Struktur balok menerus Aplikasi Analisis Struktur Statis Tak Tentu Dengan Metode

II-8 Tabel 2. 1 Beberapa momen ujungjepit FEM Lanjutan FEM AB Pembebanan FEM BA 2 2 2 L 2 b L Pb − 8 wL 2 128 wL 9 2 128 wL 7 2

2.6 Aplikasi Analisis Struktur Statis Tak Tentu Dengan Metode

Distribusi Momen

2.6.1 Struktur balok menerus

Contoh 1. Tentukan diagram momen lentur dan gaya lintang dari struktur balok menerus seperti pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Contoh aplikasi metode distribusi momen untuk struktur balok menerus Prosedur analisis struktur balok dengan metode distribusi momen meliputi menentukan momen ujung jepit FEM, angka kekakuan dan angka distribusi. Momen Ujung Jepit B P L a b A B w L A w L2 A L2 w L2 A L2 24 t 3 tm 20 m 10 m 10 m C B A 3EI 2EI II-9 FEM AB = + 2 20 3 12 1 × = 100 t.m berlawanan arah jarum jam FEM BA = - 2 20 3 12 1 × = 100 t.m searah jarum jam FEM BC = + 2 2 2 10 20 20 2 10 24 − × × = 90 t.m berlawanan arah jarum jam FEM CB = 0sendi Angka Kekakuan Untuk memudahkan dalam penghitungan angka kekakuan dapat dilakukan dengan cara membandingkan relative antara angka kekakuan satu batang dengan batang-batang lainnya, sehingga disebut juga angka kekakuan relative. Dalam hal ini cukup hanya menghitung angka kekakuan dari batang-batang yang bertemu pada satu titik buhul. SF BA : = SF BC = 20 EI 3 4 : 20 EI 2 3 = 20 EI 12 : 20 EI 6 = 2 : 1 Angka Distribusi DF BA = 1 2 2 + = 0.67 DF BC = 1 2 1 + = 0.33 Selanjutnya momen-momen pada tiap-tiap batang dihitung seperti disajikan dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2 Proses penghitungan metode distribusi momen Titik Buhul A B C Batang AB BA BC CB Angka Distribusi DF - 0.67 0.33 - Tahapan 1 FEM +100 -100 +90 +6.6 +3.4 Induksi +3.3 Tahapan 2 - - - - Total Akhir +103.3 -93.4 +93.4 Hasil penghitungan momen-momen ujung batang dan reaksi gaya akibat beban luar dapat digambarkan dalam diagram benda bebas free body diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6. 12 II-10 a b Gambar 2. 6 Diagram benda bebas struktur balok menerus a akibat beban luar b akibat momen ujung Reaksi gaya pada tumpuan dan momen lentur dihitung dengan cara superposisi dari Gambar 2.6a dan b. R A,V = 30 + 0.495 = 30.495 t.m R B,V = 30 – 0.495 +12 + 4.67 = 46.175 t.m R C,V = 12 – 4.67 = 7.33 t.m Kontrol resultante keseimbangan gaya arah vertikal : 30.495 + 46.175 + 7.33 – 30 x 20 – 24 = 0 Æ OK a b Gambar 2. 7 a Diagram gaya lintang b Diagram momen lentur Momen lentur positif pada bentang AB ditentukan pada jarak x dari tumpuan A dimana gaya lintangnya adalag nol, sebagai berikut : 103.3 B A B C 24 t 3 tm B A B C 93.4 93.4 12 12 30 30 0.495 0.495 4.67 4.67 30.495 29.505 16.67 7.33 - - + + A B C D E 103.3 93.4 x + + - - 73.3 51.69 II-11 SF x = R A,V – q.x = 0 Æ x = 3 495 . 30 q R V , A = = 10.165 m dari tumpuan A Maka : M x = R A,V .x – 2 x . q 2 + M AB = 30.495 x 10.165 - 2 165 . 10 3 2 × - 103.3 = +51.691 T.m Sedangkan momen lentur positif pada bentang BC titik E : ditengah bentang ditentukan sebagai berikut : M E = R B,Vkanan . 2 L + M AB = 16.67 x 10 – 93.4 = +73.3 T.m

2.6.2 Struktur balok menerus pada perletakan elastis