PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PERMUKIMAN KUMUH DAN DI RUMAH SUSUN

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan pada kemampuan diri sendiri, merasa puas dengan dirinya sendiri, dimana berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup. Kepercayaan diri yang terbentuk akan memberikan dampak terhadap pembentukan kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan dari seseorang sehingga dapat melahirkan suatu kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Di sisi lain, kepercayaan diri merupakan upaya seseorang untuk menghindari dampak negatif atas kelemahan yang dimilikinya.

Kepercayaan diri yang tinggi pada seseorang merupakan suatu bentuk apresiasi positif dalam menyikapi keseluruhan aktivitasnya dengan adanya kelemahan yang dimiliki. Rasa percaya diri yang dimiliki seseorang akan mendorongnya untuk menyelesaikan setiap aktivitasnya dengan baik. Demikian pula pada seorang remaja. Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Dalam masa ini terdapat berbagai macam permasalahan yang dialami para remaja.

Kepercayaan diri merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh para remaja pada umumnya. Para remaja berusaha untuk menemukan jati dirinya. Dengan kata lain, para remaja mengalami krisis identitas, mereka membutuhkan interaksi dengan orang lain dalam proses pencarian jati dirinya. Interaksi tersebut mencakup hubungan dengan teman sebaya, orang tua maupun masyarakat. Remaja dengan kepercayaan diri yang tinggi akan mampu berinteraksi dan membangun hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitar dan teman sebayanya. Sebaliknya, remaja dengan kepercayaan diri yang rendah akan cenderung merasa rendah diri dan lebih sulit dalam membangun hubungan sosial serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena remaja yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih memiliki keyakinan akan kemampuan atau potensi pribadi yang dimilikinya, sehingga mereka tidak merasa rendah diri ketika berada di dalam lingkungan dan teman-teman sebayanya.


(2)

2

Hasil penelitian Ramadhani (2008) dengan judul penelitian “Kepercayaan diri remaja yang tinggal di panti asuhan” menunjukkan bahwa sebagian subyek merasa percaya diri dan sebagian subyek lainnya merasa kurang percaya diri. Dari gambaran keseluruhan tersebut terdapat kepercayaan diri yang tertinggi pada aspek menyadari kemampuan pribadi yaitu sebesar 48 %.

Hasil penelitian Tirtaningrum (2005) dengan judul “Studi kasus rendahnya kepercayaan diri pada anak panti asuhan putri Aisiyah Malang” menunjukkan hasil bahwa penyebab yang melatarbelakangi rendahnya kepercayaan diri pada anak panti asuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah merasa dirinya buruk di mata orang lain dan kurang menyadari kemampuan pribadi yang dimilikinya. Sedangkan faktor eksternal didasari oleh penilaian negatif orang lain terhadap dirinya.

Hasil penelitian Umami (2011) dengan judul ”Identifikasi kepercayaan diri anak panti” menunjukkan hasil bahwa anak yang berada di panti asuhan cenderung memiliki krisis kepercayaan diri terhadap lawan jenis mereka dikarenakan malu dengan status mereka sebagai anak panti, sehingga mereka takut diabaikan.

Dari penelitian-penelitian terdahulu di atas dapat diketahui bahwa kepercayaan diri pada anak-anak panti asuhan cenderung rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan lingkungan tempat tinggal dan latar belakang mereka dengan anak-anak kebanyakan, yaitu di panti asuhan dan sebagai anak yatim piatu atau sebagai dhuafa. Salah satu hal yang menyebabkan seseorang menjadi kurang percaya diri adalah adanya perbedaan lingkungan. Perbedaan lingkungan yang dimaksud adalah berbedanya lingkungan tempat tinggal seseorang dengan masyarakat pada umumnya. Misalnya seseorang yang tinggal di kawasan kumuh atau di daerah pedalaman dan di daerah yang masih terdapat adat-adat kedaerahan yang masih kental cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah dibandingkan warga perkotaan pada umumnya (Hakim, 2002).

