SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
1448 | Kuta, 29-30 Oktober 2015 Selain untuk memasak makanan, minyak kelapa juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
kosmetik, mentega, dan sabun. Minyak kelapa juga dapat digunakan sebagai bahan substitusi bahan bakar diesel atau yang lebih dikenal dengan sebutan biodiesel [2]. Salah satu keunggulan biodisel adalah emisi
gas buangnya lebih rendah dibandingkan bahan bakar diesel [3] . Selain itu, penggunaan minyak kelapa sudah diterapkan pada kompor tekan jenis “protos” [4]. Mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut:, bahan
bakar diubah menjadi tetesan yang halus droplet menggunakan nosel. Sebaran tetesan yang disebabkan oleh nosel tergantung dari sudut semprot spray angle yang terbentuk, jadi semakin kecil sudut semprot
maka semakin sempit penyebaran tetesannya. Besar atau kecilnya sudut semprot pada diameter lubang dan tekanan nosel yang sama tergantung dari jenis bahan bakar [5]. Variasi sudut ini akibat dari perbedaan
viskositas minyak sehingga mengurangi atomisasi. Selain itu, bentuk geometri nosel juga mempengaruhi terbentuknya sudut semprot sehingga mempengaruhi panjang api lift-off [6]
2. BAHAN DAN METODE
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak kelapa yang dibuat secara tradisional di wilayah Buleleng Bali, dimana prosentase kandungan asam lemak dapat dilihat seperti yang ditunjukkan
pada tabel 1. Sementara jenis minyak kelapa seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Tabel 1. Prosentase Kandungan Asam Lemak Minyak Kelapa Asam Lemak
Rumus Molekul
Kandungan Asam kaproat
C6H12O2 0.240
Asam kaprilat C8H16O2
4.852 Asam kaprat
C10H20O2 5.031
Asam Laurat C12H24O2
46.256 Asam Myristat
C14H28O2 20.508
Asam palmitat C16H32O2
10.706 Asam stearat
C18H36O2 3.711
Asam arachidat C20H40O2
0.051 Asam behenat
C22H44O2 0.028
Asam palmitolat C16H30O2
0.018 Asam oleat
C18H34O2 8.413
Asam linoleat C18H32O2
0.060 Asam linolenat
C18H30O2 0.107
Asam eicosatrienoat C20H34O2
0.020
Sumber : Wirawan 2013
2.2 Metode
Metode eksperimental digunakan dalam penelitian ini, dimana variabel bebasnya adalah tekanan dan temperatur pemanasan awal. Variabel terikatnya adalah sudut semprot , sedangkan diameter nosel
merupakan variabel tetap. Tahapan penelitian ini dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu : i setting alat dan ii tahap pengujian.
Setting alat Gambar 2. menunjukkan set up alat penelitian. Minyak kelapa murni dimasukkan ke dalam tabung
a. Udara diinjeksikan ke dalam tabung menggunakan kompresor, dimana besar tekanannya dapat dibaca di manometer b. Minyak bertekanan akan mengalir apabila katup c dibuka. Aliran minyak tersebut
bergerak melalui pipe line d dan dipanasi di bagian ujungnya menggunakan heater e, selanjutnya
Gambar 1. Minyak kelapa murni
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1449 mengalir menuju nosel f. Di Ujung nosel minyak keluar dan membentuk sudut tertentu, sehingga
gambarnya dapat dicapture menggunakan kamera.
Gambar 2. Set up alat penelitian
Tahap pengujian Tahap pengujian diawali dengan pemasangan manometer di tabung bahan bakar dan termokopel pada
pemanas awal preheater. Bidang yang dipanasi seluas 78.57 mm
2
dengan dimensi seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Volume bahan bakar minyak kelapa yang dimasukkan ke dalam tabung adalah sebesar
600 cc. Udara dari kompresor diinjeksikan ke dalam tabung dengan variasi tekanan 4, 5 dan 6 bar. Minyak bertekanan tersebut dipanasi menggunakan preheater pada variasi temperature 200, 210, 220, dan 230
o
C. Pada setiap perubahan variabel tekanan maupun temperatur, besarnya sudut semprot yang terbentuk di
ujung nosel di-capture menggunakan kamera. Data temperatur, tekanan dan sudut semprot dicatat untuk dilakukan analisis.
Gambar 3. Detil ukuran pipe line