Ketidakberdayaan Akibat Konflik Psikologis yang dialami Tokoh Utama

sambutan baik dari sahabat-sahabatnya, bahkan mereka mengucilkannya. Padahal Nidah Kirani hanya sebentar diungsikan, tetapi sahabat-sahabatnya telah berubah dan membenci Nidah Kirani. Akibat dari pengucilan itu Nidah Kirani mengalami kekecewaan. Akibat itu muncul ketika Nidah Kirani mengalami Avoidance- Avoidance Conflict. Akibat serupa dialami Nidah Kirani pada saat Nidah Kirani bertemu lagi dengan Daarul. Daarul tiba-tiba datang dan ingin mengajak Nidah Kirani untuk bermain ke rumah kontarakannya dan Nidah Kirani menolaknya karena ia tidak ingin Daarul melukainya hatinya lagi. Tetapi ternyata penolakan Nidah Kirani membuat Daarul semakin menjauh dari Nidah Kirani. Sejak pertemuan itu, Daarul pergi meninggalkan Nidah Kirani karena kesalahpahaman. Nidah Kirani berusaha mencari Daarul ke kontrakannya, tetapi hasilnya nihil, Daarul tidak ada di kontrakana. Nidah Kirani menjadi sangat kecewa dengan Daarul. Kekecewaan itu muncul pada saat Nidah Kirani mengalami Approach-Avoidance Conflict.

4.4.3 Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan adalah sikap yang tidak berdaya, pasif, dan patah hati. Ketidakberdayaan ini membawa individu tersebut merenungi dirinya sendiri dan akhirnya mengucilkan diri. Ketidakberdayaan dialami Nidah Kirani pada saat ia ingin menjalani kehidupan sufi dengan berpuasa setiap hari dan hanya makan roti serta susu. Ia jarang mengkonsumsi nasi dan daging. Ia hanya makan roti tawar dicampur mesis, blueband, dan susu. Sebagai manusia yang sehat, sebenarnya ia ingin merasakan makanan yang enak dan bergizi seperti nasi, sayur, dan daging. Akan tetapi keinginan itu ia pendam karena ingin menjalani kehidupan sufi yang tidak hanya mengandalkan nafsu badaniah saja. Nidah Kirani merasa tidak berdaya untuk menolak keadaan tersebut karena baginya kehidupan sufi lebih baik untuk dijalankan. Ketidakberdayaan itu Nidah Kirani rasakan pada saat ia mengalami konflik psikologis yang tergolong ke dalam Approach-Approach Conflict. Ketidakberdayaan Nidah Kirani rasakan pada saat ia mengalami Approach-Avoidance Conflict. Konflik itu muncul pada saat Nidah Kirani mendapatkan teror ketika ia sedang semangat-semangatnya berdakwah di kampung tempat kelahirannya. Nidah Kirani merasa bahaya telah mengelilinginya. Warga kampung menganggap ajaran yang disampaikan Nidah Kirani adalah ajaran sesat. Nidah Kirani tidak berdaya dengan kecaman dan teror dari warga kampung tersebut, sehingga ia rela di ungsikan oleh petinggi-petinggi jemaah sampai keadaan aman kembali. Nidah Kirani akhirnya menyerah dan berendah diri karena ajarannya tidak diterima di kampungnya. Ketika sindikasi gerakan Nidah Kirani ikut terbongkat di rumah salah satu pengikutnya, Nidah Kirani tidak bisa berbuat apa- apa. Bahkan Nidah Kirani dituduh telah merusak otak anak-anak kampung untuk menjadikan mereka pemberontak. Nidah Kirani yang dulunya gigih memperjuangkan tegaknya Daulah Islamiyah kini harus kalah dan menyerah. Ia tidak berdaya atas semua yang terjadi pada dirinya. Ketidakberdayaan yang akhirnya dialami Nidah Kirani. Karena ketidakberdayaan tersebut, Nidah Kirani menjadi orang yang lemah dan menarik diri dari lingkungnnya. Akibat tersebut Nidah Kirani alami ketika terjadi Multiple Approach-Avoidance Conflict. Ketidakberdayaan juga Nidah Kirani rasakan ketika ia di ancam oleh Didi. Didi mengancam akan membongkar semua rahasia Nidah Kirani di hadapan kedua orang tuanya jika Nidah Kirani tidak mau menikah dengannya. Nidah Kirani tidak berdaya dengan ancaman Didi sehingga ia mau ketika diajak ke kontrakannya Didi. Namun Nidah Kirani juga tidak berdaya ketika Didi menyekap dan mencekiknya. Nidah Kirani hanya bisa meronta agar Didi mau melapaskan cekikannya. Ketidakberdayaan itu Nidah Kirani rasakan pada saat ia mengalami Approach-Avoidance Conflict.

4.4.4 Kemarahan