PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM Alanin Aminotransferase (ALT) TIKUS JANTAN Sprague Dawley YANG DIINDUKSI ETANOL 50%

(1)

ABSTRACT

EFFECT OF THE BLACK CUMIN EXTRACT (Nigella sativa) IN THE ACTIVITY OF ENZYMES Alanine Aminotransferase(ALT) IN MALE

Sprague dawley RATS WITH ETHANOL 50%-INDUCED

By

GHINA YONA NURMUFTHI

Black cumin (Nigella sativa) has content active main, thymoquinone, which reported can prevent damage hepar in rats with mechanism as antioxidant and antiinflamation. Alcohol can cause damage on cell hepar. Damage of the hepar can be known by measuring the activity of enzymes Alanine Aminotransferase (ALT). The aim of this research is to know the effect of the

black cumin extract (Nigella sativa) in the activity of enzymes Alanine Aminotransferase(ALT) in male Sprague dawley rats with ethanol 50%-induced.

This research used post test only control group design with 30 Sprague dawley rats as sample were randomly divided into 3 groups: a control group (K1), a group was induced ethanol 50% peroral (K2) and a group was given black cumin extract (Nigella sativa) 450 mg/Kg/day peroral 2 hours before ethanol 50%-induced peroral (K3). All treatments were given once a day for period 10 days. Data tested by Kruskal wallis.

The result showed that the increasing in the activity of enzymes Alanine Aminotransferase (ALT) were statistically reduced with treatment of the black cumin extract (Nigella sativa) than group with only ethanol 50%-induced peroral (p=0,027).

Conclusion of this research is the black cumin extract (Nigella sativa) has effect to reduce in the increasing of the activity of enzymes Alanine Aminotransferase (ALT) in male Sprague dawley rats with ethanol 50 %-induced for 10 days.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM Alanin Aminotransferase (ALT) TIKUS

JANTAN Sprague Dawley YANG DIINDUKSI ETANOL 50%

Oleh

GHINA YONA NURMUFTHI

Jintan hitam (Nigella sativa) memiliki kandungan aktif utama, thymoquinone, yang dilaporkan dapat mencegah kerusakan hepar pada tikus putih melalui mekanisme sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada sel hepar. Kerusakan hepar dapat diketahui dengan mengukur jumlah aktivitas enzim Alanin Aminotransferase (ALT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa)terhadap aktivitas enzim ALT tikus jantan Sprague dawley yang diinduksi etanol 50%.

Penelitian ini menggunakan post test only control group design dengan sampel 30 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi acak menjadi 3 kelompok yakni kelompok kontrol (K1), kelompok yang hanya diinduksi etanol 50% peroral (K2) dan kelompok yang diberi ekstrak Nigella sativa 450 mg/Kg BB/hari peroral 2 jam sebelum diinduksi etanol 50% peroral (K3). Perlakuan dilakukan 1 kali sehari selama 10 hari. Data diuji dengan Kruskal wallis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas enzim Alanin Aminotransferase (ALT) secara statistik berkurang dengan pemberian ekstrak

Nigella sativa dibandingkan kelompok yang hanya diinduksi etanol 50% (p=0,027).

Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) memberikan pengaruh dalam mengurangi peningkatan jumlah aktivitas enzim ALT tikus jantan Sprague dawley yang diinduksi etanol 50% selama 10 hari.


(3)

A. Latar Belakang

Penggunaan tumbuhan, baik sebagai obat, bahan makanan, bumbu, telah dikenal sejak zaman dahulu. Bahkan penemuan terbaru di Pakistan membuktikan bahwa penggunaan tumbuhan telah berlangsung selama 5000 tahun (Wiryowidagdo, 2007). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa obat tradisional dapat mengobati kondisi infeksi kronis dan infeksi yang lain. Di beberapa negara Asia dan Afrika, 80% penduduk bergantung pada obat tradisional untuk perawatan kesehatan primer. Di banyak negara maju, 70%-80% dari populasi telah menggunakan beberapa bentuk pengobatan alternatif atau komplementer (WHO, 2008). Pada saat ini muncul satu lagi ekstrak tanaman yang dipercaya oleh masyarakat dapat meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal berbagai agen penyakit yaitu jintan hitam. Ekstrak jintan hitam merupakan salah satu rempah-rempah yang digunakan sebagai suplemen (Rahmi, 2011).

Jintan hitam (Nigella sativa) telah digunakan di banyak negara Timur Tengah untuk pengobatan alami selama lebih dari 2000 tahun (Arifiyah, 2007). Tanaman ini telah dibuktikan secara empiris maupun secara medis


(4)

2 oleh para peneliti Timur Tengah, Afrika, Eropa, bahkan Amerika Serikat (Yulianti and Junaedi, 2006). Data hasil penelitian menunjukkan kandungan aktif utama jintan hitam adalahthymoquinone(30±48%),p-cymene(7±15%),

carvacrol(6±12%),4-terpineol(2±7%),t-anethole(1±4%) dansesquiterpene longifolene(1±8%) (Burits and Bucar, 2000).

Thymoquinone, kandungan aktif utama dariNigella sativa, dilaporkan dapat mencegah kerusakan hepar pada tikus putih melalui mekanisme sebagai antioksidan dan antiinflamasi (Alsaif, 2007). Thymoquinone, carvacrol, t-anetholedan4-terpineolmemiliki aktivitas penyapu radikal bebas pada test dengandiphenylpicrylhydrazyl. Keempat komponen ini mempunyai aktivitas antioksidan melalui donor hidrogen ke radikal bebas (Burits and Bucar, 2000).

