Mengagumi Wanita Naluri Kehidupan Tokoh Utama

66 kepribadian yang ekstrovet, Afdhal yang selalu membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi orang lain, dan Afdhal yang tidak malu menceritakan kehidupannya yang biasa-biasa saja kepada orang lain. Naluri kehidupan tesebut justru membuat diri afdhal memiliki kehidupan yang lebih berwarna. Di balik kepedihan yang ia rasakan akhirnya tergantikan dengan kebahagiaan pada akhirnya. Naluri kehidupan yang terkhir dijelaskan adanya rasa Afdhal yang kagum akan kecantikan dan sifat seorang wanita yang dapat dilihat dari penjelasan dibawah ini.

7. Mengagumi Wanita

Seorang lelaki mengangumi seorang wanita merupakan hal yang wajar. Terlebih lagi apabila wanita yang dikagumi tersebut memiliki paras yang cantik dan memiliki sifat dan kepribadian yang baik. Dalam novel Mukjizat Cinta diceritakan pula bahwa tokoh Afdhal ini mempunyai rasa yang kagum kepada tiga orang wanita yang memiliki kepribadian yang tentunya berbeda-beda, tetapi bagi ia mereka memiliki kelebihan sendiri-sendiri sehingga ia merasa kagum dengan ketiga wanita tersebut. Ketiga wanita tersebut diantaranya Amal hayati, Siti Zubaedah dan Fatmah. Hal tersebut sesuai dengan kutipan di bawah. Rasa kagum Adhal kepada Amal Hayati ditunjukkan dengan kutipan cerita berikut. Luar biasa dengan nasihat Amal Hayati, aku semakin mengaguminya. Di tengah gemuruh duka yang hampir runtuh, di tengah badai dasyat yang memporak-porandakan setiap jiwa yang mencinta, di tengah gurun panas yang menyala dengan jilatan api yang membakar, dia masih bisa memberikan wejangan dan nasihat yang demikian bijaknya. MC, hal. 415 67 Kutipan di atas menunjukkan kekaguman Afdhal dengan Amal Hayati yang sebentar lagi menjadi istrinya. Ia kagum dengan Amal yang masih bisa menasehati seseorang meskipun sebenarnya ia sendiri mempunyai masalah. Perasaan kagum yang ada dalam diri Afdhal merupakan naluri kehidupan yang dimana adanya dorongan dari Id dan kemudian di lengkapi oleh Ego, yang menunjukkan bahwa ia benar-benar mengagumi Amal. Kekaguman Afdhal yang kedua yaitu ditujukan kepada wanita yang bernama Siti Zubaedah. Mendengar cerita Cik Halimah, timbul keinginan kuat dalam hatiku untuk berjumpa dengan Siti Zubaedah. Aku ingin melihat langsung sesosok wanita yang kuat itu. Wanita yang telah menggantikan Amal Hayati dalam hati Syamsul. Tentunya dia memiliki suatu kelebihan yang bahkan oleh Amal Hayati sendiri pun tidak dimilikinya. Dan, yang paling ingin kulihat adalah ketegarannya, ketabahannya, dan kekuatan jiwanya. Aku yakin, di tentu wanita yang sangat istimewa. MC, hal. 253 Afdhal menggagumi Siti Zubaedah terutama ingin melihat bagaimanakah sosok Siti Zubaedah yang dulunya begitu sangat dicintai Syamsul, dan yang paling membuat ia kagum adalah ketegaran Siti. Ia kagum dengan Siti yang masih bisa tegar setelah ia dibohongi oleh Syamsul, bagaimanakah ia bisa tabah dan kuat jiwanya padahal Syamsul sekarang telah berbaring lemah di rumah sakit karena permasalahan tersebut. Oleh karena hal tersebut Afdhal semakin yakin untuk segera bertemu dengan Siti Zubaedah. 68 Kekaguman Afdhal yang terakhir adalah ditunjukkan kepada Fatmah. Fatmah adalah istri dari Syamsul yang menurutnya memiliki kepribadian yang sangat baik dan paras yang cantik. Sewaktu Syamsul sakit semua urusan kerja dan rumah tangga di atur oleh Fatmah. Sikap Fatmah tersebut menggambarkan istri yang shalihah dikala suami dan keluarganya membutuhkannya ia selalu ada, bertanggung jawab pula dengan semestinya tugas seabagai seorang istri dan seorang ibu yang baik. Kutipan yang menunjukkan Afdhal kagum dengan kecantikan paras Fatmah sebagai berikut. Fatmah, sewaktu masih muda adalah wanita yang menawan. Badannya tinggi besar. Parasnya manis, semakin dipandang semakin cantik. Dan, yang paling menonjol pada dirinya adalah mata dan bibirnya. Matanya bulat dengan bulu yang lentik, bibirnya tipis dan merekah. Pancaran kecantikan itu pun masih terlihat guratannya hingga sekarang, meski usianya telah empat puluhan. MC, hal. 39 Kutipan yang menunjukkan kagumnya Afdhal kepada Fatmah adalah karena sebagai seorang istri ia mempunyai tanggung jawab yang begitu besar namun ia bisa melakukannya dengan baik. Sesuai dengan kutipan berikut. Ketika syamsul sakit sampai sekarang ini, Fatmahlah yang berperan utama dalam mengurus keluarganya. Mengurus rumah, menjalankan usahanya, dan yang terlebih melayani suaminya dengan penuh cinta kasih dan pengabdian yang tulus ikhlas. Dia tidak pernah mengeluh sedikit pun, dan dia melakukan tugasnya dan tugas suaminya dengan ikhlas. Dia adalah potret wanita yang shalihah. MC, hal. 40 69 4.2.2 Naluri Kematian Tokoh Utama Dalam diri Afdhal ada dorongan naluri untuk melakukan kebaikan, namun di sisi lain ada dorongan dari naluri yang menyuruh berbuat hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri atau menyakiti orang lain. Hal ini menunjukkan sifat Afdhal yang selain baik hati ia pun mempunyai sifat yang menganggap bahwa dirinya di dunia ini tidak ada artinya. Ia menganggap bahwa ia juga berhak mendapatkan cinta yang semestinya di dapatkan setiap insan. Naluri kematian adalah naluri yang menunjukkan pengrusakan pada dirinya sendiri dan orang lain. Naluri kematian ini lebih memberikan contoh yang menggambarkan seseorang menjadi jahat dan memiliki hati yang kurang baik. Keburukan-keburukan yang di sebabkan olehnya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Naluri kematian yang dimiliki oleh tokoh Afdhal dapat di tunjukkan dari beberapa sifat yang ia miliki, sifat tersebut menggambarkan kepribadiannya yang bernilai negatif pula. Naluri kematian yang ditunjukkan oleh tokoh Afdhal yang pertama adalah

1. Rendah Diri