UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
Oleh
BUDI PURWANTO
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan lari cepat pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung dengan model pembelajaran pola bermain.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung yang berjumlah 35 siswa, dengan perincian 16 laki-laki dan 19 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lari cepat.
Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan diperoleh prosentase ketuntasan belajar 20%, belum adanya pencapaian skor atau nilai > 65 sehingga dengan demikian bisa dikatakan belum nampak peningkatan kemampuan gerak dasar laricepat. Pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 48,57%, dan pada siklus ketiga diperoleh prosentase keberhasilan
ketuntasan belajar 91,42%. Berdasarkan nilai rerata untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberi perlakuan yang sesuai dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan. Hasil peningkatan ≥ 50% itu artinya hasil pembelajaran dengan model pembelajaran pola bermain. yang digunakan menunjukan telah terjadi peningkatan. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran lari cepat pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sukarame sangat efektif dengan menggunakan model pembelajaran pola bermain.
(2)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Dalam pelaksanaannya aktvitas jasmani dipakai sebagai sarana untuk membina keterampilan siswa khususnya dalam mengikuti materi pelajaran atletik khususnya lari cepat. Harsono (1988) menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Namun, berdasarkan pengamatan di lapangan nampak sekali bahwa siswa sangat antusias sekali ketika mengikuti pelajaran permainn bola besar, sedangkan ketika mengikuti pelajaran atletik lari cepat antusias siswa sangat rendah. Hal ini terjadi pula di SDN 2 Sukarame, ketika siswa
mengikuti mata pelajaran atletik, terutama keterampilan lari cepat. Padahal, pelajaran atletik merupakan salah satu pelajaran yg dianggap wajib untuk diajarkan di sekolah. Keadaan tersebut disebabkan karena (1) siswa malas saat melakukan lari, dan (2) kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran lari cepat. Salah satu upaya yang perlu perhatian guru agar siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal pada pelajaran atletik khususnya pada
(3)
materi lari cepat adalah bagaimana menumbuhkan siswa agar mau bermain sambila belajar lari cepat dan bagaimana cara agar siswa mampu melakukan lari dengan cepat secara benar. Dalam operasionalnya guru pendidikan jasmani menggunakan aktifitas gerak sebagai sarana untuk mencapainya.
Menurut Engkos Kosasih (1995 : 2) bahwa :
“Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang optimal”.
Atletik merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak dasar anak, gerakan- gerakan atletik sesuai untuk mendapatkan penekanan dalam program pembelajaran pendidikan jasmani, terutama fisik yang dipersyaratkan seperti kekuatan, power, kelenturan, kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu atleitik besar sumbangannya terhadap perkembangan gerak dasar manusia, terutama cara mengoptimalkan sikap dan gerakan secara efektif dan efesien. Salah satu gerak yang memiliki nuansa “kecakapan hidup (life skill)” dalam pembelajaran atletik adalah pembelajaran lari cepat yang merupakan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kondisi dan situasi di Sekolah Dasar.
(4)
materi pelajaran tersebut secara benar, terutamaumumnya pada siswa di sekolah dasar 2 Sukarame
B. Identifikasi Masalah
Berdasakan uraian dari latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa masalah antara lain:
1. Kurangnya minat para siswa untuk mengikuti pelajaran atletik terutama pada materi lari cepat khususnya pada kelas 5 SDN 2 Sukarame.
2. Rendahnya kemampuan para siswa dalam melakukan lari cepat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan mengguna-kan model belajar bermain pada siswa kelas 5 SDN 2 Sukarame dapat meningkatkan kemampuan lari cepat pada pelajaran atletik?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya lari cepat 2. Meningkatkan kemampuan lari cepat pada pelajaran atletik.
E. Kegunaan Penelitian
(5)
1. Bagi Siswa
Sebagai pengalaman belajar gerak dasar, terutama kemampuan lari cepat pada pelajaran atletik.
2. Bagi Guru penjas
Sebagai bahan rujukan dalam pemecahan masalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pada pokok bahasan lainnya yang serupa terutama lari cepat.
3. Bagi Prograrn Studi
Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa penjaskes yang akan melaksanakan PPLterutama dalam mengatasi kesulitan pembelajaran yang berkait dengan pokok bahasan yang berkenaan dengan lari cepat.
4. Bagi Program Studi
Sebagai kontribusi bagi perbendaharaan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa khususnya yang akan melaksanakan praktek lapangan maupun penelitian dalam aspek yang sama yaitu keterampilan dalam nomor lompat.
5. Bagi FKIP
Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal persiapan PPL di sekolah..
(6)
(7)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan melalui berbagai aktvitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan indvidu secara organik, neunomuscular, intelektual, dan emosional, selain itu melalui aktvitas jasmani
dikembangkan keterampilan motorik, :pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif. Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemukakan definisi pendidikan jasmani sebagai berikut:
“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui akt5tas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap dan sportif serta kecerdasan emosi”. Pendidikan Jasmani pada dasamya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa disosilisasikan kedalam aktivitas jasrnani termasuk ketrampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang
dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Rusli Lutan (1996-1997 :16) mengembangkan definisi pendidikan jasmani sebagai berikut:
“Pendidikan jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar sistematikmelalui beibagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumburhan jasmanikemampuan dan ketrampilarl
(8)
kecerdasan dan perkembangan watak, sertakepribadian yang hanhonis dalam rangka membentuk manusia lndonesiaseufuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila”
B. Pengertian Belajar Gerak
Pengertian tentang belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar. Belajar gerak menekankan pada aktivitas berfikir bias disebut belajar kognitif. Belajar yang menekankan pada aktivitas emosi dan perasaan bias disebut belajar afektif. Sedangkan belajar yang menekankan pada aktivitas gerak tubuh disebut belajar gerak.