Organ hepar memiliki kapasitas yang tinggi dalam mengikat bahan kimia sehingga bahan kimia lebih banyak terkonsentrasi pada organ hepar jika dibandingkan dengan organ lainnya (Mukono, 2005). Hati berpotensi mengalami kerusakan akibat beragam bahan kimia terapeutik atau lingkungan. Cedera dapat terjadi akibat toksisitas langsung, terjadi melalui konversi suatu xenobiotik menjadi toksin aktif oleh hati, atau ditimbulkan oleh mekanisme imunologik (Robinset al, 2007).

Kerusakan atau gangguan fungsi hepar dapat diketahui melalui salah satu cara yakni dengan mengukur jumlah enzim transaminase yaitu Aspartat


(5)

Aminotransferase(AST),Alanin Aminotransferase(ALT) (Kanget al, 2008). AST-ALT merupakan dua enzim transaminase yang dihasilkan oleh sel-sel hepar (Panjaitanet al, 2007). Adanya kerusakan pada sel hepar dapat dilihat dari enzim AST dan ALT yang ada dalam sel hepar yang keluar dan masuk ke dalam peredaran darah sehingga aktivitas kedua enzim ini jumlahnya akan meningkat pada serum (Hanimet al, 1998). Menurut Stockham dan Scoot (2008), enzim ALT merupakan indikator terbaik dalam melihat kerusakan hati. ALT merupakan enzim yang utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis destruksi hepatoselular (Kee, 2003).

Alkohol merupakan salah satu diantara zat yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel hepar. Penyalahgunaan alkohol menyebabkan 100.000 hingga 200.000 kematian per tahun dan penyebab kematian kelima tersering di Amerika Serikat (Robins et al, 2007). Penyalahgunaan alkohol inipun telah menjadi masalah pada hampir setiap negara di seluruh dunia. Pada saat ini terdapat kecenderungan penurunan angka pecandu alkohol di negara-negara maju namun angka pecandu alkohol ini justru meningkat pada negara-negara berkembang. WHO memperkirakan saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang (WHO, 2005). Penggunaan alkohol dapat menyebabkan penyakit hati alkoholik diantaranya;steatosishati (perlemakan hati), hepatitis kronis dan siroris hati (Robinset al, 2007).

Etanol merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Cohen (2003), metabolisme alkohol secara


(6)

4 langsung maupun tidak langsung menyebabkan stress oksidatif sebagai hasil dari ketidakseimbangan antara proses prooksidan dan antioksidan. Efek etanol secara langsung menyebabkan perkembangan stress oksidatif yang berhubungan dengan beberapa radikal bebas misalnya hidroksil dan Reaktif Oksigen Spesies (ROS). Berdasarkan penelitian Anggraeni (2011),

pemberian etanol 50% secara oral selama 10 hari pada tikus putih dengan dosis 10ml/kg BB dapat menginduksi kerusakan pada hepar tikus tersebut.

Hal ini memicu penulis untuk melakukan penelitian mengenai efek ekstrak jintan hitam sebagai hepatoprotektor, terhadap kerusakan hati tikus jantanSprague dawleyyang diinduksi etanol 50%. Kerusakan hati ini dapat dideteksi dari peningkatan aktivitas enzimAlanin Aminotransferase(ALT) di dalam serum. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian jintan hitam (Nigella sativa) terhadap aktivitas enzim ALT tikus jantanSprague dawleyyang diinduksi etanol 50%.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya

DGDODK ´ASDNDK terdapat pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) terhadap aktivitas enzim ALT tikus jantan Sprague dawleyyang


(7)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) terhadap aktivitas enzim ALT tikus jantanSprague dawleyselama diinduksi oleh etanol 50%.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman kelimuan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di jenjang perkuliahan.

b. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dipublikasikan sehingga dapat memberikan sumbangan informasi bagi ilmu pengetahuan di bidang kedokteran.

c. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai efek hepatoprotektor ekstrak jintan hitam terhadap kerusakan hati khususnya yang diakibatkan oleh etanol.

d. Memberikan informasi kepada praktisi kesehatan bahwa jintan hitam dapat menjadi salah satu alternatif suplemen pencegah kerusakan jaringan khususnya pada organ hati akibat etanol atau senyawa hepatotoksik.

E. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Teori

Pemberian etanol secara oral akan diabsorbsi dengan cepat dari lambung dan usus halus ke dalam aliran darah dan terdistribusi ke dalam cairan tubuh total (Fleminget al, 2007). Lebih dari 90% etanol


(8)

6 yang digunakan dioksidasi di dalam hati, sebagian besar sisanya di keluarkan lewat paru-paru dan urin (Masters, 2002). Etanol merangsang aktivitas enzim yang disebut sitokrom P450, yang berkontribusi pada produksi ROS (Defeng, 2001). Selain itu, metabolisme etanol oleh Alkohol Dehidrogenase (ADH) akan menghasilkan asetaldehid yang merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa jaringan atau sel (Zakhari, 2006). Asetaldehida akan berikatan dengan beberapa protein/ asam amino yang akan meningkatkan respon antibodi dan akan menurunkan glutation. Penurunan dari glutation akan meningkatkan peroksidasi sehingga produksi ROS yang meningkat dan penurunan glutation akan memperparah keusakan hati (Lieber, 2000). Adanya gangguan fungsi hepar dapat diketahui melalui salah satu cara yakni dengan mengukur aktivitas enzim transaminase yaitu enzimAlanin Aminotransferaseatau ALT (Kanget al, 2008)