Perbedaan lingkungan tempat tinggal juga terjadi pada remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan rumah susun sederhana dengan remaja yang tinggal di perumahan elite kota atau di apartemen mewah. Para remaja yang tinggal di

perumahan dan apartemen mewah cenderung merasa lebih ”tinggi” daripada remaja


(3)

3

diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi rendah. Dari segi status sosial pun mereka juga berbeda. Para remaja yang status sosialnya lebih tinggi seringkali memandang rendah terhadap remaja atau orang lain yang status sosialnya lebih rendah darinya. Fenomena semacam ini sering terjadi di kehidupan perkotaan dimana kondisi ekonomi masyarakatnya sangat beragam. Permukiman-permukiman kumuh yang tumbuh secara liar di sela-sela daerah kawasan bisnis terlihat sangat berbanding terbalik dengan gedung-gedung mewah yang berada di sekitarnya. Kondisi lingkungan tersebut kemudian mempengaruhi proses perkembangan para anak dan remaja yang tumbuh di daerah tersebut melalui persepsi mereka terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, perbedaan kondisi lingkungan tempat tinggal akan mempengaruhi perbedaan persepsi dan juga berpengaruh terhadap perbedaan kepercayaan diri mereka. Perbedaan persepsi lingkungan antara remaja yang tinggal di perumahan elite dengan remaja yang tinggal di permukiman kumuh adalah hal yang sangat wajar. Namun, bagaimana jika yang dibandingkan adalah remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun sederhana?

Permukiman kumuh adalah suatu bangunan tempat tinggal yang seringkali dianggap tidak layak huni, dikarenakan kondisi tempat tinggal yang tidak memenuhi standar rumah sehat seperti kurangnya air bersih dan masalah sampah yang tidak terkondisikan. Berbeda dengan di rumah susun yang dibangun berdasarkan standar rumah sehat, permasalahan seperti sampah dan air bersih yang sudah lebih bisa dikondisikan dengan lebih baik, meskipun privasi para penghuninya tergolong masih sangat minim, karena mereka tinggal secara berdekatan dalam satu bangunan. Jenis rumah susun yang peneliti maksud di sini adalah rumah susun sederhana dan bukan termasuk golongan rumah susun mewah seperti apartemen, kondominium, dan flat.

Meskipun dikategorikan sebagai permukiman untuk masyarakat ekonomi rendah. Namun tetap ada perbedaan mendasar antara permukiman kumuh dan rumah susun. Kebanyakan permukiman kumuh dibangun di atas tanah milik orang lain ataupun pemerintah dan bukan tanah pribadi milik pemukim, permukiman kumuh yang dibangun di atas status tanah yang tidak jelas tersebut cenderung bersifat sebagai bangunan semi permanen, hal tersebut dikarenakan sewaktu-waktu permukiman tersebut dapat digusur oleh pihak yang berwenang. Karena tergolong


(4)

4

sebagai bangunan semi permanen, maka kehidupan para pemukim tersebut juga masih jauh dari kata sehat.

Aliran air bersih yang masih jarang, tempat pembuangan sampah yang tidak terkondisi dengan baik, dan masalah pencemaran udara yang diakibatkan oleh sampah-sampah yang menumpuk atau selokan yang tersumbat dan kotor adalah beberapa masalah yang seringkali ditemui di permukiman kumuh. Meskipun begitu, interaksi sosial para masyarakat permukiman kumuh terlihat cukup baik. Seringkali terjadi suatu pemandangan para ibu-ibu rumah tangga yang saling bercanda sambil mencuci pakaian dan peralatan dapur di sungai, atau para bapak-bapak yang berkumpul untuk menonton pertandingan sepak bola di sebuah warung kecil. Hal tersebut tentu berbeda dengan kondisi di dalam rumah susun dimana segala kebutuhan pribadi seperti mandi, mencuci, atau menonton televisi dapat dilakukan di dalam rumah masing-masing.