Didalam belajar gerak, materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh, proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk bias mengerti prinsip bentuk geraknya, kemudian menirunya dan mencoba melakukan berulang kali, untuk kemudian menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai di dalam kondisi-kondisi tertentu yang dihadapi dan akhirnya diharapkan pelajar bisa menciptakan gerakan-gerakan yang lebih efisien untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak tertentu. Domain kemampuan yang paling intensif
keterlibatannya adalah domain fisik dan domain psikomotor, namun bukan berarti bahwa domain kognitif dan domain afektif tidak terlibat. Sedangkan mengenai hasil belajar di dalam belajar gerak adalah berupa peningkatan kualitas gerakan tubuh.
Mengenai pengertian belajar gerak dalam bentuk definisi antara lain telah dikemukan oleh N.Drowtzky (dalam Sugiyanto 1994: 234) definisi yang dibuatnya adalah sebagai berikut: “Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh”.
(9)
C. Media Pendidikan dan Alat Bantu Pembelajaran 1. Pengertian Media pendidikan
“Media” dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian media adalah alat atau sarana. Media Pendidikan adalah media yang dalam penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran sebagai alat fisik untuk membawakan atau menyampaikan isi pelajaran. Edger Dale (dalam Sumanto 1994 :271) mengklasifikasikan media pendidikan berdasarkan "pengalaman belajar" siswa dariyang bersifat konkret sampaiyang bersifat abstrak. Edger Dalejuga berpendapat bahwa pengalaman belajar manusia itu 75 % diperoleh melalui inderalihat (mata), 13 % melalui indera dengar (telinga) dan 12 % melalui indera lainnya.
Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar dan juga sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
R. Murray Thomas (dalam Sumanto), mengklasifikasikan media pendidikan berdasarkan tiga jenjang pengalaman yaitu : 1) Pengalaman dari benda asli (reliefe experience) 2) Pengalaman dari benda tiruan (substitude of reliefe experience) 3) Pengalaman dari kata-kata (words onley).
2. Alat Bantu Pembelajaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan aiat pembelajaran guru dapat
(10)
dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dansekurang-kurangnya guru dapat
menggunakan alat yang murah dan efesien, meskipun sederhana dan bersahaja bahkan seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk dapat menciptakan alat-alat olahraga yang dimodifikasi yang sangat sederhana yang sesuai dengan kebutuhan tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.
D. Alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran (Penelitian)
Pembelajaran dan modifikasi alat bantu yang akan diberikan dan digunakan dalam penelitian ini adalah mengubah pola pembelajaran lari dalam bentuk permainan dan dengan
menggunakan beberapa alat bantu yang sudah dirancang untuk menunjang pembentukan gerak badan agar condong ke depan, ayunan tangan seirama dengan langkah panjang kaki dan lutut terangkat sejajar pinggul saat lari cepat. (sprint) Adapun bentuk permainannya adalah :
1. Bermain kuda pelana
2. Berlari pada lintasan tangga modifikasi 3. Berlari melewati kardus rintangan Adapun alat yang akan dipakai seperti:
1. Beberapa utas tali karet ban dalam sepeda motor untuk bermain kuda pelana 2. Beberapa buah tongkat kayu yang dihubungkan dengan tali, (tangga modifikasi) 3. Beberapa kardus sebagai rintangan lari
(11)
Di bawah ini contoh alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian 1. Tali karet ban dalam sepeda motor
2. Hamparan tongkat yang diikat tali menyerupai rel kereta api (Tangga Modiflkasi)
3. Kardus rintangan
Gambar. 1Beberapa alat bantu yang akan digunakan untuk Penelitian disetiap siklus
E. Karakteristik Siswa SD
Peserta didik adalah manusia dengan segala pitrahnya, mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi ( pangan, sandang , papan), kebutuhan akan rasa aman kebutuhan untuk
(12)
sendiri dengan potensinya).
Siswa SD akan mengalami masa remaja, suatu periode perkembangan sabagai transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Dalam tahap perkembangannya, siswa berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut ini disajikan
perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, pesikomotor, dan afektif.
1. Perkembangan aspek kognitif.
Menurut Piaget (dalam Wayan 2010:3), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia siswa SD/MI, merupakan “Period of formal
oferation”pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (Meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual.
Implikasinya dalam pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi adalah bahwa belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat siswa. Pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.
Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalamMultiple Intelligences yang dikemukakan oleh Gardner yaitu
(1)Kecerdasan linguistik (kemampuan bearbahasa yang fungsional), (2)Kecerdasan logis-matematis (kemampuan berpikir runtut),
(13)
(4) Kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental tentang realitas),(5) kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik motorik yangn halus), (6) kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan rasa jati diri), (7) kecerdasan antar pribadi (kemampuan memahami orang lain). Ketujuh macam kecerdasan ini berkembang pesat dan bila dapat
dimanfaatkan oleh guru teknologi informasi dan komunikasi, akan sangat membantu siswa dalam menguasai kemampuan berteknologi informasi dan komunikasi.
