Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk
memperoleh pinjaman dari kreditur akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan
atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat
bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leverage-nya akan lebih besar dari perusahaan kecil.
Dani 2003 dalam Hermawati, 2007 melakukan penelitian tentang pengaruh likuiditas, leverage dan efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas
studi kasus pada PT Modern Toolsindo Bekasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara simultan faktor likuiditas , leverage, dan efisiensi
modal kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas , sedangkan leverage yang berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap variabel profitabilitas. Ima 2007, melakukan penelitian tentang analisis pengaruh efisiensi modal
kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada industry barang konsumsi yang sudah go public di BEI periode tahun 2002-2005. Sampel yang
diteliti meliputi WCT, CR, dan DTA sebagai variabel bebas dan ROI sebagai variabel terikat. Data diperoleh melalui data sekunder dari BEI dan dianalisis
menggunakan regresi berganda. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap
profitabilitas yaitu sebesar 87,3. Secara parsial efisiensi modal kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Badjra 2013, melakukan penelitian tentang Pengaruh leverage, Pertumbuhan penjualan dan Ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada
perusahaan industri makanan dan minuman di BEI periode 2008-2013 sebagai data sekunder yang diperoleh dari situs resmi BEI dan ICMD. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, Pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas, dan Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Abas 2013, melakukan penelitian tentang pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan, studi kasus perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, rasio lancar
berpengaruh positif terhadap profitabilitas, dan rasio kecukupan kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat variabel-variabel yang digunakan memiliki arah pengaruh dan signifikansi yang berbeda-beda terhadap
profitabilitas perusahaan. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti kembali penelitian yang berjudul Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Pertumbuhan
Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Idenfikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan bagi perusahaan untuk menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam usaha meningkatkan profitabilitas perusahaan.
2. Perusahaan dalam kaitannya untuk mempertinggi profitabilitas menemui beberapa permasalahan salah satunya adalah menyangkut masalah
keseimbangan finansial. 3. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang
memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo dan bahkan mungkin terpaksa
harus dilikuidasi. 4. Jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan
perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan
memperoleh laba. 5. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri
maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya
profitabilitas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh Efisiensi Modal Kerja,
Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. . Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh Efisiensi Modal Kerja terhadap Profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2014. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus
diambil untuk kelangsungan usaha.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Investor, memberikan kontribusi pemikiran terhadap para pemakai
laporan keuangan dalam memahami bagaimana pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan terhadap profitabilitas
perusahaan. 2. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti dalam memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Profitabilitas Perusahaan khususnya pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar listing di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi Perusahaan, mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing
variabel terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus diambil untuk kelangsungan usaha.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk menyempurnakan atau perbandingan bagi penelitian
selanjutnya yang sifatnya sejenis dan ingin melakukan penelitian mengenai profitabilitas.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu. Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja
perusahaan. Dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerjanya baik dan sebaliknya. Laba perusahaan selain merupakan indikator
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Laba juga sering dibandingkan dengan kondisi keuangan lainnya, seperti penjualan,
aktiva, dan ekuitas. Perbandingan ini sering disebut rasio profitabilitas yang antara lain terdiri dari Horne dan Wachowicz, 2009 :
a. Gross profit margin
Gross profit margin atau margin laba kotor digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor perusahan yang berasal dari penjualan setiap
produknya. Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat, maka gross profit margin akan
menurut begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Formulasi dari gross profit margin adalah sebagai berikut:
Gross profit margin
=
Penjualan Bersih-Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih
Horne dan Wachowicz, 2009 b.
Net profit margin Pengukuran yang lebih spesifik dari rasio profitabilitas yang berkaitan
dengan penjualan adalah menggunakan net profit margin atau margin laba bersih. Net profit margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari
penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:
Net profit margin =
Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Bersih
Jika margin laba kotor tidak terlalu banyak berubah sepanjang beberapa tahun tetapi margin laba bersihnya menurun selama periode
waktu yang sama, maka hal tersebut mungkin disebabkan karena biaya penjualan, umum, dan administrasi yang terlalu tinggi jika dibandingkan
dengan penjualannya, atau adanya tarif pajak yang lebih tinggi. Di sisi lain, jika margin laba kotor turun, hal tersebut mungkin disebabkan karena
biaya untuk memproduksi barang meningkat jika dibandingkan dengan penjualannya Horne dan Wachowicz, 2009.