Namun kondisi rumah yang saling berdekatan dan tidak adanya halaman pribadi membuat ruang gerak dan privasi para penghuni rumah susun sedikit terbatasi. Selain itu, yang membedakannya dengan permukiman kumuh adalah rumah susun sengaja dibangun oleh pemerintah secara resmi untuk mengatasi masalah perumahan bagi masyarakat ekonomi rendah. Status tanah tempat berdirinya rumah susun pun sudah jelas dan dapat menjadi hak milik para penghuni rumah susun. Sehingga tidak ada lagi ancaman penggusuran oleh pihak berwenang.

Bagaimanapun kondisinya, dengan segala perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Permukiman kumuh dan rumah susun adalah tempat tinggal atau permukiman untuk masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah. Dengan kondisi lingkungan yang sedemikian rupa, seringkali para remaja atau penghuni permukiman kumuh dan rumah susun merasa malu untuk mengakui dan menceritakan dengan jujur tentang kondisi tempat tinggalnya kepada orang lain, sehingga hal ini mempengaruhi interaksi sosial mereka dengan orang lain. Namun ada juga remaja yang tidak mempedulikan kondisi lingkungan tempat tinggalnya dan tetap bisa menjalin hubungan dan melakukan interaksi sosialnya dengan orang lain dengan baik.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema kepercayaan diri remaja dengan judul “Perbedaan


(5)

5

Kepercayaan Diri Pada Remaja yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun”. Judul ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui kepercayaan diri para remaja yang tinggal di kedua lingkungan tersebut. Selain adanya perbedaan antara keadaan lingkungan di permukiman kumuh dan di rumah susun, kondisi kedua tempat tinggal tersebut juga berbeda dengan kondisi di apartemen, flat atau perumahan-perumahan elite yang seringkali terlihat di kota-kota. Perbedaan tersebut mencakup kepadatan penduduk, kondisi tempat tinggal, dan status sosial ekonominya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah terdapat perbedaan kepercayaan diri pada remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri pada remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun. Sehingga dapat diketahui adanya perbedaaan kepercayaan diri pada remaja yang tinggal di rumah susun dan di permukiman kumuh.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat dalam dunia psikologi khususnya pada psikologi sosial, psikologi pendidikan dan psikologi remaja serta penelitian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian secara empiris dan metodologis yang berkaitan dengan kepercayaan diri pada remaja.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi tentang perbedaan kepercayaan diri pada remaja yang tinggal di pemukiman kumuh dan di rumah susun.


(6)

i

PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PERMUKIMAN KUMUH DAN DI RUMAH SUSUN

SKRIPSI

Oleh:

Anisatul Maghfiroh 07810210

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(7)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Perbedaan Kepercayaan Diri pada Remaja yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun

Nama Peneliti : Anisatul Maghfiroh

No. Induk Mahasiswa : 07810210

Fakultas : Psikologi

Perguruan : Universitas Muhammadiyah Malang

Fukultas : Psikologi

Waktu Penelitian : 23 Juni dan 13-14 Juli 2012

Tanggal Ujian : 10 Agustus 2012

Malang, 6 Agustus 2012

Pembimbing I Pembimbing II


(8)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diujikan oleh dewan penguji

Pada tanggal 10 Agustus 2012.

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Hudaniah, M.Si.,Psi ( )

Anggota Penguji : Yuni Nurhamida, M.Si.,Psi ( )

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si ( )

Ari Firmanto, M.Si.,Psi ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(9)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anisatul Maghfiroh

Nim : 07810210

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

Perbedaan Kepercayaan Diri pada Remaja yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun.