2. Perkembangan Aspek Psikomotor
Aspekpsikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain :
a. Tahap Kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena siswa masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berfikir sebelum melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini siswa sering membuat kesalahan dan kadang-kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi. b. Tahap Asosiatif
Pada tahap ini, seorang siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk
memikirkan tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor. Oleh karena itu, gerakan-gerakan pada tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang sifatnya otomatis, seorang siswa masih menggunakan pikirannya untuk melakukan suatu
(14)
gerakan tetapi waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih sedikit dibandingkan pada waktu dia berada pada tahap kognitif.
c. Tahap Otonomi
Pada tahap ini, seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi. Proses belajamya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan- gerakan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan telah dilakukan secara spontan dan juga tidak
mengharuskan pembelajar untuk memikirkan tentang gerakannya.
3. Perkembangan Aspek Afektif
Keberhasilan proses pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi juga ditentukan oleh pemahaman tentang perkembangan aspek afektif siswa. Ranah afektif tersebut mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Bloom (dalam Wayan 2010:4) memberikan definisi tentang ranah afektif yang terbagi atas lima tataran afektif yang implikasinya dalam siswa SD/MI lebih kurang sebagai berikut:
1. Sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan obyek di sekitar. 2. Responsif terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya 3. Bisamenilai
4. Sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem danmenentukan hubungan di antara nilai-nilai yang ada
5. Sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristiktersebut dalam bentuk sistim nilai
(15)
F. Makna Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secarakeseluruhan. Tujuan umum peandidikan jasmani juga selaras dengan tujuanumum pendidikan. Namun, apakah ada ciri-ciri yang unik dan khas, biladitinjau dari tujuan yang ingin dicapai.
Secara sederhana, pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untukbergerak dan belajar melalui gerak, selain belajar untuk mencapai tujuanpengajaran, dalam pendidikan jasamani itu anak diajarkan untuk bergerak.
Melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani danrohaninya. (Rusli Lutan 2002:14)
Perkembangan keterampilan gerak merupakan inti dari program pendidikanjasmani.
Perkembangan keterampilan gerak bagi anak-anak SD, diartikansebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar, danketerampilan gerak, yang berkaitan dengan olahraga. Keterampilan gerak inidikembangkan dan diperhalus hingga taraf tertentu yang memungkinkan anakmampu untuk melaksanakannya dengan tenaga yang hemat dan sesuai dengankeadaan lingkungan. Bila anak sudah matang, kemampuan gerak dasar
iniberkembang, selanjutnya kemampuan gerak dasar itu dapat mereka terapkandalam aneka permainan, olahraga dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalamkehidupan sehari-hari. Menurut Rusli Lutan (2002:39) Bila seorang kurang memperoleh kesempatan sejak usia dini untuk mengembangkan keterampilan geraknya , maka pada usia berikutnya, bahkan hingga dewasa, ia akan lebih banyak gagal dalam melaksanakan tugas gerak. Keadaan itu dapat disebut cacat gerak.
(16)
G. Lari
Gerakan lari sebenarnya sama dengan gerakan jalan yaitu menggerakkan badan ke muka dengan jalan mempergunakan langkah, hanya dapat dibedakan pada saat mengulurkan dan menumpukan kaki ke tanah; pada lari ada saat melayang artinya pada saat itu tidak ada kaki yang menyentuh tanah, setelah saat melayang itu kaki yang lain mendarat, sedangkan pada jalan tidak ada saat melayang, badan selalu berhubungan dengan tanah. Untuk selanjutnya di bawah ini terurai tentang tahap-tahap pada lari cepat (sprint), mulai dari start, saat lari dan finish
1. Teknik Start
Start atau pertolakan, merupakan awal dari berlari dan merupakan suatu hal yang sangat penting, terutama dalam lari jarak pendek. Sebab suatu start tepat dan cepat dapat berarti suatu kemenangan dalam perlombaan lari, oleh karena itu cara start atau pertolakan ini harus dipelajari dengan cara yang benar dan tepat.
Pada umumnya kita mengenal 3 cara melakukan start atau tolakan, yaitu : (1) Start berdiri atau standing start. (2) Start melayang atau flying star, dan (3) Start jongkok atau
crouching start.
Dalam meiakukan start, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh seorang pelari. Pelari harus mendengar baik aba-aba “bersedia”, “siap”, dan “ya”.
1.1 Aba-aba “Bersedia” - Posisi awal jongkok
- Salah satu lutut diturunkan, didekatkan dengan ujung kakisehingga nampak segaris dengan jarak satu kepal.
(17)
sedang jari yang lain rapat. - Pandangan mengarah ke depan
- Pusatkan perhatian pada aba-aba berikutnya
1.2 Aba-aba “Siap”
- Angkat pinggul lebih tinggi dari kepala
- Angkat lutut kaki depan hingga membentuk sudut 90°
- Angkat lutut kaki belakang membentuk sudut 120Leher tetap rileks, pandangan mengarah ke depan.
1.3 Aba-aba “Ya”
- Ayunkan lengan, tolakkan kaki belakang sekuat tenaga, danlari. - Pertahanan kecondongan badan dalam beberapa saat
Gambar. 2.Tahap gerakan awal Start pada aba-aba “Bersedia”, “Siap”, dan “Ya”.
2. Teknik Lari
Teknik lari merupakan unsur gerakan yang dapat menunjang pelari untuk mencapai hasil kecepatan yang maksimal. Pada waktu melakukan gerakan lari cepat harus
memperhatikan hal-hal berikut: 2.1 Sikap badan condong ke depan
(18)
keuntungan menapakkan titik berat badan lebih ke depan. Dengan pengaruh titik berat badan yang lebih maju itu dengan sendirinya langkahpun lebih efektif, karena titik berat badan sangat membantu sebagai daya tarik.
