PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

(1)

ii ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHANMASALAHPADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

KASIDAH

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang terampil dan berkualitas. Untuk itulah bangsa Indonesia telah mengupayakan pembangunan pendidikan yang terarah dan terpadu sejalan dengan pembangunan dibidang lainnya. Berbagai upaya pembaharuan telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, baik pembaharuan yang menyangkut kurikulum maupun tentang peningkatan kualitas pendidikan.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Bagaimana peningkatan aktivitas dan prestasi belajar Matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu?”.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan prestasi belajar Matematika, dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan standar kompetensi “menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” dan kompetensi dasar “menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan”

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I mencapai 57,93% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan rata-rata nilai prestasi belajar sebesar 69,66. Sedangkan pada siklus ke II aktivitas belajar siswa menjadi 80,00% dengan rata-rata nilai prestasi belajar sebesar 72,58 hal ini sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 29 siswa (100%).


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang terampil dan berkualitas. Untuk itulah bangsa Indonesia telah mengupayakan pembangunan pendidikan yang terarah dan terpadu sejalan dengan pembangunan dibidang lainnya. Berbagai upaya pembaharuan telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, baik pembaharuan yang menyangkut kurikulum maupun tentang peningkatan kualitas pendidikan.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan diantaranya dapat dilakukan dengan perbaikan proses pembelajaran yang diarahkan pada keaktifan belajar siswa. Dalam proses perbaikan pembelajaran ini peranan guru sangat penting, oleh karena itu diharapkan guru mampu mencari setrategi pembelajaran yang tepat agar prestasi belajar siswa meningkat.

Berdasarkan observasi awal di kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu semester ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 diketahui dari 29 siswa, sebanyak 10 (34,48%) siswa mencapai ketuntasan belajar dan sebanyak 19 (65,52%) siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Harapannya


(3)

bagaimana standar ketuntasan belajar atau Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 65 dapat tercapai.

Data lain, bahwa materi Matematika yang kurang dikuasai oleh siswa adalah soal cerita. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran Matematika. Selama ini cenderung hanya berupa menghitung angka-angka, yang seolah-olah tidak ada makna dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut di atas dipandang perlu untuk menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran Matematika karena disadari atau tidak setiap hari kita harus menyelesaikan masalah. Dalam menyelesaikan suatu masalah, sering siswa dihadapkan pada suatu hal yang pelik dan kadang-kadang pemecahannya tidak dapat diperoleh dengan segera, dan tingkat pemahaman siswa terhadap soal masih kurang.

Berdasarkan fakta di atas maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: ”Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar Matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu?”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah:


(4)

2. Masih kurangnya pemahaman konsep dan pembelajaran yang menekankan pada keterampilan dan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

3. Guru belum mampu memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Bagaimana peningkatan aktivitas dan prestasi belajar Matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu?”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah sebagai mana telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar Matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu.


(5)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa, dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika.

2. Guru, dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam pemahaman penggunaan langkah-langkah pendekatan pemecahan masalah.

3. Sekolah, memberikan sumbangan yang berguna dalam proses pembelajaran kususnya dalam pembelajaran Matematika serta meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut: aktivitas dan prestasi belajar siswa akan meningkat dengan signifikan apabila menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam proses pemebelajaran Matematika.


(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar mutlak diperlukan oleh para pendidik. Seperti yang dikemukakan oleh Chandwan (2007 : 9), bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan pembelajaran bersifat ekstenal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Sedangakan menurut Winkel (dalam Yulmaiyer, 2007: 4) menyatakan bahwa belajar dipandang sebagai jalan menanamkan sejumlah ikatan antara perangsang dan reaksi dalam sistem susunan saraf.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah diutarakan di atas, secara umum belajar dapat disimpulkan dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh


(7)

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

B. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan hasil yang diharapkan di dalam proses pembelajaran. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 23) menyatakan: “aktivitas pembelajaran haruslah melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor”. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (1994: 95) bahwa di dalam belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Selanjutnya Hamalik (2004: 99) juga menyatakan bahwa aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan, yang dapat menunjang prestasi belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Semakin banyak aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka semakin ingat anak akan pentingnya pembelajaran itu, dan tujuan pembelajaran akan lebih cepat tercapai.


