UPAYA MENINGKATKAN LARI SAMBUNG DENGAN MENGGUNAKAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMPN 6 BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN LARI SAMBUNG DENGAN MENGGUNAKAN POLA BERMAIN PADA SISWA

KELAS VII SMPN 6 BANDAR LAMPUNG Oleh

SUTJIANTO

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan lari sambung pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung dengan model pembelajaran pola bermain.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung yang berjumlah 35 siswa, dengan perincian 16 laki-laki dan 19 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lari sambung.

Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan diperoleh prosentase ketuntasan belajar 20%, belum adanya pencapaian skor atau nilai > 65 sehingga dengan demikian bisa dikatakan belum nampak peningkatan kemampuan gerak dasar lari sambung. Pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 48,57%, dan pada siklus ketiga diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 91,42%. Berdasarkan nilai rerata untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberi perlakuan yang sesuai dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan. Hasil peningkatan ≥50% itu artinya hasil pembelajaran dengan pola bermain yang digunakan menunjukan telah terjadi peningkatan. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran lari sambung pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung sangat efektif dengan menggunakan model pembelajaran pola bermain.


(2)

UPAYA MENINGKATKAN LARI SAMBUNG DENGAN MENGGUNAKAN POLA BERMAIN PADA SISWA

KELAS VII SMPN 6 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi) Oleh SUTJIANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

UPAYA MENINGKATKAN LARI SAMBUNG DENGAN MENGGUNAKAN POLA BERMAIN PADA SISWA

KELAS VII SMPN 6 BANDAR LAMPUNG

Oleh SUTJIANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Cara Memegang Cakram... 8

2 Lapangan Lempar Cakram... 9

3 Urutan Gerakan Melempar Cakram... 10

4 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 15


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Kegunaant Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Pengertian Pendidijan Jasmani di SMP... 6

B. Pengertian Belajar dan Mengajar... 6

C. Keterampilan Belajar Lempar Cakram... 7

D. Modifikasi dalam Nomor Lempar... 10

E. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Lempar Cakram... 11

F. Pembelajaran Keterampilan Dasar Lempar Cakram... 12

G. Gerak Dasar Melempar... 12

H. Hipotesis... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN... 14

A. Jenis Penelitian... 14

B. Subyek Penelitian... 14

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian... 14

D. Rancangan Penelititan... 15

E. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Tolak Peluuru... 15

F. Instrumen Penelitian... 18

G. Teknik Analisis Data... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 20

A. Hasil Penelitian... 20

B. Pembahasan... 21 X


(6)

V. SIMPULAN DAN SARAN... 24

A. Simpulan... 24

B. Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... 26

LAMPIRAN... 28


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 Surat Izin Peneliitian dari FKIP Universitas Lampung

2 Surat Izin Penelitian dari Kepala Sekolah SMP Negeri Gadingrejo Pringsewu... 3 Data Hasil Penelitian setiap Siklus... 4 Instrumen Penelitian... 5 Photo Pelaksanaan Penelitian...


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Melempar

Cakram... 20 2 Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Gerak Lempar

Cakram pada Siswa Kelas VIII SMP NegeriGadingrejo... 21 3. Deskripsi Efektivitas Pembelajaran Pada Setiap Siklus... 21


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes …………

Penguji Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(10)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Sutjianto

NPM : 1013118072

Tempat tanggal lahir : Branti, 02 Juni 1989

Alamat : Jln. Lumayan Candimas 2 No. 247 Natar, Lampung Selatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Lari Sambung dengan Menggunakan Pola Bermain Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 30 Juni 2012 Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 7 Agustus 2012


(11)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN LARI SAMBUNG DENGAN MENGGUNAKAN POLA

BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMPN 6 BANDAR LAMPUNG

.

Nama Mahasiswa : SUTJIANTO Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118072 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes. NIP 19580127 198503 1 003

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(12)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Wonokriyo pada tanggal 09 Agustus tahun 1958, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung dari Bapak ... dan Ibu ...

Pendidikan formal yang telah penulis lalui adalah, 1. SD Negeri 1 Wonosari lulus Tahun 1972 2. SMP Negeri 1 Gadingrejo lulus Tahun 1976 3. SGO Negeri Bandar Lampung lulus Tahun 1980 4. PGSLTP jurusan Penjaskes lulus Tahun 1984 5. D II Penjaskes lulus Tahun 1997

Pada tahun 2010 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditempuh melalui Program S1 dalam Jabatan. Penulis bekerja sebagai guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SD Negeri 4 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung sejak tahun 19....