Nigella sativa mempunyai kandungan aktif utama adalah

thymoquinone(30±48%), p-cymene(7±15%), carvacrol(6±12%), 4-terpineol(2±7%),t-anethole(1±4%) dansesquiterpene longifolene(1± 8%) (Morettiet al, 2004). Komponenthymoquinonedapat melakukan aktivitas antioksidan melalui donor hidrogen ke radikal bebas untuk mencegah terjadinya peroksidasi lipid (Burits and Bucar, 2000). Sehingga, Nigella sativaatau jintan hitam dapat berperan sebagai antioksidan dengan mencegah peroksidasi lipid pada sel hepatosit (Mansouret al, 2002).


(9)

Keterangan:

:Menghambat

Gambar 1.Kerangka Teori

2. Kerangka Konsep


(10)

8

F. Hipotesis

Hipotesis dalan penelitian ini adalah:

Pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) memberikan pengaruh terhadap aktivitas ALT tikus jantanSprague dawleyyang diinduksi oleh etanol 50%.


(11)

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jintan Hitam (Nigella sativa)

1) Sejarah Tumbuhan

Tanaman jintan hitam telah digunakan sebagai pengobatan herbal selama lebih dari 2000 tahun (Hawsawiet al, 2001). Bijinya merupakan bagian tumbuhan ini yang digunakan untuk pengobatan. Biji Nigella sativa memiliki peran medis dan telah diaplikasikan dalam sistem pengobatan herbal tradisional di Arab dan Yunani. Akhir-akhir ini, biji

Nigella sativadilaporkan telah menunjukkan efek farmakologis yang meliputi antihelmintik, anticestoda, antibakterial, antifungi, antiviral, antioksidan dan memiliki aktivitas antiinflamasi (Abdulelah and Abidin, 2007).

2) Morfologi Tanaman Jintan Hitam

Tanaman jintan hitam merupakan jenis tanaman rempah yang tergolong dalam familyRanunculaceae. Jintan hitam atau yang dikenal dengan nama black cumin (Nigella sativa)merupakan tanaman asli Eropa Selatan dan banyak ditemukan di India. Tanaman ini ditumbuhkan


(13)

di berbagai daerah di dunia, khususnya di negara-negara Timur Tengah (Hutapea, 1994).

Tabel 1. Klasifikasi jintan hitam (Hutapea, 1994) :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Division : Spermatophyta

Subdivision : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Ranunculales

Family : Ranunculaceae Genus : Nigella

Species : Nigella sativa


(14)

Ekologi dan penyebaran tanaman ini tumbuh mulai dari daerah Levant (Mediterania) ke arah timur Samudra Indonesia sebagai gulma semusim dengan keanekaragaman yang kecil. Tanaman jintan hitam merupakan tanaman semak dengan ketinggian lebih kurang 30 cm. Budidaya perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji. Batang jintan hitam berwarna hijau kemerahan, tegak, lunak, beralur, berusuk dan berbulu kasar, rapat atau jarang, dan disertai dengan adanya bulu-bulu yang berkelenjar. Daunnya berbentuk daun lanset garis (lonjong), panjang 1.5-2 cm. Daunnya tunggal dengan ujung dan pangkal yang runcing, tepi beringgit dan berwarna hijau. Akar tanaman ini termasuk akar tunggang dan berwarna coklat. (Hutapea, 1994).


(15)

Tanaman ini memiliki bunga majemuk dan berbentuk karang. Benang sari jintan hitam jumlahnya banyak. Buah jintan hitam seperti polong, bulat panjang, dan coklat kehitaman. Bijinya kecil, bulat, hitam, jorong bersusut tiga tidak beraturan, sedikit berbentuk kerucut, panjang 3 mm, dan berkelenjar (Hutapea, 1994).

Gambar 5. Biji Jintan Hitam (Dokumentasi pribadi: Ghina, 2012)

3) Kandungan Bahan Aktif Jintan Hitam

Biji dan daun jintan hitam mengandung protein, alkaloid, mineral (kalsium, besi, kalium), polifenol, asam lemak tak jenuh, vitamin B, asam folat, saponin dan polifenol. Kandungan biji jintan hitam antara lain: thymoquinone, thymohydroquinone, dithymoquinone, thymol, carvacrol, nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-oxidedanalpha-hedrin

(Hutapea, 1994). Dari penelitian yang telah lalu, diketahui bahwa komponen utama dari biji N. sativa adalah thymoquinone, thymohydroquinone, thymol, carvacrol, nigellicine, nigellimine,


(16)

13

nigellimine-N-oxide, nigellidine,danalpha hedrin(Al Jabreet al, 2003). Data hasil penelitian juga menunjukkan kandungan aktif utamanya adalahthymoquinone(30±48%),p-cymene(7±15%),carvacrol(6±12%),

4-terpineol(2±7%),t-anethole(1±4%) dansesquiterpene longifolene(1± 8%) (Burits and Bucar, 2000).