(8)

Selanjutnya Hamalik (2004: 175-176) mengungkapkan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran pada siswa karena:

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa 4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis

6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat dan orang tua dengan guru 7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas

8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat

Dalam pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, Diedrich (dalam Sardiman 1994: 100) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan kedalam 8 kelompok, yaitu

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain


(9)

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan, wawancara, diskusi, interupsi 3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan laporan, angket, menyalin

5. Drawing activities, misal: menggambar, membuat grafik, peta, diagram 6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup

Dari beberapa jenis aktivitas yang dijelaskan tersebut, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran lebih spesifik adalah memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi/bertanya antar siswa dengan guru, berdiskusi dalam kelompok/mengerjakan LKS, mempresentasikan/memperhatikan hasil diskusi, memberikan tanggapan terhadap presentasi dan menyimpulkan materi pelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku


(10)

belajar pada diri siswa, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak mampu melakukan kegiatan menjadi mampu.

C. Pengertian Prestasi Belajar

Setiap kegiatan yang dilakukan tentu harus mempunyai hasil, begitu juga pelaksanaan proses peembelajaran. Nurkencana (1998: 62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (1994:19) bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan menurut Dahar (dalam Djamarah 1994: 21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.


(11)

D. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathemetike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang hubunganya dengan idea, proses, dan penalaran.

Menurut Russeffendi (dalam Suwangsih, 2006: 4), menyatakan bahwa metematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenerannya berlaku secara umum, karena itulah Matematika sering disebut ilmu deduktif. Sejalan dengan pendapat Russeffendi di atas yang mengatakan matematika tersusun atas dalil-dalil yang dibuktikan secara umun, Jonson dan Rising (dalam Suwangsih 2006: 4) memandang Matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan


(12)

struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan Matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan.

Sedangkan menurut Kline (dalam Suwangsih 2006: 4) Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.

Soejadi (dalam Adjie 2006: 34) mengemukaan enam definisi atau pengertian dari matematika, yaitu: (1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir dengan baik, (2) matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, (3) matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubugan dengan bilangan, (4) matematika adalah pengetahuna fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, (5) matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik, dan (6) matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar), yang berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,menurunkan dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan.


(13)

E. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah memegang peranan penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini bertujuan agar pembelajaran berlangsung secara fleksibel, dan diharapkan peserta didik dapat memiliki keterampilan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal cerita di SD. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat memilih strategi atau pendekatan model proses pembelajaran yang dapat diartikan sebagai perbuatan, atau suatu kebijakan dari guru yang menyangkut penyajian materi pembelajaran supaya anak didik atau siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan itu mencakup kegiatan guru, kegiatan siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Maka dalam penelitian ini, pendekatan yang akan dipakai oleh penelti adalah pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu masalah dan kemudian mencoba untuk menyelesaikannya dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika.

Problem atau masalah menurut Hayes (dalam Suwangsih 2006: 126) adalah suatu kesenjangan antara dimana anda berada sekarang dengan tujuan yang anda inginkan, sedangkan anda tidak tahu proses apa yang akan dikerjakan.

Hayes memandang masalah adalah kesenjangan keadaan dengan apa yang di inginkan. Namun, Hudoyo (dalam Suwangsih, 2006: 126) memandang pertanyaan adalah suatu permasalahan bila pertanyaan itu tidak bisa dijawab dengan prosedur rutin, sedangkan pemecahan masalah adalah proses penerimaan tantangan dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya Hudoyo, mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat diartikan sebagai penggunaan matematika baik untuk matematika itu sendiri


(14)

maupun aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu pengetahuan yang lain secara kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum kita ketahui penyelesaiannya ataupun masalah-masalah yang belum kita kenal.

Sejalan dengan pendapat di atas, Polya (dalam Muncarno 2001: 8) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak begitu saja dengan segera dapat dicapai. Lebih lanjut mengemukakan bahwa didalam matematika terdapat dua macam masalah, yaitu: masalah untuk menemukan dan masalah untuk membuktikan.

Menurut Utari (dalam Muncarno 2001: 8) pemecahan masalah dapat berupa menciptakan ide baru, atau menemukan teknik atau produk baru. Bahkan dalam Matematika, selain istilah pemecahan masalah mempunyai arti khusus, istilah tersebut juga mempunyai interpretasi yang berbeda. Misalnya kegiatan pemecahan masalah dalam matematika yaitu menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan menguji kebenaranya.

Sejalan dengan hal di atas Agus (dalam Suwangsih 2006: 126) mengemukakan bahwa agar pelajaran pemecahan masalah lebih dapat bermanfaat bagi siswa, guru harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) ajarkan aspek-aspek pemecahan masalah yang penting, dan 2) perubahan peranan guru dari penyampai informasi guru berperan sebagai fasilitator, pelatih dan motivator bagi siswanya.