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan undang undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 6 Agustus 2012

Ketua Program Studi Yang menyatakan


(10)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kepercayaan Diri pada Remaja yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Hudaniah, M.Si.,Psi dan Yuni Nurhamida, M.Si Psi selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Yudi Suharsono, M.Si.,Psi, selaku kepala program studi psikologi yang telah berkenan untuk membantu penulis dalam segala hal selama proses kelulusan, hingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi dengan tanpa hambatan. 4. Ari Firmanto, M.Si.,Psi, selaku dosen wali yang telah mendukung dan

memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 5. Para remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun di

daerah aliran sungai Brantas Muharto-Malang yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

6. Ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk apapun, do’a, kasih sayang yang tidak terbatas dan segala hal yang tidak dapat dijelaskan satu-persatu di sini. Mohon maaf apabila sampai sekarang ananda masih belum bisa membanggakan ayah dan ibu.


(11)

vi

7. Andik dan Fadhil, yang telah membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data.

8. Teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas D (Ciput, Ana, Galih, Fina, Dilla, Ririf, Ardi, Amik, dll) yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 6 Agustus 2012 Penulis


(12)

vii INTISARI

Maghfiroh, Anisatul (2012). Perbedaan Kepercayaan Diri pada Remaja yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Hudaniah, M.Si.,Psi. (2) Yuni Nurhamida, M.Si.,Psi.

Kata Kunci: kepercayaan diri, permukiman kumuh dan rumah susun

Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan pada kemampuan diri serta merasa puas dengan dirinya sendiri, sehingga dapat melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memenuhi tujuan-tujuan dalam hidupnya. Kondisi lingkungan tempat tinggal akan dipersepsi oleh individu, persepsi lingkungan yang positif dapat menghasilkan kepercayaan diri yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Permukiman kumuh dan rumah susun sederhana adalah contoh tempat tinggal yang seringkali dihuni oleh masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah atau masyarakat berpenghasilan rendah. Perbedaan mendasar antara permukiman kumuh dan rumah susun adalah status dan kondisi bangunan keduanya. Rumah susun merupakan bangunan permanen yang berdiri di atas status yang jelas, sedangkan permukiman kumuh seringkali dibangun di atas tanah yang tidak jelas kepemilikannya, kondisi bangunan rumahnya pun seringkali termasuk bangunan semi permanen dan tidak memenuhi standar rumah sehat. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Dalam tahapan ini, tingkat kepercayaan diri mereka akan berpengaruh terhadap proses perkembangan mereka ke tahap selanjutnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis memfokuskan penelitian tentang perbedaan kepercayaan diri pada remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun.

Penelitian ini berjenis kuantitatif. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik accidental sampling, dengan subyek sebanyak 80 orang terdiri dari 40 remaja dari permukiman kumuh dan 40 remaja dari rumah susun yang secara kebetulan ditemui di lingkungan tersebut dan memenuhi syarat sesuai dengan variabel penelitian. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket skala kepercayaan diri yang telah disusun sebelumnya, kepada subjek di permukiman kumuh dan di rumah susun. Setelah angket dikembalikan, jawaban para subjek kemudian dirubah dalam bentuk

t-score, untuk kemudian dianalisis menggunakan t-test untuk mengetahui adanya

perbedaan antara hasil angket dari subjek di permukiman kumuh dan di rumah susun. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebesar 0,000 antara kepercayaan diri remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan yang terdapat di antara keduanya tidak terlalu besar. Dengan mean kelompok permukiman kumuh sebesar 99,45 dan mean kelompok rumah susun sebesar 100,03. Selisih hasil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan kondisi lingkungan di antara keduanya tidak menyebabkan perbedaan kepercayaan diri yang besar kepada remaja yang tinggal di kedua lingkungan tersebut. Remaja di rumah susun lebih bisa mempersepsi


(13)

viii

lingkungan tempat tinggalnya secara positif, sehingga bisa meminimalisir stress terhadap lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap munculnya perasaan inferior atau rendah diri pada individu.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat penelitan ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan diri ... 7

