2 |
Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Mete Provinsi Bali
langkah-langkah nyata untuk mewujudkan industri agro unggulan Mete Provinsi Bali yang dituangkan dalam bentuk Peta Jalan Roadmap
Pengembangan Industri Agro Unggulan Provinsi Bali yang di dalamnya menyangkut sasaran pembangunan jangka menengah dan jangka panjang serta
rencana aksi yang ditempuh untuk mewujudkan Visi Misi Pembangunan Industri Agro Unggulan Provinsi Bali.
1.2
MAKSUD ROADMAP
Penyusunan Peta Jalan Pengembangan Industri Agro Unggulan Mete Provinsi Bali ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan bagi semua
pemangku kepentingan dalam upaya pembangunan industri agro unggulan mete di Provinsi Bali secara terarah dan terencana. Peta jalan ini juga
dimaksudkan untuk memadukan kebijakan nasional dan daerah serta acuan bagi evaluasi program pembangunan industri di tingkat daerah.
1.1 TUJUAN ROADMAP
Tujuan peta jalan pengembangan industri agro unggulan mete Provinsi Bali ini adalah:
1. Memberikan gambaran secara singkat kondisi terkini mete di
Provinsi Bali 2.
Menentukan sasaran dan strategi pembangunan industri agro unggulan mete
3. Memberikan gambaran rencana aksi yang diperlukan untuk
mencapai visi misi pembangunan industri agro unggulan Provinsi Bali.
3 |
Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Mete Provinsi Bali
1.3 GAMBARAN KOMODITI METE BALI
Mete sebagai produk yang mempunyai kekhasan dalam geografis tumbuhnya, Bali termasuk 8 Provinsi produsen mete dengan produksi pertahun
mencapai 3.761 tontahunnya. Sesuai dengan data Bali dalam Angka, produksi mete bali dari tahun 2008-2014 berfluktuasi. Produksi tertinggi tercapai pada
tahun 2009 sebesar 3.966,34 ton dan terendah pada tahun 2013 sebesar 3.382,56 ton. Namun dari nilai produktivitasnya, Provinsi Bali merupakan
Provinsi kedua dengan produktivitas rata-rata mete per tahunnya mencapai
446 ton dibawah Provinsi Jawa timur. Luas areal jambu mete di Bali pada tahun
2014 tercatat 8.771 hektar dengan produksi 3.479,64 ton gelondong kering dengan sentra pengembangan di Kecamatan Kubu, Kab. Karangasem.
Table Produksi Mete Provinsi Bali
Tahun Tanaman
Muda Tanaman
Menghasilkan Tanaman
Rusak Jumlah
Total Jumlah
Produksi Jumlah
Petani
2014 304
8,370 96
8,771 3.479,64
23,040
2013 3749
8272 622
12643 3382.56
23,208
2012 3,554
8,340 698
12,592 3,735,82
23,039
2011 3,385
8,095 511
11,991 3,586,72
22,959
2010 3,031
8,441 514
11,986 3,761,27
22,956
2009 2,008
8,373 715
11,096 3.966,34
22646
2008 2,282
8,096 423
10,801 3.943,13
22826 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Bali
Mete dihasilkan oleh tanaman mete yang mempunyai karakteristik tanaman tahunan dimana buah terdapat pada ujung dahan yang tingginya
mulai dari rendah dapat dijangkau dari bawah sampai tinggi yang memerlukan alat pemanen. Meskipun pada praktiknya mete banyak dipanen dengan alat,
namun kualitas biji mete lebih baik diperoleh dari buah mete yang telah jatuh. Sehingga proses ini membutuhkan waktu yang panjang.
Kendala yang dihadapi oleh produsen mete gelondongan sangat tergantung musimcuaca. Disamping itu, mutu biji mete gelondongan juga
memberikan andil yang besar terhadap petani. Dari cuaca, kerusakan atau kegagalan pembuahan terjadi apabila pada saat pembungaan terjadi hujan lebat
beberapa hari ataupun mengalami kekeringan sehingga kegagalan pembuahan. Mutu biji mete gelondongan yang kurang bagus akan menghasilkan biji mete
yang dibawah standar. Ukuran alat pemecah biji mete bersifat tetap, tidak bisa disesuaikan dengan besar kecilnya gelondong yang dipecah. Karena itu, apabila
gelondong yang diolah memiliki kualitas bagus, maka pemecahan dapat dilakukan dengan mudah dan mengasilkan biji mete yang utuh. Sebaliknya, biji
mete kupas banyak mengalami pecah apabila ukuran mete gelondongnya kecil.
4 |
Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Mete Provinsi Bali
Karena kendala tersebut, petani cenderung menjual mete gelondong ke pengepul atau kelompok dengan mutu yang beragam. Di pengepul, sortasi mete
gelondongan dilakukan secara manual. mete dengan kualitas bagus akan dikirim ke pengepul mete yang lebih besar atau ke pengolah mete gelondong
menjadi mete kacang.
