pembelajaran Realistik. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Nurdiana, U. 2014. Pengaruh Pelatihan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sosial Terhadap Kemampuan TPCK Guru Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Olivia, C., Deniyanti, P., dan Meiliasari. 2013. Mengembangkan Pemahaman

Relasional Siswa Mengenai Luas Bangun Datar Segiempat Dengan Pendekatan PMRI. Prosiding, Hal 125-132.FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. ISBN: 978-979-16353-9-4.

Pamungkas, G. 2011.Teori Kecemasan Matematika,(Online), (http://teorikecemasan.blogspot.com/, diakses 25 Agustus 2015).

Peker, M. Pre-Service Teachers’ Teaching Anxiety about Mathematics and Their Learning Styles. Eurasia Journal of Mathematics, Science, & Technology Eductaion, Vol. 5, Number 4, 2009, Page 335-345.

Priyani, Y. 2013. Hubungan antara Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi Pembelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Purnamasari, EN. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran Terhadap Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas. Skripsi. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

Qohar, A. 2012.Studi Kasus Pemahaman Siswa SD Terhadap Konsep Keliling dan Luas Bangun Datar. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Rahayu, E. 2009.Pembelajaran Konstruktivisme Ditinjau Dari Gaya Belajar

Siswa.Prosiding, Hal.252-269.FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. ISBN:


(5)

Riyanti.2011. Pemahaman Relasional, (Online), (http://sin-riyanti.blogspot.co.id/2011/12/pemahaman-relasional.html, diakses 30 Agustus 2015).

Rizqiana, N. 2013.Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Pq4r Terhadap Pemahaman Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Cirebon.Skripsi. Cirebon: FT Institut Agama Islam Negeri.

Sagala, S. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Septiati, E. Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa.Prosiding, Hal. 319-324. Palembang: FKIP Universitas PGRI. ISBN: 978-979-16353-8-7.

Srinita, Y. 2013. Teori Belajar Menurut Bruner. Artikel. Pekanbaru: FMIPA Universitas Riau Pekanbaru.

Sudijono, A. 2011.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumanto, YD. 2008. Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sumarmo, U. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Jurnal. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumaryanta.2014. Pembelajaran Matematika Reaslistik dan Strategi Implementasinya di Kelas. Jakarta: PPPPTK Matematika.

Surya, E. Kurikulum dan Evaluasi Perencanaan Pembelajaran Matematika. Jurnal Tematik, Vol. 1, No. 6, April 2011, Hal. 326-337. Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan. ISSN: 1979-0633.

_______. Analisis Pemetaan dan Pengembangan Model Pembelajaran Matematika SMA di Kabupaten TAPTENG di Kota Sibolga Sumatera Utara. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol. 6, No. 1, 2013, Hal. 75-88. FMIPA Universitas Negeri Medan.


(6)

Susanti, DS. 2012. Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Krapyak 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rodakarya.

Thobrani, M. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Wahyudin. 2010. Monograf: Kecemasan Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wicaksono, AB. 2013.Mengelola Kecemasan Siswa dalam Pembelajaran Matematika.Prosiding. Yogyakarta: PPs Universitas Negeri Yogyakarta. Widhiarso, W. 2011.Mengaplikasikan Uji-t untuk Membandingkan Gain Score

antar Kelompok dalam Eksperimen. Yogyakarta: Fpsi Universitas Gadjah Mada.

Wiguna, LA. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Hands on Mathematics Terhadap Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V di SD 1, 2, 3, Banyuasri. Vol. 4, 2014, Hal.1-13. Universitas Pendidikan Ganesha.

Wijaya, A. 2012.Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Windayana, H. Pembelajaran Matematika Realistik dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Logis, Kreatif, dan Kritis, Serta Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, No. 8, Oktober 2007,Hal 21-24. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Waldrof.2015. Math by Hand, (Online), (http://mathbyhand.com/, diakses 3Januari 2016).

Yensy, NA. Penerapan Pakem Melalui Teknik dan Taktik Aktivitas Hands On Mathematics Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Aljabar Rendah. Jurnal Exacta, Vol. 11, No. 1, Juni 2013,Hal 33-37. FKIP Universitas Bengkulu. ISSN: 1412-3617.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Kuasi Eksperimen di SMPN 75 Jakarta)

0 21 168

Pendekatan realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII SMPIT Ruhama Depok

0 8 199

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDIT KHAIRUL IMAM.

0 4 28

PENGARUH REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI Eksperimen Pembelajaran Matematika Berbasis Realistic Mathematics Education Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kela

0 2 18

EFEKTIVITAS PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PEMAHAMAN Efektivitas Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Dalam Peningkatan Kemandirian Dan Pemahaman Konsep Belajar Matematika (PTK Pembelajaran

0 2 17

realistic mathematics education

0 1 18

PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIon rme

1 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA SEKOLAH DASAR

0 1 7

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP Lisna Nurani *) Abstrak - REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP (lisna)

0 0 12

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE MELALUI MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP SISWA SMP

0 0 20