1. Definisi kepercayaan diri ... 7

2. Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri ... 8

3. Ciri-Ciri Orang yang Percaya Diri ... 11

4. Aspek-aspek kepercayaan diri ... 13

5. Penyebab Rendahnya Kepercayaan Diri pada Individu ... 14

6. Pengaruh Kondisi Tempat Tinggal terhadap Kepercayaan Diri Remaja ... 17

7. Pembentukan Sikap Lingkungan ... 22

8. Kriteria Tempat Tinggal yang Bisa Menunjang Kepercayaan Diri ... 24

B. Remaja ... 26

1. Definisi Remaja ... 26

2. Ciri-Ciri Remaja ... 27

3. Perkembangan Fisik dan Psikologis pada Remaja ... 28

4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja ... 31


(14)

ix

1. Definisi Permukiman ... 32

2. Definisi Kumuh ... 33

3. Definisi Permukiman Kumuh ... 33

4. Ciri-Ciri Pemukiman Kumuh ... 35

D. Rumah Susun ... 37

1. Definisi Rumah Susun ... 37

2. Jenis-Jenis Rumah Susun ... 38

E. Perbedaan permukiman kumuh dan rumah susun ... 40

F. Kerangka Pikir ... 43

G. Hipotesis ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 44

B. Definisi Operasional ... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 45

1. Jenis Data ... 45

2. Instrument Penelitian ... 46

E. Validitas dan Reliabilitas ... 48

1. Validitas ... 48

2. Reliabilitas ... 50

F. Prosedur Penelitian ... 51

G. Analisa Data ... 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 54

B. Analisis Data ... 55

C. Pembahasan ... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(15)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor untuk jawaban pada skala likert ... 46

Tabel 2 Blue print skala kepercayaan diri sebelum Try out ... 46

Tabel 3 Blue print skala kepercayaan diri setelah Try out ... 47

Tabel 4 Penjelasan Indikator ... 48

Tabel 5 Uji Validitas Skala Kepercayaan Diri ... 49

Tabel 6 Uji Reliabilitas Item Skala Kepercayaan Diri ... 50

Tabel 7 Perhitungan T-score Remaja Yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun ... 55

Tabel 8 Hasil Analisis Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Antara Remaja yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun ... 55

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 43


(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala kepercayaan diri ... 67

Lampiran 2 Hasil skor try out subjek permukiman kumuh ... 70

Lampiran 3 Hasil skor try out subjek rumah susun ... 71

Lampiran 4 Hasil skor penelitian subjek permukiman kumuh ... 72

Lampiran 5 Hasil skor penelitian subjek rumah susun ... 73

Lampiran 6 Hasil skor T responden rumah susun ... 76

Lampiran 7 Hasil skor T responden permukiman kumuh ... 77

Lampiran 8 Hasil uji T-test kepercayaan diri pada remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun ... 78


(17)

61

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi

Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Remaja. Refika

Aditama: Bandung.

Asy’ari, Sapari Imam (1993). Sosiologi Kota dan Desa. Usaha Nasional: Surabaya Azwar, Saifuddin (2008). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hakim, Thursan (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Puspa Swara: Jakarta. Halim, DK (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Bumi Aksara: Jakarta.

Hurlock, B Elizabeth (1990). Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta. Lauster, Peter (1995). Tes Kepribadian. Gaya Media Pratama: Jakarta.

Parlindungan, A.P (1997). Komentar atas Undang-Undang Perumahan dan

Permukiman & Undang-Undang Rumah Susun. Mandar Maju: Bandung.

Monks, Dkk (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Namba, A (2003), Pendekatan Ekosistem dalam Penanggulangan Kemiskinan:

Refleksi Penanggulan Kemiskinan di Sulawesi Tengah, Jurnal Ekonomi

Rakyat. Edisi Maret 2003 diakses pada tanggal 20 Maret 2012. Dari

http://indonesiaindonesia.com/f/8680-pendekatan-ekosistem-penanggulangan-kemiskinan/

Palmer, Pat & Froehmer M.A (2003). Harga Diri Remaja. Elex Media Komputindo: Jakarta

Panudju, Bambang (1999). Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta

Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Alumni: Bandung.