(13)

vi

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Lari Sambung dengan Menggunakan Pola Bermain pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SMP Negeri 6 Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VII.

8. Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok Sukimin, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.


(14)

vii

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 17 Agustus 2012 Penulis


(15)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita telah memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dipandang sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, dengan kata lain dimulai dari sejak dini hingga akhir hayat. Artinya, pendidikan adalah semua kegiatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuam, pengalaman, kecakapan dan keterampilan-nya kepada generasi muda baik sengaja maupun tidak sengaja. Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, dan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan keterampilan berfikir kritis.

Dalam pelaksanaannya aktvitas jasmani dipakai sebagai sarana untuk membina keterampilan siswa khususnya dalam mengikuti materi pelajaran atletik


(16)

khususnya lari sambung. Namun, berdasarkan pengamatan di lapangan nampak sekali bahwa siswa sangat antusias sekali ketika mengikuti pelajaran permainn bola besar, sedangkan ketika mengikuti pelajaran atletik lari sambung antusias siswa sangat rendah. Hal ini terjadi pula di SMPN 6 Bandar Lampung, ketika siswa mengikuti mata pelajaran atletik, terutama keterampilan lari sambung. Padahal, pelajaran atletik merupakan salah satu pelajaran yg dianggap wajib untuk diajarkan di sekolah. Keadaan tersebut disebabkan karena (1) siswa malas saat melakukan lari, dan (2) kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran lari sambung. Salah satu upaya yang perlu perhatian guru agar siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal pada pelajaran atletik khususnya pada materi lari sambung adalah bagaimana menumbuhkan siswa agar mau bermain sambila belajar lari sambung dan bagaimana cara agar siswa mampu melakukan lari dengan cepat secara benar.

Oleh karena itu, sesuai dengan permasalahan di atas maka tema penelitian tindakan yang akan dilakusanakan adalah meningkatkan kemampuan atletik terutama lari sambung melalui model belajar bermain pada siswa Kelas 7 SMPN 6 Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasakan uraian dari latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa masalah antara:

1. Kurangnya minat para siswa untuk mengikuti pelajaran atletik terutama pada materi lari sambung khususnya pada kelas 7 SMPN 6 Bandar Lampung.


(17)

2. Rendahnya kemampuan para siswa dalam melakukan lari sambung terutama dalam cara melakukan penyerahan tongkkat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan mengguna-kan model belajar bermain pada siswa kelas 7 SMPN 6 Bandar Lampung dapat meningkatkan kemampuan lari sambung pada pelajaran atletik?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya lari sambung

2. Meningkatkan kemampuan lari sambung pada pelajaran atletik, terutama dalam cara menyerahkan dan menerima tongkat.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan 1. Bagi Siswa

Sebagai pengalaman belajar gerak dasar, terutama kemampuan lari sambung pada pelajaran atletik.


(18)

2. Bagi Guru penjas

Sebagai bahan rujukan dalam pemecahan masalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada pokok bahasan lainnya yang serupa terutama lari sambung.

3. Bagi Prograrn Studi

Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa penjaskes yang akan melaksanakan PPL terutama dalam mengatasi kesulitan pembelajaran yang berkait dengan pokok bahasan yang berkenaan dengan lari sambung.


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan melalui berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu secara organik, neunomuscular, intelektual, dan emosional, selain itu melalui aktvitas jasmani dikembangkan keterampilan motorik, :pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif.

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemuka-kan definisi pendidimengemuka-kan jasmani sebagai berikut:

" Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui akt5tas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap dan sportif serta kecerdasan emosi"

Pendidikan Jasmani pada dasamya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan indvidu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa disosilisasikan kedalam aktvitas jasrnani termasuk ketrampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Rusli Lutan (1996-1997 :16) mengembangkan definisi pendidikan jasmani sebagai berikut:


(20)

Pendidikan jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar sistematik melalui beibagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumburhan jasmani kemampuan dan ketrampilarl kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang hanhonis dalam rangka membentuk manusia lndonesia seufuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila”

B. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang "belajar". Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau mengumpulkan berbagai pengalaman (ilmu Pengetahuan). Sedangkan mengajar adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang memberikan tafsiran tentang belajar dan mengajar diantaranya Menurut Tabrani Rusyani (1939:7) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut berarti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan juga terjadi perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977:5) adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasamya dalam proses belajar rnengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja melainkan'dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.