Polya (dalam Suwangsih 2006: 126) secara rinci menguraikan empat langkah penyelesaian pemecahan masalah matematika disertai ilustrasi masalah, pertanyaan yang membimbing pemahaman tiap langkah, dan cara-cara penyelesaiannya. Keempat langkah tersebut adalah : 1)


(15)

pemahaman masalah, 2) membuat rencana penyelesaian, 3) mengerjakan rencana, dan 4) peninjauan kembali hasil penghitungan.

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang disebut dengan pemecahan masalah adalah suatu usaha dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk berkerja keras dalam memecahkan masalah, atau pemecahan masalah dapat diartikan sebagai penggunaan matematika, baik untuk Matematika itu sendiri maupun aplikasi Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu pengetahuan lainnya.

F. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah perlu melalui tahapan-tahapan yang merupakan proses kearah pemecahan masalah.,walaupun pada dasarnya tidak ada cara yang pasti bagaimana melatih memecahkan masalah kepada siswa, namun ada petunjuk atau langkah-langkah yang dapat membantu guru dalam membelajarkan siswanya kearah penggunaan pendekatan pemecahan masalah matematika, agar siswa belajarnya terarah dan mendapat hasil yang baik. Menurut Adjie (2006: 46) bahwa Tahapan-tahapan dalam strategi pemecahan masalah yang dapat digunaakan pada siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut: (1) cari atau tuliskan masalah, (2) pikirkan pertanyaan yang baik dan dapat membantu dalam memecahkan masalah, (3) tuliskan pendapat sementara dan jawaban akhir yang paling baik, (4) lakukan untuk mencoba dalam menjawab pertanyaan, dan (5) yakinkan jawaban terakhir yang benar atau terbaik.


(16)

Dari bebera pendapat di atas agar siswa dapat meyelesaikan masalah dengan baik maka dituntut untuk memikirkan pertanyaan yang baik sehingga dapat membantu memecahkan masalah, siswa diharuskan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuannya sendiri, kemudian memilih jawaban akhir yang terbaik.

Sedangkan menurut M.Klein (dalam Adjie 2006: 46) mengemukaaan langkah-langkah yang membantu siswa dalam penyelesaian masalah adalah:

(1) memahami soal, dalam memahami soal kita harus memahami dan mengidentifikasi apa fakta dan informasi yang di berikan, apa yang ditanyakan, diminta untuk dicari, atau dibuktikan. Adapun langkah-langkah dalam memahami soal sebagai berikut: a) menjelaskan kata atau ungkapan oprasi hitung yang sering digunakan, b) menjelaskan hubungan antara penjumlahan dengan pengurangan, perkalian dengan pembagian, penjumlahan dengan perkalian, dan mengurangan dengan pembagian, c) melatih membaca pemahaman dari kalimat pendek den kalimat sederhana ke kalimat panjang dan kompleks, d) bertanya kepada siswa tentang isi kalimat yang diberikan pada contoh,tentang apa yang diketahui atau data apa yang diberikan dan apa yang ditanyakan atau apa yang dicari, e) pada tahap awal, pembuatan paragrap cukup terdiri dari satu kalimat, dan jangan berbelit-belit sehingga sulit dimengerti siswa.

(2) Memilih pendekatan atau strategi pemecahan,dalam pendekatan pemecahan masalah banyak sekali alternatif yang kita pakai diantaranya adalah: membuat tabel, membuat gambar, menduga, mencoba, memperbaiki, mencari pola, menggunakan penalaran, menggunakan variabel, membuat persamaan, menggunakan alogaritma, menggunakan sifat-sifat bilangan, menggunakan rumus, menggunakan informasi yang diketahui untuk mengembangkan informasi baru,dan lain-lain.

(3) menyelesaikan model matematika, disini siswa dituntut untuk trampil menggunakan pengetahuanya tentang konsep-konsep dasar matematika berserta aturan-aturan yang ia ketahui,

(4) menafsirkan solusi, sebelum ditsfsirkan kedalam bentuk kesimpulan, sebaiknya siswa dibiasakan untuk


(17)

memeriksa dulu, apakah jawaban hasil penghitungan itu benar atau masih terdapat kekeliruan. Menafsirkan solusi merupakan menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang dibahas atau diuraikan.