4) Manfaat Jintan Hitam(Nigella sativa)dalam Penelitian

Jintan hitam umumnya digunakan di Timur Tengah sebagai obat tradisional untuk memperbaiki berbagai kondisi kesehatan manusia (Al-Salehet al.2006). Biji jintan hitam berkhasiat sebagai antihelmintik. Biji jintan hitam juga berguna sebagai pelancar ASI, peluruh gas dalam saluran pencernaan, pencegah muntah, pencahar, pengelat dan pengobatan pasca persalinan (Hutapea, 1994). Menurut Achyad dan Rasyidah (2000), kandungan biji jintan hitam antara lain minyak atsiri, minyak lemak, melantin (saponin), zat pahit nigelin, nigelon, dan timoquinon. Minyak atsiri pada umumnya bersifat anti bakteri, anti peradangan, dan dapat menghangatkan perut. Minyak biji jintan hitam (Nigella sativa)mengandung sejumlah bahan kimiawi yang mempunyai aktivitas sebagai anti alergi, anti asma, anti inflamasi, anti prostaglandin dan anti histamin (Subiyanto and Diding, 2008).

Thymoquinoneyang terdapat dalam biji N. sativa ini memiliki fungsi proteksi melawan nefrotoksisitas dan hepatotoksisitas. Selain itu juga mempunyai aktivitas antiinflamasi, analgesik, antipiretik, antimikroba, dan antineoplastik. Sedangkan manfaat dari minyak biji


(17)

jintan hitam antara lain adalah menurunkan tekanan darah dan meningkatkan respirasi (Ali and Blunden, 2003)

Thymoquinone, carvacrol, t-anetholedan 4-terpineolmemiliki aktivitas penyapu radikal bebas pada test dengan diphenylpicrylhydrazyl. Keempat komponen ini melakukan aktivitas antioksidan melalui donor hidrogen ke radikal bebas (Burits and Bucar, 2000). Dari hasil penelitian pula, Susilowati (2009), diketahui bahwa pemberian jintan hitam berpotensi sebagai hepatoprotektor dari kerusakan yang disebabkan karena aktivitas oksidan CCl4 dengan dibuktikan jintan hitam mampu meningkatkan kadar enzim GOT dan GPT hepar mencit yang terpapar CCl4. Selain itu, berdasarkan penelitian penelitian Mustafaet al(2004), dosis pemberian ekstrak jintan hitam 1 ml/Kgbb secara oral pada tikus wistar yang diinduksi CCl4 secara intraperitoneal dapat menurunkan aktivitas enzim pada kerusakan hepar.

B. Etanol

Etanol adalah senyawa psikoaktif yang terdapat pada minuman beralkohol (Rukkumani et al, 2004). Etanol merupakan salah satu dari sekelompok campuran kimia organik dengan sebuah hydrogen yang melekat pada karbon digantikan oleh sebuah hidroksil (OH) (Steadman, 2005).


(18)

15

Gambar 6.Struktur kimia etanol (CH3CH2OH)

1. Absorbsi dan Distribusi etanol

Etanol adalah suatu molekul kecil, larut dalam air, dan diserap sempurna dari saluran pencernaan (Masters, 2002). Etanol yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan diabsorbsi melalui mukosa mulut dan epitel gastrointestinal dan sebagian besar (80%) diabsorbsi di usus halus, lalu sisanya diabsorbsi di kolon. Kecepatan absorbsi tergantung pada takaran dan konsentrasi etanol dalam minuman yang mengisi lambung dan usus. Bila konsentrasi optimal etanol diminum dan dimasukkan dalam lambung yang kosong maka kadar puncak dalam darah telah dapat dideteksi pada 30-90 menit sesudahnya (Zakhari, 2006).

Etanol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh serta cairan jaringan asetelah diabsorbsi. Sekitar 90-98% etanol yang diabsorbsi dalam tubuh akan mengalami oksidasi, sedangkan 2-10% nya diekskresikan tanpa mengalami perubahan. Pengekskresiannya baik melalui paru-paru maupun ginjal serta sebagian kecil melalui keringat, air ludah, empedu dan air mata (Darmono, 2007). Etanol


(19)

mudah berdifusi dan distribusinya dalam jaringan sesuai dengan kadar air jaringan tersebut. Semakin hidrofil jaringan semakin tinggi kadar alkoholnya (Zakhari, 2006).

2. Metabolisme Etanol

Etanol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses biokimia. Etanol yang dikomsumsi 90% akan dimetabolisme di hati (Darmono, 2007). Metabolisme alkohol melibatkan 3 jalur, yaitu jalur sitosol, jalur peroksisom dan jalur mikrosom.

a. Jalur Sitosol/Lintasan Alkohol Dehidrogenase.

Jalur enzimalkoholdehirogenase(ADH) terletak dalam sitosol. ADH merupakan enzim yang mengatalisasi perubahan etanol menjadi hidrogen dan asetaldehid. Selanjutnya asetaldehid akan akan diuraikan menjadi asam asetat. Kemudian asam asetat akan terurai lebih lanjut menjadi CO2 dan H2O (Darmono, 2007).

b. Jalur Peroksisom/Sistem Katalase

Melalui enzim katalase yang terdapat dalam peroksisom (peroxysome) hidrogen yang dihasilkan dari metabolisme alkohol dapat mengubah keadaan redoks, dan pada pemakaian alkohol yang lama dapat mengecil. Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat, yang menyebabkan bertambahnya jaringan kolagen (Zakhari, 2006).