(21)

C. Atletik

Atletik merupakan olahraga yang terdiri dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat kita kelompokkan menjadi olah raga lari, olah raga lempar, dan olah raga lompat. Cabang atletik cukup banyak seperti lari jarak pendek, lari cepat, lari jarak jauh, lari estafet, lompat indah, lompat galah, lembar lembing, dan lain-lain. Atletik adalah cabang olahraga yang mendasari dari semua cabang olargara yang lain, Atletik mempunyai karakteristik gerakan yang paling dasar yang menjadi kebiasaan kita sehari-hari seperti contoh : Berjalan, berlari, melompat dan melempar. Gerakan-gerakan tersebut adalah gerakan alami. Melihat dari hal diatas jadi sewajarnya apabila Atletik menjadi Induk dari semua cabang olahraga, karena dicabang cabang lain sudah mengandung unsur-unsur gerakan pada Atletik.

Nomor-Nomor Atletik

1. Nomor Lari

-. Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter -. Lari jaraj menengah 800 , 1500 meter

-. Lari jarak jauh 5000, 10000 meter dan marathon 42,195 km 2. Nomor Lompat

-. Lompat jauh -. Lompat Jangkit -. Lompat tinggi -. Lompat tinggi galah


(22)

3. Nomor Lempar -. Lempar lembing -. Lempar Cakram -. Tolak Peluru -. Lontar martil

D. Lari Sambung

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dalam satu regu lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari berikutnya.

Lari sambung (estafet) adalah jenis lari, dimana satu regu terdiri atas empat pelari. Pelari 1 melakukan start jongkok sambil membawa tongkat estafet, sedangkan pelari ke II, III, dan IV, menunggu datangnya pelari sebelumnya untuk menerima tongkat estafet dengan menggunakan start melayang. Jarak yang biasanya ditempuh dalam lari sambung adalah 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter. Pemberian dan penerimaan tongkat harus berada di daerah pergantian tongkat yang berjarak sejauh 20 meter. Teknik penerimaan tongkat ada dua macam, yaitu dengan cara melihat si pemberi tongkat (visual) dan dengan cara tidak meliha si pemberi tongkat (non visual)


(23)

Tongkat yang digunakan untuk lari sambung harus dibuat dari pipa halus berlubang tengah atau bias terbuat dari kayu, bamboo, atau bahan sintesis lainnya dengan ukuran standard sebagai berikut:

1. Panjang : antara 28 cm–30 cm 2. Keliling pipa : antara 12 cm–13 cm 3. Berat : tidak kurang dari 50 gram

Tongkat harus dicat warna agar dapat dilihat dari kejauhan selama dibawa berlari.

Gambar tongkat estafet

Teknik latihan gerakan lari sambung sebagai berikut

1. Pelari I berangkat dengan memeganng tongkat pada tangan kanan menggunakan start jongkok.

2. Pelari II menunggu datangnya pelari I dengan berdiri di depan daerah pergantian tongkat, setelah pelari I tiba di cek mark yang dibuat maka pelari ke II langsung berlari (dinamakan start melayang), pelari I nengejar pelari ke II dengan memberikan tongkatnya dengan tangan kanan, pelari ke II menerima tongkat dengan tangan kiri.


(24)

3. Pelari III berposisi sama dengan pelari II sambil menunggu datangnya pelari II, sampai dengan pergantian tongkat.

4. Selanjutnya pelari IV juga berposisi sama seperti pelari ke III sampai dengan pergantian tongkat dan berlari sekuat tenaga menuju garis finis.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar teknik gerakan lari sambung v

E. Model Bermain Sambil bermain

Menurut Rusli Lutan (dalam Rahmat Hermawan, 1998), bahwa beberapa model pembelajaran pendidikan jasmani menurut Mosston adalah gaya komando (command style), pemberian tugas (task teaching), pengajaran ind5idu (ind5idual teaching), pengajaran berpasangan (reciprocal teaching), pengajaran kelompok (group teaching), pemecahan masalah (problem solving), dan penemuan terbimbing (guided discovery). Berdasarkan pengamatan dan pengalaman


(25)

mengajar yang selama ini dilakukan, untuk mengatasi tingkat kesulitan dan mengatasi kurang minat siswa dalam melaksanakan pembelajaran atletik khususnya lari sambung maka model pembelajaran belajar bermain sangat tepat untuk meningkatkan pembelajaran tersebut, karena kemungkinan siswa mendapat motivasi dari temannya dalam melakukan lari sambung tersebut, sehingga keadaan ini menjadi motivasi pula dalam meningkatkan minat siswa dalam belajar atletik terutama lari sambung yang sangat melelahkan.