Sejalan dengan langkah-langkah diatas, Adjie (2006: 16) mengemukakan cara untuk memahami suatu masalah dapat membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

a. Bacalah dan bacalah berulang kembali masalah tersebut. Pahami kata demi kata, kalimat demi kalimat

b. Identitikasi apa yang diketahui dari masalah tersebut c. Identifikasi apa yang hendak dicari

d. Abaikan hal-hal yang tidak relevan dengan permasalahan

e. Jangan menambah hal-hal yang tidak ada sehingga masalahnya menjadi berbeda dengan masalah yang kita hadapi.

Kemudian, langkah pemecahan masalah secara garis besar dikemukaan oleh Soedjadi (dalam Muncarno 2001 : 13), bahwa untuk menyelesaikan soal matematika umumnya dan terutama soal cerita, dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut : 1) membaca soal cerita dengan cermat untuk menangkap makna setiap kalimat, 2) memisahkan dan mengungkapkan, apa yang diketahui dalam soal, apa yang diminta (ditanyakan) oleh soal, membuat model matematiaka dari soal, 3) operasi (pengerjaan) hitung apa yanga diperlukan, (4) menyelesaikan model menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut, dan 5) mengembalikan jawaban model kepada jawaban soal asal.

Ada banyak strategi dalam pemecahan masalah, tetapi langkah pemecahan masalah yang umum digunakan adalah langkah pemecahan masalah menurut Polya (dalam Prihandoko, 2006: 208) yang meliputi:


(18)

a. Pemahaman masalah.

Pemahaman masalah berkenaan dengan proses identifikasi terhadap apa saja yang diketahui dan apa yang ditanyankan. Tahapan pemecahan masalah ini sangat penting karena rumusan tentang apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan akan menentukan langkah pemecahan masalah selanjutnya.

b. Perencanaan penyelesaian.

Penyusunan rencana penyelesaian yang akan menghasilkan model matematika. Model ini bisa dinyatakan dalam sebuah persamaan, pola bilangan atau simbul, grafik, gambar, atau tabel.

c. Pelaksanaan rencana penyelesaian.

Pelaksanaan rencana penyelesesaian, dilakukan dengan menyelesaikan persamaan, menelusuri pola, mengamati dan menginterprestasikan data dalam tabel, grafik atau gambar. Penyelesaian terhadap model matematika akan menghasilkan sebuah jawaban yang perlu dicek kembali kebenaranya.

d. Pengecekan kembali kebenaran penyelesaian.

Pengecekan jawaban ini delakukan dengan mensubtitusikan jawaban ke dalam bentuk model masalah; apabila proses subtitusi ini menghasilakan sebuah pernyataan yang benar, maka jawaban yang dihasilkan juga benar.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pemecahan masalah Matematika kususnya soal cerita adalah :


(19)

(1) memahami soal, dengan cara membaca soal cerita dengan cermat untuk menagkap makna atau masalah dari tiap kalimat,dan menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas dan ringkas.

(2) membuat rencana penyelesaian, dengan cara menentukan strategi pemecahan yang didasarkan pada jenis masalah atau soal. Strategi tersebut diantaranya adalah membuat tabel, membuat gambar, menduga, menggunakan penalaran, menggunakan rumus, dan lain-lain, (3) melaksanakan perencanan pemecahan dengan menggunaka operasi (penghitungan) hitung apa yang diperlukan seperti hubungna penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian, pagkat dan akar.

(4) penijauan kembali hasil pemecahan masalah, yaitu dengan mengecek hasil penghitungan dan permasalahannya serta mengevaluasi langkah-langkah secara keseluruhan.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu. Sedangkan tahap pelaksanaan dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 2012.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu pada tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 29 orang, yang terdiri laki-laki 17 orang siswa dan perempuan 12 orang siswa.

B. Alat Pengumpulan Data

1. Pedoman wawancara, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti berkolaborasi dengan guru mitra. Pedoman ini digunakan untuk menjaring data berkaitan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat tim serta siswa terhadap pendekatan pemecahan masalah.

2. Tes hasil belajar, instumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang telah dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Tes hasil belajar yang digunakan adalah berbentuk esai (uraian).


(21)

3. Lembar observasi, terdiri dari dua macam lembar observasi yaitu bagi guru dan siswa, keduanya digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan aktivitas belajar.

C. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Belajar

Data hasil belajar yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif dari setiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

a. Analisis Data Yang Memperoleh Nilai ≥ 65

Jika siswa memperoleh nilai ≥ 65 maka hasil belajar siswa tersebut dikatakan baik dan sudah mencapai standar ketuntasan sekolah.