2.2 Langkah gerakan kaki harus lebih panjang
Langkah yang lebih panjang akan lebih menguntungkan, tetapi perlu diingat langkah pertama setelah bertolak dilakukan langkah panjang harus disesuaikan untuk
menjaga keseimbangan.
2.3 Gerakan lengan terayun secara wajar
Ayunan tangan yang terkoordinasi, jika ditarik garis ayunan tangan, maka akan membentuk suatu persilangan. Karena gerakan tangan sebagai penunjang dalam keseimbangan saat berlari.
2.4 Pada waktu pendaratan,
Kaki harus selalu pada ujung telapak kaki. dalam hal ini lutut sedikit dibengkokkan, kaki beiakang saat menolak benar-benar lurus dengan cepat lutut dilekukan agar paha mudah terayun ke depan.
3. Teknik Finish
Garis finish mempunyai arti penting, karena garis finish adalah tujuanutama setiap pelari. Pelari harus mengeluarkan segala tenaga untuk lebihawal memasuki garis finish. Untuk memasuki garis finis ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, yaitu :
- Kecepatan lari sedikit ditambah - Condong dada ke depan, dan - Kedua tangan diayun ke belakang
(19)
H. Lari Cepat (Sprint)
Lari Cepat disebut juga sprint, lari cepat sangat membutuhkan kecepatan pelari, adapun jarak yang ditempuh dalam perlombaan adalah jarak 100 m, 200 m dan 400 meter. Tiap langkah lari terdiri dari tahap kontak dengan tanah (dukungan) dari satu tahap melayang (ayunan). Ini dapat diuraikan lebih lanjut kedalam tahap sangga/topang depan (=front support) dan tahap sangga/topang belakang (rear support) serta tahap ayunan depan (front swing) dan tahap ayunan belakang (rear swing).
Di bawah ini beberapa fase struktur gerakan tahap lari : 1. Tahap sangga belakang
- Setelah menempatkan kaki dengan aktif, disusul dengan pelurusan sendi-sendi kaki, lutut, pinggul
- Menggunakan otot-otot plantarflexor dan semua otot-otot pelurus kaki korset - Badan lurus segaris dan condong ke depan sekitar 85° dengan lintasan. - Siku memimpin gerakan lengan
- Otot-otot kepala, leher, bahu dan badan keadaan relax - Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat 2. Tahap ayunan ke belakang
- Ayunan relax kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati pantat, sebagai hasil kecepatan suduf yang tinggi memungkinkan membuat langkah yang cepat.
- Angkat tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampiikan relaksasi total dari semua otot yang terlibat
(20)
- Perjalanan horisontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang dijelaskan.
3. Tahap Ayunan Depan
- Angkatan paha/lutut hampir horisontal, melangkahkan kakisebaliknya sebagai prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
- Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanandiametris yang intensif.
- Siku diangkat ke atas dan ke belakang\
- Dalam lanjutan dengan ayunan ke depan yang relax dari tungkaibawah, karena pelurusan paha secara aktif, dengan niat memulaigerak mencakar aktif dari kaki. 4. Tahap Sangga Depan
- Gerakan mencakar aktif pada sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas
- Jangkauan ke depan aktif harus dengan tidak menambah panjang-langkah secara tak wajar namun mengizinkan pinggang (pusatgrafitasi tubuh) berjalan cepat di atas titik sangga kaki.
- Hindari suatu daya penghambat yang berlebihan.Waktu kontak dalam sangga depan harus sependek mungkin.
(21)
Gambar. 3. Tahap gerakan kaki kecepatan maximum lari Adopsi dari IAAF. 2001
Gambar 3 di atas menunjukkan tahap-tahap lari: a. Tahap Ayunan Belakang ( posisi 1 - 4 )
Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kepantat dengan pembengkokkan (flexio) ke depan serentak dari otot-otot paha. Tungkai bawah tetap ditekuk ketat terhadap paha mengurangi moment inertea. Lutut yang meamimpin dipersiapkan untuk suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah mencakar berikutnya. Lutut dorong yang aktif menyanggah
pengungkit pendek dari kaki ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun ke depan menolong menjamin frekwensi langkah lari yang tinggi.
b. Tahap Ayunan Depan. ( posisi 6 - 9 )
Tahap angkat lutut. Ini menyumbang panjang langkah dan dorongan pinggang. Persiapan efektif untuk kontak dengan tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 15° dibawah horisontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai suatu gerakan mencakar aktif dari kaki di atas area dari dasar persendian jari-jari kaki dalam posisi supinasi dari kaki. Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak ke bawah/ kebelakang sebagai suatu indikator penanaman aktif dan hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya vertikal.
c. Tahap Sangga/ Topang Depan (posisi 1 - 4 )
Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat pengaktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap
(22)
terlalu besar dengan membuat lama waktu tahap sangga/ topang sependek mungkin.
I. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementaraterhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yangterkumpul.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, (PTK) rumusan hipotesisnya bukan hipotesis tentang perbedaan atau hubungan antar variabel, melainkan hipotesis tindakan. Idealnya hipotesis tindakan itu mampu mendekati ketepatan penelitian formal. ( Mohammad Asrori 2009 : 96) Adapun hipotesis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
“Jika pembelajaran lari cepat menggunakan alat bantu berupa: tali karet dan tangga modifikasi serta kardus rintangan maka, ada peningkatan pada gerak ayunan tangan dan langkah lebar kaki dengan frekwensi kecepatan lari yang tinggi saat lari cepat pada siswa kelas V.A di SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung”.