Mete gelondong yang diterima oleh kelompok usaha bersama juga terkadang diolah menjadi kacang mete kering untuk memenuhi pesanan
konsumen perorangan maupun pesanan usaha pengolah mete. Di tahapan pengolahan mete gelondong ini memerlukan waktu dan juga tenaga kerja yang
besar. Dimulai dari pengeringan mete mentah, kemudian dipecah dan pembersihan kacang pecah kulit dari kontaminasi minyakgetah. Setelah ini
harus dilakukan penjemuran atau pengovenan untuk menghilangkan kulit arinya. Biji mete yang telah bersih bisa langsung dikemas untuk dikirim ke
pemesan. Beberapa kelompok juga melakukan usaha pengolahan mete menjadi kacang mete goreng yang dijual ke pedagang pengecer.
Rangkaian aktivitas yang terjadi dalam jalur distribusi mete terbesar ada pada proses penyiapan kacang mete. Proses dari pengeringan, pengkacipan dan
pengeringan untuk menghilangkan kulit ari membutuhkan tenaga kerja yang besar karena dikerjakan manual dan biji demi biji. Nilai tambah terbesar
diperoleh dari proses ini, namun biaya yang diperlukan juga besar karena penggunaan tenaga kerja.
Adanya industri pengolahan mete dimana proses pengacipan mete gelondongan dilakukan dengan kombinasi mesin dan manual, menjadikan
produktivitas di titik ini semakin besar dan juga penambahan nilai yang diperoleh semakin besar.
Saat ini, di dua kecamatan penghasil mete utama di bali yaitu kecamatan Abang dan Kubu, terdapat 10 Subak Abian yang masing-masing sudah
mempunyai Unit Usaha Produktif UUP. Melalui UUP ini aktivitas petani mete di tingkat petani berjalan. Aktivitas on farm yang meliputi pemeliharaan serta
pemanenan, peningkatan mutu produksi mete dikordinasikan melalui UUP ini. Pemasaran hasil produksi juga diharapkan bisa berjalan melalui UUP dan juga
dengan dukungan Koperasi Usaha Perkebunan KUP. Namun demikian, UUP bukanlah satu-satunya lembaga yang berperan dalam pemasaran. UUP juga
harus bersaing dalam memperoleh produksi petani anggotanya dengan para pengepul mete gelondongan yang beroperasi di sekitarnya. Persaingan ini tidak
selamanya berlangsung sehat, dan cenderung menurunkan harga jual produk mete petani. Kemampuan permodalan UUP yang rendah serta keinginan petani
untuk memperoleh hasil penjualan saat penjualan membuat UUP seringkali tidak memerankan dirinya sebagai pusat aktivitas ekonomi petani.
Konversi kebun petani menjadi kebun organik, membawa peluang yang baik bagi perkembangan ekonomi petani. Mete organik sudah mempunyai jalur
pemasaran yang bagus sehingga pertemuan antara pembeli dan petani lebih mudah terjadi dan juga lebih mudah difasilitasi oleh dinas perkebunan. Dua
5 |
Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Mete Provinsi Bali
dampak penting dari proses konversi kebunproduk mete menjadi organik adalah
1. Harga produk organik lebih mahal dan lebih stabil bahkan jauh di atas
harga yang ditetapkan oleh pengepul tengkulak di sekitar petani. Selisih harga ini yang membuat petani semangat untuk menjual ke pengepul
yang ditunjuk oleh buyers besar dan dinas bukan ke tengkulak.
2. Perubahan perilaku petani ke pertanian organik sehingga mengarah ke
pertanian yang berkelanjutan. Kesulitan selama ini untuk mengubah perilaku petani adalah tidak adanya insentif harga akibat perubahan
perilaku. Oleh karena itu, peningkatan harga untuk produk organik memberikan dorongan yang kuat bagi dinas bahkan dari diri petani untuk
mengubah pola bertaninya menuju pola pertanian organik sesuai dengan persyaratan dalam sertifikasi organik.
Tabel Jalur Distribusi dan Aktivitasnya
Jalur distribusi Aktivitas
Nilai Rp Petani
Memanen Memisahkan biji mete dan buah
semu Mengangkut ke pengepul
Rp7000-12.000kg
Pengepul kelompok tani
Memilah biji mete Mengeringkan
Mengemas Mengkacip
Mengangkut mete ke konsumen Rp9000-16.000kg
gelondongan Rp80.000-100.000kg
Kacang mete
Pengepul luar Provinsi
Penggudangan Analisis mutu
Pengeringan Rp16.000kg
gelondongan Rp75.000-105.000kg
Kacang mete
Industri pengolah mete
Pengkacipan Pengeringan
Pengolahan Rp110.000-150.000kg
6 |
Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Mete Provinsi Bali
1.4 POHON INDUSTRI JAMBU METE