Untuk menghitung presentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 digunakan rumus:

S

S

X

%

x 100%

Keterangan: 

X % = Presentase siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 S = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65

S = Jumlah seluruh siswa. b. Analisis Nilai Rata-Rata Siswa

Data kuantitatif data penelitian ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

n Xi

X

Keterangan: 

X = nilai rata-rata kelas

Xi = total nilai yang diperoleh siswa n = banyak siswa


(22)

2. Analisis Data Aktivitas Siswa.

Data aktivitas pembelajaran bersifat kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan dari setiap siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa.

Rumus penilaian dengan persen dari aktivitas siswa dan guru sebagai berikut:

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperloleh

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Tabel 1

Kriteria Skor Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa ( persen ) Predikat

1. 76% - 100% Baik

2. 56% - 75% Cukup

3.  55% Kurang

Sumber: Diadopsi dari Muncarno (2001 : 32)

D. Metode Penelitian

Menurut Suwangsih (dalam Muncarno, 2001 : 21) Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Hal ini didasarkan atas masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di lapangan, dan hasilnya akan dikaji dan ditindak lanjuti secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif. Sedangkan Wardhani (2007: 1.4) bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjannya sebagai guru, sehingga prestasi belajar siswa menjadi meningkat.

NP = R X 100 SM


(23)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan-tindakan-observasi-refleksi, dan dilaksanakan dengan kolaborasi partisipatif antara peneliti dengan guru, prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting).

Adapun urutan kegiatan secara garis besar dapat dilihat pada skema berikut :

Gambar 3.1. Skema Tahap Pelaksanaan Tindakan (Dimyati dan Mulyono, 2002:124).

ANALISIS & REFLEKS

I

RENCANA TINDAKAN

PELAKSANAAN TINDAKAN OBSERVASI

PERBAIKAN RENCANA TINDAKAN

PELAKSANAAN TINDAKA

N ANALISIS &

REFLEKS I

OBSERVASI

SIKLUS 2 SIKLUS 1


(24)

Prosedur penelitian seperti tergambar di atas di terjemahkan sebagai berikut : 1. Perencanaan, yaitu merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan.

Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Menyusun rencana tindakan yang hendak diselenggarakan di dalam pembelajaran Matematika. Dalam kaitan ini rencana disusun secara reflektif, partisipatif, dan kolaboratif antara peneliti dengan guru agar tindakan dapat lebih terarah pada sasaran yang hendak di capai. 2. Pelaksanaan, sebagai langkah ke dua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat.

Praktek pembelajaran berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama sebelumnya.

3. Observasi, yaitu merupakan kegiatan melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. 4. Refleksi, yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan berahir. Pada

kegiatan ini kita akan mencoba melihat atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.

F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Pada penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan dua siklus, dan setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu :

1. Tahap Perencanaan 2. Tahap pelaksanaan 3. Tahap observasi 4. Refleksi


(25)

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam pembelajaran dengan pemecahan masalah.

2) Membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3) Media pembelajaran, dan alat evaluasi.

4) Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan sekenario pembelajaran yang termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Guru melaksanakan tes awal (Pretest) untuk mengetahui tentang pengetahuan awal siswa sebelum materi diberikan. Standar kompetensinya (SK) pada siklus I dan II adalah :”menggunakan pecahan dalam pecahan masalah”, dengan kompetensi dasar (KD) “mengurangkan pecahan” Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan memperhatikan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dengan tepat. Langkah-langakah yang harus ditempuh dalam pembelajaran Matematika adalah :

(1) Membuat rencana penyelesaian, dengan cara menentukan strategi pemecahan yang didasarkan pada jenis masalah atau soal. Strategi tersebut diantaranya adalah membuat tabel, membuat gambar, menduga, menggunakan penalaran, menggunakan rumus, dan lain-lain.

(2) Melaksanakan perencanan pemecahan dengan menggunakan operasi (penghitungan) hitung apa yang diperlukan seperti hubungan penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian, pagkat dan akar.


(26)

(3) Penijauan kembali hasil pemecahan masalah, yaitu dengan mengecek hasil penghitungan dan permasalahannya serta mengevaluasi langkah-langkah secara keseluruhan.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah guru mitra yang telah ditunjuk dan siswa sebagai subjek belajar. Dari tahap ini akan diperoleh komentar langsung dari guru mitra secara lisan mengenai kekurangan dalam proses pembelajaran, menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Kegiatan menganalisis informasi yang terkumpul dan dicari kaitan antara satu dengan lainnya serta membandingkan dengan sebelumnya. Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang berlansung dengan membuat kesimpulan, hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Apabila masalah PTK dirasa belum tuntas atau indikator belum tercapai maka PTK akan dilanjutkan pada siklus berikutnnya.