(23)
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Peneiitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan factor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu peneiitian terhadap subyek yang akan diteliti. Metode peneiitian ini adalah peneiitian tindakan, karena peneiitian ini dilakukan menggunakan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman peneiitian tindakan kelas (clasroom action research), yaitu peneiitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktik pembelajaran.
Peneiitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain, dilengkapi dengan fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis. (Tukiran Taniredja, 2010 : 14) Dalam peneiitian tindakan kelas ini diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), Penerapan tindakan (action), Observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya sampai perbaikan ataupeningkatan yang diharapkan tercapai.
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode,karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan darisuatu penelitian terhadap subyek yang akan diteliti.
Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas(Classroom Action Research) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V.A.di- SD Negeri 2 Sukarame
(24)
Bandar Lampung. Selanjutnya seperti digambarkandibawah ini:
Gambar 4. Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian model gabungan Sanford dan Kemmis (Tukiran Taniredja, 2010:28)
1. Setting Penelitian a. Tempat penelitian
Nama Sekolah : SD. Negeri 1 Bakung
Alamat Sekolah : Jl. Banten No.l. Bakung Telukbetung Barat Bandar Lampung
b. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah selaraa dua bulan (selama bulan April dan Mei 2011). Dalam penelitian ini penulis merencanakan 2
(25)
(dua) sampai 3 (tiga) siklus dan setiap siklus dilakukan 3 (tiga) kali pertemuan
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V-A di SD Negeri 2 Sukarame Kecamatan Telukbetung Barat Kota Bandar Lampung dengan jumlah siswa seluruhnya 36 anak dengan perincian 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
B. Penjelasan Rencana Tindakan persiklus 1. Siklus I (2 X Pertemuan)
a. Rencana:
1) Menyiapkan sarana dan prasana untuk proses pembelajaran alatnya yaitu : lapangan sekolah, 6 utas tali yang terbuat dari karet ban dalam sepeda motor
2) Kemudian instrumen yang diperlukan untuk mengoperasikan tindakan seperti alat tulis dan kertas untuk mencatat kegiatan pembelajaran.
3) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sikluspertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan keliling 3 kali putaran lapangan, peregangan, gerakan koordinasi, inti pembelajaran, dan evaluasi.
b. Tindakan:
1) Menjelaskan dan pengenalan tempat dan alat yang akan digunakan pada siklus pertama. Antara lain : 6 (enam) utas tali karet yang terbuat dari karet ban dalam sepeda motor
2) Siswa dibariskan menjadi dua kelompok (putra dan putri) kemudian siswa diinstruksikan untuk memilih pasangan berlatih untuk melakukan lari
(26)
menggunakan tali karet
3) Memberikan contoh gerakan lari pada alat permainan yang telah disiapkan. 4) Menginstruksikan siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan
sebelumnya sebanyak 4 kali secara terus menerus dan bergantian, diawali dari pasangan pertama 6 (enam) pasang, lalu bergantian
pemegang tali
Gambar. 5. Siswa melakukan lari dibantu temannya menahan lari dengan menggunakan tali karet (siklus I)
c. Obsevasi:
Setelah t'mdakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulakan dan didiskusikan 2. Merumuskan tindakan untuk siklus
2. Siklus II (2 X Pertemuan Melihat dari hasil siklus pertama a. Rencana:
Menyiapkan alat dan tempat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan menggunakan tali karet
toh gerakan lari pada alat permainan yang telah disiapkan. Menginstruksikan siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan sebelumnya sebanyak 4 kali secara terus menerus dan bergantian, diawali dari pasangan pertama 6 (enam) pasang, lalu bergantian menjadi kuda dan menjadi
Gambar. 5. Siswa melakukan lari dibantu temannya menahan lari menggunakan tali karet (siklus I)
Setelah t'mdakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu dinilai/dievaluasi.
Hasil observasi disimpulakan dan didiskusikan Merumuskan tindakan untuk siklus II.
2 X Pertemuan) Melihat dari hasil siklus pertama
Menyiapkan alat dan tempat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan toh gerakan lari pada alat permainan yang telah disiapkan. Menginstruksikan siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan sebelumnya sebanyak 4 kali secara terus menerus dan bergantian, diawali dari
menjadi kuda dan menjadi
Setelah t'mdakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu
(27)
instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan. Siswa harus siap untuk melakukan siklus kedua.
b. Tindakan:
1. Menjelaskan dan pengenalan tempat dan alat yang akan digunakan pada siklus pertama. Antara lain : Lapangan, lintasan lari hamparan tangga modifikasi.
2. Siswa berkumpul untuk bersiap-siap menunggu giliran sesuai dengan urutan absen untuk melakukan lari pada lintasan tangga modifikasi
3. Memberikan contoh gerakan lari pada lintasan di hamparan tangga modifikasi
4. Menginsruksikan siswa agar raelakukan gerakan yang telah didemonstrasikan sebelumnya secara bergiliran terus menerus sampai 3 kali pengulangan.
