adalah suatau metode untuk menyelidiki atau mempelajri sesuatu kejadian mengenai perseorangan riwayat hidup. Bimo Walgito, 2004 Jadi berdasarkan pembahasan di atas
dapat dikatakan bahwa studi kasus adalah suatu studi atau analisa komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik. Bahan dan alat mengenai gejala, ciri-ciri, karakteristik
berbagai jenis masalah atau tingkah laku menyimpang, baik individu maupun kelompok. Analisa itu mencakup aspek-aspek kasus seperti jenis, keluasan dan kedalaman
permasalahannya, latar belakang masalah diagnosis dan latar depan prognosis, lingkungan dan kondisi individu atau kelompok dan upaya memotivasi terungkapnya masalah kepada
guru pembimbing konselor sebagai orang yang mengkaji kasus. Data yang telah didapatkan oleh konselor kemudian dinvertaris dan diolah sedemikian rupa hingga mudah untuk
diinterpretasi masalah dan hambatan individu dalam penyesuaiannya.
C. Tujuan Tujuan pelaksanaan studi kasus yaitu agar:
1. Konselor dapat mengenal diri pribadi klien yang dianggap mempunyai masalah secara luas dan mendalam.
2. Konselor dapat memahami dan menetapkan faktor-faktor penyebab permasalahan yang dihadapi klien.
3. Konselor dapat menentukan jenis layanan yang tepat sesuai dengan permasalahan klien 4. Konselor dapat membantu siswa untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik.
5. Siswa dapat menghadapi permasalahan dan hambatan hidupnya, dan tercipta keselarasan dan kebahagiaan bagi siswa tersebut.
D. Fungsi Studi Kasus
Fungsi studi kasus dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalahsebagai alat yang digunakan dalam usaha Konselor melakukan pemahaman terhadap individu yang
mengalami suatu permasalahan atau mengalami kasus tertentu.
E. Sasaran Studi Kasus
Klien yang memerlukan studi kasus adalah klien-klien yang menunjukan gejala yang mengalami kesulitan atau masalah yang serius sehingga memerlukan bantuan yang serius
pula. Biasanya yang dipilih menjadi sasaran suatu studi kasus adalah klien yang menjadi suatu problem problem case. Jadi seorang klien membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan
diri dengan lebih baik, dengan syarat klien dalam keadaan sehat rohani atau tidak mengalami gangguan mental.
F. Data yang Dikumpulkan dalam Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh pemahaman diri klien yang dijadikan sebagai kasus. Dalam pelaksanaan studi kasus konselor harus mencari data yang
berkaitan dengan diri klien.
Data yang dikumpulkan dalam studi kasus antara lain: a. Data identitas data pengenal;
b. Tanda-tanda atau gejala yang nampak; c. Data sekitar klien:
1 Latar belakang keluarga familiy bacground, antara lain: – Lingkungan rumah – Bagaimana hubungan anggota keluarga – Status ekonominya – Disiplin dalam rumah –
Bagaimana sikap oang tua terhadap anak dan sebaliknya
2 Latar belakang jasmani dan kesehatan anak, antara lain: – Kesehatan anak pada umumnya – Keadaan physical defect – Keadaan alat indera pada umumnya
3 Data mengenai segi pendidikannya: – Records di sekolah – Kemajuan dan kemunduran di sekolah
4 Social behavior dan minatnya, antara lain: – Hobi – Hubungan sosial – Kepercayaan kepada diri sediri – Inisiatif
5 Tes data, antara lain: – Perhatian – Bakat – Achievement d. Interpretasi dari data dan diagnosis kesimpulan;
e. Langkah-langkah yang akan diambil dalam pemberian konseling.
G. Ciri-ciri Studi Kasus
Studi kasus memiliki ciri-ciri: 1. Mengumpulkan data yang lengkap. Studi kasus memerlukan data yang komprehensif dari
setiap aspek kehidupan siswa. Data yang lengkap sangat menentukan identifikasi dan analisis masalah. Apabila data tidak lengkap dan terjadi kesalahan dalam identifikasi dan analisis
masalah maka besar kemungkinan terjadi salah penanganan treatment dan bahkan terjadi mal praktik.
2. Bersifat rahasia. Sesuai dengan kode etik BK, asas kerahasiaan juga berlaku dalam studi kasus. Asas kerahasiaan sangat penting untuk menjaga kepercayaan siswa. Disisi lain sangat
mungkin informasi yang dipeoleh belum pasti kebenarannya, maka sangat berbahaya apabila informasi itu tersebar dan timbul salah persepsi kepada individu tersebut dari berbagai pihak.
Dalam hal ini konselor hendaknya hanya memberitahu pihak-pihak yang perlu mengetahui keadaan siswa yang sebenarnya.
3. Dilakukan secara terus-menerus continue. Studi kasus merupakan proses memahami perkembangan siswa, maka perlu dilakukan pemahaman secara terus-menerus sehingga
terbentuk gambaran individu yang objektif dalam berbagai segi kehidupan individu yang berpengaruh pada masalah yang dihadapinya.
4. Pengumpulan data dilakukan secara ilmiah. Studi kasus harus bisa dipertanggung jawabkan secara rasional dan objektif. Maka pengumpulan data juga harus dilakukan secara
ilmiah dengan mengacu kaidah-kaidah yang rasional dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan validitasnya.
5. Data yang diperoleh dari berbagai pihak. Data yang dikumpulkan dalam studi kasus haruslah relevan dengan permasalahan yang dialami siswa. Pengumpulan data tentang siswa
yang bermasalah di dapatkan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan siswa tersebut. Untuk memilih pihak sumber informasai perlu mengingat hubungan orang tersebut apakah
dekat atau mempengaruhi dalam permasalah siswa, mempunyai informasi yang dapat dipertanggung jawabkan, rumor atau kabar burung, mempunyai informasi yang relevan
dengan permasalahan individu.
H. Pelaksanaan Studi Kasus