Siklus II

Pada dasarnya tahap demi tahap pembelajaran pada Siklus II sama seperti pada siklus pertama, hanya saja dalam pelaksanaan siklus II ini akan diawali dengan perbaikan dari rekomendasi yang dihasilkan pada kegiatan refleksi siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II dengan KD “menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan”. Pada


(27)

akhir siklus, dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan mengkaji hasil belajar siswa, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus-siklus berikutnya.

G. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika:

1. Persentase aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran yang memperoleh skor dengan kreteria aktif minimal 75% dari 29 siswa.

2. Siswa yang tuntas minimal 75% dari 29 siswa, yang dikatakan tuntas belajar dengan memperoleh nilai 65 atau lebih.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu semester ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 dalam pembelajaran Matematika dengan Standar kompetensinya (SK) pada siklus I dan II adalah :”menggunakan pecahan dalam pecahan masalah”, dengan kompetensi dasar (KD) “mengurangkan pecahan” dengan pendekatan pemecahan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu semester ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 dalam Standar kompetensinya (SK) pada siklus I dan II adalah :”menggunakan pecahan dalam pecahan masalah”, dengan kompetensi dasar (KD) “mengurangkan pecahan”, dengan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 57,93%, dan meningkat pada siklus II menjadi 80,00%.

2. Penggunaan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 6 Adiluwih Kabupaten Pringsewu semester ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 dalam Standar kompetensinya (SK) pada siklus I dan II adalah :”menggunakan pecahan dalam pecahan


(29)

masalah”, dengan kompetensi dasar (KD) “mengurangkan pecahan”. Dengan jumlah siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada siklus I sebanyak 19 orang siswa (66%) dengan rata-rata prestasi belajar sebesar 69,66. Sedangkan pada sikulus II sebanyak 29 orang siswa (100%) dengan rata-rata prestasi belajar sebesar 72,58.

Dari hasil yang diperoleh peneliti seperti apa yang telah diungkapkan di atas, maka dapat menjawab hipotesis penelitian ini, setelah pembelajaran Matematika kelas IV guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

B. Saran

Dalam rangka perbaikan aktivitas dan prestasi belajar Matematika, khususnya kompetensi dasar (KD) “mengurangkan pecahan” di SD, maka beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain:

1. Bagi Siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Kiranya hasil penelitian ini bisa menjadi pertimbangan bagi calon guru atau siswa lain untuk lebih memahami dan melaksanakannya di dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru SD.


(30)

dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika di SD khususnya kompetensi dasar (KD) “mengurangkan pecahan” karena dapat membantu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah.

Keterampilan menggunakan pendekatan pemecahan masalah hendaknya benar-benar dilaksanaan dalam pembelajaran Matematika di SD, karena pemecahan masalah merupakan salah satu pendekatan Matematika yang dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan kompetensi dasar (KD) “mengurangkan pecahan”. Oleh karena itu perlunya dukungan bagi kepala sekolah untuk mengupayakan dan memberi dorongan agar guru yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang pendekatan pemecahan masalah dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik.


(31)

xiii

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PENDEKATAN PEMECAHANMASALAHPADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU ( Skripsi )

Oleh KASIDAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(32)

i

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHANMASALAHPADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh KASIDAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(33)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ... i

Abstrak ... ii

Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Pernyataan ... v

Riwayat Hidup ... vi

Persembahan ... vii

Motto ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Hipotesis Tindakan ... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 5

B. Pengertian Aktivitas Belajar ... 6

C. Pengertian Prestasi Belajar ... 9

D. Pengertian Matematika ... 10

E. Pendekatan Pemecahan Masalah ... 12

F. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah ... 14

BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 19

B. Alat pengumpulan Data ... 19

C. Teknik Analisis Data ... 20

D. Metode Penelitia ... 21

E. Prosedur Penelitian ... 22

F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 23


(34)

xii

B. Pembahasan Penelitian ... 33 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 35 B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, Nahrowi. 2006. Pemecahaan Masalah Matematika. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Jakarta.

Chadwan, D.Y. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyelesaikan Soal Pada Pokok Bahasan Pengukuran (Satuan Ukur Panjang) Melalui Implementasi Metode Problem Solving Dan Memanfaatkan Alat Peraga Tangga Satuan Ukur Panjang Pada Siswa Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2006/2007 Di SD N Karangrejo 02 Kecamatan Gajahmungkur Semarang. Skripsi. Universitas Negri Semarang. Semarang.