Gambar. 6. Siswa sedang berlatih lari di lintasan tangga modifikasi Pada siklus II
c. Observasi:
Setelah tindakan diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/ evaluasi dari hasil tindakan siklus kedua.
d. Refleksi:
1. Hasil observasi disampaikan dan didiskusikan 2. Merumuskna tindakan untuk siklus ketiga.
(28)
3. Siklus III ( 2 X Pertemuan ) a. Rencana:
1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi tindakan.
2. Menyiapkan siswa untuk melakukan siklus ketiga. b. Tindakan:
1. Memperkenalkan dan menjelaskan tentang kegiatan, lokasi, alat yang akan digunakan untuk siklus ke-3 antara lain: Lapangan sekolah dan 8 buah kardus rintangan.
2. Siswa menyiapkan diri menunggu giliran untuk melakukan gerakan lari pada lintasan yang sudah dipasang kardus rintangan
3. Memberikan contoh gerakan lari pada lintasan lari rintangan 4. Siswa melakukan gerakan lari sesuai yang telah diintruksikan
Gambar 7. Siswa sedang melakukan lari di atas rintangan kardus Pada siklus III
c. Observasi:
Setelah tindakan diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/evaluasi dari hasil tindakan pada siklus ke tiga.
(29)
Hasil siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan.
C. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk menilai pelaksanaan PTKdisetiap siklus, alat itu berupa indikator dari peningkatan keterampilan larisiswa.
Instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) iniadalah berupa lembar observasi.Dengan lembar observasi kemampuan keterampilan anak diamati secarakeseluruhan dari posisi persiapan, pelaksanaan dan sikap akhir
1. Format Penilaian
No Gerakan Kriteria penilaian Gerak dasar lari jarak pendek Nilai 1 2 3 4 1 Sikap awal 1. Berdiri dengan meletakkan kaki kiri di belakang
garis start, dan kaki kanan di belakang kaki kiri atau sebaliknya (pada aba-aba bersedia) Satu tangan depan dada, tangan yang lain di bawah pusar, badan condong ke depan (pada aba-aba Siap)
2 Pelaksanaan 2. Kaki d'rtolakkan kuat-kuat sampai terkejang lurus, lutut diangkat setinggi panggul ke arah depan 3. Posisi awal lari badan sejajar antara ujung tangan
depan kepala dan punggung.
4. Menggerakkan kaki dengan frekuensi yang tinggi dan langkah kaki yang selebar mungkin
5. Ayunan tangan tepat di depan hidung, Siku ditekuk kira-kira 90°
6. Ayunan tangan dan langkah kaki seirama dan lutut terangkat sejajar dengan pinggul
7. Gerakan kaki menapak dengan tolakan ujung kaki dan lutut terangkat sejajar dengan pinggul 8. Pandangan lurus ke depan
9. Beriari terus tanpa mengubah kecepatan 3 Sikap akhir 10. Saat di garis finish tangan diayunkan kebawah,
dada condong ke depan
(Kriteria penilaian adopsi dari buku Bugar Jasmaniku karangan Muhadjir halaman 28)
(30)
A. Setiap tindakan yang telah dilakukan dapat dinyatakan dengan nilaiberdasarkan kriteria penilaian Baik sekali, Baik, Kurang, dan Kurangsekali. Maka tindakan itu diberikan tanda ceklis (√) pada kolom nilai:
4. Baik Sekali 3. Baik 2. Kurang 1. Kurang sekali.
B. Untuk mengetahui nilai penguasaan atau prestasi siswa, adalah dengan mengubah skor mentah menjadi skor nilai dengan standar 100. Skor maksimura dalam penelitian adalah 40, jadi untuk memperoleh nilai penguasaan atau prestasi siswa mengubah skor mentah menjadi nilai prestasi dengan rumus : Skor Perolehan siswa : Skor Maksimum x 100 Contoh : Skor maksimum yang diharapkan 40 .
Siswa A memperoleh 24.
Maka nilai siswa A tersebut adalah 24/40x100 = 60 (Suharsimi Arikunto 1997: 242)
2. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi menganalisis dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran lari jarak pendek.
3. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui tindakan disetiap siklus selanjutnya data dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
a. Prosentase Keberhasilan
P =f x100% ( Subagio dalam Surisman. 2005:36 ) N
(31)
Keterangan:
P = Prosentase keberhasilan
f = Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar yangtelah ditetapkan
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes b. Efektifitas
E = Xn -Xi x 100% (Goodwin dan Coates dalam Surisman,2005:37) Xi
Keterangan:
E = Efektifitas gerak dasar lari pada siswa Xn = Rerata nilai akhir siklus ke tiga. Xi = Rerata tes awal/tes sebelum tindakan
Berdasarkan ketentuan dalam proses belajar mengajar bahwasanya seorang guru harus memberikan/menyampaikan materi kepada siswa secara tuntas. Siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila ia mecapai nilai tidak kurang dari 65. Bila hasil perhitungan meningkat atau mencapai 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.