(20)

17

c. Jalur Mikrosom

Jalur ini juga sering disebut dengan sistem SOEM (Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom). yang terletak dalam retikulum endoplasma. Sistem ini bekerja dengan pertolongan 3 komponen mikrosom (sitokrom P-450, reduktase dan lesitin), sehingga etanol akan diuraikan menjadi asetaldehida (Zakhari, 2006).

Pada sistem ini terdapat dua fase, yakni:

1). Pada fase I akan terbentuk hasil reaksi asetaldehida yang merupakan radikal bebas hidroksil bersifat reaktif dan dapat bereaksi dengan protein, asam nukleat, lipid serta molekul lainnya untuk merusak jaringan. (Murrayet al, 2006). 2). Pada fase II terjadi proses konjugasi dengan antioksidan

glutathionyang terdapat dalam hepar. Namun pada pemberian etanol secara toksik, asetaldehida akan menyebabkan glutation terdeplesi sehingga asetildehida tidak dapat dirubah menjadi asam asetat. Maka, asetildehida yang reaktif akan tertumpuk dal sel hepar (Murrayet al, 2006). Produksi radikal bebas yang meningkat dan penurunan glutation akan memperparah kerusakan hati (Lieber, 2000).


(21)

Gambar 7. Metabolisme alkohol

Sumber: Zakhari, 2006 dalam National Institute in Alcohol Abuse and Alcoholism(NIAAA).

Etanol dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan salah satu dari penyebab kerusakan hati (Kanget al, 2008). Stres oksidatif merupakan gangguan keseimbangan antara oksidan dan antioksidan yang dapat menimbulkan kerusakan sel (Murrayet al, 2006).

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang tidak stabil yang dikarenakan struktur atom atau molekulnya sehingga berusaha berpasangan dengan elektron, atom bahkan molekul untuk mencapai keadaan stabil. Lipid merupakan komponen penting pada membran sel


(22)

19 maka kerusakan pada lipid pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan sel. Selanjutnya kerusakan oksidatif ditandai dengan degredasi total pada lipid tersebut (Defeng, 2001).

Radikal bebas juga bisa bereaksi dengan nukleotida sehingga menyebabkan perubahan yang bermakna pada komponen biologi sel. Bila radikal bebas merusak sel maka akan terjadi perubahan aktivitas enzim. Radikal bebas dapat merusak sel dengan cara merusak membran sel tersebut. Kerusakan pada membran sel ini dapat terjadi dengan cara:

• Radikal bebas berikatan secara kovalen dengan enzim dan/atau reseptor yang berada di membran sel, sehingga merubah aktivitas komponen-komponen yang terdapat pada membran sel tersebut (Defeng, 2001).

• Radikal bebas berikatan secara kovalen dengan komponen membran sel, sehingga merubah struktur membran dan mengakibatkan perubahan fungsi membran dan/atau mengubah karakter membran menjadi seperti antigen (Defeng, 2001).

Radikal bebas menginisiasi peroksidasi lipid secara langsung terhadap asam lemak dinding sel. Peroksidasi ini akan mempengaruhi fluiditas membran serta struktur dan fungsi membran (Defeng, 2001).


(23)

C. Hati

Hati adalah organ penting yang memiliki fungsi mengatur kekonstanan interior tubuh manusia. Hati juga merupakan kelenjar tubuh yang paling besar. Hati merupakan fungsi yang sangat penting dan kompleks. Hati penting untuk mempertahankan tubuh dan berperan pada hampir setiap metabolisme tubuh. Kerusakan total/ pembuangan hati dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 10 jam (Gips, 1995).

Secara garis besar, fungsi hati dapat digolongkan menjadi lima besar, yaitu detoksifikasi, sekresi, penyimpanan cadangan makanan, hematologis, proteksi, dan juga berperan dalam proses metabolisme biomolekul (karbohirat, lipid, asam amino dan bilirubin) (Kaplan and Pesce, 1998). Pada metabolisme tubuh, hati berperan dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid yang dikirim oleh vena porta setelah diabsorbsi dari usus. Hati dapat menyintesis lebih dari 1000 protein plasma, seperti albumin dan globulin dari asam amino esensial dan non esensial (Stockham and Scott, 2008). Sebagai Haematologis, organ hati berfungsi mengatur keseimbangan cairan elektrolit, dan mengatur volume darah dan bersifat sebagai spons/filter karena semua makanan dan substansi yang telah diserap oleh usus halus akan dialirkan ke hati melalui sistem portal. Fungsi hati lainnya adalah detoksifikasi toksin dan radikal bebas, yaitu melalui reaksi konjugasi dengan beberapa senyawa yang dihasilkan di dalam hati, sepertiglutation, asam glukoronat, glisin, dan asetat(Dalimarta, 2005).


(24)

21 Hati merupakan organ yang paling sering mengalami kerusakan karena pertama, hati menerima lebih dari 80% suplai darah dari vena porta. Vena tersebut membawa zat-zat toksik dari tumbuhan, fungi, bakteri, logam mineral, dan zat-zat kimia lain. yang diserap di usus ke darah portal untuk ditransportasikan ke hati. Kedua, hati menghasilkan enzim-enzim biotransformasi untuk berbagai macam zat eksogen dan endogen untuk dieliminasi di dalam tubuh. Proses ini mungkin juga mengaktifkan beberapa zat menjadi bentuk lebih toksik dan dapat menyebabkan terjadinya perlukaan hati sepertikarbon tetraklorida(Jeon, 2003). Sel hati mengandung berbagai enzim, yang meliputi enzimalanin aminotransferase(ALT), enzimaspartat aminotransferase(AST),alkalin fospatase (ALP), gamaglutamil transpeptidase (GGT), laktat dehidrogenasedan bilirubin (Ganong, 2002).