Rifai, Melly (1987). Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial. Bina Aksara: Jakarta

Santrock, John W (2002). Life-Span Development (edisi kelima). Erlangga: Jakarta Sarwono, S. W (1992). Psikologi Lingkungan. Rasindo: Jakarta.

Soesilowindradini (Tanpa Tahun). Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Usaha Nasional: Surabaya.

Sueca, Ngakan Putu (2004). JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 2 NO. 2 Permukiman kumuh. Masalah atau Solusi.


(18)

62

Sugiyono (1999). Metode Penelitian (cetakan ke 17). CV Alfabeta: Bandung. Sukmana, Oman (1998). Dasar-dasar: Psikologi Lingkungan. Umm Press: Malang. Sumardi, Mulyanto & Evers, Hans- Dieter (1985). Kemiskinan dan Kebutuhan

Pokok. Rajawali: Jakarta

Winarsunu, Tulus (2007). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Umm Press: Malang.


(1)

lingkungan tempat tinggalnya secara positif, sehingga bisa meminimalisir stress terhadap lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap munculnya perasaan inferior atau rendah diri pada individu.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat penelitan ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan diri ... 7

1. Definisi kepercayaan diri ... 7

2. Proses Pembentukan Rasa Percaya Diri ... 8

3. Ciri-Ciri Orang yang Percaya Diri ... 11

4. Aspek-aspek kepercayaan diri ... 13

5. Penyebab Rendahnya Kepercayaan Diri pada Individu ... 14

6. Pengaruh Kondisi Tempat Tinggal terhadap Kepercayaan Diri Remaja ... 17

7. Pembentukan Sikap Lingkungan ... 22

8. Kriteria Tempat Tinggal yang Bisa Menunjang Kepercayaan Diri ... 24

B. Remaja ... 26

1. Definisi Remaja ... 26

2. Ciri-Ciri Remaja ... 27

3. Perkembangan Fisik dan Psikologis pada Remaja ... 28

4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja ... 31


(2)

1. Definisi Permukiman ... 32

2. Definisi Kumuh ... 33

3. Definisi Permukiman Kumuh ... 33

4. Ciri-Ciri Pemukiman Kumuh ... 35

D. Rumah Susun ... 37

1. Definisi Rumah Susun ... 37

2. Jenis-Jenis Rumah Susun ... 38

E. Perbedaan permukiman kumuh dan rumah susun ... 40

F. Kerangka Pikir ... 43

G. Hipotesis ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 44

B. Definisi Operasional ... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 45

1. Jenis Data ... 45

2. Instrument Penelitian ... 46

E. Validitas dan Reliabilitas ... 48

1. Validitas ... 48

2. Reliabilitas ... 50

F. Prosedur Penelitian ... 51

G. Analisa Data ... 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 54

B. Analisis Data ... 55

C. Pembahasan ... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor untuk jawaban pada skala likert ... 46

Tabel 2 Blue print skala kepercayaan diri sebelum Try out ... 46

Tabel 3 Blue print skala kepercayaan diri setelah Try out ... 47

Tabel 4 Penjelasan Indikator ... 48

Tabel 5 Uji Validitas Skala Kepercayaan Diri ... 49

Tabel 6 Uji Reliabilitas Item Skala Kepercayaan Diri ... 50

Tabel 7 Perhitungan T-score Remaja Yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun ... 55

Tabel 8 Hasil Analisis Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Antara Remaja yang Tinggal di Permukiman Kumuh dan di Rumah Susun ... 55