Dimyati, Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Renika Cipta. Jakarta. Djamarah S. 1994. Strategi Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Hanafiah, Nanang. dan Cucu, Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Nurkancana, Wayan. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.

Muncarno. 2001. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Dalam Soal Cerita Untuk Menigkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VI Sekolaah Dasar. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Prihandoko. Cahya, A. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar Dan Menarik. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan , Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Grafindo Persada. Jakarta.

Suwangsih, Erna. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Universitas Pendidikan Indonesia(UPI). Bandung.

Unila. 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(36)

Winkel, WS. 1983. Psikologi dan Evaluasi Belajar. PT. Gramedia. Jakarta

Yulmaiyer. dkk. 2007. Penggunaan Kamus Bahasa Indonesia Untuk Memperkaya Perbendaharaan Kata Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneasia. Proposal. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Penidikan. 2006. IPA BSNP Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Depdiknas. 2004. Sains. Depdiknas. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Djuanda, dkk. 2006. Kapita Selekta Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta

Fathur Rohman,Pupuh dan Sutikno, M.Sorby 2010. Strategi Belajar Mengajar. Aditama: Bandung.

Gagne dalam Dimyati. 1999. Principle of Instructional Design. Fourt Edition. New

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Grasindo. Jakarta.

Gie, The Liang. 1979. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Larasati,Riska. 2005. Analisis Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Pengaruhnya Terhadap Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi Dalam Pokok Bahasan Pencatatan Transaksi Perusahaan Dagang Mata Pelajaran Akuntansi pada Siswa Kelas II Semester I SMU Negeri 7 Purworejo. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Munandir. 2006. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta. Depdikbud Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan, Rosda Bandung.


(38)

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Nurmalawati. 2009. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok. Universitas Terbuka. Jakarta

Poerwanti, Endang dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Bandung

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.

Santoso. GA dan Royanto 2007. Teknik Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif. Jakarta. LPSP3. UI.

Seniawan, Cong. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. PT. Indeks, Jakarta.

Syaifuddin, Mohammad, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sidiq. Djauhar, dkk . 2008. Pengembangan Bahan Pelajaran SD. Dikti Depdiknas. Jakarta

Susanti, Yeni. 2009. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Irama Nirwana. Universitas Lampung. Lampung


(39)

(40)

iv

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Maman Surahman, M.Pd. ... Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Sugiyanto, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(41)

iii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHANMASALAH

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

Nama Mahasiswa : KASIDAH Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119136

Program Studi : S.1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Maman Surahman, M.Pd NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19590419 198503 1 004


(42)

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rosululloh SAW yang senantiasa kita harapkan syafa’tnya di Yaumil Qiyamah. Ya Robbal Alamin.

Skripsi dengan judul: “PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH

KABUPATEN PRINGSEWU”. Adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini saya mngucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Darsono M.Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Maman Surahman M.Pd, selaku pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi serta memberikan

kepercayaan kepada saya.

4. Bapak Drs. Sugiyanto M.Pd selaku penguji.

5. Bapak dan Ibu dosn program S1 dalam jabatan FKIP UNILA yang telah memberikan ilmu pngetahuandan keteladanan selama saya kuliah di Unila.


(43)

7. Bapak Shofwan Hadi selaku Kepala SD Negeri 6 Adiluwih yang telah memberikan masukan selama saya melakukan penelitian.

8. Rekan rekan guru, terima kasih atas semua do’a, dukungan dan kerja samanya.

9. Suami dan putra putri yang telah menyemengati dan mau mengerti selama saya kuliah dan melakukan penelitian ini.

10.Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga amal baik Bapak Ibu dan semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT dengan balasan yang setimpal.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi saya berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua, amin3x.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis

KASIDAH


(44)

Dengan Agama Hidup Kita Menjadi Terarah

Dengan Ilmu Hidup Kita Menjadi Mudah


(45)

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : KASIDAH

NPM : 1013119136

Tempat tanggal lahir : Sukoharjo, 10 Januari 1962

Alamat : Adiluwih Kecamatan Adiluwih kabupaten Pringsewu Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

“PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KAPUPATEN PRINGSEWU”, Adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Bulan April-Mei 2012. skripsi ini bukan hasil menjiplak, atau hasil karya orang lain.