(32)
4. Jadwal Penelitian
No Kegiatan 1 2 3 4 Bulan 5 6 Ket
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Persiapan : a. Penyusunan
Proposal / bimbingan √ b. Seminar dan bimbingan √ √ √ √ 2 Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I √ √
b. Siklus II √
c. Siklus III √
3 Penulisan Laporan /
bimbingan √ √
4 Seminar Hasil / Ujian √ 5 Penuntasan Laporan √
(33)
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Setelah diiaksanakan penelitian dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa : Tali karet dan tangga modifikasi serta kardus rintangan, ada peningkatan hasil belajar gerak dasar lari cepat (sprint) pada siswa kelas V.A di SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung
2. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa: Tali karet, dan tangga modifikasi serta kardus rintangan dapat meningkatkan Efektifitas pembelajaran dalam gerak badan condong ke depan dan ayunan tangan seirama dengan panjang langkah kaki serta lutut terangkat sejajar pinggul saat melakukan lari cepat (sprint) pada siswa kelas V.A di SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpuian penelitian ini, selanjutnya diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk siswa SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung agar dapat menambah
pengetahuan tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari cepat (sprint)
2. Kepada guru/pelatih penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam keterampilan teknik dasar lari cepat (sprint) 3. Kepada Kepala Sekolah agar lebih memperhatikan dan mendukung kepentingan
(34)
pembelajaran maupun prestasi siswa dalam kegiatan olahraga maupun kelengkapan perbaikan sarana dan prasarana olahraga.
4. Kepada pembaca agar penelitian ini dapat ditindak lanjuti ke arah yang lebih luas tidak hanya pada pembelajaran teknik dasar lari saja sehingga dapat memajukan prestasi olahraga yang lain.
(35)
UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS
5 SDNEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
BUDI PURWANTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(36)
UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS
5 SDNEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
Oleh
BUDI PURWANTO
Skripsi
Sebagai Salah SatuSyaratuntukMencapaiGelar SarjanaPendidikan
Pada
JurusanIlmuPendidikan FakultasKeguruandanIlmuPendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(37)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Beberapa alat bantu yang akan digunakan untuk Penelitian
disetiap siklus ... 11 2. Tahap gerakan awal Start pada aba-aba “Bersedia”, “Siap”,
dan “Ya”. ... 18 3. Tahap gerakan kaki kecepatan maximum lari Adopsi dari
IAAF. 2001 ... 21 4. Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian model gabungan
Sanford dan Kemmis ... ... 25 5. Siswa melakukan lari dibantu temannya menahan lari ... ... 27 6. Siswa sedang berlatih lari di lintasan tangga modifikasi Pada siklus II ... 29 7. Siswa sedang melakukan lari di atas rintangan kardus Pada siklus III ... 30
8. Eskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lari Cepat dengan menggunakan tali karet (siklus I) ... ... 41
9. Peningkatan presentasi gerakan pada tiap indikator yang dilakukan
(38)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I. PENDAHULUAN. ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah. ... 3
C. Rumusan Masalah. ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. KegunaanPenelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. PendidikanJasmani ... 6
B. PengertianBelajar Gerak ... 7
C. Media Pendidikan dan Alat Bantu Pembelajaran... 8
D. Alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran (Penelitian) ... 10
E. Karakteristik Siswa SD ... 11
F. Makna Pendidikan Jasmani ... 15
G. Lari ... 16
H. LariCepat (Sprint) ... 19
I. Hipotesis ... 23
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24
A. Metode Penelitian ... 24
B. Penjelasan Rencana Tindakan persiklus ... 26
C. Instrumen ... 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
B. Pembahasan ... 47
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 51
A. Kesimpulan ... 51
(39)
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(40)
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta Bumi Aksara
Asrori Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Heryana Dadan.2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuksiswa
SD-MI kelas V. Jakarta. Kementerian Pendidikan Nasional
I. Wayan A. 2010. Perangkat pembelajaran pendidikan jasamani, olahraga dan kesehatan. Jakarta. Az-zahra Books'8
Lutan Rusli. 2002. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan pendidikan gerak di sekolah dasar. Jakarta. Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas Muhadjir. 2007. Bugar Jasmaniku Pelqjaran Pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan untuk SD Kelas 5. Jakarta. Ganeca exact
Nurhasan, cholil hasanudin. 2007. Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK
Sugiyanto. 1994, Materipokok Perkemhangan dan belajar gerak PPD02143 Depdikbud, Universitas Terbuka
Sumanto. 1994, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian proyek penataran guru Penjas Suyono DS. 2001. Sistem pendidikan pelatih atletik. Jakarta. Departemen
Pengembangan IAAF
S. Nasution.\9%1 .Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar.Jakarta: PT. Bina
Aksara. t,
Tamat Tisnowati, dkk. 1998. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta. Universitas terbuka. Depdikbud
(42)
2
_________,2006, Standar Kompetensi dan Kompetens Dasar Pendidikanjasmani olahraga dan kesehatan SD/AO. Badan Standar Nasional Pendidikan
(43)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel. 1 Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
Pada tes awal ... 36 Tabel. 2. Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
pada Siklus I ... 38 Tabel. 3. Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
pada Siklus II ... 39 Tabel. 4. Hasil persentase keterampilan gerak dasar lari cepat (sprint)
pada Siklus III ... 40
(44)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis laksanakan di kelas V SDN 2 Sukarame Kecamatan Sukarame Bandar Lampung dapat terlaksana dengan waktu yang telah dijadwalkan. Dan penulis beri judul laporan ini “Upaya Meningkatkan Lari Cepat dengan Model Pembelajaran Pola Bermain pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sukarame Bandar Lampung ”.
Banyak manfaat yang penulis dapatkan sebagai seorang pendidik selama melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), untuk meningkatkan profesiona-lisme dalam memperbaiki kinerja dalam pembelajaran. Kemudian penulis lebih serius dan percaya diri dalam mengelola pembelajaran melalui latihan terbimbing untuk memperbaiki pembelajaran dikelas yang dilakukan berulang kali dengan proses refleksi yang penulis lakukan dengan merenung dan diskusi dengan teman sejawat.