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 43


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala kepercayaan diri ... 67

Lampiran 2 Hasil skor try out subjek permukiman kumuh ... 70

Lampiran 3 Hasil skor try out subjek rumah susun ... 71

Lampiran 4 Hasil skor penelitian subjek permukiman kumuh ... 72

Lampiran 5 Hasil skor penelitian subjek rumah susun ... 73

Lampiran 6 Hasil skor T responden rumah susun ... 76

Lampiran 7 Hasil skor T responden permukiman kumuh ... 77

Lampiran 8 Hasil uji T-test kepercayaan diri pada remaja yang tinggal di permukiman kumuh dan di rumah susun ... 78


(5)

61

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi

Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Remaja. Refika

Aditama: Bandung.

Asy’ari, Sapari Imam (1993). Sosiologi Kota dan Desa. Usaha Nasional: Surabaya Azwar, Saifuddin (2008). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Hakim, Thursan (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Puspa Swara: Jakarta. Halim, DK (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Bumi Aksara: Jakarta.

Hurlock, B Elizabeth (1990). Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta. Lauster, Peter (1995). Tes Kepribadian. Gaya Media Pratama: Jakarta.

Parlindungan, A.P (1997). Komentar atas Undang-Undang Perumahan dan

Permukiman & Undang-Undang Rumah Susun. Mandar Maju: Bandung.

Monks, Dkk (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Namba, A (2003), Pendekatan Ekosistem dalam Penanggulangan Kemiskinan:

Refleksi Penanggulan Kemiskinan di Sulawesi Tengah, Jurnal Ekonomi

Rakyat. Edisi Maret 2003 diakses pada tanggal 20 Maret 2012. Dari

http://indonesiaindonesia.com/f/8680-pendekatan-ekosistem-penanggulangan-kemiskinan/

Palmer, Pat & Froehmer M.A (2003). Harga Diri Remaja. Elex Media Komputindo: Jakarta

Panudju, Bambang (1999). Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta

Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Alumni: Bandung.

Rifai, Melly (1987). Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial. Bina Aksara: Jakarta

Santrock, John W (2002). Life-Span Development (edisi kelima). Erlangga: Jakarta Sarwono, S. W (1992). Psikologi Lingkungan. Rasindo: Jakarta.

Soesilowindradini (Tanpa Tahun). Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Usaha Nasional: Surabaya.

Sueca, Ngakan Putu (2004). JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 2 NO. 2 Permukiman kumuh. Masalah atau Solusi.


(6)

62

Sugiyono (1999). Metode Penelitian (cetakan ke 17). CV Alfabeta: Bandung. Sukmana, Oman (1998). Dasar-dasar: Psikologi Lingkungan. Umm Press: Malang. Sumardi, Mulyanto & Evers, Hans- Dieter (1985). Kemiskinan dan Kebutuhan

Pokok. Rajawali: Jakarta

Winarsunu, Tulus (2007). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Umm Press: Malang.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI KOTA DAN REMAJA YANG TINGGAL DI DESA

0 38 2

PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN (STUDY KASUS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU MUHAMMADIYAH KLATEN).

0 2 21

PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN (STUDY KASUS PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU MUHAMMADIYAH KLATEN).

0 2 15

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN LOKALISASI PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN LOKALISASI DAN NON LOKALISASI.

0 2 16

DAFTAR PUSTAKA PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK YANG TINGGAL DI LINGKUNGAN LOKALISASI DAN NON LOKALISASI.

0 1 4

KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN KONSEP DIRI REMAJA BERPRESTASI YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN.

0 0 16

Perbedaan tingkat pengendalian emosi antara remaja yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota.

0 0 77

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Perbedaan Kecemasan antara Istri Anggota Polisi Yang Tinggal di Kesatrian dengan Yang Tinggal di Rumah Sendiri

1 1 41

PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DENGAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

0 0 15

Perbedaan konsep diri remaja yang tinggal di panti asuhan dan remaja yang tinggal di rumah bersama orang tua - USD Repository

0 0 93