LATIHANTUGASKASUS Modul Sejarah KK I GP

59  Apa sejarah lokal dapat memupuk semangat separatisme? Lembar Kerja.2. Jawablah pertanyaan berikut ini 1. Bagaimana kedudukan sejarah lokal dalam sejarah nasional? 2. Bagaimana pengintegrasian sejarah lokal dalam pembelajaran sejarah? 3. Bagaimana hambatan pengembangan sejarah lokal dalam pembelajaran? 4. Mengapa materi pembelajaran sejarah di Indonesia, cenderung pada konsep Jawa sentris? 5. Bagaimana strategi mengurangi Java Centris dalam materi sejarah di sekolah?

F. RANGKUMAN

Taufik Abdullah 1990:13-15 menguraikan tentang pengertian sejarah lokal dengan terlebih dulu menyatakan ketidaksetujuannya terhadap istilah sejarah daerah. Sebuah istilah yang di Indonesia mendapat tempat yang sejajar dengan istilah sejarah lokal. Terkadang juga kedua istilah tersebut dipakai secara bergantian tanpa penjelasan yang tegas. Sebagai bukti bahwa istilah sejarah daerah mendapat tempat adalah digunakannnya istilah ini oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Proyek Penulisan Sejarah Daerah Tahun Anggaran 19771978. Berkait dengan hal tersebut, sejarawan Taufik Abdullah mengajukan keberatannya. Menurutnya kata “sejarah daerah” harus ditinjau lebih sungguh-sungguh. Daerah dalam pengertian adiministratif merupakan kesatuan teritorial yang ditentukan jenjang hirarkinya. Daerah yang berada di bawah merupakan bagian dari daerah di atasnya. Sebagai contoh, kabupaten merupakan daerah di bawah yang menjadi bagian dari daerah di atasnya yang disebut dengan propinsi. Sedangkan kata “daerah” dalam pengertian politik biasanya d ipertentangkan dengan kata “pusat” yang dianggap nasional. Keberatan terhadap penggunaan istilah sejarah daerah adalah karena daerah sebagai unit administatif kerap berbeda dengan daerah dalam pengertian etnis- kultural. Sebagai contoh, “Sejarah Minangkabau” tidak identik dengan “Sejarah Sumatera Barat”. Yang disebut pertama adalah konsep etnis-kultural, sedangkan yang kedua menunjuk pada pengertian administratif. Suatu catatan penting adalah materi sejarah lokal harus pula disajikan 60 tidak dalam perspektif ilmu sejarah tetapi dalam perspektif pendidikan. Oleh karena itu keterkaitan dan penafsiran materi sejarah lokal jangan sampai menimbulkan konflik dengan kepentingan sejarah nasional dan upaya membangun rasa persatuan, perasaan kebangsaan, dan kerjasama antar daerah dalam membangun kehidupan kebangsaan yang sehat, cinta damai, toleransi, penuh dinamika, kemampuan berkompetisi dan berkomunikasi. Arah tafsiran sejarah lokal ditentukan dalam bentuk keterkaitan dengan sejarah nasional. Kehidupan individual yang bukan menjadi kepedulian utama sejarah tetapi menjadi penting bagi pendidikan sejarah diperlukan dalam membangun berbagai nilai positif pada diri peserta didik. Ruang lingkup tema sejarah juga beragam dan tidak dibatasi pada tema sejarah politik memberikan gambaran kehidupan masyarakat dan tokoh secara utuh dan bagi peserta didik sebagai sesuatu yang isomorphic dengan apa yang mereka alami sehari-hari.

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang BapakIbu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Lokal? 2. Pengalaman penting apa yang BapakIbu peroleh setelah mempelajari materi di atas? 3. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas BapakIbu disekolah?