A. Latar Belakang
Setiap siswa mempunyai masalah yang sangat variatif. Permasalahan yang dihadapi siswa dapat dapatbersifat pribadi, sosial, belajar, atau karier. Oleh karena keterbatasan kematangan
siswa dalam mengenali dan memahami hambatan dan permasalahan yang dihadapi siswa, maka konselor sebagai pihak yang berkompeten perlu memberikan intervensicampur
tangan. Apabila siswa tidak mendapatkan intervensi, siswa mendapatkan permasalahan yang cukup berat untuk dipecahkan. Konselor sekolah senantiasa diharapkan untuk mengetahui
keadaan dan kondisi siswanya secara mendalam serta membantu siswa untuk mengatasi permasalahan dan hambatan dalam perkembangannya. Sebelum melakukan proses konseling,
sebaiknya konselor mengetahui kondisi dan keadaan siswa. Konseling baru dapat diberikan dengan baik apabila data mengenai individu yang akan di konseling sudah diperoleh. Ada
banyak metode dan pendekatan yang dapat digunakan, salah satu metode yang dapat digunakan yaitu studi kasus Case Study. Metode ini merupakan integrasipembauran
hingga menjadi kesatuan yang utuh dari data yang diperoleh dengan metode-metode lain. Dengan metode studi kasus ini pembimbing bisa mendapatkan tinjauan yang mendalam.
Studi kasus akan mempermudah konselor sekolah untuk membantu memahami kondisi siswa seobyektif mungkin dan sangat mendalam. Membedah permasalahan dan hambatan yang
dialami siswa sampai ke akar permasalahan, dan akhirnya konselor dapat menentukan skala prioritas penanganan dan pemecahan masalah bagi siswa tersebut.
B. Pengertian Studi
Kasus Kamus Psikologi Kartono dan Gulo, 2000 menyebutkan dua pengertian tentang Studi kasus Case Study yaitu:
1. Studi kasus merupakan suatu penelitian penyelidikan intensif, mencakup semua informasi relevankait mengait,bersangkut paut terhadap seorang atau beberapa orang
biasanya berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal.
2. Studi kasus merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi. Terdapat istilah yang berkaitan
dengan case study yaitu case history atau disebut riwayat kasus, sejarah kasus. Case history merupakan data yang terimpun yang merekonstruksikanpengembalian seperti semula masa
lampau seorang individu, dengan tujuan agar orang dapat memahami kesulitan-kesulitannya yang sekarang serta menolongnya dalam usaha penyesuaian diri adjustment Kartono dan
Gulo, 2000.
Berikut ini definisi studi kasus dari beberapa pakar dalam Psikologi dan Bimbingan Konseling, yaitu: Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seorang individu secara
mendalam untuk membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. I.Djumhur, 1985. Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan
seorang murid secara mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik. WS. Winkel, 1995. Studi kasus adalah metode pengumpulan
data yang bersifat integratif dan komprehensif. Integratif artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan dan bersifat komprehensif yaitu data yang dikumpulkan meliputi seluruh
aspek pribadi individu secara lengkap. Dewa Ketut Sukardi, 1983. Studi kasus case study
adalah suatau metode untuk menyelidiki atau mempelajri sesuatu kejadian mengenai perseorangan riwayat hidup. Bimo Walgito, 2004 Jadi berdasarkan pembahasan di atas
dapat dikatakan bahwa studi kasus adalah suatu studi atau analisa komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat mengenai gejala, ciri-ciri, karakteristik
berbagai jenis masalah atau tingkah laku menyimpang, baik individu maupun kelompok. Analisa itu mencakup aspek-aspek kasus seperti jenis, keluasan dan kedalaman
permasalahannya, latar belakang masalah diagnosis dan latar depan prognosis, lingkungan dan kondisi individu atau kelompok dan upaya memotivasi terungkapnya masalah kepada
guru pembimbing konselor sebagai orang yang mengkaji kasus. Data yang telah didapatkan oleh konselor kemudian dinvertaris dan diolah sedemikian rupa hingga mudah untuk
diinterpretasi masalah dan hambatan individu dalam penyesuaiannya.
C. Tujuan Tujuan pelaksanaan studi kasus yaitu agar:
1. Konselor dapat mengenal diri pribadi klien yang dianggap mempunyai masalah secara luas dan mendalam.
2. Konselor dapat memahami dan menetapkan faktor-faktor penyebab permasalahan yang dihadapi klien.
3. Konselor dapat menentukan jenis layanan yang tepat sesuai dengan permasalahan klien 4. Konselor dapat membantu siswa untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik.
5. Siswa dapat menghadapi permasalahan dan hambatan hidupnya, dan tercipta keselarasan dan kebahagiaan bagi siswa tersebut.
D. Fungsi Studi Kasus