Batasan Masalah Rumusan Masalah

memiliki nilai estetis yang tinggi dan digemari oleh para penikmatnya terkhusus para penikmat sastra. Dalam roman tidak hanya menceritakan tentang kehidupan pribadi tokohnya saja, namun mengisahkan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politiknya pula. Oleh karena itu pembaca akan mendapatkan pengetahuan baru tentang kehidupan di suatu tempat tertentu.

B. Analisis Struktural Roman

Karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat dipahami sebagai satu kesatuan yang bulat dengan unsur pembangunnya yang saling berjalinan Pradopo via Jabrohim, 2001: 55. Oleh karena itu, Beardsley via Teeuw mengatakan bahwa untuk memahami maknanya, karya sastra harus dikaji berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya pada pembaca Jabrohim, 2001: 55. Dalam sebuah penelitian sastra kajian sruktural adalah unsur utama yang harus dikaji agar karya sastra tersebut telah terkupas secara intrinsik. Analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secara cermat, teliti, dan mendalam tantang keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Analisis struktural bukanlah penjumlahan anasir-anasirnya, tetapi yang terpenting adalah sumbangan yang diberikan oleh semua anasir pada keseluruhan makna dalam keterkaitan keterjalinannya, dan tatarannya. Teeuw, 1984: 135-136. Berkaitan dengan uraian-uraian tersebut telah jelas bahwa analisis struktural sangat penting untuk dikaji, apalagi dalam analisis sebuah roman. Hal ini berkenaan pula bahwa analisis struktural sangat berfungsi untuk mengupas sebuah cerita secara mendatail agar tidak ada kerancuan yang terjadi dalam penelitian. Analisis struktural yang dikaji adalah alur, penokohan, latar, dan tema.

1. Alur

Alur adalah sebuah urutan atau jalan cerita dalam sebuah karangan fiksi yang dihubungkan dengan sebab akibat yang saling bersangkutan Stanton via Nurgiyantoro,2013: 167. Penampilan peristiwa-peristiwa yang hanya mendasarkan diri pada urutan waktu saja belum merupakan sebuah plotalur. Oleh karena itu sebuah peristiwa haruslah diolah dan disiasati secara kreatif sehingga hasil pengolahan dan penyiasatannya menjadi sesuatu yang indah dan menarik. Untuk mempermudah dalam menentukan alur, penulis perlu membentuk kerangka cerita yang saling menghubungkan suatu cerita dengan cerita selanjutnya. Penyusunan satuan-satuan cerita tersebut disebut dengan sekuen cerita. Schmitt dan Viala 1982: 63 mengungkapakan bahwa sekuan adalah pembentuk relasi yang tak terpisahkan dalam suatu cerita, seperti pada penjelasan berikut: “Une séquence est, d’une façon générale, un segment de texte qui forme un tout cohérent autour d’un même centre d’intérêt. Une séquence narrative correspond à une série de faits représentant une étape dans l’évolution de l’action.”