Demikian Pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung Mei 2012 Yang membuat pernyataan,

KASIDAH


(46)

Penulis lahir di Desa Srigading, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, pada hari kamis pon, 10 Januari 1962, tengah malam, makanya tidak penakut. Dari pasangan ibunda Dasih(almarhumah) dan ayahanda Bejo(almarhum), penulis bungsu dari 2 bersaudara, jumlah saudara ada 6, namun 5 meninggal dunia karena ibu melahirkan Cuma dibantu seorang dukun kampung, sehingga tingkat

keselamatan belum terjamin. A. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Sukoharjo, yang berjarak ±5 km dari rumah. Lulus tahun 1975

2. SMP Budi Luhur. Lulus tahun 1979 3. SPG Negeri Pringsewu. Lulus tahun 1982 4. D2 PGSD UT. Lulus tahun 2006

B. Riwayat Pekerjaan

Bekerja sebagai PNS dan ditempatkan di SD negeri 6 Adiluwih dari tahun 1983 sampai sekarang. Belum pernah mutasi dan tidak ingin naik jabatan jadi kepala sekolah walaupun banyak yang menyarankan demikian.


(1)

iii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHANMASALAH

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

Nama Mahasiswa : KASIDAH Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119136

Program Studi : S.1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Maman Surahman, M.Pd NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19590419 198503 1 004


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rosululloh SAW yang senantiasa kita harapkan syafa’tnya di Yaumil Qiyamah. Ya Robbal Alamin.

Skripsi dengan judul: “PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR MATMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH

KABUPATEN PRINGSEWU”. Adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini saya mngucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Darsono M.Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Maman Surahman M.Pd, selaku pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi serta memberikan

kepercayaan kepada saya.

4. Bapak Drs. Sugiyanto M.Pd selaku penguji.

5. Bapak dan Ibu dosn program S1 dalam jabatan FKIP UNILA yang telah memberikan ilmu pngetahuandan keteladanan selama saya kuliah di Unila.


(3)

6. Segenap karyawan FKIP UNILA yang telah memberikan kelancaran administrasi, utamanya Ibu Karminah yang ramah.

7. Bapak Shofwan Hadi selaku Kepala SD Negeri 6 Adiluwih yang telah memberikan masukan selama saya melakukan penelitian.

8. Rekan rekan guru, terima kasih atas semua do’a, dukungan dan kerja samanya.

9. Suami dan putra putri yang telah menyemengati dan mau mengerti selama saya kuliah dan melakukan penelitian ini.

10.Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Semoga amal baik Bapak Ibu dan semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT dengan balasan yang setimpal.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi saya berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua, amin3x.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis

KASIDAH


(4)

MOTTO

Dengan Agama Hidup Kita Menjadi Terarah

Dengan Ilmu Hidup Kita Menjadi Mudah


(5)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : KASIDAH

NPM : 1013119136

Tempat tanggal lahir : Sukoharjo, 10 Januari 1962

Alamat : Adiluwih Kecamatan Adiluwih kabupaten Pringsewu Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

“PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KAPUPATEN PRINGSEWU”, Adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Bulan April-Mei 2012. skripsi ini bukan hasil menjiplak, atau hasil karya orang lain.

Demikian Pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung Mei 2012 Yang membuat pernyataan,

KASIDAH


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Desa Srigading, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, pada hari kamis pon, 10 Januari 1962, tengah malam, makanya tidak penakut. Dari pasangan ibunda Dasih(almarhumah) dan ayahanda Bejo(almarhum), penulis bungsu dari 2 bersaudara, jumlah saudara ada 6, namun 5 meninggal dunia karena ibu melahirkan Cuma dibantu seorang dukun kampung, sehingga tingkat

keselamatan belum terjamin. A. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Sukoharjo, yang berjarak ±5 km dari rumah. Lulus tahun 1975

2. SMP Budi Luhur. Lulus tahun 1979 3. SPG Negeri Pringsewu. Lulus tahun 1982 4. D2 PGSD UT. Lulus tahun 2006

B. Riwayat Pekerjaan

Bekerja sebagai PNS dan ditempatkan di SD negeri 6 Adiluwih dari tahun 1983 sampai sekarang. Belum pernah mutasi dan tidak ingin naik jabatan jadi kepala sekolah walaupun banyak yang menyarankan demikian.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 GEDUNG AIR TANJUNG KARANG BARAT BANDAR LAMPUNG

0 9 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 JATI AGUNG AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 68

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENG-GUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAKAYA KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN

0 2 22

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 2 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 30

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 48

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematics Education Bagi Siswa

0 1 15

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematics Education Bagi Siswa K

0 1 18

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas X.4 SMA Negeri 1 Tengaran).

0 0 9