F. Hipotesis

Jika diterapkan model pembelajaran bermain pada siswa kelas 7 SMPN 6 Bandar Lampung maka kemampuan lari sambung pada pelajaran atletik akan meningkat.


(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2) Bersifat kolaboratif

3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Demikian pula Kemmis ( l993 ) Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif vang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial pendidikan soslal tertentu termasuk :meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan pendidikan ini dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya pembelajaran.


(27)

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982).

B. Desain Penelitin

Adapun gambar siklus dapat dilihat sebagai berikut: 1.Perencanaan 7. Refleksi

:

3. Observasi 2,Tindakan

1. Rencana 7, Refleksi

3,0bservasi 2.Tindakan

dst

Gambar Spiral Penelitian Tindakan Kelas ( Hopkins, 1993)

C. Subyek Penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 sebanyak 35 orang

D. Tempat dan Pelaksanaan penelitian 1. Tempat Penelitian


(28)

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam satu bulan.

E. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Lari sambung Siklus I

Perencanaan (Planning)

1. Menyiapkan RPP tentang materi pembelajaran lari sambung

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pernbelajaran lari sambung 3. Menyiapkan instrument yang di perlukan untuk mengobservasi penelitian. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar pendidikan

jasmani khususnya pelajaran atletik yakni lari sambung. Tindakan (Action)

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat serta cara bermain yang di gunakan pada siklus pertama.

2. Melakukan beberapa permainan yang mengandung unsur gerak berlari dan berpasangan

3. siswa dibagi dalam beberapa kelompok melakukan lari sambung dengan model bermain

Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.


(29)

Refleksi

l. Hasil observasi kemudian disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan model belajar bermain sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan lari sambung, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua berupa model bermain lari yang memiliki unsur penyerahan dan penerimaan tongkat,

Siklus II Rencana

1. Menyiapkan RPP tentang pembelajaran lari sambung

2. Menyiapkan peralatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran lari sambung

3. Menyiapkan instrument yang di perlukan untuk observasi tindakan. 2 Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar bermain pada pelajaran

atletik lari sambung. Tindakan:

l. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ketiga.

2. Melakukan beberapa model permainan yang mengembangkan unsur berlari dan berpasangan dengan menggunakan alat yang biosa dipindahkan ..

Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.


(30)

Refleksi

l. Hasil observasi kemudian disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan model belajar bermain sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan lari sambung..

2. Karena peningkatan sudah mecapai KKM 67 %. Maka pembelajaran untuk siklus berikutnya dihentikan

F. Instrument Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur Penelitian Tindakan Kelas di setiap siklusnya. Menurut Frier dan Cruningham dalam Muhajir {1997:58) bahwa alat untuk mengukur (instrumen) dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi.

Siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai 67atau presentase ketercapaian 67% secara perorangan.

2. Kenaikan secara klasikal dicapai bila kelas tersebut terdapar 87% siswa yang telah mendapat nilai > 65

G. Analisis data

Setelah data terkumpul melalui tes dan pengukuran, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normat5e. Untuk melihat has il tindakan dapat dilihat dari tigas sisi, yaitu (1) rerata mutlah, rerata kelas, dan (3)ketuntasan belajar.


(31)

Rumus yang digunakan sebagai berikut: P = X 100 % (subagio dalam Fajar, 2005:36) Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes


(32)

22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui model pembelajaran pola bermain dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sambung pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung

2. Dengan meingkatnya kemampuan gerak dasar tersebut maka pembelajaran lari sambung pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kota Bandar Lampung telah dianggap tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran segai berikut:,

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan pembelajaran gerak lari sambung bagi siswa sekolah dasar, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan obyek diteliti dari aspek yang berbeda pula.

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang berbeda


(33)

1

Daftar Pustaka

Abdullah, A.Manadji, A. 1997, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta.

Ellioat, John, 1982, Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin Un5ersity.

Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Dasar, 1993, Mata pelajaran

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud, Jakarta.

Kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Prajabatan, 1995, Dirjendikti-Depdikbud, Jakarta.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

Muhadjir, Noeng, 1997.Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta.

Rahmat Hermawan, 1997, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bahan Kuliah, Untuk Mahasiswa Program D-II PGSD, FKIP Un5ersitas Lampung, Bandar Lampung.

Toho Cholik Motohir dan Rusli Lutan, 1996, Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan,Buku Teks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

www. 4share.com

Rusyan T (1998). Pendekatan dalam Proses Belajar. PT Remaja Rosda karya. Bandung.

