Nama Informan: Bapak Bambang Ismanto

9. Bagaimana kelompoksanggar menghadapi lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan utama mereka dan menciptakan motivasi bagi para pelaku kesenian di kelompoksanggar tersebut? Jika ada yang tidak baik ya itu kerikil-kerikil saja tidak masalah, itu butir-butir pasir di laut. Saya tetap mengasihi, mungkin karena mereka merasa tersaingi, kenapa bukan saya. Prinsip hidup legowo, ketika dikhianati, ketika dikritik, ketika diejek, karena tidak ada yang sempurna dan cukup untuk jadi bahan refleksi. Apapun yang datang negative itu kami jadikan refleksi. 10. Bagaimana cara kelompoksanggar dalam mempertahankan eksistensi Kesenian Tari Dolalak? Karena dasarnya cinta jadi sulit untuk berhenti, karena mencintai kami akan terus berkarya. Awalnya tidak mengenal, semakin dalam mengenal semakin mencintai dan semakin tidak bisa lepas. Seperti merawat tanaman kok daunnya layu ya diberi pukuk. Menjaga dan memelihara. 11. Apa harapan untuk Kesenian Tari Dolalak kedepannya? Tetap eksis dan tetap dicintai oleh pemiliknya dan dicintai oleh khalayak luas karena Dolalak bisa ditrima di semua kalangan. Kita rawat bareng. Saya pernah ditantang apakah mbak Un gak khawatir Doalak akan musnah, saya punya keyakinan tidak akan karena terbukti dari tahun 1915 hingga saat ini masih ada dan malah semakin bergelora. 100 tahun kenapa Dolalak masih dicintai oleh masyarakat.

3. Nama Informan: Bapak Bambang Ismanto

Wawancara dilakukan pada hari Senin, 14 Desember 2015 1. Bagaimana awal mula Kesenian Tari Dolalak? Awal mulanya karena dulu ada sering liat-liat gitu. Tahun 1936 pertama kali ada. 2. Apakah ada perubahan antara Kesenian Tari Dolalak yang dulu dan sekarang? Mengapa berubah? Disini pakem khususnya yang putra. Kalau yang putri sedikit mengikuti pasar. Kalau masalah perubahan cuma pada fokus latihan Dolalak. Kalau latihannya biasanya setelah suro tidak ada latihan. Ya mungkin ada pengaruhanya suro. Kalau yang putri biasanya ada tanggapan, saat itu tanggapannya pas saat tes dan mita mulainya jam 11. Saya bilang mulainya harus setelah jam 12 karena anak-anak pulangnya beda-beda. 3. Pesan apa yang ingin disampaikan dari Kesenian Tari Dolalak? Karena dari dulu ada ya jangan sampai punah. 4. Apa visi dan misi dari kelompoksanggar ini? Kesenian dolalak tetap eksis sesuai dengan yang kita kehendaki. Tujuannya dari awal untuk melestarikan dan bukan dikomersilkan. 5. Media apa saja yang sudah pernah digunakan untuk menginformasikan tentang Kesenian Tari Dolalak? Sampai sekarang belum. Saya tidak mau karena kalau kita ditanggap terus kasihan anak sekolah. Anak sekolah kan belum tahu resikonya nanti kedepannya gak lulus atau gimna. Takut keteteran. Kalau di sini lebih dari mulut ke mulut atau saat pementasan. Waktu pentas di Sarwo Edhi ada yang nanya kalau nanggap berapa dan minta nomor hpnya. 6. Bagaimana segmentasi dari Kesenian Tari Dolalak? Kalau sini untuk semua modelnya dari TK. 7. Bagaimana hubungan antar sesama pemain Kesenian Tari Dolalak, antar kelompoksanggar Kesenian Tari Dolalak, dan hubungan antar kelompoksanggara Kesenian Tari Dolalak dengan pemerintah dinas- dinas terkait? Kalau sini Dolalak Budi Santoso bagus. Dengan Sanggar Prigel kerjasamanya dari tahun 90an. Sering diajak pentas kemana-mana. Lewat dinas pernah diajak ke istana presidenan. Kerja sama antara Budi Santoso dengan Prigel biasanya kalau pentasnya cuma beberapa menit pakai dari prigel tapi pengrawitnya dari Budi Santoso. Sini dengan Hulosobo - sini kurang pemain e pak nek tak jak e main pye pak? Yo ra popo. 8. Bagaimana kelompoksanggar menghadapi lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan utama mereka dan menciptakan motivasi bagi para pelaku kesenian di kelompoksanggar tersebut? Yang saya pertahankan pakemnya cuma Dolalak Putra kalo yang Dolalak putri bebas tapi ya agak dikurangi campursarinya tapi kalau dari yg nanggap tidak mau kembali ke tarian dolalak ya gak apa-apa. Menerima masukan dari luar. 9. Bagaimana cara kelompoksanggar dalam mempertahankan eksistensi Kesenian Tari Dolalak? Cara mempertahankan harus transparan, kalau ada masalah intern ya harus segera diselesaikan. Kalau ada masalah pasti selalu saya kumpulkan. Dulu harus ditelpon tiap malam minggu, sekarang cuma “tepok tular” aja mau dateng latihan. Kalau saya salah yo ditegor. Uang pasti ditulis walaupun cuma 500 rupiah atau 1000 rupiah. 10. Apa harapan untuk Kesenian Tari Dolalak kedepannya? Ya kalau harapan saya gini mungkin kenapa sekarang dolalak sudah mulai berkurang karena pada saat pentas ada tawuran. Yang saya harapkan kita bekerjasama antar pihak keamanan, karang taruna lokasi pementasan, dan kelompok dolalak. Ya dari kesenian itu sendiri harus bisa mengatur. Kan tarianmusik itu membakar semangat. Kalau sudah rame ya harus dipindah ke dolalak lagi. 11. Sudah pernah menjalin kerja sama dengan dinas atau pihak-pihak lainnya? Kalau jalin kerjasama yang khusus ya belum. Ditawarin sama biro pariwisata Brenggong ,sini disipkan untuk nyuguh tamu. Tak tawarke sama kelompok, dolalak main paket ning brenggong kono gelem po ra? Ternyata ya pada mau. Cuma sampai sekarang belum ada kejelasannya. 12. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi? Ada. Kendala kalau anak-anak saat tes atau ada yang nanggap tapi tidak sesuai dengan jam pulang sekolah anak-anak. Saat tes orang tua bilang jangan main. dulu.

4. Nama Informan: Ibu Eni Nurwahyuningsih