D. Enzim ALT

Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya terdapat di dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan dan penguraian enzim. Beberapa diantara enzim tersebut dapat dijadikan sebagai parameter kerusakan hati (Ganong, 2002). Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan ke dalam aliran darah sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu diagnostik penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan untuk diagnosis kerusakan hati adalah ALT dan AST (Ratnaningsih, 2003).


(25)

Enzim ALT merupakan enzim yang terdapat pada sitosol hati dan terlibat dalamglukoneogenesis, meningkatnya aktivitas enzim ALT dalam darah terutama disebabkan oleh kerusakan sel hati dan sel otot rangka. Kerusakan diawali dengan perubahan permeabilitas membran yang diikuti dengan kematian sel. Enzim ini berperan dalam mengkatalisis pemindahan gugus amino dari alaninkeasam α-ketoglutaratmembentuk asam

glutamat dan asam piruvat (Kaplan and Pesce, 1998). Menurut Stockham dan Scoot (2008), enzim ALT merupakan indikator terbaik dalam melihat kerusakan hati. Pada gangguan sel hati yang ringan maka enzim sitoplasma akan merembes ke dalam serum terutama enzim ALT. Oleh karena itu, aktivitas enzim ALT bersifat khas dan spesifik terhadap kerusakan sel hati sehingga sangat cocok sebagai tes untuk menentukan adanya gangguan fungsi hati walaupun dalam derajat ringan. Aktivitas ALT pada orang dewasa normal sekitar 5-35 IU/L, sedangkan pada tikus berkisar 24-53 IU/L (Suckowet al, 2006).

Bahan-bahan toksik dapat menyebabkan berbagai jenis kerusakan hati, diantaranya degenerasi, perlemakan hati, nekrosis hati, dan sirosis. Nekrosis hati adalah kematian sel hati. Nekrosis dapat bersifat fokal (sentral, pertengahan, dan perifer) atau masif. Pada umumnya nekrosis toksopatik hanya memerlukan waktu singkat untuk menimbulkan gejala klinis. Biasanya secara hispatologi terlihat nekrosis setempat, teratur dan tersebar di seluruh hati, akan tetapi bila racun sangat kuat maka akan terlihat gambaran nekrosis terpencar. Sirosis hati adalah suatu keadaan


(26)

23 yang menggambarkan pangerasan hati. Sirosis dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi penyebabnya belum diketahui secara pasti. Pada umumnya bahan-bahan toksik dan parasit dapat menyebabkan sirosis hati (Price, 1995).

E. Tikus Putih GalurSprague dawley

Tikus putih (Rattus novergicus) adalah hewan percobaan yang paling banyak digunakan dalam penelitian in vivo. Hewan ini memiliki keunggulan lebih mudah dipelihara dan relatif lebih peka jika diberikan perlakuan terhadap komponen dietnya (Giri, 2008).

Terdapat lima macam galur tikus putih yang biasa dipakai dalam penelitian yaituLong Evans, Osborne Mendel, Sherman, Sprague dawley

dan Wistar. Beberapa karakteristik dari tikus percobaan adalah (1) nokturnal yaitu aktif pada malam hari dan tidur pada siang hari (2) tidak dapat muntah dan (3) tidak pernah berhenti tumbuh walaupun kecepatan menurun setelah 100 hari (Smith, 1988).

Tikus Sprague-Dawley memiliki banyak karakteristik yang telah diketahui. Hewan ini merupakan hewan nokturnal yang lebih aktif pada malam hari. Penanganan terhadap tikus ini juga relatif mudah. Tikus

Sprague dawleydiketahui memiliki tingkat fertilitas yang tinggi, periode kehamilan yang pendek, dan dapat dijadikan model dari berbagai penyakit pada manusia termasuk berbagai penyakit metabolik. Tikus juga seringkali


(27)

dipakai untuk penelitian yang berhubungan dengan masa awal perkembangan tubuh, kondisi fisiologis, perilaku sosial, serta penelitian terkait seks (University Animal Care Committee, 2009).

Tabel 2. Klasifikasi tikus putih (R. norvegicus) menurut Myres and Armitage (2004).

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Sciurognathi

Famili : Muridae

Sub-Famili : Murinae

Genus : Rattus

Spesies :Rattus norvegicus

Galur/Strain :Sprague dawley

Tikus Sprague dawleybetina kurang baik digunakan untuk penelitian karena kondisi hormonal yang fluktuatif, sehingga dikhawatirkan dapat memberi respon yang berbeda saat perlakuan dan mempengaruhi hasil akhir penelitian. (University Animal Care Committee, 2009). Berat badan tikus laboratorium lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar. Biasanya pada umur empat minggu beratnya 35-40 gram dan berat dewasa rata-rata 200-250 gram (FKH UGM, 2006).


(28)

25


(29)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metodepost test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawleyberumur 3-4 bulan dengan berat 200-250 gram yang dipilih secara random dan dibagi menjadi 3 kelompok untuk digunakan sebagai penelitian.