Wiyono, (2008). Modul Atletik (2008), Prodi Penjaskesrek, FKIP Un5ersitas Lampung.

Sudjana Nana (1991). Teori Belajar untuk Pengajar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Un5ersitas Indonesia. Jakarta.

Wiyono, Modul Atletik 2 (2008), Penjaskesrek FKIP Wiyono, Modul Atletik 3 (2008), Penjaskesrek FKIP


(1)

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam satu bulan.

E. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Lari sambung Siklus I

Perencanaan (Planning)

1. Menyiapkan RPP tentang materi pembelajaran lari sambung

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pernbelajaran lari sambung 3. Menyiapkan instrument yang di perlukan untuk mengobservasi penelitian. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar pendidikan

jasmani khususnya pelajaran atletik yakni lari sambung. Tindakan (Action)

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat serta cara bermain yang di gunakan pada siklus pertama.

2. Melakukan beberapa permainan yang mengandung unsur gerak berlari dan berpasangan

3. siswa dibagi dalam beberapa kelompok melakukan lari sambung dengan model bermain

Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.


(2)

Refleksi

l. Hasil observasi kemudian disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan model belajar bermain sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan lari sambung, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua berupa model bermain lari yang memiliki unsur penyerahan dan penerimaan tongkat,

Siklus II Rencana

1. Menyiapkan RPP tentang pembelajaran lari sambung

2. Menyiapkan peralatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran lari sambung

3. Menyiapkan instrument yang di perlukan untuk observasi tindakan. 2 Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar bermain pada pelajaran

atletik lari sambung. Tindakan:

l. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ketiga.

2. Melakukan beberapa model permainan yang mengembangkan unsur berlari dan berpasangan dengan menggunakan alat yang biosa dipindahkan ..

Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.


(3)

Refleksi

l. Hasil observasi kemudian disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan model belajar bermain sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan lari sambung..

2. Karena peningkatan sudah mecapai KKM 67 %. Maka pembelajaran untuk siklus berikutnya dihentikan

F. Instrument Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur Penelitian Tindakan Kelas di setiap siklusnya. Menurut Frier dan Cruningham dalam Muhajir {1997:58) bahwa alat untuk mengukur (instrumen) dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di hadapi.

Siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai 67atau presentase ketercapaian 67% secara perorangan.

2. Kenaikan secara klasikal dicapai bila kelas tersebut terdapar 87% siswa yang telah mendapat nilai > 65

G. Analisis data

Setelah data terkumpul melalui tes dan pengukuran, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normat5e. Untuk melihat has il tindakan dapat dilihat dari tigas sisi, yaitu (1) rerata mutlah, rerata kelas, dan (3)ketuntasan belajar.


(4)

Rumus yang digunakan sebagai berikut: P = X 100 % (subagio dalam Fajar, 2005:36) Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes


(5)

22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui model pembelajaran pola bermain dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sambung pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Bandar Lampung 2. Dengan meingkatnya kemampuan gerak dasar tersebut maka pembelajaran lari

sambung pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kota Bandar Lampung telah dianggap tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan beberapa saran segai berikut:,

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan atau perbaikan pembelajaran gerak lari sambung bagi siswa sekolah dasar, sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan obyek diteliti dari aspek yang berbeda pula.

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang berbeda


(6)

1

Daftar Pustaka

Abdullah, A.Manadji, A. 1997, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta.

Ellioat, John, 1982, Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin Un5ersity.

Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Dasar, 1993, Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud, Jakarta.

Kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Prajabatan, 1995, Dirjendikti-Depdikbud, Jakarta.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

Muhadjir, Noeng, 1997.Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta.

Rahmat Hermawan, 1997, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bahan Kuliah, Untuk Mahasiswa Program D-II PGSD, FKIP Un5ersitas Lampung, Bandar Lampung.

Toho Cholik Motohir dan Rusli Lutan, 1996, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,Buku Teks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

www. 4share.com

Rusyan T (1998). Pendekatan dalam Proses Belajar. PT Remaja Rosda karya. Bandung.

Wiyono, (2008). Modul Atletik (2008), Prodi Penjaskesrek, FKIP Un5ersitas Lampung.

Sudjana Nana (1991). Teori Belajar untuk Pengajar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Un5ersitas Indonesia. Jakarta.

Wiyono, Modul Atletik 2 (2008), Penjaskesrek FKIP Wiyono, Modul Atletik 3 (2008), Penjaskesrek FKIP