6
BAB II DASAR TEORI
Batuan sedimen karbonat, seperti yang kita ketahui memiliki unsur kimia CaCO
3,
dimana unsur ini hanya bisa terbentuk pada daerah laut dengan syarat- syarat seperti salinitas, suplai cahaya matahari, kekeruhan, keadalaman dan arus
air laut yang tenang dan batas zona akhir terbentuknya unsur karbonat, atau yang disebut sebagai zona CCD Carbonate Compensation Depth, karena hal ini
sangat berperan dalam pembentukan batuan sedimen karbonat.
2.1. Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau
karbonat kristalin hasil presipitasi langsung Reijers Hsu, 1986. Sementara itu, Bates Jackson, 1987 mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang
komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 . Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers Hsu, 1986 adalah
batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 , sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batugamping, namun batugamping merupakan bagian dari
kelompok batuan karbonat.
2.2. Genesa Batuan Karbonat
Batuan karbonat terbentuk melalui proses biologis, biokimia dan presipitasi anorganik larutan CaCO
3
di dalam suatu cekungan Scoffin, 1987. Menurut Pirson, 1958, batuan karbonat terbentuk pada lingkungan laut dangkal, dimana
pada lingkungan tersebut tidak terjadi pengendapan material asal daratan. Hal ini memungkinkan pertumbuhan organisme laut misalnya koral, ganggang, bryozoa,
dan sebagainya. Cangkang-cangkang dari organisme tersebut mengandung mineral aragonit yang kemudian berubah menjadi mineral kalsit. Proses
pembentukan batuan karbonat akan terus berlangsung, bila keadaan laut relatif dangkal. Hal ini dapat terjadi bila ada keseimbangan antara pertumbuhan
organisme dan penurunan dasar laut tempat terbentuknya batuan tersebut, sehingga dapat menghasilkan batuan karbonat yang tebal.
Sementara menurut Landes, 1959, selain dipengaruhi oleh lingkungan laut dangkal dan tanpa adanya pengendapan material asal daratan, pembentukan
batuan karbonat membutuhkan lingkungan pengendapan dengan syarat-syarat khusus sebagai berikut:
1. Dasar laut yang relatif datar dan stabil.
2. Kedalaman laut yang dangkal.
3. Suhu air yang relatif hangat ± 38° C.
4. Ombak yang tidak begitu besar.
5. Tidak ada arus yang besar dan kuat.
6. Kegaraman air laut sekitar 13 permil.
Gambar 2.1. Ilustrasi kondisi ideal pembentukan batuan karbonat James Bourque, 1992 dalam Rizqi Amelia Melati, 2011
Syarat-syarat kondisi yang ideal untuk pembentukan batuan karbonat antara lain sebagai berikut:
a. Jernih
Batuan karbonat dihasilkan dari sekresi organisme laut dan presipitasi dari air laut secara kimiawi. Hal ini mengandung arti bahwa pembentukan
batuan karbonat juga tergantung pada organisme. Sementara organisme laut membutuhkan kondisi laut yang jernih agar sinar matahari dapat masuk
tanpa terganggu. b.
Dangkal Dangkal disini diartikan sebagai batas sinar matahari dapat masuk ke laut.
Batas ini sering disebut zona fotik yaitu zona yang dapat ditembus oleh matahari sebagai syarat utama untuk melakukan proses fotosintesis oleh
organisme. Batas kedalaman yang harus diperhatikan adalah carbonate compensation depth CCD yaitu batas kedalaman untuk mineral karbonat
terendapkan. c.
Hangat Organisme karbonat biasanya hidup pada temperatur ± 36° C. Kondisi yang
hangat ini berhubungan dengan syarat kedalaman yang masib bisa ditembus oleh sinar matahari.
d. Salinitas
Batuan karbonat memiliki kisaran salinitas antara 22 - 40 namun terbentuk pada kisaran 25 - 35. Oleh sebab itu, lingkungan laut
merupakan kondisi dengan salinitas yang relatif tinggi sehingga batuan karbonat dapat terbentuk dengan baik.
2.3. Mineralogi Batuan Karbonat