Hewan uji dikelompokkan secara acak atas dasar perlakuan yang akan diberikan kepada masing-masing kelompok. Cara perlakuan dan pengelempokkan secara lengkap dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3. Matriks Rancangan Penelitian

Kelompok Keterangan

1 Kontrol

2 Tikus diinduksi etanol 50% 2ml/ 200gr BB

3 Tikus diberikan ekstrak jintan hitam 450 mg/Kg BB, kemudian 2 jam setelahnya diinduksi etanol 50% 2ml/200gr BB sehari sekali.


(30)

27 B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2012-Januari 2013.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pemeliharaan tikus di ruangan animal houseFakultas Kedokteran dan pemeriksaan aktivitas enzim ALT tikus di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Abdoel Muluk, Bandar Lampung.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galurSprague dawley(Rattus norvegicus) berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-250 gram yang diperoleh dari laboratorium Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).

2. Sampel

Sampel penelitian dipilih secara acak yang dibagi dalam tiga kelompok. Pada uji eksperimental ini, variabel yang diuji adalah numerik tidak berpasangan sehingga perhitungan sampel dihitung dengan rumus (Dahlan, 2009):


(31)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2012-Januari 2013.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pemeliharaan tikus di ruangan animal houseFakultas Kedokteran dan pemeriksaan aktivitas enzim ALT tikus di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Abdoel Muluk, Bandar Lampung.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galurSprague dawley(Rattus norvegicus) berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-250 gram yang diperoleh dari laboratorium Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).

2. Sampel

Sampel penelitian dipilih secara acak yang dibagi dalam tiga kelompok. Pada uji eksperimental ini, variabel yang diuji adalah numerik tidak berpasangan sehingga perhitungan sampel dihitung dengan rumus (Dahlan, 2009):


(32)

29 2. Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10 % setelah masa adaptasi

di laboratorium.

3. Mati selama perlakuan.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

Akuades, ekstrak jintan hitam, etanol 50%, tikus Sprague dawley, pakan dan minum, kloroform, dan kit ALT.

2. Alat-alat Penelitian

1) Kandang tikus (ukuran 40 cm x 30cm x 30 cm).

2) Neraca analitikMetler Toledodengan tingkat ketelitian 0,01 g. 3) Spuit 1 cc dan 3 cc

4) Sonde

5) Tabung reaksi

6) Sentrifus

7) Autoanalyzer

8) Pipet

9) Pipet kapiler (mikrohematkrit) 10) Vacunteiner tanpa EDTA 11) Tabung mikrosentrifus


(33)

E. Prosedur Penelitian

1. Prosedur Pembuatan Ekstrak Jintan Hitam

a. Cara Pembuatan Ekstrak Jintan Hitam

Proses pembuatan ekstrak jintan hitam ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Menurut Hadjazeh et al

(2007), ekstraksi dimulai dari penimbangan jintan hitam kering, kemudian dibuat serbuk dengan menggunakan blenderatau mesin penyerbuk. Serbuk jintan hitam ditambahkan etanol dengan kadar 96% sampai semua jintan hitam terendam sambil dilakukan pengadukan sesekali. Proses maserasi ini dilakukan selama 24 jam.

Pada tahap filtrasi, akan diperoleh filtrat dan residu. Filtrat yang telah terkumpul dari beberapa kali penyaringan yang filtratnya telah jernih akan diteruskan ke tahap evaporasi denganRotatory Evaporator

pada suhu 40º C sehingga akhirnya diperoleh ekstrak jintan hitam. Ekstrak yang diperoleh berupa cariran minyak, sehingga tidak diperlukan lagi proses pengenceran dengan aquades atau senyawa organik lainnya. Pemberian senyawa lain ini dikhawatirkan akan menggganggu kandungan yang ada di ekstrak jintan hitam. Kemudian ekstrak ditimbang dan dapat digunakan untuk penelitian.


(34)

31 b. Cara Perhitungan Dosis Ekstrak Jintan Hitam

Pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) sebanyak 300mg/KgBB/hari per oral, berdasarkan penelitian Hamad (2009), menunjukkan efek poten pencegahan peningkatan beberapa marker bioligik untukliver diseaseyakni ALT dan ALP pada tikus. Selain itu, pada penelitian Marwanet al (2005) dosis ekstrak jintan hitam 600 mg/kgBB juga diketahui dapat menurunkan aktivitas ALT/AST dalam serum tikus wistar yang diberi paparan asap rokok. Sehingga peneliti mengambil dosis 450mg/kg BB/hari untuk pemberian ekstrak jintan pada penelitian ini.

Penentuan dosis untuk kelompok tiga atau kelompok perlakuan ditetapkan atas rata-rata berat badan hewan uji yaitu sekitar 200 gr.

Dengan perhitungan dosis:

Sehingga dengan berat badan tikus 200 gr dibutuhkan ekstrak jintan dengan dosis 90mg untuk tiap tikus pada kelompok ketiga.

2. Prosedur Pemberian Dosis Etanol

Dosis etanol yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yakni penelitian Anggraeni (2011) yang terbukti dengan pemberian etanol 50% dengan dosis 10ml/ Kg BB selama 10 hari


(35)

memiliki efek kerusakan pada hepar tikus. Jika disesuaikan dengan berat badan tikus 200 gram maka didapatkan dosis etanol 50% adalah:

Jadi pada penelitian ini digunakan dosis ethanol 50 % sebanyak 2 ml/200gr BB tikus.

