Struktur balok menerus pada perletakan elastis

II-11 SF x = R A,V – q.x = 0 Æ x = 3 495 . 30 q R V , A = = 10.165 m dari tumpuan A Maka : M x = R A,V .x – 2 x . q 2 + M AB = 30.495 x 10.165 - 2 165 . 10 3 2 × - 103.3 = +51.691 T.m Sedangkan momen lentur positif pada bentang BC titik E : ditengah bentang ditentukan sebagai berikut : M E = R B,Vkanan . 2 L + M AB = 16.67 x 10 – 93.4 = +73.3 T.m

2.6.2 Struktur balok menerus pada perletakan elastis

Bila suatu struktur balok dengan konstruksi seperti pada Gambar 2.8 dimana pada perletakan diujung C dapat dianalogikan bahwa balok tersebut didukung oleh perletakan elastik seperti pada Gambar 2.9. a b Gambar 2. 8 Struktur balok menerus di atas perletakan elastik Dalam hal ini letak ujung C akan dipengaruhi oleh defleksi batang DE. Bila ujung C terletak di tengah batang DE, maka angka pegas spring B A C L AB L BC P 1 P 2 B A D, E D E C L AB L BC L DE P 1 P 2 II-12 constant ddiberikan dalam persamaan 2.5a. namun, ujung C dapat pula didukung oleh suatu batang dari atas tie-rod, maka keadaan demikian ini mempunyai angka pegas seperti disajikan dalam persamaan 2.5b. t = 3 L EI 48 2.5a t = L AE 2.5b a b c Gambar 2. 9 Analogi balok di atas perletakan elastik Bila defleksi ujung C belum diketahui, maka analisis balok pada Gambar 2.9a merupakan superposisi dari dua tahap seperti pada Gambar 2.9b dan c dan diberikan dalam persamaan 2.6. Pada tahap pertama reaksi pada perletakan di C ditentukan terhadap beban luar Gambar 2.9b, selanjutnya beban luar ini tidak diperhitungkan dalam tahap kedua dimana reaksi pada tumpuan C ditentukan berdasarkan hanya akibat defleksi. R C =t. ∆ C ∆ C = n 1 ∆’ C R C =R O C + n 1 R’ C 2.6 A B C P 1 P 2 t ∆ C R C A B C P 1 P 2 R O C A B C ∆ C R’ C II-13 Dan nilai n 1 yang belum diketahui dapat dihitung sebagai berikut : t ∆ C = R O C + n 1 R’ C t n 1 ∆’ C = R O C + n 1 R’ C 2.6a n 1 R’ C - t.∆’ C + R O C = 0 n 1 = C C o C R . t R − ∆ 2.6b Maka momen akhir total adalah : M = M o + n 1 M’ 2.7 Contoh 2. Tentukan momen dan reaksi pada tumpuan dari struktur balok menerus seperti pada Gambar 2.10. E = 20 x 10 6 kNm 2 ; I = 2 x 10 -3 m 4 Tahap I: diasumsikan bahwa tidak terjadi defleksi pada ujung C dan dalam penghitungan momen ujung jepit hanya akibat beban luar. FEM BA = 2 6 10 8 1 × − = -45 kN.m FEM BC = 6 30 8 1 × + ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ × + 6 30 8 1 2 1 = +33.75 kN.m Angka kekakuan : SF BA : SF BC = 6 EI 3 : 6 EI 3 = 1 : 1 Angka distribusi : DF BA = 1 1 1 + = 0.5 DF BC = 1 1 1 + = 0.5 A B C 10 kNm 30 kN t = 5 x 10 3 kNm 6 m 3 m 3 m EI EI II-14 Tabel 2.3 Proses penghitungan metode distribusi momen Tahp I Titik Buhul A B C Batang AB BA BC CB Angka Distribusi DF - 0.5 0.5 - Tahapan 1 FEM -45 +33.75 +5.625 +5.625 - - - - Jumlah M o -39.375 +39.375 Gambar 2. 10 Diagram benda bebas Tahap-I R o C = 6 375 . 39 2 30 − = +8.4375 kN Tahap II: diasumsikan bahwa defleksi pada ujung C, ∆’ C = 1 cm = 0.01 m dan dalam penghitungan momen ujung jepit beban luar tidak dihitung lagi. FEM BC = 2 3 6 2 C 6 01 . 10 2 10 20 3 L EI 3 − × × + = + ∆ = +33.33 kN.m Tabel 2.4 Proses penghitungan metode distribusi momen Tahap II Titik Buhul A B C Batang AB BA BC CB Angka Distribusi DF - 0.5 0.5 - Tahapan 1 FEM +33.333 -16.667 -16.667 - - - - Jumlah M ’ -16.667 +16.667 Gambar 2. 11 Diagram benda bebas Tahap II R ’ C = 6 667 . 16 − = -2.778 kN A C B B 10 kNm 30 kN 39.375 39.375 36.5625 21.5625 23.4375 R o C = 8.4375 A C B B 16.667 16.667 2.778 2.778 2.778 R ’ C = 2.778 II-15 Menggunakan persamaan 2.6a diperoleh : n 1 = 778 . 2 01 . 5000 4375 . 8 − − × + = 0.16 Momen akhir total dihitung menggunakan persamaan 2.7 : M BA = M o BA + n 1 M’ BA = -39.375 + 0.16-16.667 = -42.0395 kN M BC = M o BC + n 1 M’ BC = +39.375 + 0.1616.667 = +42.0395 kN Gambar 2. 12 Diagram benda bebas Contoh-2

2.6.3 Struktur dengan penurunan pada perletakan