Penulis menyadari hasil kerja ini masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para guru pada umumnya. Sebagai hasil untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dan akhirnya kepada semua pihak
(45)
yang telah membantu dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penulis haturkan terima kasih.
Penulis
(46)
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Budi Purwanto
NPM : 10131068008
Tempat tanggal lahir : Tanjung Karang 06 Oktober 1964
Alamat : Tanjung Karang, Badar Lampung
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ‘’ Upaya Meningkatkan Lari Cepat dengan Model Pembelajaran Pola Bermain Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sukarame Bandar
Lampung ‘’ adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2012 samapai 18 Juni 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak , dan atau hasil karya orang lain.
Demikian perntaan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Bandar lampung, 10 Oktober 2012
Budi Purwanto
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN LARI CEPAT
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN POLA BERMAIN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG
(47)
Nama Mahasiswa : BUDI PURWANTO
Nomor pokok mahasiswa : 10131068008
Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes NIP. 19580127 198503 1 003
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd NIP. 19510507 198103 1 002
(48)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. RahmatHermawan, M.Kes …...…………
Penguji
BukanPembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ……..……...
2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Dr. Hi.BujangRahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
(49)
MOTTO
Lihatlahpadahariini, itulahhidupsebenar-benarnyahidupdalampeluk-Nya yang
singkatitubertebarsegalamacamkenyataan, kehidupan, kebahagiaan, pertumbuhandankemulyaankaryamu. Sebabkemarinhanyaimpian, esokhanyabayangan, tapihariini yang
(50)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini kepada :
1.
Kedua Orang Tua saya yaitu Bapak Hi. Djoemingan dan Hj. Suwarni, yang telahmendidik membimbing dan membesarkan saya.
2.
Istri dan anaku tersayang yang senantiasa memotivasi dan mendukung setia menanti danselalu mendampingi serta mendo’akan atas keberhasilanku.
3.
Kepala sekolah dan rekan guru di SDN 2 Sukarame yang selalu memberi dukungan.4.
Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama dari awal sampaiakhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
(51)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kelurahan Gotong Royong pada tanggal 06 Oktober 1964 , Kecamatan Tanjung Karang Pusat , Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung dari pasangan Bapak Hi.Djoemingan dan Hj. Swarni.
Pendidikan formal yang telah penulis lalui adalah,
1.
SD Negeri 18 Durian Payung T. Karang, lulus tahun 19792.
SMP N V T. Karang , lulus tahun 19823.
SGO Negeri Tanjung Karang, lulus tahun 19854.
D2 Penjaskes , tahun lulus 19975.
Pada tahun 2010 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditempuh melalui Program S1 dalam Jabatan.(52)
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi denngan
Menggunakan Alat yang Dimodifikasi pada Siswa Kelas V SDN 2 Sukarame Kecamatan Sukarame Bandar Lampung adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Mantan Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
(53)
5. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi
7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran
dalam urusan administrasi.
8. Kepala SD Negeri 2 Sukarame yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian
pada siswa kelas V.
9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Sukarame, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.
10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok Salbiyah, ayo
sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian
tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 10 Oktober2012 Penulis
(1)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. RahmatHermawan, M.Kes …...…………
Penguji
BukanPembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ……..……...
2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan
Dr. Hi.BujangRahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
(2)
MOTTO
Lihatlahpadahariini, itulahhidupsebenar-benarnyahidupdalampeluk-Nya yang
singkatitubertebarsegalamacamkenyataan, kehidupan, kebahagiaan, pertumbuhandankemulyaankaryamu. Sebabkemarinhanyaimpian, esokhanyabayangan, tapihariini yang
(3)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini kepada :
1.
Kedua Orang Tua saya yaitu Bapak Hi. Djoemingan dan Hj. Suwarni, yang telah mendidik membimbing dan membesarkan saya.2.
Istri dan anaku tersayang yang senantiasa memotivasi dan mendukung setia menanti dan selalu mendampingi serta mendo’akan atas keberhasilanku.3.
Kepala sekolah dan rekan guru di SDN 2 Sukarame yang selalu memberi dukungan.4.
Sahabat-sahabatku yang selalu menemani perjuanganku bersama-sama dari awal sampaiakhir masa kuliahku di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5.
Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung tercinta(4)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kelurahan Gotong Royong pada tanggal 06 Oktober 1964 , Kecamatan Tanjung Karang Pusat , Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung dari pasangan Bapak Hi.Djoemingan dan Hj. Swarni.
Pendidikan formal yang telah penulis lalui adalah,
1.
SD Negeri 18 Durian Payung T. Karang, lulus tahun 19792.
SMP N V T. Karang , lulus tahun 19823.
SGO Negeri Tanjung Karang, lulus tahun 19854.
D2 Penjaskes , tahun lulus 19975.
Pada tahun 2010 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditempuh melalui Program S1 dalam Jabatan.(5)
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi denngan
Menggunakan Alat yang Dimodifikasi pada Siswa Kelas V SDN 2 Sukarame Kecamatan Sukarame Bandar Lampung adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Mantan Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
(6)
5. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku Penguji utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi
7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran
dalam urusan administrasi.
8. Kepala SD Negeri 2 Sukarame yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian
pada siswa kelas V.
9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Sukarame, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.
10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan terutama kelompok Salbiyah, ayo
sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian
tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 10 Oktober2012 Penulis