3. Persiapan Penelitian

a. Menyiapkan hewan uji sebanyak 30 ekor yang berumur 3-4 bulan dan dengan berat badan 200-250 gram.

b. Menyiapkan kandang tikus dan tempat pangan serta minum.

c. Menyiapkan ekstrak jintan hitam dan etanol 50% secara per oral untuk perlakuan hewan uji.

d. Menyiapkan alat untuk proses pengambilan darah tikus.

e. Menyiapkan kit ALTRocheuntuk menguji aktivitas ALT serum darah tikus dengan menggunakanautoanalyzer.

4. Pelaksanaan Penelitian

a. 30 ekor tikus dibagi secara acak menjadi 3 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 10 ekor.

b. Selama perlakuan tikus diberikan pakan dan minum secaraad libitum. c. Menimbang berat badan tikus.

d. Membuat persedian ekstrak jintan hitam.


(36)

33 e. Menempatkan tikus pada masing-masing kandang dengan tiap

kandang 10 ekor tikus. Tiap-tiap kelompok akan diberi perlakuan yakni:

1) Kelompok perlakuan I : hewan kontrol.

2) Kelompok perlakuan II : Kelompok tanpa pemberian ekstrak jintan hitam tapi diinduksi etanol 50% dengan dosis 2ml/200gr BB selama 10 hari.

3) Kelompok perlakuan III : Kelompok Tikus diberikan ekstrak jintan hitam 450 mg/Kg BB, kemudian 2 jam setelahnya diinduksi etanol 50% 2ml/200gr BB sehari sekali selama 10 hari.

f. Pada hari ke-11, setelah semua tikus dipuasakan, tikus dari tiap-tiap kelompok diambil darahnya.

5. Pengumpulan Data Pemeriksaan Aktivitas ALT

Pengambilan data pemeriksaan aktivitas ALT dilakukan pada hari ke-11 dengan cara sebagai berikut:

a. Masing-masing tikus dari semua kelompok dipuasakan selama 10 jam. b. Mengambil darah tikus sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan aktivitas

ALT dengan cara pengambilan darah melalui vena retroorbita tikus. c. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi

darah tanpa antikoagulan untuk mendapatkan serumnya. Kemudian di sentrifus dengan sentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm selama 10 menit.


(37)

ALT LDH

d. Serum diatas sel-sel darah yang menggumpal selanjutnya diambil dengan pipet mikro dan dimasukkan ke dalam tabung microsentrifus untuk dilakukan pemeriksaan aktivitas ALT dengan menggunakan reagen (kit)cobas (Roche).

e. Memeriksa aktivitas enzim ALT dengan menggunakan kit ALT dengan pembacaannya melaluiautoanalyzer (cobas integra 400)

dengan panjang gelombang 340 nm. Dengan prinsip :

L-Alanine + 2-oxoglutarate L- Glutamat + Piruvat Pyruvate + NADH + H L-laktat + NAD

f. Memasukkan data ke dalam tabel Prose dur


(38)

35


(39)

F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

1. Identifikasi Variabel a. Variabel Independen

Variabel independen yaitu Ekstrak jintan hitam, dengan dosis 450mg /KgBB tikus.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu aktivitas enzim ALT serum darah tikus

Sprague dawleysetelah perlakuan.

2. Definisi Operasional

Tabel 4.Definisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala Ekstrak

jintan hitam

Ekstrak jintan hitam dari hasil pengambilan zat aktif jintan hitam (Nigellasativa) menggunakan pelarut etanol yang diberikan secara oral melalui spuit oral/sonde, diberikan 2 jam sebelum pemberian etanol pada kelompok perlakuan coba.

1. Kelompok I: kontrol normal dengan pemberian aquadest. 2. Kelompok II: kontrol negatif

etanol 50% dengan dosis 2ml/200gr BB.

3. Kelompok III: pemberian ekstrak jintan 450mg/Kg BB tikus dan etanol dosis

2ml/200grBB. Spuit oral/sonde - Nomi nal Aktivitas Enzim ALT

Aktivitas enzim ALT pada serum tikusSprague dawleypercobaan setelah hari ke 11 perlakuan.

Autoanalyzer( Cobas integra 400) U/L (satuan nilai) Nume rik


(40)

37

G. Analisis Data

Data yang didapat dari hasil pengamatan akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan program statistik untuk komputer. Sebelumnya data akan diuji normalitasnya dengan menggunakan ujiShapiro-Wilkkarena jumlah sampel < 50 dengan nilai kemaknaan uji tersebut p > 0,05. Jika sesuai, maka analisis data akan diuji dengan uji parametrik ANOVA dengan nilai p < 0,05, kemudian dilanjutkan denganpos hoc testuntuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka akan diuji dengan uji Kruskal Walis.


(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Jumlah Spermatozoa Mencit yang Diinduksi Gentamisin.

0 4 75

Uji Aktivitas Inhibisi Fraksi-Fraksi Hasil Kolom Kromatografi dari Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) terhadap Enzim RNA Helikase Virus Hepatitis C

0 11 80

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ENZIM ASPARTATE AMINOTRANSFERASE (AST) SERUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL

1 34 52

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarfa) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) TIKUS PUTIH (Rattus norwegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ISONIAZID

1 12 49

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

1 5 60